Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAMBI KABUPATEN MERANGIN TENTANG SUKU ANAK DALAM Riswanto Bakhtiar; Sayid Anshar; Zumiarti Zumiarti; Annisa Fitri; Rangga Prayitno
UNES Law Review Vol 2 No 4 (2020): UNES LAW REVIEW (Juni 2020)
Publisher : LPPM Universitas Ekasakti Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31933/unesrev.v2i4.128

Abstract

The policy of the jambi regency provincial government regulates the ethnicity of children based on Law No. 6 of 2014 concerning Villages; Permendagri No. 52 of 2014 concerning Guidelines for the Recognition and Protection of Indigenous and Tribal Peoples; and Ministry of Social Decree Number 187 / Huk / 2018 Concerning Determination of Social Empowerment Locations for Remote Indigenous Communities in 2019. Based on these regulations the regency government has issued a program specifically for the Suku Anak Dalam (SAD), namely the Remote Welfare Development Program (PKSMT) . Where there are 5 programs that have been targeted, but of the five PKSMT programs that are running there are only 4 programs, namely: (a) Settlements, (b) Smart Houses, (c) Empowerment, (d) Health.
CATCALLING SEBAGAI BENTUK PELECEHAN SEKSUAL SECARA VERBAL TERHADAP PEREMPUAN DI SIJUNJUNG (STUDI KASUS DI NAGARI PEMATANG PANJANG) Zumiarti Zumi; Siskia Marpuri
JSSHA ADPERTISI JOURNAL Vol. 2 No. 2 (2022): Des 2022
Publisher : JSSHA ADPERTISI JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.907 KB)

Abstract

Fenomena catcalling ( verbal street harassment ) merupakan sesuatu yang hampir selalu dialami atau disaksikan oleh setiap orang di dalam kehidupannya dengan perempuan sebagai korban sementara laki-laki cenderung untuk tidak diobjektifikasi secara seksual oleh orang-orang asing. Meski demikian, bukan berarti saya ingin mengatakan bahwa laki-laki terbebas dari ancaman sexual harassment. Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Kualitatif. Subjek Penelitian di pilih menggunakan menggunakan Teknik Purposive Sampling yaitu 15 Narasumber. Untuk Mendapatkan Data penulis Menggunakan 4 Teknik. Penggumpulan Data, yitu Peneliti ke Lapangan Langsung atau Kepustakaa, Observasi, Wawancara, serta Dokumentasi.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan dan bentuk-bentuk Catcalling kemudian apa factor yang mendorong terjadinya Catcalling. Tidak setuju tentang anggapan catcalling itu adalah tindakan iseng-iseng saja, ketika mengalami pelecehan seksual secara verbal (Catcalling) meereka sadar bahwa mereka saat itu sedang dilecehkan dan menganggap Catcagllin adalah himbauan yang berbaurkan nafsu. Bentuk-bentuk Catcalling yang terjadi di Pematang Panjang Sijunjung adalah Catcalling sering terjadi di tempat-tempat umum seperti pasar, jalanan dan tempat kerja. Catcalling yang sering terjadi yaitu siulan, kedipan, kode-kodean dan kata-kata gombal. Terjadi karena mereka cantik, bertubuh bagus, dan pakaian memperlihatkan lekuk tubuh.Laki-laki melakukan itu karena adanyaa rasa suka, otak mesum, ada penyakit Hiperseksual dan tidak pernah memiliki istri sama sekali. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengetahuan perempuan terhadap Catcalling sangat rendah dan utuk perempuan jika tidak ingin di goda laki-laki atau menjadi korban Catcalling jangan berpakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh. Laki-laki melakukan Catcalling karena dia menyukai perempuan cantik dan merukan wanita idaman dia, dan untuk perempuan lain yang jadi korbannya dia iseng saja alasan dan penyeban mereka melakukan Catcalling karena mereka iseng dan mereka sangat menyukai perempuan yang bertubuh seksi atau perempuan yang memperlihatkan lekuk tubuhnya tapi mereka sangat mengistimewahkan perempuan yang menutup auratnya
MOM SHAMING SETELAH MELAHIRKAN DI MEDIA SOSIAL TIKTOK (ANALISIS SEMIOTIKA) Zumiarti
Journal of Social and Economics Research Vol 5 No 1 (2023): JSER, June 2023
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jser.v5i1.79

