Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGGUNAAN TEKNIK CLUSTERING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI BAHASA JERMAN SISWA KELAS X1 SMAN 1 GEDANGAN WANGI, EMILIANA; PUJOSUSANTO, ARI
LATERNE Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : LATERNE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGGUNAAN TEKNIK CLUSTERING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI BAHASA JERMAN SISWA KELAS X1 BAHASA SMAN 1 GEDANGAN Emiliana Wangi Prodi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya (emilianawangi93@yahoo.com) Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd. Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis dalam Bahasa asing merupakan keterampilan yang paling sulit dalam pembelajaran. Salah satu bentuk tulisan adalah deskripsi. Deskripsi merupakan bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya . Siswa di SMA Negeri 1 Gedangan seringkali mengalami kesulitan untuk menuangkan idenya kedalam bentuk tulisan, terutama dalam menulis karangan deskripsi. Oleh karena itu diperlukan teknik yang tepat untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satu teknik yang tepat yang dapat diterapkan adalah teknik clustering. Teknik clustering merupakan suatu cara memilah pemikiran-pemikiran yang saling berkaitan dengan menuangkannya di atas kertas dengan cepat, tanpa mempertimbangkan kebenarannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ?Bagaimana proses penggunaan teknik clustering dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi bahasa Jerman siswa kelas X1 Bahasa di SMAN 1 Gedangan?? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk ?Mendeskripsikan penggunaan teknik Clustering dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi bahasa Jerman di kelas X1 Bahasa SMA Negeri 1 Gedangan?. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 Bahasa SMA Negeri 1 Gedangan dengan jumlah 36 siswa. Data penelitian ini diperoleh dari hasil analisis observasi aktivitas siswa yang diterapkan selama tiga kali perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa teknik Clustering efektif diterapkan dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi bahasa Jerman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik clustering ini mampu: 1. Menjadikan siswa berani untuk menulis sebuah karangan deskripsi dalam bahasa Jerman. Keberanian dan antusias siswa untuk menulis dipengaruhi juga oleh bertambahnya perbendaharaan kosakata Bahasa Jerman. 2. Siswa menjadi lebih bersemangat dalam proses belajar di kelas khususnya dalam keterampilan menulis Bahasa Jerman. 3. Siswa termotivasi untuk menulis dalam Bahasa Jerman. Teknik Clustering menuntut siswa untuk bekerja secara berkelompok, sehingga setiap siswa merasa terpacu untuk memenangkan persaingan dengan mencari ide sebanyak-banyaknya dan menuliskannya keatas lembar dengan cepat. 4. Dengan demikian, teknik ini menjadikan proses pembelajaran Bahasa Jerman khususnya dalam keterampilan menulis menjadi tidak monoton dan membosankan. Berdasarkan hal diatas maka dapat disimpulkan bahwa teknik clustering dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran Bahasa jerman, terutama dalam pembelajaran menulis karangan deskripsiAUSZUG DIE ANWENDUNG DER CLUSTERINGSTECHNIK BEI DER DESKRIPTIVEN BESCHREIBUNG VON DER KLASSE X1 BAHASA SMAN 1 GEDANGAN Name : Emiliana Wangi Registernummer : 12020094209 Studien programm : Fremdsprache Fakultät : Sprache und Kunst Universität : Staatlichen Universität von Surabaya Berater : Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd. Jahr : 2018 Schlüsselwort : Clustering- Techniken, schreiben, beschreibung schreib. Die Schreibfertigkeit ist eine der Sprachfertigkeiten. Schreibfertigkeit in einer Fremdsprache ist die scwierigste Fertigkeit Sprachenlernen. Eine Art von dem Schreiben ist Beschreibung. Beschreibung ist eine Art, damit die Leser genau dieselbe Beschreibung von dem Schriftsteller. Die Schüler von SMA Negeri 1 Gedangan haben Schwierikeiten, die Ideen zu schreiben, vor allem in der schriftlichen Beschreibung. Deshalb brauchen wir die richtige Technik, um