Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Ningsih, Sri S.; Lintong, Fransiska; Rumampuk, Jimmy F.
e-Biomedik Vol 3, No 3 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i3.9627

Abstract

Abstract: Nowadays, laptop is very trendy because it can be used anywhere. It is very useful in teaching and learning. This study aimed to determine the relation of the use of laptop and visual function. This was a descriptive study using questionnairre and survey. Respondents were students Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi batch 2011. Based on duration, time interval, occurence of complaints, and laptop lighting, the bivariate analysis showed a P value >0.05. Conclusion: There was no correlation between the use of laptop and vision function among students of Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi Manado batch 2011.Keywords: laptop, visionAbstrak: Dewasa ini, laptop sangat diminati karena dapat digunakan dimana saja. Laptop juga berdampak positif bagi proses belajar dan mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan penggunaan laptop dan fungsi penglihatan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan survei berupa kuesioner pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Analisis bivariat berdasarkan hubungan antara lama penggunaan laptop, waktu rata-rata pengnaan laptop, jeda, timbulnya keluhan, dan pencahayaan laptop memperlihatkan nilai P >0,05. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara penggunaan laptop dan fungsi penglihatan mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.Kata kunci: laptop, penglihatan
PENGARUH POSISI DUDUK DAN BERDIRI TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DIASTOLIK PADA PEGAWAI NEGERI SIPILKABUPATEN MINAHASA UTARA Manembu, Mercy; Rumampuk, Jimmy; Danes, Vennetia R.
e-Biomedik Vol 3, No 3 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i3.10150

Abstract

Abstract: Blood Pressure (BP) is the pressure of blood that is pumped by the heart against arterial wall. Blood Pressure is the pushing force for the blood which can circulate to the whole body to give fresh blood that contains oxygen and nutrients to body organs. This study aimed to obtain the blood pressure measurements of the North Minahasa Regency civil servants in two body positions, namely sitting position (SeP) and standing position (StP). This study was conducted in the period of June to July 2015 at the complex of the Mayor office of North Minahasa Regency in Airmadidi District. This was an observational analytical study with a cross sectional approach. Samples were determined with simple random sampling and the amount of samples was 42 people. The data were analyzed by using SPSS 20 with the Wilcoxon signed ranks test. The results showed that there was a significant difference between measurements of blood pressure during sitting position (SeP) and standing position (StP). The data showed that Systoloc BP SeP = 117.9841±12.5877 mmHg vs Systolic StP = 124.7302 ±11.9546 mmHg, whereas Diastolic BP SeP = 79.2698±9.0656 mmHg vs Diastolic StP = 87.5238 ±8.6639 mmHg. The Wilcoxon signed ranks test indicated that there was a significant difference between the two groups (p=0.000 < α=0.05). Coclusion: Body positions namely sitting position and standing position affected both systolic and diastolic blood pressure. Blood pressure in standing position showed a tendency to be higher than that of sitting position.Keywords: systolic, diastolic, blood pressure, sitting position, standing position, civil servantsAbstrak: Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding arteri. Tekanan darah merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi ke organ-organ tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengukuran tekanan darah antara posisi duduk dan posisi berdiri pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian dilaksanakan di kompleks Kantor Bupati Minahasa Utara, Airmadidi pada bulan Juni-Juli 2015. Metode penelitian ini yaitu observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Sampel ditentukan secara simple random sampling yang berjumlah 42 orang. Data dianalisis menggunakan SPSS 20 dengan Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah antara posisi duduk dan posisi berdiri. Tekanan darah sistolik antara posisi duduk vs posisi berdiri 117,9841±12,5877 mmHg vs 124,7302±11,9546 mmHg dan tekanan darah diastolik antara posisi duduk vs posisi berdiri 79,2698±9,0656 mmHg vs 87,5238±8,6639 mmHg. Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara posisi duduk dan posisi berdiri dengan nilai p=0,000 <α=0,05. Simpulan: Posisi badan yaitu posisi duduk dan berdiri pada saat dilakukan pengukuran tekanan darah memengaruhi hasil tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Pada posisi berdiri tekanan darah cenderung lebih tinggi dibanding pada posisi duduk.Kata kunci: tekanan darah, posisi duduk, posisi berdiri
HUBUNGAN JARAK DAN LAMA PAPARAN SINAR BIRU PESAWAT TELEVISI TERHADAP FUNGSI REFRAKSI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR GEREJA MASEHI INJILI DI MINAHASA 20 MANADO Toar, Eunike D.; Rumampuk, Jimmy; Lintong, Fransisca
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2606

