Claim Missing Document
Check
Articles

Tingkat Kekerasan dan Daya Terima Biskuit dari Campuran Tepung Jagung dan Tepung Terigu dengan Volume Air yang Proporsional Miftakhul Istinganah; Rusdin Rauf; Endang Nur Widyaningsih
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v10i2.5537

Abstract

Penggunaan tepung jagung sebagai bahan pensubstitusi tepung terigu dapat menurunkan daya terima biskuit. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan air dengan volume air yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kekerasan dan daya terima biskuit dari campuran tepung jagung dan tepung terigu dengan volume air yang proporsional. Penelitian ini menggunakan  rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu biskuit dengan campuran tepung jagung dan tepung terigu masing-masing 40:60, 60:40, 80:20, dan 100:0.  Penelitian ini dilakukan dengan mengukur daya serap air dari perlakuan campuran tepung jagung dan tepung terigu. Daya serap air dijadikan sebagai acuan volume air dalam pembuatan biskuit dari setiap perlakuan. Selanjutnya diuji kekerasan dan daya terima biskuit dari campuran tepung jagung dan tepung terigu. Hasil penelitian uji kekerasan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh biskuit dengan campuran tepung jagung dan tepung terigu. Biskuit dengan campuran tepung jagung dan tepung terigu 40:60  memiliki tingkat kekerasan yang paling tinggi yaitu 3757,00 g. Hasil uji daya terima biskuit menunjukkan bahwa terdapat pengaruh campuran tepung jagung dan tepung terigu terhadap aroma, rasa dan keseluruhan. Namun tidak ada pengaruh terhadap warna dan tekstur biskuit. Secara keseluruhan, perlakuan yang paling disukai adalah campuran tepung jagung dan tepung terigu 80:20.
Hubungan antara Karakteristik Sensorik Makanan dengan Sisa Makanan Biasa pada Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Soeratno, Gemolong, Kabupaten Sragen Vivin Ariyanti; Endang Nur Widyaningsih; Rusdin Rauf
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v10i1.5488

Abstract

Makanan yang disajikan di rumah sakit berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh dan membantu proses penyembuhan sehingga tingginya sisa makanan dapat berpengaruh terhadap kesehatan pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara karakteristik sensorikmakanan dengan sisa makanan biasa pada pasien rawat inap RSUD dr. Soeratno Gemolong. Jenis penelitian ini adalah crossectional. Jumlah responden 40orang, dipilih dengan cara konsekutif sampling. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik sensorik makanan yaitu warna, aroma, rasa dan tekstur makanan yang diperoleh melalui kuesioner makan pagi, siang dan sore serta data sisa makanan pasien yang diperoleh dengan metode penimbangan. Data dianalisis dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Secara keseluruhan karakteristik sensorik makanan (warna, aroma, rasa,tekstur) dalam kategori Baik. Karakeristik sensorik pada warna kategori menarik 87,5%, pada aroma kategori sedap 82,5%, pada rasa kategori enak 85,5% dan pada tekstur kategori sesuai 97,5%. Rata-rata sisa makanan responden 26,6%. Secara statistik, ada hubungan antara warna, aroma dan rasa makanan dengan sisamakanan biasa pada pasien rawat inap di RSUD dr. Soeratno Gemolong. Tidak ada hubungan antara tekstur makanan dengan sisa makanan biasa pada pasien rawat inap RSUD dr. Soeratno Gemolong.
ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI PENGGORENGAN LELE SECARA BERULANG Zulfa Khoirunnisa; Agung Setya Wardana; Rusdin Rauf
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 2 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v12i2.9764

