Articles
Desain Antena Monopole UHF untuk Uplink pada Satelit Iinusat-02
Yahya Syukri Amrullah;
Eko Setijadi;
Gamantyo Hendrantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (579.463 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.590
Pada generasi awal seperti sekarang ini Indonesia sedang dilakukan riset pembuatan payload satelit Iinusat-02. Dalam Penelitian ini dibahas mengenai salah satu bagian payload yaitu antena uplink yang beroperasi pada frekuensi UHF. Antena uplink untuk payload satelit Iinusat-02 ini menggunakan model monopole. Antena monopole tersebut terbuat dari stainless steel yang memiliki panjang 172 mm dan diameter 1 mm. Antena monopole yang dibutuhkan sebanyak dua buah dimana instalasi kedua antena monopole tersebut berada pada tengah sisi satelit Iinusat-02 yang saling tegak lurus. Sebelum fabrikasi, desain antena monopole disimulasikan pada software CST Studio 2011. Dari beberapa percobaan desain antena monopole pada software CST Studio 2011 diperoleh suatu desain antena yang memiliki performansi seperti yang diinginkan, yaitu memliki nilai retrun loss sebesar -18,64 dB, VSWR sebesar 1.26 pada frekuensi kerja 436,5 MHz, lebar bandwidth sekitar 78,2 MHz dan pola radiasi yang mendekati bentuk bola. Dari hasil pengukuran antena monopole hasil fabrikasi diperoleh nilai return loss dan VSWR sebesar -18,5 dB dan 1,31, lebar bandwidth sebesar 35 MHz dan pola radiasi yang diperoleh mendekati bola. Mengacu pada hasil simulasi dan pengujian, dapat disimpulkan disain antena ini bisa dijadikan refrensi untuk antenna uplink satelit Iinusat 02 yang tumbling selama mengorbit.
Komputasi Penghamburan dan Penyerapan Gelombang Elektromagnetik karena Titik Hujan dengan Metode Analitis pada Frekuensi diatas 10 GHz
Muhammad Yahya Batubara;
Eko Setijadi;
Gamantyo Hendrantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1825.547 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.1264
Pertumbuhan pesat yang terjadi pada dunia komunikasi mendesak para engineer untuk mengembangkan sistem komunikasi gelombang mikro yang bekerja pada frekuensi yang lebih tinggi. Dalam penggunaannya, frekuensi diatas 10 GHz rentan terhadap redaman yang disebabkan oleh partikel-partikel di atmosfer yang akan menurunkan keandalan dan kinerja dari hubungan komunikasi radar dan ruang terkait. Partikel-partikel tersebut meliputi oksigen, ice crystals, hujan, kabut, dan salju. Diantara partikel tersebut, redaman terbesar disebabkan oleh titik-titik hujan. Memprediksi kinerja sistem yang terganggu akibat endapan lapisan ini sangat penting dengan melakukan pengujian.Pengujian dilakukan dengan asumsi titik hujan tersebut berbentuk bola (spherical). Untuk intensitas curah hujan yang tinggi, bentuk oblate spheroidal-lah yang lebih realistis. Pembangkitan dan pengalokasian titik hujan menggunakan lima distribusi, yaitu distribusi Eksponensial Marshall-Palmer, Eksponensial Le Wei Li, Eksponensial Lince, Weibull Sekine, dan Weibull Lince. Metode perhitungan redaman yang dilakukan adalah metode redaman hujan spesifik dan metode analitik.Berdasarkan hasil analisis, besar redaman hujan berbanding lurus dengan besar curah hujan dan frekuensi kerjanya. Semakin tinggi curah hujan dan semakin besar frekuensi kerjanya, maka gelombang akan mengalami redaman yang makin besar pula. Redaman hujan mulai berpengaruh pada frekuensi 10 GHz dan mengalami nilai tertinggi pada frekuensi antara 100 hingga 120 GHz.
Analisis Komputasi Penyerapan Gelombang Elektromagnetik oleh Titik Hujan dengan menggunakan Methods of Moment
Dika Oktavian Prasetya;
Eko Setijadi;
Gamantyo Hendrantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (224.166 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.1261
Redaman hujan menjadi permasalahan yang cukuppenting dalam propagasi elektromagnetik. Hal ini dikarenakanperkembangan teknologi telekomunikasi berkembang dengansangat cepat yang ditandai dengan penggunaan frekuensi tinggisampai dalam orde GHz, akibatnya adalah panjang gelombangmenjadi semakin pendek dan dalam perjalanannya akan mudahterganggu, termasuk oleh hujan yang akan menimbulkanpenghamburan dan penyerapan gelombang elektromagnetik.Pada penelitian ini dilakukan simulasi sebuah titik hujanberbentuk spherical dengan permitivivitas imajiner yang didapatdari penelitian sebelumnya dengan menggunakan metode momenyang hasilnya akan dibandingkan dengan hasil penelitiansebelumnya. Pada langkah awal penelitian akan dibentuk sebuahcubic sphere berbentuk spherical lalu menentukan koordinatpusat tiap cell dan menggunakan metode momen untukmenyelesaikannya.Berdasarkan analisa hasil komputasi didapatkan hasil bahwapada frekuensi 30 GHz,untuk titik hujan berukuran 1mm & 2mmdengan cubic sphere berukuran 0.25 mm, rata – rata daya yangterserap secara berurutan adalah 2.77 dBm dan 6.87 dBm.Pengukuran lain dilakukan dengan cubic sphere berukuran0.5mm dan diperoleh rata – rata daya yang terserap secaraberurutan adalah 3.40 dBm dan 6.13 dBm. Pada frekuensi300GHz, titik hujan berukuran 1mm & 2mm dengan cubic sphereberukuran 0.25mm, rata – rata daya yang terserap secaraberurutan adalah 2.38 dBm dan 0.68 dBm. Pengukuran laindilakukan dengan cubic sphere berukuran 0.5mm dan diperolehrata – rata daya yang terserap secara berurutan adalah 15.58dBm dan 5.51 dBm.
Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Jaringan dengan Menggunakan Simple Network Management Protocol
Reza Pradikta;
Achmad Affandi;
Eko Setijadi
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (992.486 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2265
Semakin meningkatnya ukuran dan jumlah perangkat jaringan akan semakin kompleks masalah pada jaringan sehingga diperlukan adanya pengawasan secara terus-menerus untuk menjamin ketersediaan atau availability layanan. Simple Network Management Protocol (SNMP) merupakan protokol aplikasi yang mampu menjalankan tugas untuk memonitoring kondisi jaringan. Pada tugas akhir ini akan dilakukan perancangan dan pembuatan Aplikasi monitoring jaringan dengan menggunakan protokol SNMP yang dilengkapi dengan sistem database untuk menyimpan dan mengolah nilai SNMP. Kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui tampilan dan fungsi dari Aplikasi yang telah dibuat. Pengujian juga dilakukan terhadap hasil aplikasi untuk mengetahui keakuratan. Hasil pengujian availability device dan availability sistem menunjukan bahwa aplikasi yang dibuat memiliki tingkat kesalahan 0 % jika dibandingkan dengan hasil perhitungan. Hasil pengujian trafik TCP menunjukkan bahwa aplikasi yang dibuat cukup akurat jika dibandingkan dengan software Wireshark dan Netstat dengan nilai selisih terbesar untuk hasil monitoring adalah 0,2784%.
Performansi Parameter Delay Pada Aplikasi Monitoring DIAMon
Kurnia Ageng Pratama;
Eko Setijadi
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (215.237 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2296
Kemampuan seorang administrator jaringan untuk mengawasi jaringan sangat penting agar jaringan tersebut dapat beroperasi dengan baik. Maka diperlukan aplikasi monitoring jaringan yang dapat memberikan informasi yang sedang terjadi pada jaringan tersebut, sehingga memudahkan administrator jaringan untuk mengatur dan bertindak agar jaringan tersebut memiliki kinerja yang baik. Salah satu parameter untuk menganalisa kondisi sebuah jaringan adalah delay. Metodologi pada tugas akhir ini dengan perancangan sistem terintegrasi monitoring delay dengan web aplikasi, pengujian monitoring delay dengan ping, pengambilan dan perhitungan statistik dari database MySQL, pengujian aplikasi monitoring DIAMon yang sudah terintegrasi dan penarikan kesimpulan dari pengujian dan hasil analisa data. Tugas akhir ini dibuat sebuah aplikasi monitoring DIAMon yang mampu mengukur delay dan ditampilkan dalam suatu dashboard yang komunikatif sehingga dapat membantu adminstrator jaringan bekerja. Dan didapatkan rata-rata selisih terbaik antara aplikasi monitoring DIAMon dengan PRTG yaitu 30,19853% dan terburuk yaitu 46,73768%. Sedangkan rata-rata selisih terbaik antara aplikasi monitoring DIAMon dengan perhitungan delay yaitu 57,79807% dan terburuk yaitu 91,69501%.
Performansi Parameter Throughput Pada Aplikasi DIAMON
Ismie Utami Farma;
Achmad Affandi;
Eko Setijadi
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (229.138 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2343
Perancangan serta pembuatan sistem monitoring jaringan berupa sebuah aplikasi yang diberi nama DIAMON. Aplikasi ini merupakan aplikasi monitoring nilai throughput dari suatu device atau perangkat yang berada pada sebuah jaringan. Pemilihan throughput sebagai sesuatu yang dimonitoring dikarenakan throughput merupakan salah satu parameter Quality of Service (QoS). Aplikasi DIAMON memanfaatkan salah satu protokol yang dapat digunakan untuk memonitoring jaringan yaitu protokol Simple Network Management Protocol (SNMP) yang didefinisikan oleh lembaga Internet Engineering Task Force (IETF) pada RFC 1157. Dengan memanfaatkan protokol SNMP, setiap perangkat yang ingin dimonitoring dapat diidentifikasi seluruh informasi beserta nomor portnya. Pada SNMP, suatu identifikasi throughput dideskripsikan dengan tipe informasi IfInOctet untuk throughput in (masuk) dan IfOutOctet untuk throughput out (keluar). Informasi yang diperoleh oleh server akan disimpan pada database. Database yang digunakan sebagai tempat penyimpanan data pada aplikasi DIAMON adalah MySQL. Selanjutnya informasi mengenai nilai throughput suatu device dapat di tampilkan pada sebuah web. Aplikasi DIAMON memiliki kinerja yang baik sebagai aplikasi monitoring jaringan karena nilai yang diperoleh tidak jauh berberda dengan salah satu NMS yaitu PRTG.
Rancang Bangun Sistem Transfer Video Real – Time Menggunakan Jaringan Mobile Ad hoc Pada Robot ITS - 01
Yorisan Permana Baginda;
Eko Setijadi;
Wirawan Wirawan
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (954.882 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2391
Pengembangan robot monitoring dan surveylance banyak dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan keamanan, pertahanan. Robot tersebut dihubungkan menggunakan standar wireless-LAN 802.11g sebagai media komunikasi data. Implementasi jaringan adhoc ditujukan untuk memberdayakan masing-masing robot dapat berfungsi sebagai router, sehingga memungkinkan untuk melakukan komunikasi multihop dari robot satu yang terdekat dengan stasiun pengontrol ke robot selanjutnya yang sudah keluar jangkauan stasiun pengontrol. Dengan demikian cakupan operasi robot monitoring menjadi semakin luas. Sistem transfer video real-time dalam pelenelitian ini dibangun menggunakan KinectTCP yang di modifikasi untuk menerima data dari robot berupa RGB,Depth dan Skeleton. Evaluasi performansi dilakukan pada topologi single hop dan multihop dengan mengukur parameter throughput, FPS, packet loss, packet delay dan jitter. Hasil pengujian menunjukkan topologi multihop dapat mendukung operasional robot dalam gedung meskipun mengalami penurunan parameter Throughput dan FPS rata-rata sebesar 82,86%, dan mengalami pertambahan delay rata-rata sebesar 149,73%.