Abstract

Abstract: Nowadays, watching television has become an integral part of children's daily activities. Albeit, TV can have a negative impact on their eyes due to the produced blue light. In the spectrum of light, this blue light is acceptable to the eye but it can cause eye damages by the free radicals produced. The risk of the damage depends on the light length and the exposure intensity. This study aimed to determine whether there is a correlation between the distance of watching TV and the duration of exposure to the blue light from TV with the refraction by measuring visual acuity. This was a cross-sectional study. The population was students of grade 1 to grade 5 of the GMIM 20 elementary school, Manado. Samples were 30 students who underwent visual acuity measurement. The results showed a P-value > 0.05 by using a linear regression. The correlation of the distance of watching TV and the duration of exposure to the blue light with the visual acuity of the right eyes showed a P-value of 0.184 and of the left eyes a P-value of 0.967. Conclusion: Among the GMIM 20 elementary school students in Manado there was no correlation between the distance of watching TV and the duration of exposure to the blue light of the television with eye refraction. Keywords: television, blue light, exposure.     Abstrak: Dewasa ini, televisi telah merupakan alat informasi dan hiburan yang terintegrasi dalam aktivitas keseharian anak-anak. Televisi bisa berdampak buruk bagi kesehatan mata akibat sinar biru yang dihasilkan. Sinar biru terdapat pada spektrum yang masih dapat diterima oleh mata, namun dapat menyebabkan kerusakan mata akibat oleh radikal bebas yang dihasilkannya. Risiko kerusakan mata tergantung pada panjang cahaya dan intensitas paparan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jarak dan lama paparan sinar biru pesawat televisi terhadap fungsi refraksi dengan melakukan pengukuran tajam penglihatan. Penelitian ini menggunakan cross-sectional design, dan mengikutsertakan siswa kelas 1 sampai kelas 5 SD GMIM 20 Manado sebagai populasi. Pada sampel sebanyak 30 siswa dilakukan pengukuran tajam penglihatan. Hasil penelitian dengan regresi linier memperlihatkan nilai P > 0,05. Korelasi jarak dan lama paparan sinar biru televisi terhadap tajam penglihatan mata kanan memperlihatkan nilai P = 0,184, dan terhadap tajam penglihatan mata kiri P = 0,967. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara jarak dan lama paparan sinar biru pesawat televisi terhadap fungsi refraksi siswa di SD GMIM 20 Manado. Kata kunci: televisi, sinar biru, paparan.
PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS SEDANG DAN TINGGI TERHADAP TEKANAN INTRAOKULER WANITA DEWASA NON GLAUKOMA Rumampuk, Jimmy F; Supit, Wenny; Wongkar, Djon
Jurnal Biomedik : JBM Vol 4, No 2 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.4.2.2012.760

Abstract

Abstract: The influence of aerobic fitness to certain physiologic changes of the body, in this case a decrease of intraocular pressure (IOP), has not been elucidated yet. This study aimed to examplify the influence of medium and high intensity aerobic fitness to the IOPs of non-glaucomatous adult females by involving 30 subjects (n=30) in accordance with the inclusion criteria. Prior to doing the aerobic fitness, body weight (BW), height (H), body mass index (BMI), and the arterial pulse were measured. The IOPs were measured by using a Schiotz Tonometer. Aerobic fitness was conducted under the supervision of a fitness instructor. Subjects in the treatment group carried out aerobic fitness on a regular basis. A mild intensity aerobic fitness was carried out for 30 minutes and a high intensity one for 15 minutes. There was a significant difference between the IOP values of post-aerobic fitness in the mild intensity group and the high intensity group (P < 0.05). This is shown by the average IOP value of post-aerobic fitness in the mild intensity group 15.37±1.261 mmHg, and the average IOP value of post-aerobic fitness in the high intensity group decreasing to 12.92±1.111 mmHg. Conclusion: aerobic fitness can decrease the IOP.Keywords: intra-ocular, aerobic fitness, female, non-glaucomatousAbstrak: Pengaruh senam aerobik dalam mengakibatkan perubahan fisiologik tubuh berupa penurunan tekanan intraokuler (TIO) belum jelas diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam aerobik intensitas sedang dan tinggi terhadap TIO wanita dewasa non-glaukoma dengan mengikutsertakan 30 subyek (n=30) yang sesuai dengan kriteria inklusi. Sebelum melakukan senam aerobik, dilakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), Indeks Massa Tubuh (IMT), serta denyut nadi. TIO diukur dengan menggunakan Tonometer Schiotz. Kegiatan senam aerobik dibimbing oleh seorang instruktur senam. Kelompok perlakuan melaksanakan aktifitas senam aerobik secara berkesinambungan. Senam aerobik intensitas sedang dilakukan selama 30 menit dan senam aerobik intensitas tinggi dilakukan selama 15 menit. Terdapat perbedaan nilai TIO yang bermakna sesudah senam aerobik intensitas sedang dengan sesudah senam aerobik intensitas tinggi (P < 0,05). Hal ini terlihat pada hasil rerata TIO pada kelompok perlakukan sesudah senam aerobik intensitas sedang sebesar 15,37±1,261 mmHg dan sesudah senam aerobik intensitas tinggi menurun menjadi 12,92±1,111. Simpulan: senam aerobik dapat menurunkan TIO.Kata kunci: intraokuler, senam aerobik, wanita, non-glaukoma
PENGARUH AIR MINERAL DAN AIR MINUM BEROKSIGEN TERHADAP SATURASI OKSIGEN DARAH PESENAM ZUMBA Pelealu, Brenda N. E.; Moningka, Maya E.W.; Rumampuk, Jimmy F.
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.7413