Abstract

Minyak goreng merupakan bahan pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Penggunaan minyak goreng berulang kali akan mengakibatkan kerusakan minyak yang terdiri dari kerusakan oksidasi dan hidrolisis. Lele menjadi makanan yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia karena rasanya enak dan harganya juga relatif murah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka asam dan peroksida minyak jelantah dari penggorengan lele secara berulang. Metode Penelitian ini adalah sampel diperoleh dari minyak goreng yang telah digunakan untuk menggoreng lele sebanyak tiga kali pada hari pertama dilanjutkan tiga kali pada hari kedua sehingga menjadi enam kali dan dilanjutkan tiga kali pada hari ketiga sehingga menjadi sembilan kali dengan ketentuan setiap menggoreng terdapat 3 ekor lele. Lele yang digunakan yaitu lele dengan berat 100-120 gram dengan penambahan bumbu. Deep frying merupakan metode penggorengan yang digunakan. Cara penggorengan diawali dengan memanaskan minyak goreng hingga mencapai suhu 150-165oC. Sampel diambil sebanyak 50 gram setelah dilakukan penggorengan dan dimasukkan kedalam botol kaca kemudian disimpan dalam suhu kulkas untuk dianalisis angka asam dan angka peroksida. Seluruh jumlah angka asam dan angka peroksida pada penggorengan hari pertama hingga penggorengan hari ketiga masih dalam batas standar SNI 3741:2013 yang telah ditentukan.
GAMBARAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2016: STUDI EHRA I Rusdin Rauf; Nurdiana Nurdiana; Maryata Maryata; Rusiyati Rusiyati; Suwandi Suwandi
Jurnal Kesehatan Vol 9, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v9i2.4595

Abstract

Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment = EHRA) adalah sebuah studi partisipatif di Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higiene serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terkait pengelolaan sampah rumah tangga di Kabupaten Kudus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara. Pengumpulan data dilakukan oleh enumerator yang terseleksi. Desa/Kelurahan yang menjadi area studi ditentukan secara stratified random. Responden dari setiap area studi, ditentukan secara random. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kabupaten Kudus, hanya 32,6 % responden (sebanyak 300 dari 920 responden) yang melakukan pengumpulan sampah untuk dibuang ke TPS atau dikumpulkan oleh kolektor informal pada cluster 1, 2 dan 3. Sedangkan responden pada cluster 0, tidak melakukan pengumpulan sampah. Responden yang melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang, hanya sebanyak 2,3 %.
Biskuit Garut-Tempe Tinggi Energi Protein sebagai Alternatif Snack untuk Anak Usia Sekolah; Analisis Kandungan Energi Protein dan Daya Terima Evitha Latifah; Setyaningrum Rahmawaty; Rusdin Rauf
Darussalam Nutrition Journal Vol 3, No 1 (2019): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v3i1.3140

Abstract

One of nutrition problems in school-age children is protein energy malnutrition (PEM). This can be solved with provision a high energy protein contained snack using local food such as arrowroot and tempeh. The aims of research is to formulate biscuit arrowroot-tempeh that acceptable for school-age children. The research was conducted into 5 steps, namely 1) formulation of biscuit arrowroot-tempeh, 2) biscuit production, 3) determination of energy content, 4) protein content analysis and, 5) organoleptic test on 30 school childrenaged 9-12 yo. Formulation ratios of the arrowroot flour and tempeh flour for biscuit productions were80:20 (biscuit A), 75:25 (biscuit B) and 70:30 (biscuit C). Energy (kkal)/protein(g/100g) contents of biscuitsA, B and C were 868,803/6,15; 876,299/6,95 and 883,796/8,35, respectively.Biscuit A was the most preffered biscuit among school children aged 9-12 yo. Biscuits arrowroot-tempeh can be used as an healthy high energy protein snack for school-age children.
PETERNAK KAMBING DESA SINDON KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI Haryoto Haryoto; Muhtadi Muhtadi; Rusdin Rauf
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 4 No. 1 (2020): JURNAL LAYANAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jlm.v4i1.2020.36-42

