Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Penilaian Manfaat Ekowisata Hutan Mangrove Desa Budo Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Awali, Kifli Riyaldy; Saroinsong, Fabiola B.; Kalitouw, Devitha Windy
AGRI-SOSIOEKONOMI Vol. 19 No. 1 (2023): Agri-Sosioekonomi
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.137 KB) | DOI: 10.35791/agrsosek.v19i1.46855

Abstract

This research aims to analyze the benefits of mangrove ecotourism using the approach of visitors and the community around the mangrove forest ecotourism in Budo Village. This research was conducted in February-April 2022. The method used in this study is a quantitative descriptive method. Data regarding the benefits of mangrove forest ecotourism were carried out using direct interview techniques to 40 respondents from mangrove forest ecotourism visitors and 13 communities around mangrove forest ecotourism who were in guard VI. The data obtained were analyzed using a descriptive method which was tabulated in the form of a table. Based on the results of ecotourism research, mangrove forests are used by visitors as tourist attractions. 65% of respondents considered that access / ease of reach to the location of mangrove forest ecotourism in Budo Village was very easy to reach, 78% of respondents considered that mangrove debt ecotourism in Budo Village had a very beautiful view, 49% of respondents assessed that ecotourism in the mangrove forest of Budo Village had a variety of objects/ the number of spots varies greatly, 47% of respondents rated the ecotourism of the mangrove forest of Budo Village as very clean, 63% of respondents rated the service and safety of ecotourism of the mangrove forest of Budo village as very satisfactory, 48% of respondents rated the service of eating places for ecotourism of the mangrove forest of Budo village as very satisfactory, and 78 %. Budo Village mangrove forest ecotourism provides many benefits for the community around Budo Village mangrove forest ecotourism, both direct and indirect benefits. The direct benefits for the people of Budo Village can be used as a place for entrepreneurship in the form of MSMEs, home stays, parking lots, and cafes that can increase the income of the community around the Budo Village mangrove forest, the physical indirect benefits of mangrove forests are useful as a barrier to coastal abrasion, intrusion barriers ( infiltration) seawater, and windbreaks.
Perencanaan Lanskap Ekowisata Hutan Mangrove di Tapak Meras Taman Nasional Bunaken Paembonan, Mutiara Piekarsa; Saroinsong, Fabiola B.; Kalangi, Josephus I.
Silvarum Vol. 3 No. 2 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i2.49591

Abstract

Meras merupakan salah satu Kelurahan yang terletak di Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Kelurahan Meras memiliki ekosistem pesisir yang lengkap dan beragam seperti hutan mangrove namun belum dioptimalkan untuk menjadi kawasan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rencana lanskap atau penataan kawasan ekowisata hutan mangrove di Tapak Meras. Pengamatan dilakukan dengan metode observasi langsung ke lapangan yang bertujuan untuk melihat kondisi nyata yaitu potensi dan kendala dari kawasan kemudian mendokumentasikan keadaan hutan mangrove Tapak Meras untuk perbandingan sebelum dan sesudah perencanaan. Hasil penelitian mendapatkan masyarakat setempat mendukung penuh pengembangan ekowisata di hutan mangrove Tapak Meras. Masyarakat juga akan berpartisipasi dalam membantu memelihara kelestarian hutan mangrove. Perencanaan ekowisata di hutan mangrove Tapak Meras dikembangkan melalui pembagian tata ruang wilayah ekowisata yang terdiri dari ruang penerimaan seluas 0,4 ha, ruang pelayanan seluas 1,2 ha, ruang penyangga seluas 8,3 ha, dan ruang ekowisata seluas 4,8 ha.
Persepsi Masyarakat terhadap Lanskap Tapak Meras, Taman Nasional Bunaken Paimin, Natalia Cynthia Monica; Saroinsong, Fabiola B.; Lasut, Marthen T.
Silvarum Vol. 3 No. 2 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i2.57649

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap lanskap Tapak Meras Taman Nasional Bunaken. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling (sampel bertujuan) melalui penetapan kategori profil responden dengan teknik wawancara langsung melalui kuesioner yang diajukan kepada 96 responden. Selanjutnya, analisis persepsi masyarakat menggunakan Skala Likert yang kemudian diubah menjadi tiga kategori tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan Standar Deviasi. Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan persepsi masyarakat terhadap lanskap Tapak Meras dengan tingkat umur, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Analisis data dilakukan secara deskriptif menggunakan analisis statistik non parametrik Chi Square dan analisis inferensial menggunakan uji statistik non parametrik Kendall Tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian persepsi masyarakat terhadap lanskap Tapak Meras termasuk dalam kategori baik. Persepsi masyarakat terhadap lanskap tidak memiliki hubungan dengan tingkat umur, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Persepsi masyarakat lebih dipengaruhi oleh nilai manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.
Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Bolaang Mongondow Pangemanan, Euis F.S.; Saroinsong, Fabiola B.; Sumakud, Maria Y. M. A.; Ratag, Semuel P.; Kalangi, Josephus I.
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 14 No. 3 (2024): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v14i3.58390

