Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK METANOL DAUN LABAN (Vitex pinnata L.) SERTA FRAKSI-FRAKSINYA Rizkiyani Zulfa Larasati; Irma Ratna Kartika; Fera Kurniadewi
Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan Vol 3 No 1 (2013): JRSKT - Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan, Volume 3 Nomor 1 Juli 2013
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.478 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data profil fitokimia dan data bioktivitas antifungi ekstrak MeOH, fraksi n-heksana, fraksi CHCl3 dan fraksi EtOAc daun laban (Vitex pinnata L.) asal pantai Pangandaran terhadap fungi Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Ekstraksi daun laban dilakukan dengan metode maserasi dan partisi bertingkat. Uji fitokimia dilakukan melalui uji profil fitokimia dan pengamatan KLT terhadap ekstrak MeOH, fraksi n-heksana, fraksi CHCl3, fraksi EtOAc. Dari hasil uji fitokimia dan identifikasi golongan senyawa dengan KLT diperoleh informasi bahwa ekstrak MeOH daun laban mengandung metabolit sekunder golongan flavonoid, fenolik, steroid dan terpenoid. Fraksi n-heksana mengandung metabolit sekunder golongan steroid. Fraksi CHCl3 mengandung metabolit sekunder golongan flavonoid, fenolik dan steroid. Sedangkan fraksi EtOAc mengandung metabolit sekunder golongan fenolik dan terpenoid. Uji aktivitas antifungi dilakukan dengan metode difusi dan dilusi agar. Hasil uji aktivitas antifungi menunjukkan nilai DDH dan KHM terbaik dimiliki oleh fraksi EtOAc dengan nilai DDH rata-rata mencapai 15,5 mm pada konsentrasi 50% dan nilai KHM sebesar 3,1% terhadap Trichophyton mentagrophytes. Diduga metabolit sekunder golongan terpenoid berperan penting dalam aktivitas antifungi pada ekstrak EtOAc terhadap Trichophyton mentagrophytes.Kata kunci: Vitex pinnata L., fitokimia, Kromatografi Lapis Tipis, antifungi, Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes, Diameter Daerah Hambat, Konsentrasi Hambat Minimum. The objective of this research are to obtain phytochemical profile data and antifungal bioactivity data from MeOH extract, n-hexane fraction, CHCl3 fraction and EtOAc fraction of Laban leaves (Vitex pinnata L.) from Pangandaran beach to against Trichophyton mentagrophytes and Candida albicans. Laban leaves extraction is done by maceration method and multilevel partitioning. Phytochemical test is done through testing and screening of phytochemistry profile by TLC to the MeOH extract, n-hexane fraction, CHCl3 fraction and EtOAc fraction. The results and identification of phytochemical classes compounds with TLC obtained information that the MeOH extract of laban leaves containing secondary metabolites such as flavonoids, phenolics, steroids and terpenoids. N-hexane fraction containing secondary metabolites steroids. CHCl3 fractions containing secondary metabolites such as flavonoids, phenolics and steroids. EtOAc fraction containing secondary metabolites such as phenolics and terpenoids. Antifungal activity test was taken by diffusion and dilution methods. Antifungal activity test results showed the best MIC and DDH value owned by EtOAc fraction with DDH values averaged 15.5 mm at a concentration of 50% and the MIC values of 3.1% against Trichophyton mentagrophytes. Classes of terpenoid secondary metabolites was expected have a role to antifungal activity against Trichophyton mentagrophytes in EtOAc extract. Key words: Vitex pinnata L., phytochemical, Thin Layer Chromatography, antifungal, Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes, Diameter Inhibitory Region, Minimum Inhibitory Concentration.
