Claim Missing Document
Check
Articles

IRON CONTENT, HARDNESS AND ACCEPTABILITY OF BISCUITS FROM COMPOSITE CASSAVA AND WHEAT FLOURS SUBSTITUTED WITH GREEN SPINACH FLOUR Rauf, Rusdin; Nurdiana, Nurdiana; Sarbini, Dwi
Jurnal Kesehatan Vol 11, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v11i1.6998

Abstract

The main cause of the high prevalence of iron deficiency anemia of children in Indonesia is the low intake of iron. Green spinach flour as a source of iron can be used as a substitution material in the manufacture of biscuits. The purpose of the study was to evaluate the effect of green spinach flour substitution on iron, hardness and acceptance levels of biscuits from composite cassava flour and wheat flour. The research was conducted by substituting the green spinach flour with various levels of 0%, 2.5%, 5% and 7.5%. The biscuits were then tested for the iron using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), hardness using texture analyzer and acceptability. The results indicated that there was a substitution effect of green spinach flour to iron and acceptability of biscuits, whereas, there was no effect on the hardness. The higher the substitution of green spinach flour, the higher the iron level of the biscuit. The highest iron level was displayed by biscuit with the substitution of 7.5%, which was 89.82mg/kg. The hardness of biscuits was not affected by the substitution of green spinach flour. The range of biscuit hardness levels was between 2592.16g - 3985.83g. Biscuit with 5% substitution of green spinach flour gave the highest acceptability. The iron requirement of Indonesian school-age children (7-9 years) can be fulfilled by consuming biscuits (5% green spinach flour) as much as 14 grams or equivalent to 3 pieces of biscuit for a day.
Tingkat Kekerasan dan Daya Terima Biskuit dari Campuran Tepung Jagung dan Tepung Terigu dengan Volume Air yang Proporsional Istinganah, Miftakhul; Rauf, Rusdin; Widyaningsih, Endang Nur
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurkes.v10i2.5537

Abstract

Penggunaan tepung jagung sebagai bahan pensubstitusi tepung terigu dapat menurunkan daya terima biskuit. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan air dengan volume air yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kekerasan dan daya terima biskuit dari campuran tepung jagung dan tepung terigu dengan volume air yang proporsional. Penelitian ini menggunakan? rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu biskuit dengan campuran tepung jagung dan tepung terigu masing-masing 40:60, 60:40, 80:20, dan 100:0.? Penelitian ini dilakukan dengan mengukur daya serap air dari perlakuan campuran tepung jagung dan tepung terigu. Daya serap air dijadikan sebagai acuan volume air dalam pembuatan biskuit dari setiap perlakuan. Selanjutnya diuji kekerasan dan daya terima biskuit dari campuran tepung jagung dan tepung terigu. Hasil penelitian uji kekerasan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh biskuit dengan campuran tepung jagung dan tepung terigu. Biskuit dengan campuran tepung jagung dan tepung terigu 40:60? memiliki tingkat kekerasan yang paling tinggi yaitu 3757,00 g. Hasil uji daya terima biskuit menunjukkan bahwa terdapat pengaruh campuran tepung jagung dan tepung terigu terhadap aroma, rasa dan keseluruhan. Namun tidak ada pengaruh terhadap warna dan tekstur biskuit. Secara keseluruhan, perlakuan yang paling disukai adalah campuran tepung jagung dan tepung terigu 80:20.
Hubungan antara Karakteristik Sensorik Makanan dengan Sisa Makanan Biasa pada Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Soeratno, Gemolong, Kabupaten Sragen Ariyanti, Vivin; Widyaningsih, Endang Nur; Rauf, Rusdin
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurkes.v10i1.5488