Abstract

Penelitian etnobotani tentang tumbuhan obat sangat penting karena dapat mengungkap pengetahuan tradisional yang penting tentang penggunaan tumbuhan untuk pengobatan. Pengetahuan ini ditransfer dari generasi ke generasi dan merupakan bagian penting dari budaya suatu masyarakat. Banyak spesies tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh berbagai suku dan komunitas di Indonesia, yang memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Selama bertahun-tahun, masyarakat Bolaang Mongondow di Sulawesi Utara telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk mengobati berbagai penyakit. Namun, pengetahuan ini belum tercatat dengan baik dan hilang seiring perubahan zaman. Karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan dan mencatat jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh penduduk Bolaang Mongondow di Sulawesi Utara, serta metode pengolahan dan pemanfaatan tumbuhan tersebut. Penelitian dilakukan di Desa Kosio Barat dan Desa Ikhwan (Kab. Bolaang Mongondow), Desa Popodu (Kab. Bolaang Mongondow Selatan), dan Desa Guaan (Kab. Bolaang Mongondow Timur). Pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai informan/responden untuk menggali informasi tentang nama lokal tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan, cara penggunaan, dan manfaatnya. Responden adalah Batra, yang direkomendasikan oleh Kepala Desa setempat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 67 jenis tumbuhan yang dipergunakan masyarakat Bolaang Mongondow untuk menjaga kesehatannya. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun, kemudian batang, akar, bunga, buah dan biji. Tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan untuk pemeliharaan kesehatan dan mengobati berbagai penyakit. Terdapat berbagai kearifan lokal yang masih dipraktekan masyarakat sehubungan dengan pemanfaatan tumbuhan obat.
Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu Sebagai Penunjang Ekowisata di Gunung Manado Tua, Kawasan Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara Larenggam, Omega; Saroinsong, Fabiola B.; Langi, Martina A.
Silvarum Vol. 3 No. 1 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i1.44277

Abstract

Pulau Manado Tua adalah salah satu pulau yang berada di kawasan Taman Nasional Bunaken dan merupakan pulau terbesar dari kelompok pulau-pulau yang berada dalam batas teluk Manado. Pulau ini memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi dan memiliki pesona pariwisata yang eksotik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu sebagai penunjang dan daya tarik ekowisata di Gunung Manado Tua. Metode penelitian yang digunakan ialah Metode pathway count dengan mengikuti jalur yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kupu-kupu yang diperoleh berjumlah 20 jenis dengan total individu berjumlah 517 individu dari 5 famili yang berbeda. dari 20 jenis individu yang berhasil ditemukan terdapat 3 jenis kupu-kupu yang dominan terlihat sepanjang jalur pendakian yaitu Papilio gigon yang berjumlah 91 individu, Junonia hedonia berjumblah 79 individu, dan Ideopsis juventa sebanyak 69 individu adapun jenis kupu-kupu yang dilindingi yaitu kupu-kupu Troides helena dari famili Papolionidae . Dari hasil analisis keanekaragaman Shannon-Wiener indeks keanekaragaman kupu-kupu di Gunung Manado Tua bernilai H’=2,56 yang menunjukan kriteria keanekaragaman jenis sedang, dan tingkat keseragaman/Equitabilitas (E) bernilai E= 0,85 yang menunjukan tingkat keseragaman stabil. Dari hasil yang diperoleh keanekaragaman jenis kupu-kupu di Gunung Manado tua dapat menjadi salah satu daya tarik wisata dalam mengembangkan ekowisata yang ada di Gunung Manado Tua. Adapun jenis tumbuhan inang pakan imago yang diketahui berjumlah 4 jenis tumbuhan antara lain Crassosephalum crepidioides, Chromolaena odorata, Ixora sp, dan Mussaenda sp..
Persepsi Masyarakat Terhadap Peran Ekosistem Hutan Mangrove Kawasan Taman Nasional Bunaken Di Kelurahan Alung Banua Iriani, Iriani; Walangitan, Hengki D.; Saroinsong, Fabiola B.
Silvarum Vol. 3 No. 1 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i1.49044

Abstract

Persepsi adalah proses komunal untuk memahami lingkungan, dan partisipasi dalam organisasi danintrepretasi merupakan stimulus untuk pengalaman psikologis. Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan karakteristik responden dan menganalisis persepsi masyarakat Kelurahan Alung BanuaKawasan Taman Nasional Bunaken tentang peran ekosistem hutan mangrove bagi kehidupanmasyarakat lokal. Penelitian ini menggunakan metode acak sederhana yaitu sebagian dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat persepsimasyarakat terhadap peran ekosistem hutan mangrove berdasarkan 3 kategori yaitu tinggi sebanyak 10responden ( 11,76%), kategori sedang sebanyak 59 responden (69,41%) dan kategori rendah sebanyak16 responden (18,82%). Tingkat persepsi masyarakat berada pada kategori sedang disebabkanmasyarakat memahami dengan kuesioner namun belum sepenuhnya ikut serta dalam kegiatanpelestarian ekosistem.
Pemanfaatan Hutan Kota Tomohon Oleh Masyarakat Tomohon Tengah Bato, Anugrah Nover; Saroinsong, Fabiola B.; Pangemanan, Euis F.S.
Silvarum Vol. 3 No. 1 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i1.49047