Abstract

Abstract: During physical activity, blood flow and oxygen usage will increase in order to transport oxygen which is required by muscles during exercise. One of the parameters to check the amount of oxygen that is bound to hemoglobin is oxygen saturation. This study aimed to determine the level of blood oxygen saturation of those who consumed mineral water and high oxygenated water during zumba gymnastics. This was an analytical experiments method with pre and post test approach. Total samples were 31 people who met the criteria and were willing to become the respondents. Data were analyzed using Wilcoxon Test. The results showed that the oxygen saturation before and after consuming mineral water (97.5±0.9) and (97.7±1.03) meanwhile before and after consuming high oxygenated water (97.6±0.75) and (98.7±0.44). The Wilcoxon test showed that there was a significant difference of blood oxygen saturation between before and after consuming high-oxygenated water (p=0.000) whereas for other respondents who consumed mineral water, there was no significant difference in their condition before and after consuming mineral water (p=0.198). Conclusion: There was a higher increase in blood oxygen saturation value before and after consuming oxygenated water compared to before and after consuming mineral water.Keywords: oxygen saturation, mineral water, and oxygenated water.Abstrak: Ketika beraktivitas fisik, aliran darah dan penggunaan oksigen akan meningkat untuk mengangkut oksigen yang diperlukan pada otot selama latihan. Salah satu parameter untuk melihat kadar oksigen yang berikatan dengan hemoglobin adalah Saturasi Oksigen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai saturasi oksigen darah pada orang yang mengkonsumsi air mineral dan air beroksigen tinggi pada senam zumba. Penelitian ini menggunakan metode analitik eksperimental dengan pendekatan pre and post test. Sampel penelitian berjumlah 31 orang yang memenuhi kriteria dan bersedia menjadi responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saturasi oksigen sebelum dan sesudah mengonsumsi air mineral (97,5±0,9) dan (97,7±1,03) sedangkan sebelum dan sesudah mengonsumsi air beroksigen tinggi (97,6±0,75) dan (98,7±0,44). Hasil uji Wilcoxon test menunjukkan perbedaan yang signifikan pada responden sebelum dan sesudah mengonsumsi air beroksigen (p=0,000) sedangkan ketika responden mengonsumsi air mineral terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada kondisi sebelum dan sesudah mengkonsumsi air mineral (p=0,198). Simpulan: Terjadi peningkatan yang lebih tinggi dalam nilai saturasi oksigen darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi air beroksigen dibandingkan dengan air mineral.Kata kunci: saturasi oksigen, air mineral, air beroksigen.
Pengaruh Olahraga Step-up Terhadap Massa Otot Pada Wanita Dewasa Muda Tuerah, Jonathan B.; Rumampuk, Jimmy F.; Lintong, Fransiska
e-Biomedik Vol 8, No 1 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v8i1.28702