KLONING GEN FIM-C SALMONELLA TYPHIMURIUM DENGAN VEKTOR pGEM-T easy UNTUK PENGEMBANGAN VAKSIN REKOMBINAN PENYAKIT TYPHUS PADA MANUSIA Muktiningsih Nurjayadi; Giri Alviyanto; Fera Kurnia Dewi; Irma Ratna Kartika; Fernita Puspasari; Dessy Natalia
Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan Vol 3 No 2 (2013): JRSKT - Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan, Volume 3 Nomor 2 Desember 2013
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2100.129 KB) | DOI: 10.21009/JRSKT.032.04

Abstract

Bakteri Salmonella typhimurium merupakan penyebab penyakit typhus pada hewan mencit. Bakteri ini sering digunakan sebagai model untuk mempelajari penyakit typhus pada manusia. Penelitian ini bertujuan mendapatkan klon rekombinan gen fim-C Salmonella typhimurium dengan ukuran 0,7 kilobasa (pGEM-TStpm-fim-C) dan mengetahui karakteristik gen fim-C Salmonella typhimurium hasil kloning tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksploratif. Tahap yang dilakukan meliputi isolasi DNA genom S. typhimurium, amplifikasi gen fim-C S. typhmurium dengan metode PCR, karakterisasi gen fim-C S. typhimurium hasil amplifikasi, purifikasi gen fim-C S. typhimurium, kloning gen fim-C S. typhimurium dengan vektor pGEM-T easy, dan karakterisasi hasil kloning. Amplifikasi gen fim-C dengan metode PCR menggunakan primer FimC-Stpm-F dan FimC-Stpm-R menghasilkan pita DNA berukuran 0,7 kilobasa sesuai ukuran gen fim-C S. typhimurium. Kesesuaian tersebut menunjukkan bahwa desain dan sintesis primer serta amplifikasi berhasil dilakukan. Hasil kloning gen fim-C S. typhimurium 0,7 kb dengan vektor kloning pGEM-T easy memberikan koloni putih dan biru dengan ukuran yang sesuai stándar. Analisis restriksi plasmid rekombinan pGEM-T-Stpmfim-C dengan enzim BamHI dan HindIII menghasilkan dua pita berukuran 3 kb dan 0,7 kb sesuai ukuran DNA vektor pGEM-T easy dan gen fim-C S. typhimurium sebagi insert. Sekuensing klon rekombinan yang dihasilkan membuktikan bahwa urutan DNA S. typhimurium yang diperoleh memiliki homologi sebesar 99% dengan S.typhimurium LT2 pada GeneBank. Berdasarkan data-data tersebut disimpulkan bahwa pada penelitian ini telah berhasil dilakukan kloning gen fim-C S. typhimurium berukuran 0,7 kb pada vektor pGEM-T easy. Kata kunci : Salmonella typhimurium, kloning gen fim-C S. typhimurium, vaksin rekombinan, penyakit typhus. Salmonella typhimurium is bacteria that causes typhus disease in mouse. Usually, Salmonella typhimurium is used as a model for typhus disease study in human. The research is aimed to obtain recombinant clone of Salmonella typhimurium fim-C gene 0.7kilobase(kb) and knowing characteristics of Salmonella typhimurium gene the cloning result. Method of this research is exploration. Step of this research are isolate DNA genome of S. typhimurium bacteria, amplifícate fim-C gene by PCR, characterize S.typhimurium fim-C the amplification product, purification of S.typhimurium fim-C gene, cloning of S.typhimurium fim-C gene with pGEM-T easy vector, characterize the cloning product. Amplification of fim-C gen by PCR used FimC-Stpm- primer and FimC-Stpm-R primer produce DNA band 0.7kilbase appropriate with size of S.typhimurium fim-C gene. This result showing design, primer synthesis, and amplification has been succesfully. The cloning result from S.typhimurium fim-C gene 0.7kb with cloning vector pGEM-T easy give white colony and blue colony. The restriction analysis of recombinant plasmid pGEM-T-Stpm-fim-C with BamHI and HindIII enzyme produces two band 3 kb and 0.7 kb which appropriate size of DNA pGEM-T-easy vector and S.typhimurium fim-C gene as insert. Sequencing of recombinant clone proving DNA S.typhimurium have 99% homolog wh S.typhimurium LT2 in GeneBank. Conclusión this research is cloning of S.typhimurium fim-C gene 0.7kb with pGEM-T easy has been succesfully. Keywords: Salmonella typhimurium, cloning of Salmonella typhimurium fim-C gene, recombinant vaccine, typhus disease.