Abstract

Makanan yang disajikan di rumah sakit berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh dan membantu proses penyembuhan sehingga tingginya sisa makanan dapat berpengaruh terhadap kesehatan pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara karakteristik sensorikmakanan dengan sisa makanan biasa pada pasien rawat inap RSUD dr. Soeratno Gemolong. Jenis penelitian ini adalah crossectional. Jumlah responden 40orang, dipilih dengan cara konsekutif sampling. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik sensorik makanan yaitu warna, aroma, rasa dan tekstur makanan yang diperoleh melalui kuesioner makan pagi, siang dan sore serta data sisa makanan pasien yang diperoleh dengan metode penimbangan. Data dianalisis dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Secara keseluruhan karakteristik sensorik makanan (warna, aroma, rasa,tekstur) dalam kategori Baik. Karakeristik sensorik pada warna kategori menarik 87,5%, pada aroma kategori sedap 82,5%, pada rasa kategori enak 85,5% dan pada tekstur kategori sesuai 97,5%. Rata-rata sisa makanan responden 26,6%. Secara statistik, ada hubungan antara warna, aroma dan rasa makanan dengan sisamakanan biasa pada pasien rawat inap di RSUD dr. Soeratno Gemolong. Tidak ada hubungan antara tekstur makanan dengan sisa makanan biasa pada pasien rawat inap RSUD dr. Soeratno Gemolong.
PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN BERBASIS BELIMBING MANIS (Averhoa carambola L.) DI AGROWISATA KEBUN BELIMBING NGRINGINREJO KECAMATAN KALITIDU BOJONEGORO ., Muhtadi; Rauf, Rusdin; Susila, Ihwan; Dwi Priyono, Kuswaji
Proceeding SENDI_U 2017: SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU DAN CALL FOR PAPERS
Publisher : Proceeding SENDI_U

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.15 KB)

Abstract

Daerah agrowisata kebun belimbing Ngringinrejo kecamatan Kalitidu Bojonegoro merupakan salah satu tempat wisata yang ada di kabupaten Bojonegoro. Kebun agrowisata ini memiliki luas ± 20,4 hektar, yang dikelola oleh 80 petani, dan sangat potensial untuk dikembangkan. Kegiatan pendampingan yang dilakukan meliputi pengembangan aneka produk olahan dari belimbing manis (Averhoa carambola L.). Tujuan dari kegiatan ini adalah pengembangan potensi buah segar belimbing dan produk olahannya menjadi produk-produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis, yang dapat dipromosikan sebagai produk unggulan dan menjadi oleh-oleh khas agrowisata belimbing dari kabupaten Bojonegoro. Hasil kegiatan pendampingan yang telah dilakukan, dihasilkan produk olahan berupa sari buah, sirup/ madu sari buah dan egg roll dari buah belimbing yang masing-masing telah dikemas dalam tampilan kemasan yang menarik untuk dapat dipasarkan secara luas. Perbaikan proses produksi, peningkatan nilai tambah dan perbaikan tampilan kemasan dari pengembangan produk olahan dari belimbing ini, diharapkan dapat memberikan multifier effect tumbuhnya unit-unit bisnis baru, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat keunggulan produk lokal khas dari kabupaten Bojonegoro. Kata kunci: Agrowisata belimbing, Ngringinrejo, produk olahan dari belimbing manis, produk khas Bojonegoro. 1. PENDAHULUAN KabupatenBojonegoromemilikiluas wilayahyaitu mencapai230.706Ha dansecaraadministratif memilikibataswilayahyaitu sebagaiberikut: Sebelah Utara : Kabupaten Tuban Sebelah Timur : Kabupaten Lamongan Sebelah Selatan : Kabupaten Madiun, Nganjuk dan Jombang Sebelah Barat : Kabupaten Ngawi dan Blora (Jawa Tengah). Sebelumtahun2011wilayahKabupatenBojonegoroterdiridari 27 kecamatan, kemudian pada tahun 2011 terjadi pemekaran 1 kecamatan baru diKabupatenBojonegoroyaituKecamatanGayamyangterdiri dari 12 desayangsebelumnyamerupakanbagian dari2 kecamatanyaituKecamatan KalitidudanNgasem. Pemekarantersebut ditetapkanberdasarkan Peraturan DaerahNo. 22Tahun2011TentangPembentukanKecamatanGayamdi KabupatenBojonegoro. Sehingga secaraadministrasiKabupatenBojonegoro saatiniterbagimenjadi28kecamatandengan419desadan11kelurahan. Produk DomestikRegionalBruto (PDRB)KabupatenBojonegoroselama kurunwaktu2008s/d2012menurut harga berlakumengalami peningkatandaritahun ketahun.Padatahun2008PDRBDenganMigas atasdasarhargaberlakusebesarRp. 13.708.107,95jutasedangkandi tahun2012meningkatmenjadiRp. 30.043.184,71juta. Tigasektoryangmenjadi penyumbang utamaPDRBKabupaten Bojonegoro tahun2012adalah sektor pertambangan danpenggalian (42,02%) disusulsektor Pertanian (19,55%) dansektorPerdagangan, HoteldanRestoran(13,62%). Sektor pertanian di kabupaten Bojonegoro memiliki potensi yang sangat besar, dan telah menjadikan Bojonegoro sebagai salah satu kabupaten Lumbung Pangan Nasional di Indonesia. Produksi padi di Bojonegoro mencapai 856 ribu ton, melebihi (surplus) dari kebut padi/tahunnya. Kabupaten Bojonegoro juga memiliki produk-produk unggulan yang khas seperti ledre pisang, rengginang singkong, belimbing manis dan salak Wedi. Pengembangan produk-produk unggulan berbasis produk/hasil pertanian lokal, seperti belimbing manis sangat menarik dan
PENGARUH BAHAN PENSTABIL TERHADAP SIFAT FISIKO-KIMIA YOGHURT YANG DIBUAT DARI TEPUNG KEDELAI RENDAH LEMAK (THE EFFECT OF STABILIZERS ON THE PHYSICO-CHEMICAL PROPERTIES OF YOGHURT MADE FROM LOW-FAT SOYBEAN FLOUR) Rauf, Rusdin; Sarbini, Dwi
Prosiding Seminar Biologi Vol 9, No 1 (2012): Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.121 KB)

