Claim Missing Document
Check
Articles

Effect of Gamma Radiation on Genetic Diversity Shallots (Allium ascalonicum L.) M4 Bauji Variety For Varieties Improvement Irfan Satria Anpama; Ida Retno Moeljani; Juli Santoso
Nusantara Science and Technology Proceedings Seminar Nasional Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur 2021
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2022.2012

Abstract

Shallots (Allium ascalonicum L.) is a horticultural commodity that has high economic value in Indonesia. Efforts to increase the productivity and quality of shallots will continue to be carried out through plant breeding programs. One of the efforts is through mutation breeding with the aim of improving the Bauji variety so that it has high yields, good quality and is resistant to major pests and diseases. One of the factors that play a role in increasing shallot production is superior varieties. For the assembly of superior varieties, it is necessary to expand genetic diversity, one of which can be done by radiation mutation. With radiation mutations, new genetic diversity is created so that it provides more opportunities for selection. This research was carried out using the single plant method and using the T-test, with the yield of shallots with radiation doses without radiation doses or 0 Gy, 1 Gy, 2 Gy, 3 Gy, 4 Gy, 5 Gy, 6 Gy. Observation parameters included plant length, number of leaves, number of tillers, tuber diameter, and tuber weight. This study aims to obtain the value of genetic diversity and heritability on the agronomic characters of shallots of bauji variety with 60Co gamma-ray radiation treatment. Gamma-ray irradiation of 60Co affects the growth and yield characteristics of the fourth generation Bauji variety of shallots. Irradiation treatment with a dose of 4 Gy (B4) had better results on the parameters of plant length, number of leaves, tuber diameter, and number of tillers than control plants or without irradiation.
EFIKASI PGPM Streptomyces sp. DAN Trichoderma sp. TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TOMAT CHERRY (Lycopersicum cerasiformae Mill.) Najvania Nawaal; Guniarti Guniarti; Ida Retno Moeljani
Plumula : Berkala Ilmiah Agroteknologi Vol 9 No 2 (2021): Plumula : Berkala Ilmiah Agroteknologi
Publisher : UPN VETERAN JAWA TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/plumula.v9i2.62

Abstract

Cherry Tomato Plant (Lycopersicum cerasiformae Mill.) Is a well-known horticultural commodity with high benefits and high selling power. This study aims to determine the efficacy of PGPM Streptomyces sp. and Trichoderma sp. on the vegetative growth of cherry tomato plants as well as The purpose of this study was to determine the efficacy of PGPM on the vegetative growth of cerry tomato plants. Cherry tomato plants are planted in polybags on the land of the Faculty of Agriculture, Veterans National Development University, East Java. This study used a single randomized block design with 5 treatments repeated 4 times. The treatment consisted of P₀ : K = Control (without giving PGPM), P₁: S = PGPM (1) Streptomyces sp. given with a concentration of 20 ml., P₂ : T = PGPM (1) Trichoderma sp. given with a concentration of 20 ml., P₃ : ST 2:2 = PGPM (2) Streptomyces sp. : (2) Trichoderma sp. given at a concentration of 20 ml., P₄ : ST 3:1 = PGPM (3) Streptomyces sp. : (1) Trichoderma sp. given at a concentration of 20 ml / 1.000 ml aquadest. The results showed that PGPM with the concentration and dose applied to cerry tomato plants had not had an effect on plant height and number of leaves.
KERAGAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonikum L.) VARIETAS BAUJI GENERASI KEDUA (M2) UNTUK MENDAPATKAN GENOTIPE BARU HASIL IRADIASI SINAR 60CO Velda Tania; Juli Santoso; Ida Retno Moeljani
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 7, No 2 (2022): JURNAL AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v7i2.6161