PENENTUAN NITRIT DALAM IKAN BAWAL PUTIH (Pampus argenteus) MENGGUNAKAN REAGEN 3-AMINA-7-DIMETILAMINA-2-METILFENAZIN HIDROKLORIDA DENGAN SPEKTROFOTOMETER VISIBEL Tritiyatma Hadinugrahaningsih; Irma Ratna Kartika; Susy Saadah
Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan Vol 2 No 2 (2012): JRSKT - Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan, Volume 2 Nomor 2 Desember 2012
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.306 KB) | DOI: 10.21009/JRSKT.022.03

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar nitrit dalam ikan bawal putih (Pampus argenteus) dengan variasi waktu penyimpanan menggunakan reagen 3-amina-7-dimetilamina-2-metilfenazin hidroklorida. Sampel ikan bawal putih (Pamppus argenteus) diperoleh dari hasil tangkapan nelayan Muara Angke. Kadar nitrit dalam ikan bawal putih (Pampus argenteus) ditentukan menggunakan metode spektrofotometri. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa, konsentrasi optimum reagen 3-amina-7-dimetilamina-2-metilfenazin hidroklorida adalah 0,0021% (b/v). Kadar nitrit dalam daging ikan bawal putih (Pampus argenteus) melalui proses freeze dry saat didiamkan selama satu hari adalah sebesar 5,388ppm, sedangkan tanpa melalui freeze dry adalah sebesar 4,085ppm. Kadar nitrit dalam daging ikan bawal putih (Pampus argenteus) melalui proses freeze dry saat didiamkan selama empat belas hari adalah sebesar 28,89ppm, sedangkan tanpa melalui freeze dry adalah sebesar 18,53ppm. Semakin lama ikan bawal putih (Pampus argenteus) didiamkan, maka konsentrasi nitrit yang terkandung semakin meningkat. Tidak terdapat perbedaan antara konsentrasi nitrit dalam daging ikan bawal (Pampus argenteus) yang mengalami proses freeze dry dan tidak mengalami proses freeze dry. Kata kunci: Nitrit, ikan bawal putih, Pampus argenteus, 3-amina-7-dimetilamina-2-metilfenazin hidroklorida, freeze dry The aim of the research is to determine nitrite level in the silver pomfret (pampusargenteus) with various storage using 3-amino-7-dimethylamino-2-methyl phenazine hydrochloridereagent. The fresh fish purchase from MuaraAngke fisherman. Nitrite level of silver pomfret is determined by spectrophotometer method. The results showed that the optimum concentration of 3-amino-7-dimethylamino-2-methyl phenazine hydrochloride reagent is 0.0021% (b/v). The fish was stored using overnight freezedrying process. The nitrite level of overnight fish is 5.388ppm and without freeze drying process is 4,085ppm. The nitrite level of fish on day 14 is 28.89ppm, and without freezedrying process is 18.53ppm. The storage time of fish is linearly proportinonal to nitrite level which is using or without using freeze drying process. Key words: Nitrite, Pampusargenteus, 3-amine-7-dimethylamine-2-methylphenazine hydrochloride, freezedry
Pengaruh Komposisi Asam Benzoat Dan Asam Salisilat Pada Pertumbuhan dan Produksi Aflatoksin Aspergillus Flavus Pada Buah Jagung (Zea mays l.) Irma Ratna Kartika; Stefanus Stefanus; Tri Handayani Kurniati
Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan Vol 2 No 1 (2012): JRSKT - Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan, Volume 2 Nomor 1 Juni 2012
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.71 KB) | DOI: 10.21009/JRSKT.021.05

Abstract