diese Schwierigkeiten zu überwinden. Eine Technik die angewandt werden kann, ist eine Clustering-Technik. Mit dieser Technik wählen die Schüler zum ertsen Mal ihre Ideen, die miteinander Beziehungen haben und dann müssen sie so schnell wie m?glich unabhängig von der Wahrheit oder Wert der Ideen auf Papier zu schreiben. Die Probleme dieser Untersuchung sind ?Wie ist der Prozess die Anwendung der Clusterings Technik bei der deskriptiven Beschreibung von der klasse X1 Bahasa SMAN 1 Gedangan?. Der Zweck dieser Untersuchung ist " die Anwendung der Clusterings Technik bei der deskriptiven Beschreibung von der klasse X1 Bahasa SMAN 1 Gedangan zu beschreiben. Diese Unterschung ist eine qualitative Untersuchung. Der Subjekt in der Unterschung ist die Schüler der Klasse X1 Bahasa SMAN 1 Gedangan. Die Zahl der Schüler sind 36. Die Unterschungsdaten sind das Resultat von der Observationsanalyse, über die Schüleraktivitäten. Nach dem Untersuchungsresultat wird gezeigt, 1. Clusteringstechnik macht dem Schülern mütig, eine schriftliche Beschreibung auf Deutsch zu schreiben. Der Mut und die Begeisterung der Schüler zum Schreiben werden auch durch den zunehmenden Wortschatz der deutschen Sprache beeinflusst. 2. Clusteringstechnik macht dem Schülern im Lernprozess im Unterricht mehr begeistert, vor allem in deutschen Schreibfähigkeiten 3. Die Schüler sind motiviert, auf Deutsch zu schreiben. Clusteringstechnik erfordert Schülern in Gruppen zu arbeiten, so dass sich jeder Schüler motiviert fühlt, dem Schülern sind also aufgeregt, so viele Ideen wie möglich zu finden und schreiben sie schnell auf das Blatt. 4. Deshalb macht diese Technik den Deutsch-Lernprozess vor allem in Schreibfertigkeiten nicht eint?nig und langweilig. Nach der obengenannten Analyse wird es zusammengefa?t, dass Clusteringstechnik kann als Alternativ zum Erlernen der deutschen Sprache angewandt werden.
ANALISIS SOAL LATIHAN KETERAMPILAN MENULIS PADA LKS BAHASA JERMAN ALMANYA 3 UNTUK SISWA KELAS XII MARISNA MARATUS SHOLIKAH, IKA; PUJOSUSANTO, ARI
LATERNE Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : LATERNE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak LKS Almanya 3 merupakan buku bahan ajar bahasa jerman untuk siswa kelas XII SMA. LKS Almanya 3 merupakan buku terbitan baru yang menggunakan kurikulum 2013. LKS Almanya 3 berisi latihan yang beragam khususnya latihan keterampilan menulis. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis dan disesuaikan dengan materi pembelajaran kurikulum 2013(revisi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian soal latihan keterampilan menulis pada LKS Almanya 3, agar dapat menunjang kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Jerman untuk kelas XII semester 1. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kesesuaian soal latihan keterampilan menulis dalam LKS Almanya 3 dengan materi kurikulum 2013(revisi) untuk siswa kelas XII SMA semester 1. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan dasar kurikulum 2013(revisi). Sumber data diperoleh dari soal keterampilan menulis dalam LKS Almanya 3 Kapitel 1 dengan tema Hobby und Freizeitbeschäftigung. Pada Kapitel 1 terdapat 16 latihan yang memuat latihan keterampilan menulis. Isi materi pada latihan tersebut disesuaikan dengan Kurikulum 2013(revisi). Isi dari masing-masing latihan dianalisis mengacu pada aspek kosakata, Redemittel, dan tata bahasa yang tertuang dalam kurikulum 2013(revisi) untuk kelas XII semester 1. Setelah dilakukan analisis, maka ditemukan 15 latihan keterampilan menulis dari total 16 latihan keterampilan menulis pada LKS Almanya 3 yang sesuai dengan kriteria pembelajaran kurikulum 2013(revisi). Latihan keterampilan menulis yang sesuai ialah latihan A, D, E, I, M, N, P, R, S, T, V, W, X, Y, dan Z. Setelah dilakukannya penelitian ini, diharapkan latihan keterampilan menulis yang sesuai dengan Kurikulum 2013(revisi) pada Almanya 3 Kapitel 1 digunakan untuk siswa kelas XII SMA. Latihan-latihan tersebut disarankan untuk digunakan dalam usaha mendukung keterampilan menulis. Kata Kunci: keterampilan menulis, latihan, Almanya 3.
MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 12 SURABAYA OKTAVIAN, CAPESTRANO; PUJOSUSANTO, ARI
LATERNE Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : LATERNE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterampilan berbicara penting untuk mempermudah berkomunikasi dengan orang lain. Apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Melalui observasi di kelas XI IPA-2 SMAN 12 Surabaya, peserta didik mampu memahami materi yang baru dipelajari, namun kebanyakan dari mereka memilih untuk diam ketika ditanya oleh pendidik maupun menyebutkan kata dan kalimat sesuai dengan materi yang dipelajari selama proses belajar mengajar berlangsung. Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakan model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berbikir untuk menyampaikan fakta, pengetahuan, menjelaskan dan mendeskripsikan maksud (pikiran, perasaan dan ide) secara lisan. Model pembelajaran example non example memberikan kebebasan berbebicara kepada peserta didik untuk menyampaikan apa yang dipikirkannya. Model pembelajaran ini juga dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari secara lebih mendalam melalui analisis terhadap gambar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses penerapan model pembelajaran example non example untuk keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI SMAN 12 Surabaya. Penerapan model pembelajaran example non example dilakukan sebanyak dua kali dengan tema Familie. Materi yang digunakan yaitu Possesivpronomen dan Präposition. Fokus penelitian ini hanya pada penerapan model pembelajaran untuk keterampilan berbicara. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif kualitatif dengan data berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.Hasil analisis menunjukkan bahwa proses penerapan model pembelajaran example non example untuk keterampilan berbicara berjalan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran example non example yang termuat di dalam RPP. Peserta didik kelas XI IPA-2 memahami materi yang dipelajari dan berani berbicara untuk menyampaikan maksud (ide, pikiran, isi hati) dari apa yang diketahui dan dipelajarinya ketika melakukan analisis terhadap gambar di dalam kelompok. Mereka menyebutkan kosa kata yang baru diketahui kepada teman-temannya dan bertanya kepada pendidik ketika tidak menemukan artinya. Selain itu, peserta didik mampu mengambil keputusan dalam memilih pendapat yang paling tepat dari berbagai pendapat yang dikemukakan untuk dijadikan sebagai hasil analisis.Kelompok yang menyampaikan hasil analisis di depan kelas mendapat tanggapan dari kelompok yang mendengarkan ketika ada kesalahan pengucapan. Kelompok yang mendengarkan akan langsung membenarkan dan sesekali bertanya untuk menguji kemampuan berpikir temannya. Berdasarkan hasil analisis yang telah disampaikan tiap kelompok, kemudian pendidik menyampaiakn materi yang dipelajari serta memberikan masukan kepada peserta didik mengenai hasil analisis mereka. Kata kunci: Model pembelajaran example non example, Keterampilan berbicara
PENGGUNAAN MEDIA INSTAGRAM UNTUK KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN SMA IMANUEL RINTJAP, MENSA; PUJOSUSANTO, ARI
LATERNE Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : LATERNE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan survey awal yang dilaksanakan di SMAN 1 Kediri, diperoleh informasi bahwa peserta didik memiliki hambatan dalam proses pembelajaran dalam keterampilan menulis bahasa Jerman. Oleh karena itu diperlukan media yang dapat memberikan motivasi pada peserta didik dalam proses pembelajaran serta dapat digunakan saat diluar jam pelajaran. Salah satu media yang tepat untuk digunakan adalah Instagram. Instagram adalah media sosial yang berbasis multimedia yang memiliki jumlah pengguna yang tinggi oleh kalangan remaja seperti peserta didik. Media tersebut memiliki beragam fitur yang mendukung untuk pembelajaran bahasa Jerman secara mandiri. Melalui materi yang diunggah dalam bentuk multimedia, peserta didik dapat fokus dan tertarik pada materi tersebut. Selain itu, Instagram mempermudah kegiatan belajar karena dapat digunakan sebagai sarana berdiskusi. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana respons peserta didik terhadap penggunaan media Instagram untuk pembelajaran menulis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan respons peserta didik terhadap media Instagram untuk pembelajaran menulis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data penelitian ini berupa hasil angket respons peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media Instagram untuk pembelajaran menulis bahasa Jerman mendapatkan respons positif dari peserta didik kelas XI, sehingga dapat disimpulkan bahwa media Instagram dapat dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran menulis bahasa Jerman. Kata kunci : Instagram, Media Pembelajaran, Respons.