Abstract

Abstract: Sarcopenia is a major clinical problem in elderly public health; with some bad outcomes such as disability, poor quality of life, and increased risk of death. Several studies have shown that sarcopenia is caused by lack of physical activity. Step-up exercise is an aerobic exercise that has all the benefits of high-intensity cardio training without putting pressure on the joints. The purpose of this study was to determine the effect of step-up exercise on muscle mass in young adult women. This research is an experimental research with one group pre-test and post-test design approach. The location of the study was at the Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University, Manado. The sample of this study was determined using a purposive sampling method which numbered 25 people to female students in the Nursing study program at Sam Ratulangi University class of 2019. Measurement of muscle mass was measured using a Bioelectrical Impedance Analysis measuring instrument and data were analyzed using t-paired tests. The results showed that muscle mass before and after step-up exercise showed no significant changes with a value of p=0.983 (p<0.05). In conclusions, A review of factors affecting muscle mass such as diet and lifestyle is needed.Keywords: Step-up, muscle mass, young adult woman.  Abstrak: Sarkopenia adalah masalah klinis utama dalam kesehatan masyarakat lansia; dengan beberapa hasil buruk seperti kecacatan, kualitas hidup yang buruk, dan peningkatan risiko kematian. Beberapa penelitian menunjukan bahwa sarkopenia diakibatkan oleh aktivitas fisik yang kurang. Olahraga step-up merupakan olahraga aerobic yang memiliki semua manfaat dari latihan kardio intensitas tinggi tanpa memberi tekanan pada sendi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh olahraga step-up terhadap massa otot pada wanita dewasa muda. Penelitianini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan one group pre-test and post-test design. Lokasi penelitian bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado. Sampel dari penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling yang berjumlah 25 orang padamahasiswa wanita program studi Ilmu Keperawatan Universitas Sam Ratulangi angkatan 2019. Pengukuran massa otot diukur menggunakan alat ukur Bioelectrical Impedance Analysis dan data dianalisis dengan t-paired test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa massa otot sebelum dan sesudah olahraga step-up menunjukkan tidak adanya perubahan signifikan dengan nilai p = 0,983 (p<0,05). Simpulan penelitian ini ialah perlu adanya peninjauan kembali faktor yang mempengaruhi massa otot seperti pola makan dan gaya hidup.Kata Kunci: Step-up, massa otot, wanita dewasa muda
Pengaruh aktivitas fisik terhadap kadar gula darah pada pria dewasa Herwanto, Matius E.; Lintong, Fransiska; Rumampuk, Jimmy F.
eBiomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.1.2016.10859

Abstract

Abstract: Physics in sport is important to know, how to do, limits and how should we exercise with a good way, in order to avoid disturbances in the body. A disorder that occurs normally in the form of muscle pain, joint pain, dizziness and others. Exercise techniques included in the basic lessons in physics, that must be understood by all the people, because the exercise should be a part of life. The aim of this study was to determine whether the effect of running to blood sugar. The design of this research is analytic cross sectional or it is only done once in a certain time. Field research locations located at KONI Ahmad Yani street Manado in North Sulawesi. Samples of the research is determined by simple random sampling that totaling 30 people who are young and who met the inclusion criteria, where the cardio exercise conducted and executed in turn, so the calculation is not in a hurry and with maximum results, the measurement of blood sugar is done by tools name autocheck that has proven and the data is analyzed using the wilcoxon test. The results showed that the value of p = 0.001, which means the value is < 0.05. From the results of the research can be concluded that there is a significant influence due to exercise run on blood sugar in normal men. It is recommended that should be a further studying. Conclusion: Still necessary to do further studying like insulin level to know the influence of exercise.Keywords: blood sugar, exerciseAbstrak: Ilmu Fisika dalam berolahraga sangatlah penting untuk mengetahui cara, batasan-batasan dan bagaimana seharusnya kita berolahraga yang baik, agar terhindar dari gangguan didalam tubuh. Gangguan yang terjadi biasanya berupa nyeri otot, nyeri dipersendian, pusing dan lainnya. Teknik berolahraga termasuk di dalam pelajaran dasar dalam ilmu fisika yang harus di pahami dengan baik oleh semua orang, karena berolahraga sudah seharusnya menjadi bagian dalam hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah adanya pengaruh dari berlari terhadap gula darah. Rancangan dari penelitian ini yaitu analitik secara potong lintang atau hanya dilakukan sekali dalam waktu tertentu. Lokasi penelitian bertempat di lapangan KONI jalan Ahmad Yani Manado Sulawesi Utara. Sampel dari penelitian ditentukan secara simple random sampling yang berjumlah 30 orang yang masih muda dan memenuhi kriteria inklusi, dimana olahraga berlari yang dilakukan, dilaksanakan secara bergantian agar penghitungan tidak terburu-buru dan hasilnya maksimal. Pengukuran gula darah dilakukan dengan alat autocheck yang sudah terbukti dan data dianalisis dengan wilcoxon test. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai p = 0,001 yang artinya nilai tersebut < 0,05. Dari hasil penelitain ini dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna akibat aktivitas fisik berlari terhadap gula darah pada pria normal. Simpulan: Masih diperlukan pembelajaran lanjutan seperti tingkat insulin untuk mengetahui pengaruh dari latihan fisik.Kata kunci: gula darah, latihan fisik
PENGARUH KEBISINGAN MESIN LAS DISEL LISTRIK TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Koagouw, Ivana Angelia; Supit, Wenny; Rumampuk, Jimmy F.
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.3679

