Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EFEKTIVITAS MODEL PEMECAHAN MASALAH MENGGUNAKAN MEDIA CATMAT (PMC) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS VIII MTSN CARUBAN Rokhani, Ridha; Murdjito, Murdjito; Rachmad, Basuki
JIPM Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : JIPM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan data yang diperoleh dari MTsN Caruban menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika belum memberikan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari data nilai ulangan harian terakhir siswa kelas VIII MTsN Caruban tahun pelajaran 2013/2014. Dari data tersebut, masih terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa, maka peneliti mencoba menerapkan model Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat (PMC) dan Teams Games Tournament (TGT) ditinjau dari gaya kognitif. Kedua model pembelajaran tersebut sama-sama menitikberatkan pada  aktivitas berpikir sehingga erat kaitannya dengan siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) apakah prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan model PMC lebih baik daripada model TGT, (2) apakah prestasi belajar matematika siswa FI lebih baik daripada siswa FD, (3)  apakah terdapat interaksi antara model PMC dan TGT dengan gaya kognitif FI dan FD terhadap prestasi belajar matematika siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif. Sumber data diperoleh dari sampel penelitian yaitu siswa kelas VIII E dan VIII A MTsN Caruban tahun pelajaran 2013/2014 yang diambil secara cluster random samplingdengan banyak anggota sampel 72 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan metode statistik test (Anava dua jalan sel tak sama). Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji Anava dua jalan sel tak sama, dapat disimpulkan bahwa, (1) prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan model PMC tidak lebih baik daripada model TGT, (2) prestasi belajar matematika siswa FI lebih baik daripada siswa FD, dan (3) tidak terdapat interaksi antara model PMC dan TGT dengan gaya kognitif FI dan FD terhadap prestasi belajar matematika siswa.Kata kunci : Efektivitas, PMC, TGT, Prestasi, Gaya Kognitif.
Isolasi dan Identifikasi Gen Resisten Ciprofloxacin pada Isolat Escherichia coli MDR Ciprofloxacin dari Penderita ISK di RSUDAM Provinsi Lampung Rachmad, Basuki; Saputri, Wiria; A.S, Yandi; Setiawan, Andi; Mulyono, Mulyono
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1673

Abstract

Peningkatan resistensi Escherichia coli terhadap antibiotik fluorokuinolon telah banyak dilaporkan di seluruh dunia. Sebanyak 30 isolat E.coli dari pasien ISK di RSUDAM Provinsi Lampung, ditemukan 18 isolat E.coli MDR mempunyai plasmid dan 73,3% resisten terhadap ciprofloxacin. Resistensi E.coli terhadap antibiotik fluorokuinolon (misal ciprofloxacin) umumnya disebabkan mutasi kromosom pada gen gyrA dan parC, dan adanya gen plasmid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan gen resistensi ciprofloxacin, baik yang terdapat pada DNA plasmid (Plasmid Mediated Quinolone Resistance) yaitu qnr, oqxA dan oqxB maupun pada DNA kromosom (Quinolone Resistance Determining Regions) yaitu gyrAdan parC. Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi menggunakan masing-masing kit yang sesuai. Keberadaan gen di dalam isolat dideteksi secara PCR menggunakan T100TM Thermal Cycler. Elektroforesis di dalam gel agarosa 1% dari amplikon menggunakan BIO-RADTM PowerPac. Visualisasi amplikon dengan BIO-RADTM UVITEC menghasilkan pita DNA fragmen gen qnr pada 593 bp (1 isolat), oqxA (866 bp, 2 isolat), oqxB (781 bp, 1 isolat), gyrA (191bp, 18 isolat) dan parC (264 bp, 18 isolat). Dari data tersebut dapat diusulkan bahwa resistensi terhadap ciprofloxacin diduga kuat disebabkan oleh adanya gen resistensi ciprofloxacin, baik yang berlokasi di plasmid maupun kromosom. Sekuensing DNA disarankan untuk menentukan urutan basa-basa pada pita DNA yang dihasilkan sehingga pola mutasi pada gen-gen yang berkaitan dengan MDR dapat dipecahkan.Kata Kunci : E.coli MDR ciprofloxacin, gen qnr, gyrA, oqxAB, parC.
KADAR C-REACTIVE PROTEIN (CRP), D-DIMER DAN PROCALCITONIN (PCT) SEBAGAI PARAMETER PENANDA INFLAMASI PADA PASIEN COVID DENGAN KOMORBID: REVIEW Rachmad, Basuki
Jurnal Medical Laboratory Vol. 3 No. 1 (2024): Januari: Jurnal MedLab
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v3i1.221