Abstract

The issue of animal feed and the efficiency of the goat breeding production process, is still a big problem for conventional goat breeders. Therefore, the use of fermented feed technology to save time providing feed, as well as the use of a communal cage system for efficiency and effectiveness in the management of goat farms, needs to be trained and mastered by goat breeders. The purpose of this IbM is to develop the capability of the goat business and increase the yields of goat farmers in the village of Sindon, kec. Ngemplak kab. Boyolali Some solutions offered to help partner problems are (1) introduction and training to goat breeders in Sindon village, Ngemplak district, Boyolali Regency regarding the use of fermented feed technology for integrated management of goat livestock, (2) training and providing technology of leaf counting machines for the production process of fermented feed goat livestock, (3) training and assistance for themanagement of goats by utilizing a communal cage system to increase the efficiency andeffectiveness of the production process. The expected outcome of this IbM activity is to increase the ability of the goat business, increase income and the effectiveness of the goat farming process in Sindon village, Ngemplak district, Boyolali district.AbstrakPermasalahan pakan ternak dan efisiensi proses produksi peternakan kambing, masih menjadi persoalan besar bagi para peternak kambing konvensional. Oleh karenanya, pemanfaatan teknologi pakan fermentasi untuk menghemat waktu penyediaan pakan, serta pemanfaatan sistem kandang komunal untuk efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan peternakan kambing sangat perlu dilatihkan dan dikuasai oleh peternak kambing. Tujuan IbM ini adalah pengembangan kemampuan usaha ternak kambing dan peningkatan hasil budidaya pada peternak kambing di desa Sindon, kec. Ngemplak kab. Boyolali. Beberapa solusi yang ditawarkan untuk membantu permasalahan mitra adalah (1) pengenalan dan pelatihan pada peternak kambing desa Sindon kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali tentang pemanfaatan teknologi pakan fermentasi untuk pengelolaan ternak kambing terpadu, (2) pelatihan dan pemberian teknologi mesin pencacah dedaunan untuk proses produksi pakan fermentasi ternak kambing, (3) pelatihan dan pendampingan untuk pengelolaan ternak kambing dengan pemanfaatan sistem kandang komunal untuk peningkatan efisiensi dan efektifitas proses produksi. Luaran yang diharapkan dari kegiatan IbM ini adalah peningkatan kemampuan usaha ternak kambing, peningkatan pendapatan serta efektifitas proses budidaya ternak kambing di desa Sindon kecamatan Ngemplak kabupaten Boyolali.
Pasting Characteristics of Composite Purple Sweet Potato and White Sweet Potato Flours Rusdin Rauf; Rahmatika Nur Aini; N. Nurdiana
Journal of Nutraceuticals and Herbal Medicine Vol 1, No 1 (2018): JNHM 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jnhm.v1i1.5738

Abstract

Understanding the pasting characteristics of purple sweet potato (PS) and white sweet potato (WS) flours can provide clues about the product development direction. The purpose of the study was to evaluate the pasting characteristics of composite PS and WS flours. The research was conducted by making PS and WS flours. The flours are then mixed with variation ratios of 0:100, 10:90, 20:80, 30:70, 40:60, 50:50, 60:40, 70:30, 80:20, 90:10, and 100:0. All of the composite flours then tested the pasting characteristics. The data were tested using one-way anova and Duncan at a level of 0.05. The results indicated that there was the influence of composite ratios of WS flour and PS flour to pasting temperature, peak viscosity, hold viscosity, cold viscosityand reverse viscosity. However, there was no effect on the breakdown viscosity.
Elongation, Cooking Loss and Acceptance of Wet Noodles Substituted with Fennel Leaves Flour Rusdin Rauf dan Zaqiatul Muna
PROCEEDING ICTESS (Internasional Conference on Technology, Education and Social Sciences) 2018: PROCEEDING ICTESS
Publisher : PROCEEDING ICTESS (Internasional Conference on Technology, Education and Social Sciences)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fennel leaves are composed of various components that are beneficial to health andprovide a distinctive flavor. The effort to increase fennel leaf consumption isthrough the processing of fennel leaf flour as an intermediate product which can besubstituted in noodle product. The purpose of the study was to evaluate theelongation, cooking loss and acceptance of wet noodles substituted fennel leafflour. The study used a complete randomized design, with 4 fennel leaf floursubstitution treatments, were 0%, 2.5%, 5% and 7.5%. Wet noodles were analyzedfor elongation, cooking loss and acceptance. The elongation and the cooking lossdata were analyzed using One-Way ANOVA at a level of 0.05, while theacceptance data were analyzed using non-parametric Kruskal-Wallis followed byDuncan test. The results indicated that there was the influence of fennel leavesflour substitution on tensile strength, strain, cooking loss and acceptance of wetnoodles. The highest tensile strength was shown by wet noodle substituted 2.5%fennel leaf flour, was 0.18N. The biggest strain was revealed by wet noodlesubstituted with 0% fennel leaf flour, was 58.65%. The lowest cooking loss of wetnoodle was given by the substitution of 2.5%, was 0.66%. The lowest cooking lossof wet noodle was given by the substitution of 2.5%, was 0.66%. The highestacceptance was displayed by wet noodles substituted 0% fennel leaf flour, followedby 2.5% substitution.Keywords: Acceptance, cooking loss, elongation, fennel leaves, noodles.
Pengembangan Usaha Pengolahan Ubi Jalar menjadi Produk Kembang Goyang Bagi Ibu-ibu PKK dan Anggota Karang Taruna di Desa Karangbangun Kabupaten Karanganyar Rusdin Rauf; H Haryoto
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang Sosial Ekonomi dan Psikologi
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.391 KB)