Abstract

Mom Shaming atau perundungan pada seorang ibu menjadi salah satu momok menakutkan bagi semua perempuan yang menjadi ibu. Kritik, cacian bahkan perundungan atas berbagai pola parenting yang diterapkannya membuat banyak ibu tertekan. Bullying tersebut bahkan bisa mengganggu kesehatan mental karena para ibu kewalahan menghadapi tekanan yang dialaminya. Seperti pola makan, berat badan, pilihan susu formula atau ASI sampai pemberian gawai pada anak menjadi tema yang kerap dijadikan bahan kritikan. Rasa bersalah dan rasa malu yang dimiliki seorang ibu dapat menimbulkan pikiran bahwa diri ini entah bagaimana terlihat salah, rusak, tidak memadai, tidak cukup baik, dan tidak cukup kuat untuk menjadi seorang ibu. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk mengeksplorasi bentuk ujaran Mom Shaming yang ada di media sosial Tik Tok dan mengungkap efek perlokusi dari ujaran tersebut. Subjek penelitian ini adalah akun Tik Tok ibu-ibu yang di cari berdasarkan hastag Mom Shaming. Penelitian ini dilakukan karena melihat maraknya fenomena mom shaming yang terjadi saat ini, terutama ibu-ibu muda yang mengalami Mom Shaming. Namun, banyak masyarakat yang belum mengetahui istilah Mom Shaming, sehingga mereka tidak tahu apa itu Mom Shaming dan seperti apa bentuk ujaran Mom Shaming tersebut.
Etnografi Komunikasi Basapa Di Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Rahmi Ediyanti; Sumartono Mulyodiharjo; Zumiarti Zumiarti
Jurnal Ilmiah Ekotrans & Erudisi Vol. 1 No. 1 (2021): Kebijakan Publik
Publisher : LPPM Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69989/rnpyv681

Abstract

The tradition of basapa to the Tomb of Tuanku Syekh Burhanuddin is known as the name bersafar which in the pronunciation of the Minangkabau tongue becomes basapa, where this tradition is a historical tour of Islam found in West Sumatra. The communicative situation is using the nonverbal language used during the basapa tradition procession in the form of alms or infaq, pilgrimage, praying, praying, eating food & drinks placed on the tomb, dhikr, tadarusan, sholawatan, teachings of the syattariyah tarekat, well water, kimo water, watering stones ampa, and took the sand of the tomb. Basapa tradition communicative event is an annual tradition that is held on the 10th of the safar month. Where at that time the pilgrims and the people involved would follow a series of processions in the basapa tradition in the form of gratitude to thank Sheikh Burhanuddin for what he had fought for. They believe there is another goal of local beliefs, namely by following the basapa tradition we get a more sustenance, health and avoid catastrophe and so on. The communicative action that occurs is that people who follow the basapa tradition have a code or signal that is mutually agreed upon, this code has various forms and meanings. Communication patterns that exist in the basapa procession are primary communication patterns, because the processions in the basapa tradition use many verbal and nonverbal symbols
Pemanfaatan Media Sosial “Facebook” Oleh Pelaku Kejahatan Pedofilia (Analisis Wacana Pada Akun “Penggemar Kaos Dalam Singlet Anak SD”) Zumiarti Zumiarti
Jurnal Ilmiah Ekotrans & Erudisi Vol. 1 No. 1 (2021): Kebijakan Publik
Publisher : LPPM Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69989/ztk0c854

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kekawatiran penulis terhadap pemanfaatan media sosial oleh pelaku pedofilia melalui akun grup penggemar kaos dalam singlet anak SD, apalagi pelaku dengan mudahnya mengakses konten-konten yang berbau porno melalui status atau komentar oleh anggota yang mengundang birahi untuk memancing para korbannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis makna bahasa yang tergambar didalam akun “Penggemar Kaos dalam Singlet Anak SD”. Penelitian ini  dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian eksplanatoris.  Sebagai unit amatannya seperti update status, dan kolom komentar di facebook. Dari hasil penelitian terkait makna bahasa dalam akun “Penggemar Kaos Dalam Singlet Anak SD” yang mana mengunakan analisis wacana Van Dijk yakni dari segi tematik, skematik, stilistik, sintaksis, semantik menggambarkan hasrat atau gairah seksual yang menimbulkan penyimpangan seksual oleh pelaku pedofilia yang dilihat dari status akun, kolom komentar akun dan status anggota akun tersebut. Sedangkan dari sisi retoris tidak ada sama sekali. Penggunaan kata-kata yang menunjukkan bahwa anggota grup tersebut sama-sama pelaku pedofilia. Di grup ini, anggota pedofilia berkomunikasi secara intens dengan sesama pedofilia dan saling berbagi informasi mengenai korban atau anak-anak yang menjadi sasaran seperti melalui media gambar. Di kolom komentar masing-masing para pedofilia akan saling mengungkapkan keinginan yang berupa hasrat yang menyimpang, baik dituju ke foto korban maupun ke sesama pelaku pedofilia. Inilah alasan kenapa para pedofilia benar-benar memanfaatkan internet khusunya media sosial facebook sebagai sarana untuk menyalurkan hasrat atau keinginan mereka. Selain itu, dengan internet atau media sosial facebook para pedofilia lebih bebas berekspresi walaupun hanya melalui kata-kata atau gambar, namun para pedofilia ini sudah cukup merasa puas dengan balasan komentar anggota pedofilia lainnya.
Analisis Wacana Kritis Pada Komunitas Indonesia Tanpa Poligami (ITAMI) di Instagram Titi Satri Wahyuni; Zumiarti Zumiarti
Jurnal Ilmiah Ekotrans & Erudisi Vol. 1 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : LPPM Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69989/cf8n8e97