Abstract

Beberapa parameter penanda inflamasi akan meningkat jumlahnya didalam tubuh saat merespon adanya infeksi. Salah satu yakit infeksi yang saat ini masih banyak ditemukan kasusnya adalah COVID-19. Kadar C-reactive protein (CRP), D-dimer dan Procalcitonin (PCT) diketahui mengalami peningkatan selama pasien mengalami infeksi penyakit ini. Pasien COVID-19 dengan komorbid sering ditrmukan dalam kondisi yang mengalami keparahan serius terhadap infeksi ini. Analisa parameter penanda inflamasi khsuusnya pada pasien COVID-19 dengan komorbid sangat diperlukan sebagai prediktor prognosis dan membantu manajemen klinis, stratifikasi resiko, serta pendekatan maksimal pada pasien yang memiliki resiko kematian tinggi karena COVID-19. Tinjauan Pustaka ini ditulis berdasarkan berbagai buku, jurnal, dan artikel ilmiah yang berkaitan dengan beberapa parameter penanda inflamasi pada pasien COVID-19 dengan komorbid. Data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh, kemudian dikumpulkan dan disortir menjadi sebuah laporan berdasarkan topik yang sesuai. Penanda inflamasi CRP, D-dimer dan PCT dapat memberikan informasi tentang luaran pada pasien COVID-19 dengan komorbid. Pemilihan ketiga jenis parameter pemeriksaan ini adalah selain pemeriksaan nya tersedia hampir disemua rumah sakit rujukan pemeriksaan COVID-19, pemeriksaan nya mudah dan harga pemeriksaan juga terjangkau. Hal tersebut dapat memberikan efektivitas dari segi waktu dan biaya dalam penanganan pasien COVID-19 dengan komorbid. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penanda inflamasi CRP, D-dimer dan PCT dapat digunakan sebagai prediktor dalam melihat luaran klinis pada pasien COVID- 19 dengan komorbid.
Description of Total Vitamin D25-Oh in Toddlers and Children With Developmental Disorders Perdana Jendra Dewi, Putri; Febriyossa, Adelia; Rachmad, Basuki; Apriani, Apriani
Indonesian Health Journal Vol. 1 No. 1 (2022): Indonesian Health Journal
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/ihj.v1i1.14

Abstract

The age of children is a period in which the process of growth and development takes place. The existence of growth and development disorders in children is a serious problem for both developed and developing countries worldwide. The importance of monitoring growth and development requires adequate nutrition and nutrition, one of which is vitamin D. Vitamin D is a prohormone that plays an important role in the absorption of calcium in the intestine and helps harden bones by regulating the availability of calcium in the blood. This study aims to describe Total Vitamin D 25-OH in toddlers and children with growth and developmental disorders. The research sample was determined by purposive sampling technique based on inclusion and exclusion criteria. The research was conducted at Prodia Kramat Clinical Laboratory in March-April 2021. The D 25-OH level was checked from the patient's serum using the DiaSorin Liaison XL tool. Other variables measured to determine vitamin D status are appetite, eating frequency, nutritional adequacy, consumption of vitamin D supplements, outdoor activity, sunbathing, and genetic and environmental risk factors. Data from the examination of total vitamin D 25-OH levels and vitamin D status of the respondents were analyzed descriptively, then displayed in a table and described. The results showed that most respondents who were examined experienced stunting expected growth and development disorders by 76%, with total vitamin D 25-OH status experiencing insufficiency of 53% .
STUDY OF BIOLOGICAL ASPECTS AND MANAGEMENT OF TUNA AND SKIPJACK TUNA THAT LANDED IN THE FISHING PORT OF WEST SUMATRA Yusrizal, Yusrizal; Nurlaela, Eli; Nugraha, Erick; Kusmedy, Bongbongan; Dewi, Priyantini; Saputra, Aman; Setiawan, Hari; Suharti, Ratna; Maulita, Mira; Rachmad, Basuki; Choerudin, Hery; Muallim, Rahmat; Husen, Eddy Sugriwa; Syamsuddin, Syarif
Indonesian Fisheries Research Journal Vol 28, No 2 (2022): (December 2022)
Publisher : Jakarta Technical University of Fisheries