Abstract

Abstrac: Noise is unwanted sound such  as noise that comes from. Noise at high intensity that long exposes to people  can cause interference both on auditory and also on non-auditory functions. The purpose of this study is to determine the effect of noise diesel electric welding machine to the auditory function, both subjective and objective.This research is an analytic survey with a cross-sectional design. The Population samples are from 30 people that wasobtained through questionnaire. Then performedin the examinationofauditory function using audiometer in Prof. dr.R. DKandou General Hospital Manado. Previous measurement of  noise levels welding workshop conducted by measuring the Sound Level Meter. Data were analyzed using the Statistical Product and Service Solution Program (SPSS) and using Fisher's Exact test.The results show that workers with exposure noise  > 90 dB, a total of  27 workers with a percentage (90%) have hearing loss and 3 workers with the percentage (10%) do not hearing loss. Analytical results obtained by Fisher’s Exact show that there is a significant relationship between the effect of noise on hearing function (p = 0,002). Conclusion: Based on these results it can be concluded, that there is a significant relationship between the effect of noise on significan hearing function. Key Words: Noise, Hearing Function   Abstrak: Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki seperti  suara yang bersumber dari bising mesin las disel listrik. Kebisingan pada intensitas tinggi dan dipaparkan dengan jangka waktu yang lama pada orang  dapat menimbulkan gangguan fungsi pendengaran dan juga pada fungsi non pendengaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kebisingan mesin las disel listrik terhadap fungsi pendengaran, baik subjektif dan objektif.Penelitian ini bersifat survey analitik dengan desain potong lintang.Populasi sebanyak 30 orang yang di peroleh melalui kuesioner.Kemudian dilakukan fungsi pendengaran di RSUP. Prof. dr. R. D. Kandou Manado yaitu pemeriksaan audiometer. Sebelumnya pengukuran tingkat kebisingan bengkel las dilakukan dengan pengukuran Sound Level Meter. Data dianalisis dengan menggunakan Statistical  Program Product and Service Solution (SPSS) dan menggunakan uji Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 pekerja mengalami paparan kebisingan  90 dB, dengan presentrase (90%) mengalami gangguan pendengaran dan 3 pekerja (10%) tidak mengalami gangguan pendengaran. Hasil analisis Fisher Exact menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh kebisingan terhadap fungsi pendengaran (p = 0,002). Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengaruh kebisingan terhadap fungsi pendengaran. Kata Kunci : Kebisingan, Fungsi Pendengaran
Perbandingan Saturasi Oksigen pada Perokok dan Bukan Perokok di Dataran Tinggi Tomohon dan Dataran Rendah Manado Polii, Thalia R.; Rumampuk, Jimmy; Lintong, Fransiska
e-Biomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v5i2.18311