Abstract

Penelitian ini menggunakan teori analisis wacana kritis, yakni sebuah analisis yang menitikberatkan bahasa sebagai praktik kekuasaan. Penelitian dilakukan dengan menganalisis struktur wacana dalam setiap postingan dan komentar pada akun @indonesiatanpapoligami pada bulan Juni-Desember 2020. Fairclough membagi analisisnya ke dalam tiga dimensi yaitu teks, discourse practice, dan sosiocultural practice. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkap tendensi dan ideologi pada akun @indonesiatanpapoligami media dalam menyajikan informasi mengenai poligami. Hasil penelitian yang menganalisis tentang teks pada tingkat representasi ditemukan beberapa kosa kata yaitu sunnah rasul, fckboy, feminis, kafir, murtad, zina. Pada tingkat relasi, media menjadi ruang sosial dimana masing-masing kelompok saling mengajukan gagasan dan pendapat dan memberi kekuatan social yang ditampilkan dalam teks. Pada tingkat identitas, admin akun @indonesiatanpapoligami sangat jelas menentang praktik poligami di Indonesia. Dalam Praktik kewacanaan atau discourse practice, banyak komentar pro maupun kontra terhadap praktik poligami dari pengguna akun instagram lain terhadap postingan yang diunggah oleh akun instagram @indonesiatanpapoligami. Pada Praktik sosial budaya atau Sosiocultural practice level situasional praktik poligami yang dilakukan zaman sekarang hanyalah karena hawa nafsu saja dengan alasan mengatas namakan agama. Level institusional disini yakni Riset LBH APIK (Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan) praktik poligami menyebabkan ketidak adilan: perempuan yang disakiti dan anak yang ditelantarkan. Level sosial dapat menggiring opini sesama pengguna akun instagram bahwa praktik poligami di Indonesia merupakan hal yang seharusnya tidak dilakukan.
PENERAPAN TEORI SELF DISCLOSURE PADA GENERASI MILENIAL (PEMILIK SECOND ACCOUNT INSTAGRAM) Zumiarti; Rahmad Surya
Ekasakti Jurnal Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2024): (EJPP) Ekasakti Jurnal Penelitian & Pegabdian (November 2023 - April 2024)
Publisher : LPPM Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31933/ejpp.v4i1.1032