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ifrj.28.2.2022.%p

Abstract

Tuna and skipjack are large pelagic fish that have high economic value and have a very wide export market. The need for and the high market demand for tuna and skipjack causes the intensity of catching this fish to increase. To ensure that the potential of these fish resources remains sustainable, it is necessary to properly manage fisheries.The purpose of this study was to examine several aspects of biology, aspects of capture fisheries, aspects of utilization and management of yellow fin tuna and skipjack tuna. Data collection for yellowfin tuna was focused on one location, namely PPS Bungus, while data collection for skipjack tuna was focused on 4 location points, namely PPS Bungus, PPP Carocok Terusan, PPI Kambang and PPI Tiku. Productivity and cultivation levels of yellowfin tuna in West Sumatra have tended to decline in the past 4 years (2017-2020). Skipjack tuna in the West Sumatra region caught by boat charters was indicated to be overfishing, while skipjack tuna caught by troll showed the fish caught had not spawned yet. The productivity of skipjack tuna has fluctuated over the past 5 years (2016-2020).
ANALISIS DAYA DUKUNG KAWASAN DAN POTENSI EKOWISATA BAHARI DI PROVINSI BANTEN Rahman, Abdul; Suhernalis, Suhernalis; Aditia, Nadia Hema; Rachmad, Basuki; Syamsuddin, Awaludin
MARLIN Vol 2, No 2 (2021): (Agustus, 2021)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V2.I2.2021.121-127

Abstract

Potensi wisata di Provinsi Banten yang menarik minat wisatawan diantaranya adalah pada wisata bahari (Pantai Anyer, Tanjung Lesung, Pantai Sawarna, Pulau Peucang, dan Pulau Burung). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Daya Dukung Kawasan (DDK), Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) ekowisata bahari dan untuk menganalisis potensinya di Provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan di 4 Kabupaten dan 1 kota, dengan 11 lokasi objek wisata yang dijadikan sampel. DDK di 11 lokasi pantai tertinggi yaitu 180 orang/50 m2 panjang pantai yaitu di Pantai Sawarna (Lebak), di Pantai Pulau dua (Serang) dengan DDK 20 orang/50 m2 per hari. DDK wisata mangrove didapat dari dua lokasi yaitu PRPM Kronjo (Tangerang) dengan 72 orang/50 m2 dan Cagar Alam Pulau Dua (Serang) dengan 32 orang/50 m2  per hari. Sedangkan untuk DDK wisata snorkeling yang tertinggi yaitu; Spot Ciapus 8 orang/50 m2, dan terendah di Pulau Badul 3 orang/50 m2 per hari. Pantai Pulau Peucang (Uj. Kulon) memiliki nilai IKW tertinggi yaitu 96.67% dan yang terendah di Pantai Pulau Cangkir (Tangerang) yaitu 55.6%, Kategori rekreasi mangrove terdapat di dua lokasi yaitu; ekowisata mangrove PRPM Kronjo dengan nilai IKW 55.55% dan ekowisata mangrove Cagar Alam Pulau Dua dengan nilai IKW tertinggi 81.25%. Kategori rekreasi snorkeling tertinggi yaitu; Spot Legon Sumino dengan Nilai IKW 91.23% dan terendah di Pulau Badul dengan Nilai IKW 80.7%.
Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus Pada Tombol Elevator / Lift di Gedung Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Atma Jaya Jakarta Rachmad, Basuki; Apriani, Apriani; Afiyah, Ida
JURNAL KESEHATAN TERAPAN Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan Terapan
Publisher : LPPM Universitas Kader Bangsa Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.164 KB) | DOI: 10.54816/jk.v9i1.395