Kontaminasi aflatoksin pada bahan makanan dan biji-bijian merupakan masalah di seluruh dunia. Aflatoksin yang merupakan metabolit sekunder beracun yang diproduksi oleh Aspergillus flavus, bersifat karsinogen bagi hewan dan manusia, terutama sebagai penyebab kanker hati pada manusia. Pengaruh komposisi 11 campuran asam benzoat dan asam salisilat terhadap pertumbuhan dan produksi A. flavus pada jagung dilakukan dengan pengukuran pertumbuhan miselia, diameter koloni dan kandungan aflatoksin menggunakan HPLC. Hasil yang didapat menunjukan bahwa campuran asam benzoat dan asam salisiliat dengan perbandingan 1:1 (masing-masing konsentrasi asam adalah 2,5 mg/25 mL dalam air) dan waktu kontak 30 menit, dapat menghambat pertumbuhan A. flavus (9,16 mm/hari) dan produksi aflatoksin (872,88 ppb). Hasil ini dibandingkan terhadap standar fungisida (Mancozeb) dengan konsentrasi 5,0 mg/25 mL air, yang menunjukkan daya hambat yang lebih baik dengan kecepatan pertumbuhan A. flavus sebesar 8,08 mm/hari dan produksi aflatoksin sebanyak 596.22 ppb.Kata kunci : Aspergillus flavus, aflatoksin, asam salisilat, asam benzoat, jagung. Contamination of food and feed grains by aflatoxins is a problem throughout the world. Aflatoxins, which are toxic secondary metabolites produced by Aspergillus flavus are potent carcinogens to animals and have been linked to liver cancer in humans. The influence of 11 benzoic acid and salicylic acid composition on growth and aflatoxin production of A. flavus on maize was done by observing the miselial growth through the measurement of colony diameter and the measurement of aflatoxin content using the High Performance Liquid Chromatography method. The result showed that benzoic acid and salicylic acid on the composition of 2.5:2.5 mg/25 mL of distilled water with a contact time of 30 minutes showed the best inhibitory effect on growth and aflatoxin production of A. flavus with a growth rate of 9.16 mm / day and 872.88 ppb aflatoxin content, while the positive control Mancozeb 5.0 mg/25 mL of distilled water showed a better inhibitory effect with the growth rate of 8.08 mm/day and 596.22 ppb of aflatoxin content.Keywords : Aspergillus flavus, aflatoxin, salicylic acid, benzoic acid, corn.
STUDI PENDAHULUAN PEMBUATAN MINUMAN FERMENTASI-YOGHURT BERBAHAN DASAR BIJI DURIAN DAN ANALISIS KIMIANYA Irma Ratna Kartika
Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan Vol 1 No 2 (2011): JRSKT - Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan, Volume 1 Nomor 2 Desember 2011
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.409 KB) | DOI: 10.21009/JRSKT.012.04

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan minuman fermentasi berbahan dasar biji durian dan analisis kimianya. Minuman fermentasi ini dibuat dengan memvariasikan lamanya waktu fermentasi (20 jam, 30 jam, dan 40 jam) dan konsentrasi campuran serbuk biji durian dengan air (perbandingan biji durian:air adalah 1:16, 1:18 dan 1:20). Komposisi lengkap dari tiap-tiap yoghurt adalah sebagai berikut: Yoghurt A (5% w/w susu skim, 5% w/w gula pasir, 10% starter bakteri asam laktat, dan 80% biji durian + air (perbandingan biji durian:air = 1:16)), Yoghurt B (5% w/w susu skim, 5% w/w gula pasir, 10% starter bakteri asam laktat, dan 80% biji durian + air (perbandingan biji durian:air = 1:18)), Yoghurt C (5% w/w susu skim, 5% w/w gula pasir, 10% starter bakteri asam laktat, dan 80% biji durian + air (perbandingan biji durian:air = 1:20)), dan Blangko (5% w/w susu skim, 5% w/w gula pasir, 10% starter bakteri asam laktat, dan 80% air). Tiap-tiap campuran tersebut dibagi tiga dan dimasukkan ke tiga botol steril yang diberi label 20 jam (Yoghurt A20, Yoghurt B20 dan Yoghurt C20), 30 jam (Yoghurt A30, Yoghurt B30 dan Yoghurt C30) dan 40 jam (Yoghurt A40, Yoghurt B40 dan Yoghurt C40). Selanjutnya botol diinkubasi pada suhu ruang (28-30oC) berdasarkan waktu yang tertera di masingmasing botol tersebut. Setelah selesai diinkubasi, tiap-tiap botol didinginkan didalam refrigerator sampai dilakukan analisis kimianya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penampilan fisik dari minuman fermentasi biji durian adalah berupa larutan kental atau semipadat yang berwarna krem dan berbau tajam khas produk fermentasi bakteri asam laktat. Selain itu, waktu fermentasi berpengaruh terhadap kandungan kimia dari minuman fermentasi biji durian. Minuman fermentasi