Abstract

The millennial generation, which was born at the same time as technology, is close to technology, including the internet and today's social media, namely Instagram. The purpose of this study is to find self-disclosure or self-disclosure with freedom of expression and eliminate the feeling of insecurity that is felt by millennials on second Instagram accounts. One of the social media, namely Instagram, with its Stories feature, is currently not only a place to find friends or share information. But also to express feelings and express themselves by users. continues to increase until Instagram Stories becomes a place for self-disclosure. The method used by researchers is a qualitative descriptive method in which researchers conduct observations, interviews, and documentation of several informants who are randomly selected starting from the ages of 20 to 24 years (early adulthood). Based on this, this study discusses self-disclosure of the millennial generation in second Instagram accounts. The purpose of this study is to find out the forms and impacts of self- disclosure on second Instagram accounts. The theory used in this study is the Johari Windows theory with a qualitative approach and descriptive method. The results of the discussion explain that the biggest aspect of self-disclosure in the millennial generation is open self or open area, then there is also hidden self or hidden area, blind self or blind area and unknown self or unknown area. There are goals for self-expression, motivating others, social legitimacy and information sharing. Then there are positive and negative impacts after doing it on a second Instagram account.
JANDA DALAM PERSPEKTIF PATRIARKI DAN KAUM MISOGINI DALAM TIKTOK: Analisis Semiotika Roland Barthes Zumiarti; Fetri Reni; Riswanto Bakhtiar; Wahyu fitri; Rajwa Nu’ma Nabilah
Ekasakti Jurnal Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 2 (2024): Ekasakti Jurnal Penelitian & Pegabdian (Mei 2024 - Oktober 2024)
Publisher : LPPM Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya Patriarki Dan Kaum Misogini mempengaruhi pandangan dan perlakuan terhadap janda di indonesia. Budaya patriarki di indonesia menyebabkan perempuan sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, angka pernikahan dini, dan stigma mengenai perceraian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan analisis semiotika Roland Barthes. Dalam analisis semiotika Roland Barthes ini peneliti menganalisis tiga tanda yaitu visual, verbal, serta audio, yang kemudian akan dihubungkan sehingga nantinya akan didapatkan makna denotatif,konotatif dan mitos. Oleh karena itu penulis akan menganalisis deskripsi pengungkapan Perspektif Budaya Patriarki Dan Kaum Misogini yang digambarkan yang ada dalam pandangan masyarakat terhadap Budaya Patriarki Dan Kuam Misogini ini melalui makna denotasi, konotasi, dan mitos. Penulis melakukan analisis per video yang menampilkan unsur-unsur Perspektif Budaya Patriarki Dan Kaum Misogini dan akan menjabarkan pembahasan secara mendalam mengenai analisis semiotika Perspektif Budaya Patriarki Dan Kaum Misogini Dalam Platform TikTok dengan menggunakan teori analisis Roland Barthes.
Pembinaan UMKM Dalam Mengelola Keuangan Pasca Banjir Bandang Di Nagari Pandai Sikek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar Yuliastanty, Susi; Erpidawati, Erpidawati; Nazif, Hazlif; Zumiarti, Zumiarti; Alam, Dewi Fangku; Ademauna, Dhea
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 5 (2024): Juli
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i5.1028

Abstract

Pasca Banjir Bandang yang terjadi di Bukik Batabuah Agam menyebabkan banyak sekali UMKM yang mengalami kerugian dari aspek materi dan material. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pembinaan dan warshop bagi UMKM pasca Banjir Bandang di Nagari Pandai Sikek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. Metode pelaksanaan dengan melakukan worshop dan pembinaan dengan menghadirkan UMKM Pasca Banjir Bandang di Nagari Batang Batabuah Kabupaten Agam. Hasil pengabdian ini adalah Pembinaan UMKM dalam mengelola keuangan pasca-banjir bandang bukan hanya tentang memberikan bantuan segera, tetapi juga memberdayakan mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu mereka menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, UMKM dapat pulih lebih cepat dan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi bencana alam dan ketidakpastian ekonomi. Pentingnya Pendidikan Keuangan Edukasi dan pelatihan mengenai manajemen keuangan sangat penting bagi UMKM. Dengan pemahaman yang baik tentang perencanaan anggaran, pencatatan transaksi, dan pengelolaan kas, UMKM dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih efisien. Teknologi sebagai Alat Pendukung: Penggunaan teknologi seperti perangkat lunak akuntansi dapat membantu UMKM dalam meningkatkan akurasi pencatatan keuangan dan memperoleh informasi keuangan secara real-time, yang krusial untuk pengambilan keputusan yang tepat.
Kampanye Lgbt Dalam Video Klip “You Need To Calm Down” Oleh Taylor Swift (Analisis Semiotika Roland Barthes) Wahyu Fitri; Muhammad Ilsan Oktapian; Zumiarti Zumiarti; Rahmad Surya; Anggi Hadi Wijaya
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Video klip adalah sebuah film pendek atau video yang mendampingi alunan musik, umumnya sebuah lagu, Video klip modern berfungsi sebagai alat pemasaran untuk mempromosikan sebuah album rekaman. Video musik Taylor Swift yang berjudul “You Need To Calm Down” memang memiliki konsep yang berbeda dibandingkan dengan video musik penyanyi-penyanyi lainnya yang bertema LGBT. Namun setelah video musik dirilis dan di upload di YouTube milik Taylor Swift menimbulkan komentar pro dan kontra. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis semiotika model Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan beberapa adegan yang memiliki tanda-tanda kampanye LGBT di dalam MV yang peneliti uraikan berdasarkan makna Denotasi, Konotasi, Mitos dan lima kode Roland Barthes. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis kampanye LGBT dalam Musik Video You Need To Calm Down oleh Taylor Swift. Tujuan dari penelitian ini juga untuk memberikan pemahaman dan gambaran mengenai makna-makna semiotika Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini ialah banyak sekarang artis-artis atau musisi dunia mengkapanyekan LGBT dalam music video yang mereka rilis, untuk menyampaikan aspirasi para kaum LGBT agar mereka dapat diterima dalam tatanan kehidupan masyarakat dan tidak mendeskriminasikan mereka.