Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Leunca (Solanum nigrum L.) Herbs Ethanolic Extract Increase Cytotoxic Activity of Cisplatin on Hela Cervical Cancer Cells Istiaji, Raditya Prima; Fitria, Maya; Larasati, .; Tjondro, Fortunella; Maruti, Astrid Ayu; Setyowati, Erna Prawita; Meiyanto, Edy
Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention Vol 1, No 1 (2010)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4.399 KB)

Abstract

Cervical cancer is one of leading causes of cancer death in women in the developing countries. The use of cisplatin as chemotherapy agent in cervical cancer is known to cause side effects and also resistance for long-term uses. One of the strategies to prevent cervical cancer based on combination agents is being developed. Leunca (Solanum nigrum L.) has been revealed to inhibit growth of human cancer cells. Therefore, it can be used in combination with cisplatin to reduce those side effects and prevent the occurrence of cell resistance. Ethanolic extract of Leunca Herb (ELH) and cisplatin were tested their cytotoxic effect on HeLa cervical cancer cell by using MTT assay to determine IC50 value. The combinationss of cisplatin-ELH were tested to determine the combination index (CI value).  The IC50 of ELH and cisplatin on HeLa cells were 227 µg/mL and 17 µM. rRespectively. Tthe study of combination resulted that almost all the index combinations were <0,9 showed  the effect of synergism combination. The Ooptimum concentration of combination was  1/8 IC50 cisplatin–1/8 IC50 ELH. The results indicated that ELH had a potency to be combination agent to enhance the activity of cisplatin on HeLa cervical cancer cells. Therefore, further study on its molecular mechanism needs to be explored.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DAUN KESEMEK (Diospyros kaki Thunb.) DENGAN METODEDPPH (2,2-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL) Setyowati, Erna Prawita; Isnindar, Isnindar; Wahyuono, Subagus
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 3 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.457 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss3pp%p

Abstract

Antioksidan merupakan suatu substansi yang pada konsentrasi kecil secara signifikan mampu menghambat atau mencegah oksidasi pada substrat. Salah satu tumbuhan yang berkhasiat sebagai antioksidan adalah kesemek (Diospyros kakiThunb.) yang banyak dibudidayakan di AsiaTimur, Spanyol dan Indonesia. Dalam usaha pencarian senyawa antioksidan alami, telah dilakukan penelitianisolasi dan identifikasi  senyawa  antioksidan daun kesemek (diospyros kakiThunb.) dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Penyarian daun kesemek dilakukan secara maserasi dengan wasbenzen. Ekstrak didapat dengan menguapkan pelarut wasbenzen dengan rotavapor. Dengan cara yang sama residu dimaserasi kembali dengan metanol sehingga didapat ekstrak metanol. Ekstrak ini diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH 0,2%. Ekstrak aktif dipartisi dengan kloroform, metanol, air dan diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH 0,2%. Hasil partisi aktif di KLTP dan diperoleh isolat aktif yang kemurniannya diuji secara KLT. Aktivitas antioksidan (IC50) isolat aktif  dianalisis menggunakan spektrofotometri. Hasil analisis aktivitas antioksidan (IC50)isolat aktif sebesar100,00 µg/ml. Spektrum UV-Vis isolat aktif menunjukan serapan λmax  285 dan 401 nm. Spektrum inframerah (KBr) menampakkan serapan pada3446 cm-1 (OH), 2926 cm-1(CHalifatik), 1456 cm-1 (CH2), 1384 cm-1 (CH3) , 1255 cm-1, dan 1115 cm-1 (C-0-C), 1631 cm-1 (C=Caromatik). Spektra GC-MS memberikan 2 puncak dengan waktu retensi 11,408 menit dengan indeks kemiripan sebesar 79,243%  dengan puncak ion molekul (M•)+ muncul pada m/z 178,163, 147. Spektra ini diperkirakan methyl eugenol.  Puncak dengan waktu retensi 12,982 menit dengan indeks kemiripan sebesar 20,757% menghasilkan spektrum massa dengan puncak ion molekul (M•)+ muncul pada m/z 192,177, 161. Spektra ini diperkirakan senyawa myristicin.
SUSU KUDA SUMBAWA KHAS INDONESIA BAHAN KOSMETIK ANTIBAKTERI JERAWAT (Staphylococcus epidermidis) Setyowati, Erna Prawita; Laili, Fauzia Nur; Iravati, Susi
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.809 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss2pp74-79