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 1 DRIYOREJO DECENCY LIAN, HONESTY; PUJOSUSANTO, ARI
LATERNE Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : LATERNE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 1 DRIYOREJO Honesty D.Lian Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya hd.lian96@gmail.com Drs. Ari Pujosusanto, M. Pd Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan yang harus dikuasai dalam pembelajaran Bahasa Jerman. Demi mencapai suatu tujuan pembelajaran guru harus dapat mengatur lingkungan belajar yang ada. Salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud ialah media Flash Card. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Jerman banyak metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Dari sekian banyak metode pembelajaran tersebut ditemukanlah metode menggunakan media Flash Card yang mempermudah dan mempercepat pembelajaran. Media Flash Card dipilih karena penggunaan media ini sangat mudah dan praktis sehingga biasa dipelajari setiap saat. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah pengaruh penggunaan media Flash Card terhadap kemampuan berbicara pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Driyorejo. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh penggunaan media Flash Card terhadap kemampuan berbicara pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Driyorejo. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang diuraikan secara kuantitatif. Data penelitian ini berupa data dari media Flash Card yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media Flash Card dapat diterapkan dalam pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Jerman siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Driyorejo. Teknik pembelajaran dengan menggunakan media Flash Card memberikan pengaruh pada keterampilan berbicara pada siswa Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Driyorejo, hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan. Berdasarkan Uji normalitas diketahui bahwa uji normalitas terpenuhi baik secara normal maupun visual sehingga dapat dilakukan paired sample t test. Berdasarkan output diperoleh nilai t hitung sebesar -34,014 dengan sig 0,000. Karena nilai sig < a maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya rata-rata nilai pretest dan posttest berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media flash card mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan berbicara pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Driyorejo. Hal ini dapat di buktikan dari hasil belajar pretest dan posttest bahwa pertemuan kedua lebih baik dari pertemuan pertama. Kata kunci: Keterampilan berbicara, media pembelajaran, Flash Card
ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X SMAN 13 SURABAYA SEMESTER GENAP TRISTIANA, DESY; PUJOSUSANTO, ARI
LATERNE Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : LATERNE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X SMAN 13 SURABAYA SEMESTER GENAP Nama : Desy Tristiana NIM : 15020094021 Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jerman Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya Dosen Pembimbing : Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd. Tahun : 2019 Pada umumnya untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan pemahaman peserta didik, pendidik akan memberikan sebuah tes yang kemudian dari hasil tersebut akan memberikan sebuah gambaran yang memberikan informasi tentang sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan sebuah pembelajaran. Tes yang baik adalah tes yang dapat dipertanggung jawabkan kesahihan, kelayakan, ketafsiran, keterpercayaan, kebergunaan maupun efektivitas butir soal yang meliputi tingkat kesulitan dan daya pembeda yang baik, karena tidak semua butir soal dapat dianggap layak untuk diberikan kepada peserta didik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat kesulitan, daya beda dan distraktor alternatif jawaban dari soal UAS bahasa Jerman kelas X semester genap SMAN 13 Surabaya TP 2017/2018. Pada penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan cara menganalisis tingkat kesulitan, daya pembeda maupun distraktor pada setiap butir soal dengan menggunakan rumus IF (indeks facility) dan ID (indeks discrimination). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa dari 40 butir soal multiple choice yang telah dianalisis hanya terdapat 19 butir soal tidak memenuhi indeks tingkat kesulitan, sedangkan dalam indeks daya beda sebanyak 32 butir tidak memenuhinya. Hasil akhir dari perhitungan indeks tingkat kesulitan dan indeks daya beda hanya terdapat 8 butir soal yang dapat dinyatakan layak, dan sisa 32 butir soal lainnya dinyatakan tidak layak. Hasil analisis indeks tingkat kesulitannya terdapat 27 butir soal yang tergolong mudah, 12 butir soal tergolong sedang, dan 1 butir soal tergolong sulit. Namun dari 27 butir soal yang tergolong mudah ini, sebanyak 18 butir soal dinyatakan tidak layak karena masuk dalam kategori butir soal yang terlalu mudah sehingga menyebabkan butir soal ini tidak dapat berfungsi sebagai pembeda kelompok tinggi maupun rendah. Dan pada 1 butir soal yang tergolong sulit tersebut juga dinyatakan tidak layak dikarenakan masuk dalam kategori dalam butir soal yang terlalu sulit. Sedangkan masih terdapat 3 butir soal lagi yang dinyatakan tidak layak dikarenakan hasil indeks daya bedanya minus atau kelompok rendah menjawab lebih banyak benar daripada kelompok tinggi. Butir-butir soal tersebut dapat dipertimbangkan kembali untuk diganti sedangkan sisanya masih bisa di revisi. Kemudian pada sebaran frekuensi alternatif jawaban pengecoh atau distraktor yang disediakan dalam 40 butir soal ini, dari total 160 alternatif jawaban pengecoh hanya 65 alternatif jawaban pengecoh yang berfungsi dengan baik sedangkan 95 lainnya tidak. Kata kunci : Analisis butir soal, tingkat kesulitan, daya beda dan distraktor.
Students' Perceptions on Ice Breaking Techniques in the SchriftlicherAusdruck Course Wahyuningsih, Fahmi; Parnaningroem, Raden Roro Dyah Woroharsi; Pujosusanto, Ari; Widyastuti, Widyastuti; Az Zahro', Dzakiyyah Fathimah
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 14, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan dan Humaniora (FIPH), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/lensa.14.2.2024.355-372

Abstract

The purpose of this research was to determine students' perceptions of the applying of ice breaking in learning German language, particularly in the Schriflicher Ausdruck course in Unesa's German language education major. This course is often taught teacher-centre, causing students get bored. Ice breaking technique might lessen the boredom during the learning process, so that learning can take place efficiently and effectively, restoring students' concentration and enthusiasm for learning and getting ideas for writing in the Schriflicher Ausdruck course. The research questions in this research was how students perceive the implementation of Ice Breaking in the Schriftlicher Ausdruck course. This type of research is explanatory mixed method. The research population was 36 students in the 4th semester of the German language education study program who took the Schriftlicher Ausdruck course and was also used as a sampling. The data collection method was a questionnaire and observation worksheet of ice breaking implementation techniques. Data analysis techniques use descriptive. These results depicted that students looked more active and have high curiosity. The research results showed that as many as 9 students perceived the implementation of ice breaking very well, with a percentage of 25%, 17 students perceived in the good category, with a total percentage of 47.22%, and 10 students perceived quite well with a percentage of 27.78%.
Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter melalui Permainan Anak Tradisional pada Pendidikan Anak Usia Dini Karoso, Subianto; Tri Cahyono, Budi; Pujosusanto, Ari; Handayani, Enie Wahyuning
Journal of Practice Learning and Educational Development Vol. 5 No. 2 (2025): Journal of Practice Learning and Educational Development (JPLED)
Publisher : Global Action and Education for Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58737/jpled.v5i2.423

Abstract

This study aims to examine the role of traditional children's games in instilling cultural values and character development in early childhood. Traditional games used in Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) institutions serve as effective learning media to teach local cultural values and positive character traits. Through a literature review approach, the first step was to gather literature from various sources, such as academic databases, scientific journals, and digital libraries. The research findings show that games like congklak, petak umpet, kelereng, and engklek help children learn cultural values such as cooperation, mutual assistance, time management, and the importance of following rules. Furthermore, traditional games contribute to the development of children's character, including discipline, honesty, patience, and responsibility. Despite challenges such as a lack of understanding among teachers about traditional games and the influence of technology, this study recommends the importance of training for PAUD teachers, developing curricula that integrate traditional games, and innovating by combining technology with these games. This research offers valuable insights into the benefits of traditional games in early childhood education.
Pelatihan Pembelajaran Berbicara Bahasa Asing Melalui Rollenspiel Untuk Guru SMA Se-Kabupaten Magetan Pujosusanto, Ari; Wahyuningsih, Fahmi; Parnaningroem, Raden Roro Dyah Woroharsi; Saksono, Lutfi; Sopaheluwakan, Yovinza B; Retnantiti, Sawitri
JGEN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2025): JGEN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Agustus 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jgen.v3i4.1208

Abstract

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengimplementasikan metode Rollenspiel (bermain peran) dalam pembelajaran bahasa Jerman, khususnya keterampilan berbicara. Kegiatan pelatihan dilaksanakan sebagai bagian dari program pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Magetan, melibatkan 22 guru bahasa asing. Kegiatan pelatihan menggunakan pendekatan partisipatif melalui kegiatan pelatihan, dengan instrumen berupa angket kesanggupan guru dalam mengimplementasikan Rollenspiel. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa guru memiliki kesanggupan tinggi dalam mempraktikkan metode ini, dengan rata-rata skor indikator antara 3,9–4,6 (skala 1–5). Indikator tertinggi adalah kesanggupan memanfaatkan Rollenspiel untuk meningkatkan keberanian siswa berbicara, sedangkan indikator terendah adalah kemampuan merancang skenario peran. Secara umum, Rollenspiel dipandang bermanfaat, aplikatif, dan menyenangkan, serta dapat menjadi alternatif inovatif dalam pembelajaran bahasa asing.
PEMILIHAN KATA DALAM RUBRIK URLAUBS-/FREIZEITBEKANNTSCHAFTEN SURAT KABAR ONLINE SÜDDEUTSCHE ZEITUNG Parnaningroem, Raden Roro Dyah Woroharsi; Wahyuningsih, Fahmi; Pujosusanto, Ari
Paramasastra : Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya Vol. 9 No. 2 (2022): Vol.9 No.2 Bulan September 2022
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/paramasastra.v9n2.p112-131

Abstract

One of the abilities of living beings is to interact with each other. The medium used is language. By using language, one can get to know others through digital programs. Süddeutsche Zeitung, an online newspaper in Germany provides an introduction room that is Heirats- & Bekanntschaftsanzeigen (wedding advertisements and introductions) which has five rubrics. One of the rubrics is Urlaubs-/Freizeitbekanntschaften. This qualitative descriptive research seeks to analyze the nouns and adjectives selected by the authors of the advertisement in the rubric Urlaubs-/Freizeitbekanntschaften.  (Introduction to find people who are willing to accompany in vacation time or leisure time). This kind of rubric is interesting, because it does not yet exist in Indonesia. With the language research method, 15 data from Süddeutsche Zeitung online August 6, 2022, August 13, 2022, and August 20, 2022 were analyzed. The results showed that 50% of work/status nominas were used by ad authors to introduce themselves and more than 75% of ad authors used adjektives that were affixed to nomina in a position as sentence objects in order to get the desired acquaintance. Key Words: Word choice, Urlaubs-/Freizeitbekanntschaften, newspaper