Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pelestarian Tradisi Karuhun: Strategi Menuju Pertanian Berkelanjutan di Kampung Urug, Bogor: - Hasantie, Annisa Nurul; Fisy, Yuswikha Astafirdha; Fadili, Muhamad; Nugraha, Agung; Novianti, Vina; Purwandari, Heru
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 6 No 4 (2024): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0604.1032-1035

Abstract

Tradisi karuhun merupakan kebudayaan yang menjadi tradisi dan dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Kampung Urug. Kampung Urug berada di Desa Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Kampung Urug sebuah desa yang masih kental akan kearifan lokal serta memiliki cara bertani yang ramah terhadap alam, dan berlokasi di Bogor. Mayoritas masyarakat Kampung Urug dikategorikan sebagai petani pemilik lahan. Praktik pertanian yang dikembangkan oleh masyarakat petani di Kampung Urug menggunakan kearifan lokal dengan menjunjung tinggi tradisi adat. Tradisi ini tercermin dalam penggunaan input produksi dan strategi pengelolaan hasil panen. Tradisi karuhun mampu meminimalisir dampak negatif eksploitasi alam. Namun kini, penerapan tradisi karuhun sebagai upaya pelestariannya mulai mengalami kemunduran. Penerapan tradisi karuhun dalam sektor pertanian memerlukan partisipasi masyarakat Kampung Urug itu sendiri dengan didukung oleh stakeholder-stakeholder dalam pelaksanaannya. Berdasarkan hal tersebut maka muncul strategi kebijakan terhadap penerapan tradisi karuhun mulai dari perencanaan, monitoring dan evaluasi, hingga pembentukan Desa Adat.
Analisis Tipologi Kepemimpinan dalam Perubahan Sosial diKelompok Tani Selaras, Desa Benteng Simbolon, Jenita Tiodora Carolina; Rahmah, Noviani; Azizah, Nailah rahmah; Sharifa, Hasna Alisha; Alfrian, Taura Philipus; Purwandari, Heru; Rosidah, Wilda
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 9 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v9i1.1464

Abstract

Kepemimpinan memegang peranan penting dalam perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Tipologi kepemimpinan berpengaruh dalam dinamika perubahan relasi sosial dan struktur sosial pada kelompok masyarakat. Terdapat tiga tipologi kepemimpinan dalam perubahan sosial, yaitu orang biasa dalam sehari-harinya, orang dengan kualitas pribadi yang luar biasa, dan posisi istimewa yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pemimpin dinilai dari tipologi kepemimpinannya terhadap perubahan sosial yang terjadi pada Kelompok Tani Selaras serta mengetahui pengaruh dari perubahan sosial yang terjadi pada Kelompok Tani Selaras. Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif ini dilakukan di Desa Benteng, Ciampea, Kabupaten Bogor tepatnya pada Kelompok Tani Selaras, salah satu kelompok tani yang dimiliki oleh Desa Benteng. Data yang kami gunakan diperoleh secara sampling dengan melakukan wawancara mendalam dan pengamatan langsung di lapangan. Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena dalam perkembangan kelompok tani tanaman hias, adaptasi terhadap perubahan sosial dan kepemimpinan yang efektif menjadi elemen penting dalam mengelola dinamika anggota dan mencapai tujuan kelompok. Perubahan sosial yang terjadi berdampak besar bagi Desa Benteng, perubahan ini tentu dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan yang membawa dampak positif baik bagi anggota maupun luar anggota Kelompok Tani Selaras.
Sistem Penghidupan Petani di Kawasan Konflik Agraria (Kasus: Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen) Indri Mariska; Heru Purwandari
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 11 No 1 (2025): Vol 11 No.1
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jsn.11.1.1-23

Abstract

Agrarian conflict in Setrojenar involves various actors; military, farmers, and governments, as they have different interests of land. These varied interests cause significant problems regarding rights and access to utilizing resources among those actors. The military utilizes land for training purposes. On the other hand, farmers cultivate the land for agriculture.  This article scrutinized how farmers’ involvement in agrarian conflicts allows them to experience conditions of uncertainty in their efforts to survive, especially when the level of conflict increases. Farmer households must be able to adapt and implement survival strategies with the livelihood assets/capital (natural physical, capital, human, and financial capital, and social capital) they have. This study aims to analyze the correlation between the level of agrarian conflict and farmer households’ strategy and livelihood assets. This study applied a quantitative method supported by a qualitative method. Quantitative data were obtained using a research questionnaire and processed using Spearman’s rank, while qualitative data were collected by conducting interviews. The results of the study show that the level of agrarian conflict significantly correlates with the livelihood assets and strategies of farmer households. The uncertainty experienced by farming households is regarding the agricultural activities they carry out when the intensity of the conflict increases or when the Indonesian Army (Tentara Angkatan Darat) training activities take place.
Tambang dan Transformasi Agraria: Komparasi Perubahan Struktur Agraria antara Dua Dusun di Batujajar Fadilah, Umi Nurul; Purwandari, Heru
Tunas Agraria Vol. 8 No. 3 (2025): Tunas Agraria
Publisher : Diploma IV Pertanahan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31292/jta.v8i3.475

Abstract

Mining, as one of the major forms of large-scale land conversion, has significantly contributed to changes in agrarian structure, encompassing aspects of land ownership, control, and agricultural productivity. The presence of mining activities drives local communities to sell their dry agricultural land and overlook the potential negative impacts of mining on their wet agricultural land. This study aims to analyze the environmental transformation and the resulting changes in agrarian structure occurring in Batujajar Village. The research adopts an exploratory sequential mixed-method approach, beginning with a qualitative phase. In this phase, a comparison is made between two hamlets: Hamlet 3, which is located relatively far from mining sites, and Hamlet 5, which is closer to mining areas. The findings reveal that Hamlet 5 experiences more fluctuating changes in land ownership compared to Hamlet 3. Meanwhile, changes in land control and productivity display relatively similar patterns in both hamlets. These findings suggest that mining activities not only affect areas in close proximity to mining sites but may also influence the agrarian structure in more distant areas, albeit with varying degrees of intensity.   Pertambangan, sebagai salah satu bentuk konversi lahan berskala besar, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perubahan struktur agraria, yang mencakup aspek kepemilikan, penguasaan, hingga produktivitas lahan pertanian. Keberadaan aktivitas pertambangan mendorong sebagian masyarakat untuk menjual lahan pertanian kering dengan mengabaikan potensi dampak negatif yang ditimbulkan pertambangan terhadap lahan pertanian basah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis transformasi lingkungan serta perubahan struktur agraria yang terjadi di Desa Batujajar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah exploratory sequential mixed method, dengan mendahulukan fase kualitatif. Dalam tahap kualitatif dilakukan perbandingan antara dua dusun, yakni Dusun 3 yang relatif jauh dari lokasi pertambangan dan Dusun 5 yang berdekatan dengan areal pertambangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dusun 5 mengalami perubahan kepemilikan lahan yang lebih fluktuatif dibandingkan Dusun 3. Sementara itu, perubahan dalam aspek penguasaan dan produktivitas lahan menunjukkan pola yang relatif serupa di kedua dusun. Temuan ini mengindikasikan bahwa aktivitas pertambangan tidak hanya berdampak pada wilayah yang secara langsung berdekatan dengan areal tambang, tetapi juga dapat memengaruhi struktur agraria di wilayah yang berada pada jarak yang lebih jauh, meskipun dengan intensitas yang berbeda.