Abstract

Abstract: Cigarette smoking has many negative impacts to human body inter alia declined oxygen saturation due to binding of CO to Hb. Aside from smoking, declined barometric pressure on higher surface can also decrease the oxygen saturation. This study was aimed to understand the comparison of oxygen saturation between smokers and non-smokers in highland of Tomohon and lowland of Manado. This was an analytical study with a cross-sectional design. There were 60 subjects, smokers and non-smokers, from highland and lowland. The results showed that there was a significant difference in mean oxygen saturation between smokers of highland and of lowland (P=0.002) but there was no significant difference in mean oxygen saturation between non-smokers of highland and of lowland (P=0.0255). There was a significant difference in mean oxygen saturation between smokers of highland and non-smokers of lowland (P=0.001) but there was no significant difference in mean oxygen saturation between non-smokers of highland and smokers of lowland (P=0.424). There was a significant difference in mean oxygen saturation between smokers and non-smokers of highland (P=0.010) but there was no significant difference in oxygen saturation between smokers of highland and non-smokers of lowland (P=0.714). Conclusion: There were significant differences in oxygen saturation between smokers of highland and of lowland; smokers of highland and non-smokers of lowland; as well as smokers and non-smokers of highland. On the other hand, there were no significant differences in oxygen saturation between non-smokers of highland and of lowland; non-smokers of highland and smokers of lowland; as well as smokers and non-smokers of lowland.Keywords: oxygen saturation, smokers, non-smokers, highland, lowland Abstrak: Rokok memiliki dampak buruk pada kesehatan manusia, salah satunya ialah menurunnya saturasi oksigen akibat ikatan yang terjadi antara CO dengan Hb. Selain merokok, penurunan tekanan barometrik pada ketinggian juga dapat menurunkan kadar saturasi oksigen dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan saturasi oksigen pada perokok dan bukan perokok di dataran tinggi Tomohon dan di dataran rendah Manado. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang. Subyek penelitian berjumlah 60 orang yang terdiri dari perokok dan bukan perokok di dataran tinggi dan rendah. Hasil penelitian mendapatkan perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara perokok dataran tinggi dan perokok dataran rendah (P=0,002). Tidak terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara bukan perokok dataran tinggi dan bukan perokok dataran rendah (P= 0,255). Terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara perokok dataran tinggi dan bukan perokok dataran rendah (P=0,001). Tidak terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara bukan perokok dataran tinggi dan perokok dataran rendah (P=0,424). Terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara perokok dan bukan perokok di dataran tinggi (P=0,010). Tidak terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara perokok dan bukan perokok di dataran rendah (P= 0,714). Simpulan: Terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara perokok dataran tinggi dan perokok dataran rendah; perokok dataran tinggi dan bukan perokok dataran rendah; serta perokok dan bukan perokok di dataran tinggi. Tidak terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen yang bermakna antara bukan perokok dataran tinggi dan bukan perokok dataran rendah; bukan perokok dataran tinggi dan perokok dataran rendah; serta perokok dan bukan perokok di dataran rendah.Kata kunci: saturasi oksigen, perokok, bukan perokok, dataran tinggi, dataran rendah
Hubungan Penggunaan Smartphone terhadap Ketajaman Penglihatan Angmalisang, Yonathan S. A.; Moningka, Maya E. W.; Rumampuk, Jimmy F.
e-Biomedik Vol 9, No 1 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v9i1.31805

Abstract

Abstract: Visual acuity is the ability of a person's eyes to distinguish the shapes and details of objects at a certain distance. Decreased visual acuity is still a health problem in society. A person's visual acuity is influenced by refraction, pupil size, light intensity, exposure time, retinal stimulation area, eye adaptation, and eye movement. The use of smartphones has become a necessity of everyday life in society. Several studies have shown that smartphone use can lead to decreased visual acuity. This study aimed to determine whether there is a relationship between smartphone use and visual acuity and the factors that can affect visual acuity due to smartphone use. The research design used was a literature review with journals that can be accessed free full text through PubMed and ClinicalKey. As a result, the smartphone use can lead to DED, myopia, dan blurred vision. In conclusion, there is a relationship between smartphone use and visual acuityKeywords: smartphone, visual acuity  Abstrak: Ketajaman penglihatan adalah kemampuan mata seseorang untuk membedakan bentuk dan detail objek pada jarak tertentu. Penurunan ketajaman penglihatan masih menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat. Ketajaman penglihatan seseorang dipengaruhi oleh refraksi, ukuran pupil, intensitas cahaya, waktu pemaparan, area stimulasi retina, adaptasi mata, dan gerakan mata. Penggunaan smartphone sudah menjadi kebutuhan kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan smartphone dapat menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan penggunaan smartphone terhadap ketajaman penglihatan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan karena penggunaan smartphone. Desain penelitian yang dipakai adalah literature review dengan jurnal-jurnal yang dapat diakses secara gratis melalui PubMed dan ClinicalKey. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan smartphone dapat mengakibatkan DED, miopia dan penglihatan kabur. Sebagai simpulan, terdapat hubungan penggunaan smartphone terhadap ketajaman penglihatanKata Kunci: smartphone, ketajaman penglihatan