Abstract

Bawang merah ( Allium ascalonikum L.) ialah komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi yang besar di Indonesia. Produksi bawang merah di Indonesia dalam kurun waktu 6 tahun terakhir menunjukan kenaikan. Produksiibawang merah hadapi kenaikan 4,43% di tahun 2017, kenaikan produksi bawang merah diperkirakan meningkat sampai tahun 2020. Hasil yang dicoba tahun 2016-2020, produksii bawang merah hendak dihadapi kenaikan sampai menggapai 1, 35 juta ton pada tahun 2020 dengan rata- rata perkembangan 1, 89% per tahun( BPS, 2019). Bawang merah varietas bauji ialah varietas bawang yang dilepas oleh BBTP dengan nomer SK: Nomor 65/ Ktps/ TP. 240/ 2/ 2000, pada 25 februari 2000. Bauji ialah varietas bawang merah yang banyak dibudidayakan umbinya, perbanyakan vegetatif pada tumbuhan mewariskan sifat yang kurang baik serta baik induknya, biaya pembibitan lumayan mahal, serta usia berbunga bawang merah varietas bauji ialah 45 hst. Tujuan dari riset,mengenali pengaruh iradiasi cahaya gamma generasi M2 terhadap sebagian kepribadian agronomi bawang merah (Allium ascalonikum L.) varietas bauji. Riset dilaksanakan bulan Maret 2020 hingga Mei 2020. Penyinaran sinar gamma dilangsungkan di Laboratorium PAIR BATAN, Pasar Jumat, Jakarta. Percobaan di Kebun Petani Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Rancangan yang digunakan metode single plant. Metode pemuliaan mutasi yang dicoba memakai cahaya gamma 60CO dicoba dengan memastikan dosis radiasi yang cocok dengan tumbuhan, sebab tiap tumbuhan mempunyai reaksi terhadap paparan radiasi yang berbeda- beda.   
INDUKSI RADIASI SINAR GAMMA 60CO DOSIS 3 GY TERHADAP KERAGAMAN GENETIK POPULASI MUTAN (M4) TANAMAN BAWANG MERAH VARIETAS BAUJI Adam Ankeda Asza; Ida Retno Moeljani; Yonny Koentjoro
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 7, No 2 (2022): JURNAL AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v7i2.6108

Abstract

Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) sebagai tanaman sayuran yang mempunyai nilai ekonomi penting bagi Indonesia. Produksi bawang merah di Indonesia tergolong rendah dan terus mengalami penurunan jumlah produksi, hal ini disebabkan karena petani yang kurang dapat memilih kultivar lokal dan varietas unggul yang dapat dibudidayakan. Mutasi merupakan teknik yang tepat untuk merakit dan mendapatkan keragaman yang lebih luas pada tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah mutan generasi ke-4 (M4) berpengaruh terhadap tingkat keragaman genetik bawang merah varietas bauji. Penelitian ini akan dilakukan di Kebun Petani Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2021. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 1 faktor perlakuan yaitu galur mutan M3 bawang merah varietas bauji dosis 3 gray yang terdiri dari 10 galur mutan M3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keragaman genetik mutan (M4) tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) pada mutan BM1 dosis 3 gray sinar gamma 60Co memiliki nilai heritabilitas tertinggi pada parameter berat brangkasan basah dan berat kering udara dan BM3 dosis 3 gray sinar gamma 60Co memiliki nilai heritabilitas tertinggi pada parameter tinggi tanaman.
Pengaruh Konsentrasi Pupuk Silika dan Umur Transplanting terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah dari Benih True Shallot Seed (TSS) Ida Retno Moeljani; Yoga Faristiawan; Agus Sulistyono
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.956 KB) | DOI: 10.37637/ab.v5i1.804