Abstract

Desa Karangbangun Kabupaten Karanganyar memiliki potensi hasilpertanian berupa ubi jalar. Upaya peningkatan keterampilanpengolahan produk olahan bagi masyarakat dapat meningkatkanekonomi masyarakat. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakatini adalah untuk memberikan keterampilan pengolahan ubi jalarmenjadi produk kembang goyang bagi Ibu-ibu PKK dan anggotaKarang Taruna di Desa Karangbangun Kabupaten Karanganyar.Program pengabdian ini dilaksanakan melalui pengenalankarakteristik kimia dan sensorik ubi jalar. Selanjutnya diberikanpelatihan pembuatan tepung ubi jalar ungu menggunakanmesin/teknologi penepungan. Tepung ubi jalar ungu kemudiandijadikan sebagai bahan baku dalam pelatihan pembuatan kembanggoyang. Untuk memperkuat pemasaran produk, diberikan pelatihanpengemasan produk kembang goyang. Hasil evaluasi menunjukkanbahwa mitra dapat mengolah ubi jalar menjadi tepung ubi jalarmenggunakan teknologi penepungan. Mitra juga telah mahirmembuat produk kembang goyang dengan kemasan yang menarik.Melalui kegiatan ini mitra telah memproduksi kembang goyangsecara mandiri dan telah malakukan proses pemasaran produk.
Kadar Fe dan Oksalat dari Mi Instan yang Disubstitusi Tepung Bayam Hijau Rusdin Rauf; Damar Luhfiana
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.147 KB)

Abstract

Substitusi tepung bayam hijau dalam pembuatan mi instan dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi bayam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kadar Fe dan oksalat dari mi instan yang disubstitusi tepung bayam. Penelitian dilakukan dengan mensubstitusikan tepung bayam pada pembuatan mi instan. Tingkat substitusi tepung bayam hijau divariasi menjadi tiga perlakuan yaitu 0%, 5%, dan 10%. Kemudian mi instan kering dan mi instan yang direbus diuji kadar Fe dan oksalatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kadar Fe dari mi instan kering dan mi instan yang direbus. Mi instan yang direbus menunjukkan kadar Fe yang lebih tinggi dibanding mi instan kering. Kadar Fe tertinggi diberikan oleh mi instan yang direbus dengan substitusi tepung bayam 10%, yaitu 116,4 ppm. Untuk oksalat, mi instan yang direbus memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding mi instan kering. Hasil oksalat tertinggi diberikan oleh mi instan yang direbus dengan substitusi tepung bayam 10%, yaitu 2,70 mg/100 g.