Abstract

ABSTRAK   Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sifat fisik dan kimia yoghurt yang dibuat dari tepung kedelai rendah lemak dengan penambahan variasi bahan penstabil. Kedelai diolah menjadi tepung kedelai, kemudian dilakukan ekstraksi minyak menggunakan pelarut hexana untuk mengurangi kadar lemaknya. Bahan penstabil yang ditambahkan yaitu pati singkong, pati jagung, dan gelatin pada konsentrasi 1%, 1,5%, dan 2%. Data dianalisis menggunakan GLM-univariate dan anova satu arah, yang dilanjutkan dengan Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada  pengaruh konsentrasi bahan penstabil terhadap total asam yoghurt. Konsentrasi bahan penstabil yang rendah menunjukkan total asam yang rendah, yaitu S-1% (3,15%), J-1% (3,2%), dan G-1% (3,17%). Jenis bahan penstabil dan konsentrasinya berpengaruh terhadap pH, viskositas, dan syneresis yoghurt. Level pH terendah diberikan oleh yoghurt J-2% yaitu 4,12. Viskositas tertinggi ditunjukkan oleh yoghurt S-2%, yaitu 169,26 cP. Syneresis tertinggi diberikan oleh yoghurt S-1% (52,46%).   Kata Kunci: yoghurt, kedelai, penstabil, pH, keasaman, viskositas, syneresis.
ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI PENGGORENGAN LELE SECARA BERULANG Khoirunnisa, Zulfa; Wardana, Agung Setya; Rauf, Rusdin
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 2 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v12i2.9764

Abstract

Minyak goreng merupakan bahan pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Penggunaan minyak goreng berulang kali akan mengakibatkan kerusakan minyak yang terdiri dari kerusakan oksidasi dan hidrolisis. Lele menjadi makanan yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia karena rasanya enak dan harganya juga relatif murah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka asam dan peroksida minyak jelantah dari penggorengan lele secara berulang. Metode Penelitian ini adalah sampel diperoleh dari minyak goreng yang telah digunakan untuk menggoreng lele sebanyak tiga kali pada hari pertama dilanjutkan tiga kali pada hari kedua sehingga menjadi enam kali dan dilanjutkan tiga kali pada hari ketiga sehingga menjadi sembilan kali dengan ketentuan setiap menggoreng terdapat 3 ekor lele. Lele yang digunakan yaitu lele dengan berat 100-120 gram dengan penambahan bumbu. Deep frying merupakan metode penggorengan yang digunakan. Cara penggorengan diawali dengan memanaskan minyak goreng hingga mencapai suhu 150-165oC. Sampel diambil sebanyak 50 gram setelah dilakukan penggorengan dan dimasukkan kedalam botol kaca kemudian disimpan dalam suhu kulkas untuk dianalisis angka asam dan angka peroksida. Seluruh jumlah angka asam dan angka peroksida pada penggorengan hari pertama hingga penggorengan hari ketiga masih dalam batas standar SNI 3741:2013 yang telah ditentukan.
Nutrition value and viscosity of polymeric enteral nutrition products based on purple sweet potato flour with variation of maltodextrin levels Rauf, Rusdin; Utami, Anggraeni
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.173 KB) | DOI: 10.14710/jgi.8.2.119-125