Abstract

Staphylococcus aureus is one of the most common pathogens that cause infection in humans. S. aureus is a Gram-positive bacterium in the form of cocci, immobile, non-sporing, facultative anaerobic and can grow in air containing only hydrogen. This study aims to isolate and identify S. aureus bacteria on the elevator button at the FKIK Atma Jaya building, Jakarta. This study used a descriptive method, which was carried out on 28 samples of elevator buttons from 3 elevators in 3 FKIK Atma Jaya Jakarta buildings by swab the surface of the elevator buttons 2 times in the morning and evening, tested macroscopically, microscopically and biochemically. In BA medium, bacterial colonies were round, gray in color, and there was hemolysis, followed by MSA, Gram, catalase, coagulase and mannitol tests which showed positive results. Of the 28 samples, positive results were obtained for S.aureus only on the 5th floor of the Damianus building in the afternoon. The discovery of S. aureus bacteria was suspected because the mobilization in the Damianus building was quite high compared to other buildings. This research can be used as a reference for future researchers, that further research is needed to identify other pathogenic bacteria on elevator buttons. Keywords: Staphylococcus aureus, pathogens bacteria, elevator buttons
Evaluasi Habitat Peneluran Penyu Pada Tiga Kawasan Konservasi Penyu Di Sumatera Barat Pasokawati, Farah Deshan; Jabbar, Meuthia Aula; Ruchimat, Toni; Rachmad, Basuki; Ilham, Yuwanda; Yendri, Yendri
Jurnal Kelautan Vol 18, No 3: Desember (2025)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v18i3.32395

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik habitat pendaratan dan keberhasilan penetasan telur penyu di tiga kawasan konservasi penyu di Sumatera Barat, yaitu Pulau Pandan, Pulau Karabak Ketek, dan Ampiang Parak. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan berbeda pada masing-masing lokasi, menyesuaikan kondisi ekologi dan akses lapangan. Pengamatan primer dilakukan di Pulau Pandan karena aktivitas pendaratan penyu masih terjadi dan lokasi dapat dijangkau selama penelitian. Sementara itu, pengumpulan data primer tidak dapat dilakukan di Pulau Karabak Ketek akibat kondisi gelombang tinggi, dan di Ampiang Parak tidak ditemukan penyu yang mendarat karena abrasi yang menyebabkan kemiringan pantai menjadi curam. Oleh karena itu, data pada kedua lokasi tersebut diperoleh melalui data sekunder dari laporan monitoring pengelola kawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pulau Pandan memiliki tujuh sarang aktif (satu sarang alami dan enam semi-alami), sedangkan informasi dari Karabak Ketek dan Ampiang Parak diperoleh melalui monitoring tahunan pengelola. Variasi keberhasilan penetasan di Pulau Pandan (11-98%) berasal dari sarang bulan Januari-Desember 2024, sedangkan nilai 54-99% pada Karabak Ketek dan 73-100% pada Ampiang Parak merupakan rekapitulasi sarang semi-alami yang dikelola sepanjang tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pulau Pandan masih memiliki habitat yang sesuai untuk peneluran, sementara dua lokasi lain menunjukkan penurunan fungsi habitat akibat abrasi dan gelombang tinggi. Penelitian ini merupakan evaluasi komparatif terbaru yang memadukan data primer dan monitoring tahunan untuk melihat pergeseran fungsi habitat penyu di Sumatera Barat.Kata Kunci: habitat peneluran, konservasi, penyu lautABSTRACTThe study aims to evaluate sea turtle nesting habitat characteristics and hatching success in three conservation areas in West Sumatera: Pandan Island, Karabak Ketek, and Ampiang Parak. Data collection methods differed among locations based on ecological conditions and field accessibility. Primary observations were conducted on Pandan Island, where active nesting was still occurring and field access was feasible. In contrast, primary data collection could not be conducted on Karabak Ketek Island due to high wave conditions, and no nesting activity was observed at Ampiang Parak due to coastal abrasion that caused steep beach slopes. Therefore, data from Karabak Ketek and Ampiang Parak were obtained from secondary monitoring records maintained by conservation staff. The findings show that Pulau Pandan recorded seven active nests (one natural nest and six semi-natural nests), while information from Karabak Ketek and Ampiang Parak was sourced from annual monitoring records. The variation in hatching success on Pandan Island (11-98%) represents nest outcomes recorded from January to December 2024, whereas the 54-99% range in Karabak Ketek and the 73-100% range in Ampiang Parak reflect semi-natural hatchery results managed throughout the monitoring year. Overall, the analysis indicates that Pandan Island still maintains suitable ecological conditions for natural nesting, while the other two locations have experienced a decline in habitat function due to abrasion and high wave exposure. This study presents the most recent comparative evaluations integrating primary field observations with annual monitoring data to identify shifts in sea turtle nesting habitat functionality in West Sumatera.Keywords: nesting habitat, conservation, sea turtle