Abstract

Susu kuda Sumbawa merupakan salah satu susu murni hasil perahan kuda liar yang diternak oleh petani organik di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Masyarakat ramai mengklaim susu ini mempunyai banyak khasiat. Pada penelitian ini susu kuda Sumbawa dibuktikan efektif sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis (salah satu bakteri penyebab jerawat). Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode spread plate  dan dihitung dengan standard plate count. Presentase jumlah koloni bakteri uji yang mati setelah kontak dengan susu kuda Sumbawa selama 5 menit (dari kontrol asam) pada pengenceran 25% sebesar 99,96%, pengenceran 12,5% sebesar 99,99%, pengenceran 6,25% sebesar 99,67% dan pengenceran  3,125 % sebesar 99,73 %. Hal ini menunjukkan bahwa susu kuda Sumbawa mempunyai aktivitas antibakteri yang cukup baik sampai konsentrasi 3.125%.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DARI BATANG PAKIS (Alsophila glauca J.Sm) DENGAN METODE DPPH (2,2-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL) Wahdaningsih, Sri; Wahyuono, Subagus; Setyowati, Erna Prawita
Majalah Obat Tradisional Vol 18, No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.41 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ18iss1pp%p

Abstract

Stress oksidatif yang diinduksi oleh radikal bebas diketahui dapat mempengaruhi terjadinya berbagai penyakit degeneratif. Sebagai upaya dalam pencarian senyawa antioksidan alami maka telah dilakukan penelitian isolasi dan identifikasi senyawa  antioksidan dari batang pakis (Alsophila glauca J.Sm) dengan metode DPPH. Penyarian batang pakis dilakukan secara maserasi dengan wasbenzen dan metanol. Ekstrak didapat dengan menguapkan pelarut wasbenzen dengan rotavapor. Setelah semua wasbenzen menguap bahan dimaserasi lagi dengan metanol. Dengan cara yang sama seperti pada wasbenzen hingga didapat ekstrak metanol. Ekstrak ini diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH secara KLT. Ekstrak yang aktif kemudian dipartisi dengan metanol 80%. Ekstrak yang larut dan ekstrak yang tidak larut dalam metanol 80% diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH (KLT). Ekstrak yang aktif difraksinasi dengan kromatografi cair vakum dengan menggunakan fase gerak dengan gradient kepolaran yang berbeda (wasbenzen : kloroform) dengan berbagai konsentrasi. Fraksi yang aktif diisolasi dengan metode KLT preparatif dan diperoleh senyawa yang kemurniannya diuji secara KLT. Isolat yang diperoleh diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH menggunakan alat spektrofotometri. Diketahui mempunyai aktivitas antioksidan penangkap radikal dengan IC50 178,4µg/mL.
PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI DAN VARIASI PELARUT TERHADAP RENDEMEN DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KUBIS UNGU (Brassica oleracea L. var. capitata f. rubra) Senja, Rima Yulia; Issusilaningtyas, Elisa; Nugroho, Akhmad Kharis; Setyowati, Erna Prawita
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1042.505 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss1pp%p

Abstract

Kubis ungu (Brassica oleracea  L. var. capitata f. rubra) memiliki kandungan antosianin tinggi sehingga potensial sebagai antioksidan alami. Dalam penelitian ini, aktivitas antioksidan ekstrak kubis ungu dievaluasi secara kuantitatif dengan metode spekstroskopi menggunakan pereaksi DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) untuk mendapatkan nilai IC50. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Pertama, perbandingan variasi pelarut terhadap rendemen ekstrak serbuk kubis ungu dan panjang gelombang (λ) maksimum, menggunakan ekstraksi secara maserasi. Jenis pelarut yang digunakan (etanol 70%, 80%,95%, 96%) yang ditambahkan asam sitrat 3%. Kedua, perbandingan variasi metode ekstraksi dalam suasana netral terhadap aktivitas antioksidan secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan maserasi serbuk kubis ungu dengan pelarut etanol 96% (suasana asam) menghasilkan rendemen tertinggi. Soxhletasi kubis ungu segar dengan pelarut etanol 96% (suasana netral) memiliki (λ) maksimum 288,5 nm dan IC50 sebesar 168,78 µg/mL.  
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN KESEMEK (Diospyros kaki L.F) DENGAN METODE DPPH (2,2-DIFENIL-1 PIKRILHIDRAZIN) Isnindar, