Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Bawang Putih (Allium sativum L.) melalui Aplikasi Vernalisasi dan Pemberian BAP (Benzil Amino Purin) Edi Siswadi; Sekar Utama Putri; Refa Firgiyanto; Clara Fajarsyah Putri
Agrovigor Vol 12, No 2 (2019): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.933 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v12i2.5419

Abstract

Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai pengunaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama vernalisasi dan konsentrasi BAP (Benzil Amino Purin) serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi bawang putih (Allium sativum L.) varietas Lumbu Hijau. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Tanaman Politeknik Negeri Jember dan Di Desa Wonokerto Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo dengan ketinggian 1400 m dpl. Rancangan percobaan  yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor pertama yaitu lima taraf vernalisasi (0, 2, 4, 6, dan 8 Minggu), sedangkan faktor kedua lima  taraf konsentrasi (0, 50, 100, 150 dan 200 ppm). Variabel yang diamati pada percobaan ini meliputi jumlah daun, panjang daun, lebar daun, tinggi tanaman, diameter batang, diameter umbi, jumlah siung, berat basah, dan berat kering umbi. Hasil penelitian menunjukkan Pemberian perlakuan lama vernalisasi mampu meningkatkan pertumbuhan jumlah daun, panjang daun, lebar daun,  tinggi tanaman, diameter batang, jumlah siung, berat  basah, berat kering, dan diameter umbi, akan tetapi belum mampu meningkatkan lebar daun 6 MST. Waktu lama vernalisasi terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang putih diperoleh pada perlakuan 4 minggu dan 8 minggu. Pemberian perlakuan konsentrasi BAP (Benzil Amino Purin) serta interaksinya dengan lama vernalisasi masih belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bawang putih varietas Lumbu Hijau.
PENGEMBANGAN SENTRA AGRIBISNIS BAWANG PUTIH DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Edi Siswadi; Cholyubi Yusuf; Muhammad Zayin Sukri; Refa Firgiyanto
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2019): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v4i2.1624

Abstract

Kabupaten Probolinggo termasuk daerah yang memiliki potensi yang luas untuk ditanami bawang putih dilihat dari peta eksisting dan potensi pengembangan bawang putih nasional. Salah satu kecamatan yang prospek besar untuk dijadikan sebagai sentra agribisnis baru bawang putih adalah kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo. Salah satu Gapoktan yang telah membudidayakan bawang putih adalah Gapoktan Agro Horti Mandiri yang berasal dari Desa Wonokerta di lereng Gunung Bromo dengan ketinggian tempat ± 1.350 m dpl dengan jumlah anggota 71 Orang petani. Penerapan sistem sentra agribisnis yang telah berjalan pada kawasan ini tetapi masih belum optimal berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh tim pengusul antara lain yaitu rendahnya pengetahuan para petani terkait dengan bibit yang berkualitas dan proses pembenihan bawang putih yang didukung oleh tidak adanya penangkar benih dalam jumlah memadai sehingga kebutuhan benih masih bergantung dari pasokan dari luar dengan kualitas yang rendah, belum diterapkannya sistem GAP yang terlihat dari rendahnya kualitas dan kuantitas hasil, rendahnya pengetahuan petani terkait dengan sistem pemasaran pemasaran hasil yang didukung oleh lemahnya sistem kelembagan pertanian. Berkaitan dengan berbagai permasalahan tersebut, Tim pelaksanaan program pengabdian PKM akan memberikan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan terkait dengan perbenihan bawang putih, penerapan sistem GAP  pada budidaya tanaman bawang putih dan memberikan pelatihan manajemen pemasaran dan keuangan berbasis on line system.Hasil yang telah dicapai selama kegiatan pengabdian antara lain yaitu tim telah melakukan kegiatan pengabdian mulai dari kegiatan penyuluhan dan pendampingan mengenai program perbenihan dan pembentukan demplot pertanaman bawang putih berdasarkan pada SOP bawang putih yang telah dibuat terlebih dahulu oleh TIM dengan inovasi penerapan teknologi vernalisasi. Selain itu, Tim pengabdian juga telah membuat Wab Gapoktan dengan tujuan agar informasi menganai Gapoktan dapat lebih luas tersebar serta sekaligus dapat membantu dalam proses pemasaran secara online agar terjadi peningkatan kinerja kelompok guna meningkatkan posisi tawar petani dalam mendukung sistem agribisnis pertanian. Pengabdian PKM telah mampu meningkatkan pengetahuan petani dalam penerapan budidaya sesuai GAP dan pemasaran produk yang berkelanjutan dengan kualitas yang lebih baik. Keywords : Bawang putih, berkelanjutan, vernalisasi, website.
Pengaruh perbedaan varietas dan zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bawang merah (Allium ascalonicum L.) Edi Siswadi; Nikmatul Choiriyah; Rindha Rentina Darah Pertami; Setyo Andi Nugroho; Tri Rini Kusparwanti; Vega Kartika Sari

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/agx.v13i2.3032

Abstract

Introduction: Shallots are a horticultural product needed by the Indonesian people, the production of shallots has decreased by 16.54%. The decline in production in 2018 was caused by extreme weather in the first quarter which resulted in a significant decrease in production. The purpose of the study was to determine the interaction between the use of varieties and the administration of ZPT at various concentrations on the growth and development of shallot plants. Methods: The experimental design used a randomized block design (RBD) with 2 factors, namely, the onion variety factor (V1: Bauji variety and V2: Blue Lancor variety) and the concentration of PGR (BAP and GA3) consisting of Z0: control (without PGR), Z1: BAP 50 ppm, Z2: GA3 150 ppm, Z3: BAP 50 ppm + GA3 150 ppm. Results: The results showed that the use of various varieties and concentrations of PGR did not affect the vegetative growth of Shallots. The use of various varieties has a significantly different effect on the generative development of shallot plants. The use of ZPT concentrations did not affect the generative development of plants. Two varieties, namely Bauji and Biru Lancor, were unable to influence the growth and development of shallots in the vegetative and generative phases because of the genetic characteristics of the plants whose function was to characterize each variety. Apart from genetic factors, this is thought to be caused by the degree of suitability of the variety to its environment. Conclusion: The Bauji variety is more suitable to be planted in the lowlands of Antirogo than the Blue Lancor variety.
Aplikasi berbagai jenis pemberian konsentrasi asam amino sitokinin dan giberelin pada tanaman melon (Cucumis melo L.) hidroponik Tri Rini Kusparwanti; Rindha Rentina Darah Pertami; Eliyatiningsih Eliyatiningsih; Edi Siswadi; Abdurrahman Salim Salim

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/agx.v14i2.3637

Abstract

Introduction: This study aims to determine the growth and yield of melon plants in drip irrigation systems in conventional and hydroponic cultivation techniques. Method: The research was carried out in July – September 2022, on the Smart GreenHouse area of ​​the Jember State Polytechnic with an altitude of ± 89 meters above sea level and an air temperature of 22 – 32 °C. Parameters observed were plant height (cm), plant diameter (cm), number of leaves (strands), fruit weight per sample (kg), fruit brix content per sample (0brix), fruit diameter per sample (cm). Result: Based on the results the t-test recapitulation of the use of drip irrigation systems in conventional and hydroponic melon cultivation gave a significant effect on the observation of plant height at 2 – 6 WAP, plant diameter at 2 WAP and 3 WAP, number of leaves at 2 – 6 WAP, as well as giving effect on yield parameters, namely fruit weight, fruit brix content, and melon fruit diameter. Conclusion: The conclusion of this study is that the use of drip irrigation systems in conventional and hydroponic melon cultivation has a significant effect on all plant parameters. However, it did not affect the parameters of plant diameter at the age of 4 - 6 WAP. The use of this drip irrigation system is well applied to the cultivation of melon plants with substrate hydroponic cultivation techniques using coco peat growing media.
Pemanfaatan Plant Growth Promoting Rhizobacteria Guna Mendukung Pertanian di Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember Maria Azizah; Fadil Rohman; Suwardi Suwardi; Rahmat Ali Syaban; Edi Siswadi; M. Zayin Sukri; Refa Firgiyanto; Gallyndra Fatkhu Dinata; Tri Rini Kusparwanti; Dian Hartatie
Journal of Community Development Vol. 4 No. 1 (2023): August
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/comdev.v4i1.149

Abstract

Jelbuk District, Jember Regency is an area with natural resource potential in the form of superior agricultural commodities which include food crops, horticulture and plantations such as rice, corn, cayenne pepper, bananas, coconut and tobacco. This potential makes Jelbuk District one of the areas that makes an important contribution in producing agricultural products in Jember Regency. However, the sustainability of the potential of natural resources and the contribution of agriculture in Jelbuk District has faced the problem of local farmers who were still dependent on chemical fertilizers and pesticides which besides being expensive can also be detrimental to the environment. In order to solve these problems, it was necessary to carry out socialization and counseling activities related to the utilization of plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) which have been widely studied to increase plant growth and production as well as the efficiency of the use of chemical inputs. Community service activities were conducted in August 2022 in Sucopangepok Village, Jelbuk District, Jember Regency through three stages, namely situation analysis and preparation, socialization and counseling and assistance. Socialization and counseling is carried out with material assistance using the panel method. The results of community service show that science and technology transfers related to the use of PGPR in plant cultivation can be accepted by partners as shown by the high enthusiasm of partners through active discussions on programs that have been socialized.
Respons Pertumbuhan dan Hasil Produksi Pegagan pada Pemberian Pupuk Organik Cair dan Pupuk Kandang Sapi Refa Firgiyanto; Hermin Antika; Vera Elfina; Tri Rini Kusparwanti; Hanif Fatur Rohman; Edi Siswadi; M. Zayin Sukri
Vegetalika Vol 12, No 3 (2023): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.82789

Abstract

Tanaman pegagan merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan sebagai tanaman obat, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain perbaikan teknik budidaya melalui penambahan pupuk organik. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh tunggal dan interaksi pemberian konsentrasi pupuk organik cair bonggol pisang dan dosis pupuk kandang sapi. Penelitian dilakukan di Screen house Laboratorium Tanaman, Politeknik Negeri Jember (89 mdpl).  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Faktor pertama adalah konsentrasi pupuk organik cair 0, 50, dan 100 ml/l dan faktor kedua yaitu dosis pupuk kandang 0, 200, dan 400 g/polybag. Variabel pengamatan pada penelitian ini antara lain jumlah daun, jumlah stolon, jumlah anakan, panjang stolon terpanjang, panjang tangkai terpanjang, berat basah tanaman, berat kering tanaman, berat akar tanaman, kandungan klorofil tanaman, dan kandungan flavonoid tanaman pegagan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tunggal pemberian POC belum berpengaruh secara nyata pada seluruh variabel pengamatan sedangkan pemberian pupuk kandang sapi mampu meningkatkan secara nyata panjang tangkai tanaman pegagan dengan dosis terbaik pada perlakuan 200 dan 400 g/polybag. Interaksi pemberian konsentrasi POC dan pupuk kandang berpengaruh nyata pada variabel jumlah daun 2 dan 4 MST, panjang stolon, dan berat akar tanaman. Pemberian terbaik didapatkan pada perlakuan pemberian POC 100 ml/l dan dosis pupuk kandang sapi 200 g/polybag.
Sosialisasi Pembuatan Pupuk Trichokompos Dengan Memanfaatkan Limbah Pertanian di Desa Sidodadi, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember Eliyatiningsih, Eliyatiningsih; Pertami, Rindha Rentina Darah; Rohman, Hanif Fatur; Siswadi, Edi; Sukri, M. Zayin
Journal of Community Development Vol. 3 No. 2 (2022): December
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/comdev.v3i2.90

Abstract

Sidodadi village, Tempurejo sub-district is one of the villages in the southern part of Jember Regency. The majority of the population works in the agricultural sector. The village is known as an agriculture-based village in Jember Regency. The “Ngudi Rejeki” Farmer's Group in Sidodadi Village, Tempurejo District, Jember is constrained by the problem of increasing non-subsidized fertilizer prices which makes it an obstacle in increasing agricultural yields. On the other hand, the regulation of subsidized fertilizers is quite limited among farmers so that it is suspected that it will increase production costs. The results of direct discussions with partners revealed an interesting fact that the average use of chemical fertilizers is very high even though currently the use of organic fertilizers can reduce production costs with the basic ingredients for making fertilizers derived from agricultural production residues. This area has a lot of waste rice straw and cow dung that has not been utilized. Some of the solutions offered to deal with partner problems include socializing the use of organic fertilizers, one of which is trichocompost fertilizer as a substitute for the use of chemical fertilizers, demonstrations on how to make trichocompost fertilizer with cow dung as raw material with the biodecomposer Trichoderma sp. This extension activity is carried out with a participatory approach, which means that farmers as extension participants are actively involved in the activity. The method used in the implementation of community service is socialization, discussion, and demonstration of making trichocompost fertilizer. The results of the socialization of trichocompost organic fertilizer obtained as many as 77% of farmers interested in using trichocompost fertilizer as soil improvement fertilizer.
Pelatihan Pemanfaatan Yellow Trap Sebagai Perangkap Serangga Ngengat di Lahan Bawang Merah Dusun Tegalrejo, Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember Dinata, Gallyndra Fatkhu; Sukri, Muhammad Zayin; Kusparwanti, Tri Rini; Pertami, Rindha Rentina Darah; Firgiyanto, Refa; Siswadi, Edi; Rohman, Hanif Fatur; Rohman, Fadil; Eliyatiningsih, Eliyatiningsih; Hermanuadi, Didiek
Journal of Community Development Vol. 5 No. 2 (2024): December
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/comdev.v5i2.269

Abstract

Tegalrejo Hamlet is in Sabrang Village, one of the villages in Ambulu District, Jember Regency, East Java, where the majority of the population work as farmers. There are farmer groups that help farmers in the process of cultivating shallot fields. Currently, the existing farmer groups are still active, aged 45-65 years. There are many problems experienced in shallot fields, namely attacks by onion caterpillar pests which are caused by moth larvae. The solution given is the use of yellow traps. Yellow trap control is an alternative control solution that is environmentally friendly and increases efficiency in processing and production results from farmers. The method used is counseling and demonstration. This extension will be carried out in May 2024. The results of this activity show that farmers are open and accept the solutions we provide well and apply the solutions we provide to their respective shallot fields. From this outreach activity, it is hoped that farmers and Tegalrejo Village farmer groups will become pioneers in using yellow traps in shallot fields to suppress moth attacks.
Uji Efikasi Beberapa Ekstrak Tanaman Obat terhadap Larva Tenebrio molitor L. (Coleoptera: Tenebrionidae) Secara In Vitro Dinata, Gallyndra Fatkhu; Siswadi, Edi; Erdiansyah, Iqbal
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 6 No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v6i1.1275

Abstract

T. molitor merupakan hama gudang yang dapat merusak secara kuantitatif dan kualitatif. Pengendalian kini mengarah kepada pengendalian hama yang ramah lingkungan. Pestisida nabati adalah pestisida ramah lingkungan yang bahan aktifnya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Tanaman toga kini banyak diteliti perannya sebagai pestida nabati terhadap serangga hama. Penelitian bertujuan untuk menguji efektifitas beberapa tanaman toga untuk mengendalikan larva T. molitor . Penelitian dilakukan di Laboratorium Perlindungan Tanaman Politeknik Negeri Jember pada November 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) 6 perlakuan dengan 3 ulangan, setiap satuan percobaan terdapat 10 ekor larva sehingga terdapat 180 sampel larva T. molitor . Adapun perlakuan tersebut antara lain, kontrol, ekstrak daun nimba, ekstrak daun sirsak, ekstrak bawang putih, ekstrak sereh, dan kontrol pestisida insektisida berbahan aktif dimetoat 400 g/l. Pemberian ekstrak tanaman toga memiliki pengaruh terhadap mortalitas larva T. molitor pada 24 jam. Perlakuan ekstrak serai dan bawang putih memberikan nilai efektivitas mortalitas larva T. molitor 90 – 100%.
Penyuluhan Kompos Blotong sebagai Substitusi Pupuk Anorganik di Kelompok Tani Ngudi Kaweruh, Dusun Tegal Rejo, Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember: Agricultural Extension on Blotong Compost as a Substitute for Inorganic Fertilizer in the Ngudi Kaweruh Farmers Group, Tegal Rejo Hamlet, Sabrang Village, Ambulu District, Jember Regency Siswadi, Edi; Dinata, Gallyndra Fatkhu; Salim, Abdurrahman; Utami, Christa Dyah
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 10 No 1 (2025): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelompok Tani Ngudi Kaweruh merupakan salah satu kelompok tani aktif di Dusun Tegal Rejo terletak di Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Salah satu kendala yang banyak dikeluhkan petani adalah pupuk subsidi yang terbatas dan sulit didapat. Selain itu, untuk memperoleh pupuk subsidi harus melalui prosedur yang tidak mudah. Petani akhirnya beralih menggunakan pupuk anorganik non subsidi yang dijual dengan harga tinggi. Selain itu, penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan akan meningkatkan biaya produksi sehingga akan menurunkan keuntungan. Oleh karena itu, diperlukan solusi alternatif pemupukan yang aman dan bekelanjutan. Berdasarkan permasalahan Mitra, alternatif solusi yaitu program penerapan kompos blotong sebagai substitusi pupuk anorganik di kelompok tani tersebut. Program dilaksanakan sejak bulan Juli – September 2024. Tahapan kegiatan meliputi survey dan sarasehan, sosialisasi kompos blotong, diskusi, dan pendampingan. Hasil kegiatan menjelaskan bahwa kelompok tani memiliki cara pandang lain terhadap pupuk anorganik, keberlanjutan agroekosistem, dan ekonomi sosial