Abstract

Background: One obstacle in commercial enteral food formulation is the adjustment between nutritional value and rheological characteristics of the product.Objectives: To evaluate the nutritional value and viscosity of polymeric enteral nutrition (PEN) products made from purple sweet potato flour with variations in the level of maltodextrin as a stabilizer.Methods: The completely randomized design was used with four variations of maltodextrin, which was 2.5%, 5%, 7.5%, and 10%. The research was carried out by making purple sweet potato flour, then its proximate composition was measured as a basis for formulating a PEN product that was 200 kcal/200mL, with 60% carbohydrates (120 kcal / 200 mL), 15% protein (30 kcal), and 25% fat (50 kcal). The proximate composition and calorie value of the PEN products were tested. The PEN products were added hot water at a temperature of 90ËšC; then, the viscosity was measured at room temperature. The viscosity of two types of commercial enteral nutrition products was measured as a reference.Results: The results showed that there was an effect of maltodextrin level on moisture, fat, and protein contents of PEN products, but there was no effect on calorie values. The viscosity of the PEN products displayed that the higher the maltodextrin level, the higher the viscosity of the product. The viscosity of the PEN products in accordance with the commercial enteral products was the treatment of maltodextrin 5% and 7.5%.Conclusion: There is an effect of maltodextrin as a stabilizer on the nutritional value and viscosity of PEN products based on purple sweet potato flour.
Development of Green Village Based on Processing of Vegetable Flour Products in Sindon Village, Boyolali District Kurnia, Pramudya; Rauf, Rusdin; muhtadi, muhtadi; Suranto, Suranto
Journal of Community Services and Engagement Vol 1, No 1 (2020): JCSE 2020
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sindon Village is one of the vegetable center villages in Boyolali district. Vegetable production in the village is quite abundant, but there has not been optimal flour processing practice. The purpose of this community service activity is to improve community skills in processing flour-based vegetable products prepared for commercialization. The partners of the community service activities consisted of 3 groups, namely PKK, women farmer groups (KWT) and Aisyiyah groups. The activity begins with training in making cookies products with the addition of spinach flour. Then a spinach flour-based product processing competition was conducted. The results of the activity showed that the three partner groups were skilled at practicing the process of making spinach cookies. In the product competition, each partner group has featured its fine products. The result of the competition is the identification of flour-based vegetable products that will be continued in the commercialization process.
Business Development of Cumi-cumi Product Made from Sweet Potatoes in Karangbangun Village, Karanganyar Regency Rauf, Rusdin; Haryoto, Haryoto
Journal of Community Services and Engagement Vol 1, No 1 (2020): JCSE 2020
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The program of community service began with the socialization of applications on the village government and partners. Furthermore, it introduced machinery/technology to create technology on partners. The purpose of the community service activity was to provide the skills in the production of cumi-cumi products from sweet potato to members of Aisyiyah, PKK, and Karang Taruna in Karangbangun Village - Karanganyar District. The community service program began with a socialization program by the village government and partners. Furthermore, machines and technology were introduced to partners. The training of cumi-cumi product making and packaging was given to the partners, as well as production assistance, to ensure that partners were skilled at processing the products independently. The results showed that the partners were skilled at producing cumi-cumi products and using the machines. Two new UMKMs were formed in the community service program. Partners have been packing the products with labeled, marketed the products locally, as well as getting income from these sales.
PENGARUH BAHAN PENSTABIL TERHADAP SIFAT FISIKO-KIMIA YOGHURT YANG DIBUAT DARI TEPUNG KEDELAI RENDAH LEMAK (The Effect of Stabilizers On the Physico-chemical Properties of Yoghurt Made From Low-Fat Soybean Flour) Rauf, Rusdin; Sarbini, Dwi
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sifat fisik dan kimia yoghurt yang dibuat dari tepung kedelai rendah lemak dengan penambahan variasi bahan penstabil. Kedelai diolah menjadi tepung kedelai, kemudian dilakukan ekstraksi minyak menggunakan pelarut hexana untuk mengurangi kadar lemaknya. Bahan penstabil yang ditambahkan yaitu pati singkong, pati jagung, dan gelatin pada konsentrasi 1%, 1,5%, dan 2%. Data dianalisis menggunakan GLM-univariate dan anova satu arah, yang dilanjutkan dengan Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada  pengaruh konsentrasi bahan penstabil terhadap total asam yoghurt. Konsentrasi bahan penstabil yang rendah menunjukkan total asam yang rendah, yaitu S-1% (3,15%), J-1% (3,2%), dan G-1% (3,17%). Jenis bahan penstabil dan konsentrasinya berpengaruh terhadap pH, viskositas, dan syneresis yoghurt. Level pH terendah diberikan oleh yoghurt J-2% yaitu 4,12. Viskositas tertinggi ditunjukkan oleh yoghurt S-2%, yaitu 169,26 cP. Syneresis tertinggi diberikan oleh yoghurt S-1% (52,46%).   Kata Kunci: yoghurt, kedelai, penstabil, pH, keasaman, viskositas, syneresis.