Abstract

Kendala budidaya bawang merah menggunakan biji sebagai bahan perbanyakan adalah jumlah bibit yang tumbuh setelah transplanting sangat rendah (< 50%) dan memerlukan waktu yang lebih lama karena harus melalui persemaian selama 4-6 Minggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian silika dan umur transplanting yang tepat untuk pertumbuhan tanaman dan produksi umbi tanaman bawang merah asal biji (TSS). Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Benih Hortikultura Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dua faktor dengan  tiga ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi silika yang terdiri dari empat taraf yaitu 0 g/l (S0), 10 g/l (S1), 12 g/l (S2), 14 gg/l (S3) dan umur transplanting yang terdiri dari tiga taraf yaitu 4 MSS (T1), 5 MSS (T2), 6 MSS (T3), sehingga terdapat dua belas perlakuan kombinasi. Variabel pengamatan terdiri dari jumlah bibit yang tumbuh (daya tumbuh bibit) di petridish, daya tumbuh di lapangan, indeks vigor, jumlah anakan umbi, berat basah dan berat kering umbi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara pemberian silika dengan transplanting, rata-rata umur transplanting terbaik diperoleh pada perlakuan 6 MSS (T3). sedangkan konsentrasi silika berpengaruh nyata hanya pada panjang tanaman, denganhasil rata-rata tertinggi diperoleh perlakuan 12 g/l (S2).
INDUKSI MUTASI RADIASI SINAR GAMMA 60CO TERHADAP PERTUMBUHAN FISIOLOGIS TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L) VARIETAS PRENTUL KEDIRI Agnes Septiya Nuraning Tia; Ida Retno Moeljani; Guniarti Guniarti
Agrienvi: Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 15 No. 2 (2021): Agrienvi : Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Agrienvi: Jurnal Ilmu Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Cabai rawit varietas Prentul asal Kediri merupakan salah satu varietas lokal yang banyak di gemari oleh masyarakat setempat. Komoditas ini merupakan komoditas sayuran yang strategis. Banyaknya manfaat cabai rawit dalam kehidupan manusia menyebabkan tingginya permintaan terhadap cabai itu sendiri sehingga peluang pasarnya terbuka secara luas. Banyaknya manfaat dari cabai rawit mengindikasikan bahwa produktivitas cabai rawit lokal harus segera ditingkatkan. Salah satu peningkatan dari segi kualitas dapat dilakukan dengan cara induksi mutasi dengan radiasi gamma 60Co. Induksi mutasi merupakan perubahan genetik yang disebabkan oleh usaha manusia, salah satu caranya yaitu dengan bahan radioaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari radiasi sinar gamma 60Co terhadap pertumbuhan fisiologis varietas lokal cabai rawit yang meliputi tinggi tanaman, lebar daun, jumlah buah, dan bobot buah total tanaman, dari minggu-1 hingga panen-1. Penelitian ini menggunakan 1 faktor perlakuan dosis sinar gamma yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0 Gy (kontrol), dosis iradiasi 100 Gy, 200 Gy, dan 300 Gy. Hasil penelitian menunjukan kurva pertumbuhan fisiologi tanaman cabai rawit sesuai dengan kurva sigmoidal pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan fisiologis tanaman cabai rawit optimal pada dosis radiasi gama 60Co 100 Gy. Pada dosis optimal tersebut pertumbuhan fisiologis tanaman cabai rawit diketahui yang terbaik (unggul) dibandingkan pada dosis di bawah dan di atas 100 Gy maupun kontrol.
PENGARUH RADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAMAN GENETIK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) M4 VARIETAS BAUJI UNTUK PERBAIKAN VARIETAS Irfan Satria Anpama; Ida Retno Moeljani; Juli Santoso
Agrienvi: Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 15 No. 2 (2021): Agrienvi : Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Agrienvi: Jurnal Ilmu Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi di Indonesia. Upaya peningkatan produktivitas dan kualitas bawang merah terus dilakukan melalui program pemuliaan tanaman. Salah satu upaya pemuliaan tanaman bawang merah dilakukan melalui pemuliaan mutasi yaitu dengan tujuan memperbaiki varietas Bauji agar berdaya hasil tinggi, berkualitas baik dan tahan terhadap hama dan penyakit utama. Salah satu faktor yang berperan dalam peningkatan produksi bawang merah adalah varietas unggul. Untuk perakitan varietas unggul perlu adanya perluasan keragaman genetik, dimana salah satunya dapat dilakukan dengan mutasi radiasi. Dengan mutasi radiasi aksan tercipta keragaman genetik baru sehingga memberikan kesempatan lebih banyak untuk melakukan seleksi. Mutasi adalah suatu proses dimana gen mengalami perubahan atau segala macam tipe perubahan bahan keturunan yang menyebabkan perubahan fenotip yang diwariskan dari satu ke generasi berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai keragaman genetik dan heritabilitas pada karakter agronomi tanaman bawang merah varietas bauji dengan perlakuan radiasi sinar gamma 60CO. Iradiasi sinar gamma 60Co berpengaruh terhadap karakter pertumbuhan dan hasil pada tanaman bawang merah varietas Bauji generasi keempat. Perlakuan iradiasi dengan dosis 4 Gy (B4) memiliki hasil yang lebih baik pada parameter panjang tanaman, jumlah daun, diameter umbi, dan jumlah anakan dari tanaman kontrol atau tanpa iradiasi
Pengaruh Masa Simpan Dan Suhu Simpan Terhadap Viabilitas Dan Vigor Benih Coating Kedelai Muhammad Aldi Perdana; Ida Retno Moeljani; Djarwatiningsih Pongki Soedjarwo
Agrium Vol 20, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v20i1.10620