biji durian yang memiliki keasaman paling tinggi (0,855 setiap 100mg asam laktat/g sampel) dan kadar gula pereduksi yang paling tinggi (2,641 mg/mL) adalah minuman fermentasi dengan perbandingan biji durian:air = 1:16 pada waktu fermentasi 30 jam. Sementara itu, minuman fermentasi biji durian yang memiliki kandungan protein yang paling tinggi (8,717 mg/mL) adalah minuman fermentasi dengan perbandingan biji durian:air = 1:20 pada waktu fermentasi 30 jam. Kesimpulan penelitian ini adalah biji durian dapat digunakan sebagai media fermentasi bagi bakteri asam laktat. Penelitian selanjutnya adalah uji organoleptik (uji penerimaan konsumen), karakteristik kimiawi, fisika, dan biologis seperti kadar lemak, kadar abu, cemaran mikroba, dan jenis-jenis asam atau senyawa volatil yang terkandung dalam yoghurt biji durian agar dapat memenuhi standar yoghurt yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Kata Kunci: bakteri asam laktat, biji durian, minuman fermentasi, gula pereduksi, keasaman, Peptida
PENGARUH EKSTRAK METANOL KULIT BUAH JENGKOL TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT Irma Ratna Kartika; Muktiningsih Muktiningsih; Fera Kurniadewi
Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan Vol 1 No 1 (2011): JRSKT - Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan, Volume 1 Nomor 1 Juni 2011
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.159 KB) | DOI: 10.21009/JRSKT.011.03

Abstract

The study aim is to investigate the phytochemical profile and the effect of methanol extract of Jengkol [Pithecellobium jiringa (Jack) Prain ex King] (Leguminoceae) on reduction of glucose blood sugar level of mice (Mus musculus L.) strain DDY. A 870 g of dried Jengkol from Cipayung was macerated with methanol in order to get dried methanol extract (12,75 g). Meanwhile, phytochemical screening of the extract gave the information that the extract contained phenolic, flavanoid, steroid and saponine compounds. A TLC chromatogram indicated that methanol extract contained five phenolic compounds, seven flavonoid compounds and six mixtures of steroid and saponine compounds. The results showed that the extract of 450 mg/kg BW was able to lower glucose blood level as much as 66,67% more effective than other extract dosages (300 mg/kg BW, 600 mg/kg BW and 750 mg/kg BW) and the control drugs (Amaryl® 0,02 mg/kg BW, Glucobay® 1 mg/kg BW and Glucophage® 10 mg/kg BW). The maximum decrease of glucose level had been reach at day 14 of observation after administration of extracts or drugs. Hyperglycemic mice by glucose induced can be identified as animal model of type 2 diabetes due to unhealthy and unbalanced eating habit. Hence based on experiment outcome above, it can be concluded that extract dosage of 450 mg/kg BW has function as oral anti diabetic drug of type 2 diabetes. Keywords: hyperglycemia, Amaryl, Glucobay, Glucophage, diabetes, methanol extract Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil fitokimia dan pengaruh dosis ekstrak metanol kulit buah Jengkol [Pithecellobium jiringa (Jack) Prain ex King] (Leguminoceae) terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit (Mus Musculus L.) strain DDY dengan waktu pengamatan yang berbeda.Sebanyak 870 g jengkol dari Cipayung yang sudah dikeringkan, dimaserasi dengan pelarut metanol sehingga diperoleh ekstrak metanol kering (12,75 g). Sementara, hasil uji fitokimia memberikan informasi bahwa kulit buah jengkol mengandung senyawa kimia golongan fenolik, flavonoid, steroid, dan saponin. Hasil kromatogram dari KLT menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit buah jengkol mengandung 5 noda yang teridentifikasi sebagai senyawa fenolik, 7 noda yang teridentifikasi sebagai senyawa flavonoid, dan 6 noda yang teridentifikasi sebagai senyawa steroid dan saponin. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ekstrak jengkol dosis 450 mg/kg BB mampu menurunkan kadar glukosa darah sebesar 66,67% lebih efektif dibanding ekstrak dosis lain (300 mg/kg BB, 600 mg/kg BB dan 750 mg/kg BB) dan kontrol obat (Amaryl® 0,02 mg/kg BB, Glucobay® 1 mg/kg BB dan Glucophage® 10 mg/kg BB). Penurunan kadar glukosa secara maksimum terjadi pada waktu pengamatan hari ke-14 setelah pemberian ekstrak atau obat. Mencit yang dibuat hiperglikemia dengan cara diberi glukosa berlebih setiap hari, dapat dijadikan sebagai model hewan yang mengalami diabetes tipe 2 karena pola makanan yang tidak sehat dan seimbang. Oleh karena itu berdasarkan hasil percobaan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dosis 450 mg/kg BB dapat berfungsi sebagai obat antidiabetes oral tipe 2. Kata Kunci: hiperglikemia, Amaryl®, Glucobay®, Glucophage®, diabetes, ekstrak metanol
Uji Aktivitas Inhibisi Enzim α-Glukosidase secara In Vitro dari Ekstrak Metanol Daun Cryptocarya densiflora Blume dan Fraksi-Fraksinya Nurul Ariani; Irma Ratna Kartika; Fera Kurniadewi
Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan Vol 7 No 1 (2017): JRSKT - Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan, Volume 7 Nomor 1 Juli 2017
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.787 KB) | DOI: 10.21009/JRSKT.071.03

Abstract

Cryptocarya densiflora Blume digunakan dalam penelitian penelusuran senyawa antidiabetes melalui penentuan aktivitas inhibisinya terhadap enzim α-glukosidase secara in vitro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan profil fitokimia ekstrak metanol daun Cryptocarya densiflora Blume dan fraksi-fraksinya (n-heksana, n-heksana-etil asetat, serta etil asetat) serta aktivitas inhibisinya terhadap enzim α-glukosidase. Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini, diketahui bahwa fraksi etil asetat mengandung senyawa golongan flavonoid, fenolik, saponin, dan tanin. Di samping itu, fraksi etil asetat berpotensi sebagai inhibitor enzim α-glukosidase dengan nilai IC50 sebesar 93,325 ppm dengan kategori aktif sebagai antidiabetes. Kata kunci: Cryptocarya densiflora Blume, Inhibisi enzim α-glukosidase, in vitro
Co-Authors Adinda Myra Amalia Putri Adinda Myra Amalia Putri AGUS SETIAWAN Ananda Indah Putri Sihombing Anisa Fitriyanti Annisa Maharani Arieztania Rahmadhani Athiyah Layla Atikah Nur Rahmawati Ayu Berkahingrum Bassam Abomoelak Bassam Abomoelak Belgys Zahia Dalia Sukmawati Dandy Akbar Juliansyah Dandy Akbar Juliansyah Dandy Akbar Juliansyah Dessy Natalia Dewi Fitriyani Dwi Ana Oktaviani Elsa Septiani Ema Amalia Fathya Putri Fajriani Fera Kurnia Dewi Fera Kurniadewi Fera Kurniadewi Fera Kurniadewi Fernita Puspasari Firza Luthfia Adlina Giri Alviyanto Gladys Indira Putri Gladys Indira Putri Gladys Indira Putri Grace Gusti Angieta Putri Helzi Angelina Hesham A. El Enshasy Hesham Ali Al-Enshashy Hesham Ali El-Enshasy I Gusti Ayu R.N. A I Made Wiranatha I Made Wiranatha Inez Trinanda Irvan Maulana Irvan Maulana Irwan Saputra Isfasona Bunga Falana Ismaya Krisdawati Ismaya Krisdawati Jefferson Lynford Declan Kezia Erlang Kinanti Istantia Chantika Laila Manggarani Batau Lilis Septyarini Maharani Azka Azzahra Maharanianska Azzahra Mellyna Fitriani Mhd. Anis Muktiningsih Nurjayadi Nabilah Maulida Nabilla Anisa Putrie Nasywa Fhelia Salta Nida Nur Afifah Nurul Ariani Pardiana Pinkan Amanda Putri Puan Aqila Azizah Ririn Gustini Rista Putri Nur Ifa Rizkahana Syehfia Rizkiyani Zulfa Larasati Rosi Nurhujaimah Rosita Gio Anggraeni Royna Rahma Musie Sarah Adilisa Kartini Sheila Nurul Fadillah Octaviany Shyi-Tien Chen Sintia Mardita SITI FATIMAH Sri Rahayu Stefanus Stefanus Susy Saadah Tiara Fahriza Tri Handayani Kurniati Tritiyatma Hadinugrahaningsih Umiatin Uswatul Nisa Vira Saamia Vira Saamia Vira Saamia Yolanda Febrica Syafriani Yuli Rahmawati Zulmanelis Darwis