Analisis Efek Doppler pada Sistem Komunikasi ITS-Sat
Agriniwaty Paulus;
Eko Setijadi;
Gamantyo Hendrantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1106.598 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v2i2.3313
Analisa efek Doppler ini menggunakan pemrograman Matlab dengan citra yang berukuran 160 128 piksel, pada eksentrisitas (e) satelit yang diasumsikan 0 sehingga bentuk lintasannya circular, dengan ketinggian 700 km dari stasiun bumi, sudut inklinasi sebesar 53° dan sinyal informasi ditransmisikan pada transmisi downlink dengan frekuensi carrier 2.4 GHz. Doppler shift terbesar terjadi saat satelit berada pada posisi terjauh dari terminal bumi yakni sebesar 51.077 KHz. Untuk menghilangkan efek Doppler maka data output dikompensasi dengan invers dari efek Doppler tersebut. Berdasarkan hasil simulasi diperoleh bahwa BER untuk frekuensi Doppler maksimum maupun minimum adalah mendekati atau hampir sama yaitu 0.5001 dan 0.4998, dan dalam keadaan tanpa terkena Doppler shift yaitu ± 0.0197 untuk SNR 0 sampai 10 dB. Sedangkan dari segi kualitas citra, diperoleh bahwa untuk Doppler shift maksimum, kualitas citra lebih baik dibandingkan saat Doppler shift minimum.
Rancang Bangun Modul PAD (Packet Assembler Dissassembler) Menggunakan AX.25 pada Sistem Komunikasi ITS-SAT
Pasang Arung Padang;
Eko Setijadi;
Gamantyo Hendrantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1335.682 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v2i2.3318
ITS-Sat merupakan jenis satelit piko yang saat ini sedang dikembangkan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember. ITS-Sat membutuhkan suatu protokol komunikasi yang mengatur tata cara komunikasi satelit. Protokol AX.25 merupakan protokol komunikasi yang digunakan dalam sistem komunikasi ITS-Sat. Protokol ini berada pada layer data link dalam model OSI Layer. Protokol ini dapat membangun dan memutuskan link serta melakukan pengiriman data. Protokol AX.25 menggabungkan data-data field menjadi suatu frame. Makalah ini mengimplementasikan protokol AX.25 ke dalam modul PAD (Packet Assembler Dissassembler). Protokol AX.25 diimplementasikan ke dalam mikrokontroler yang merupakan otak dari modul PAD dengan menggunakan bahasa pemograman. Modul PAD berfungsi untuk mengkapsulasi data tiap field menjadi sebuah frame AX.25 sebelum dikirim dan kemudian frame AX.25 yang diterima dienkapsulasi kembali menjadi data field. Modul PAD yang dibuat dapat mengirim dan menerima data teks sebanyak 500 karakter. Hasil pengujian menunjukan bahwa modul PAD yang dibuat mampu melakukan komunikasi antar modul PAD dengan baik.
Desain Antena Helix Quadrifilar pada Frekuensi 2,4 GHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano
Vivin Violita;
Eko Setijadi;
Gamantyo Hendrantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (684.43 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v2i2.3335
Pada penelitian ini akan dibuat desain antena helix quadrifilar untuk ground station satelit nano yang bekerja pada frekuensi S-band 2,4 GHz. Antena ini membutuhkan arus yang berbeda fase 900 untuk mengeksitasi pencatuannya. Untuk menghasilkan arus tersebut tanpa menambah perangkat pencatu tambahan, maka antena ini menggunakan metode self-phased. Pada metode self-phased, digunakan lilitan kawat yang berbeda dimensi. Antena ini terdiri dari dua lilitan kawat tembaga yang memiliki dimensi berbeda, yang kemudian disebut smaller loop dan larger loop. Perbedaan dimensi ini akan menyebabkan resistansi smaller loop bersifat kapasitif dan resistansi larger loop bersifat induktif. Reflektor parabola ditambahkan pada antena helix quadrifilar untuk meningkatkan gain dan direktivitas. Hasil simulasi serta implementasi menunjukkan bahwa antena helix quadrifilar telah memenuhi kriteria desain . Antena ini menggunakan metode pencatuan self-phased. Pola radiasi yang dihasilkan merupakan directional. Nilai return loss dari hasil pengukuran bernilai -21.45 dB dengan VSWR 1.17. Bandwidth yang didapatkan adalah 18,53% dari frekuensi tengah 2.4 GHz atau sebesar 444.8 MHz. Impedansi hasil pengukuran sebesar 57.68 Ω. Gain antena helix quadrifilar dengan reflektor parabola adalah 20,61 dB.