Abstract

Hutan Kota merupakan suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapatdi dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutankota oleh pejabat yang berwenang. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan pemanfaatanHutan Kota Tomohon oleh masyarakat Tomohon Tengah dan menganalisis persepsi masyarakatTomohon Tengah akan fungsi dan pemanfaatan Hutan Kota Tomohon serta rekomendasipengembangan. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Pengambilansampel dengan metode acak sederhana terhadap 100 responden.Hasil penelitian ini menunjukan pemanfaatan Hutan Kota Tomohon oleh masyarakat Tomohon Tengahuntuk tujuan rekreasi merupakan nilai paling tinggi yang didapatkan sedangkan nilai paling rendah padapenelitian ini adalah pemanfaatan dengan tujuan usaha atau berdagang. Persepsi masyarakat TomohonTengah akan fungsi Hutan Kota Tomohon merupakan kategori baik sekali sedangkan untuk pemanfaatantermasuk dalam kategori baik. Ketersediaan fasilitas seperti area parkir, tempat duduk, jalan setapak,ruang berinteraksi dan tempat bermain anak di Hutan Kota Tomohon adalah cukup dengan beberaparekomendasi seperti perawatan yang lebih maksimal dan juga perlu adanya perbaikan pada fasilitasyang rusak.
PENDIDIKAN KONSERVASI UNTUK SISWA SD DI KELURAHAN KLEAK KOTA MANADO TENTANG PENGENDALIAN BANJIR Saroinsong, Fabiola B.; Nurmawan, Wawan; Sendouw, Recky H. E.
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. (EDISI KHUSUS) NOVEMBER 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4iK.5400

Abstract

Dalam kurun 3 tahun terakhir, terjadi beberapa banjir besar di wilayah Kota Manado. Tim Pelaksana PKM dan kedua Mitra yaitu SDN 36 dan SDN 70 menyepakati bahwa harus ada upaya pengendalian banjir dari berbagai pihak untuk menghindari dampak bencana yang ditimbulkan. Sementara, masih rendahnya tingkat pendidikan konservasi dari masyarakat menjadi salah satu kendala menggalang sikap, perilaku, dan partisipasi terkait pengendalian banjir. Pendidikan konservasi tentang pengendalian banjir diperlukan untuk menumbuhkembangkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam hal ini siswa SD, sebagai generasi penerus bangsa, di bidang pengelolaan lingkungan, memotivasi mereka untuk memecahkan atau mencegah masalah lingkungan tertentu dalam hal ini banjir. Diharapkan melalui PKM ini kelompok siswa SD kedua sekolah (sasaran utama) serta guru dan mahasiswa yang dilibatkan (sasaran tambahan) bertambah pemahamannya tentang masalah banjir dan dapat mempraktekkan tindakan-tindakan praktis pengendalian banjir. PKM dilaksanakan di SDN 36 dan SDN 70 Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kotamadya Manado. Pelaksanaan pengabdian dilakukan dalam beberapa kegiatan sebagai berikut 1) Inventarisasi situasi lingkungan sekolah dan perilaku siswa berkaitan interaksi mereka dengan lingkungan hidup; 2) Penyusunan program bersama mitra; 3)  Penyiapan modul pengajaran, serta persiapan alat dan bahan demonstrasi dan praktek siswa; 4) Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dalam bentuk diskusi dan demonstrasi dengan pelibatan kelompok siswa SD secara aktif; dan  5) Penyusunan laporan dan penulisan artikel untuk publikasi ilmiah.Keywords: Pendidikan konservasi, pengendalian banjir, pengelolaan lingkungan, manajemen penanggulangan kebencanaan, tindakan praktis konservasi.
Rehabilitasi Mangrove dan Perlindungan Wilayah Pesisirdi Kelurahan Meras Kecamatan Bunaken Manado Wawan Nurmawan; Hengki D Walangitan; Fabiola B. Saroinsong
Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/frffes15

Abstract

Kerusakan ekosistem mangrove di wilayah pesisir Kelurahan Meras, Kecamatan Bunaken, Manado telah mengancam keberlanjutan lingkungan dan mata pencaharian masyarakat setempat. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk melakukan rehabilitasi mangrove dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan wilayah pesisir. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi penyuluhan tentang manfaat dan teknik penanaman mangrove, serta penanaman bibit mangrove bersama masyarakat. Metode yang digunakan adalah participatory action research, yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam seluruh proses kegiatan. Persiapan materi penyuluhan dan pengambilan bibit mangrove dari persemaian dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya ekosistem mangrove dan keterampilan dalam teknik penanaman. Sebanyak 100 bibit mangrove berhasil ditanam di hutan mangrove Meras. Kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemulihan ekosistem mangrove dan peningkatan ketahanan wilayah pesisir di Kelurahan Meras.