Abstract

Kedelai di Indonesia memiliki prospek pengembangan yang baik dengan nilai ekonomi yang tinggi, namun hal ini sulit dicapai karena beberapa faktor, seperti rendahnya kualitas benih dan kemunduran benih selama penyimpanan sehingga mengalami penurunan mutu benih. Mutu fisiologis adalah salah satu penentu pada mutu. Mutu fisiologis benih terdiri dari viabilitas dan vigor benih. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan teknik pelapisan benih (seed coating). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh masa simpan dan suhu simpan yang tepat terhadap mutu benih coating kedelai selama penyimpanan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Green House UPT Pengembangan Benih Padi dan Palawija, Randuagung, Malang, Jawa Timur pada bulan Desember 2021-Maret 2022. Penelitian ini menggunakan rancangan tersarang (nested design) dengan faktor dua faktor yaitu, faktor masa simpan yang terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu,tanpa penyimpanan M0, Masa simpan 2 minggu , masa simpan 4 Minggu, Masa simpan 6 Minggu  dan masa simpan 8 Minggu, serta faktor suhu ruang yang terdiri dari 2 taraf, yaitu suhu kamar (27oC) dan suhu kulkas/rendah (6oC). Hasil penelitian menunjukkan masa simpan dan suhu ruang berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan keserempakan tumbuh, serta berpengaruh nyata terhadap indeks vigor. Perlakuan kombinasi antara masa simpan 8 minggu pada suhu 6oC adalah kombinasi terbaik untuk benih coating kedelai.
Penerapan Perluasan Bawang Merah TSS (True Shallod Seed) di Desa Campur Balong Glagah Gondang Kabupaten Nganjuk Ida Retno Moeljani; Makhziah Makhziah; Guniarti Guniarti
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Universitas Ma Chung 2020: Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat (SENAM) 2020
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.387 KB)

Abstract

Budidaya bawang Merah dengan Biji di Jawa Timur masih sangat langka yang melakukan penanaman dengan biji. UPN Veteran jatim dari hasil penelitian telah mampu menghasilkan TSS dari varietas lokal Nganjuk yaitu Bauji Salah satu Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan solusi yaitu kontribusi dari lembaga Perguruan Tinggi untuk mengajari masyarakat memulai menanam bawang merah dari biji agar dapat menyediakan kebutuhan benih sendiri secara mandiri.Yang menjadi lokasi pengabdian adalah Petani Trikoyo Desa Campur kecamatan Balong Glagah kabupaten Nganjuk. Tahapan kegiatan meliputi 1). Penyuluhan kepada kelompok tani tentang teknologi budidaya tanaman bawang merah dengan biji, diharapkan setelah mengikuti kegiatan memiliki pengetahuan tentang teknik budidaya bawang merah TSS. Dengan demikian petani memiliki gambaran dan bekal pengetahuan jika program pengembangan budidaya bawang merah TSS. 4). Teknik pengumpulan data untuk menggali persepsi terhadap teknologi budidaya bawang merah TSS dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner yang sudah dipersiapkan oleh Tim. Varietas Bauji adalah merupakan varietas unggulan Jawa timur dan dapt di produksi biji TSS.Kegiatan Penerapan perluasan budidaya bawang merah dengan biji ini yang dilakukan dengan memberikan penyuluhan dengan cara ceramah dan diskusi dan diberi kesempatan untuk memebrikan tanggapan atau persepsi petani terhadap biji TSS, serta kegiatan di lahan budidaya bawang merah dengan memberikan aplikasi tehnik budidaya di lapang menunjukkan bahwa 50 % kegiatan ini masih belum banyak petani yang mengadopsi, hal ini dikarenakan teknologi budidaya biji TSS i masih baru bagi petani.
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KAWISTA (Limonia acidissima L.) TERHADAP PEMBERIAN PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA) Siska Dwi Lestari; Nora Augustien; Ida Retno Moeljani
Plumula : Berkala Ilmiah Agroteknologi Vol. 8 No. 2 (2020): Plumula : Berkala Ilmiah Agroteknologi
Publisher : Agrotechnology Study Program, UPN "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawista (Limonia acidissima L.) merupakan tanaman tahunan yang pertumbuhannya lambat mengakibatkan populasinya menurun, perlu adanya upaya untuk menyediakan bibit kawista berkualitas dalam skala besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi PGPR terhadap petumbuhan bibit kawista. Bibit kawista ditanam dalam polibag diletakkan di lahan percobaan Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur pada bulan November 2019 - bulan Februari 2020. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu konsentrasi PGPR dengan 6 perlakuan (0 , 5, 10, 15, 20 dan 25) ml/L dan masing - masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Parameter yang diamati yaitu pertambahan tinggi, pertambahan jumlah daun, pertambahan diameter batang, panjang akar primer, jumlah akar, dan kekokohan bibit. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan uji F dan jika berbeda nyata dilanjutkan menggunakan uji BNJ taraf 5%. Hasil penelitan menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pada pertambahan tinggi bibit, pertambahan jumlah daun, pertambahan diameter batang, dan nilai kekokohan bibit. Respon bibit kawista pada pemberian konsentrasi PGPR 15 ml/L meningkatkan panjang akar primer sebesar 15,03 % dan jumlah akar sebesar 54,43 % dibandingkan dengan tanpa pemberian PGPR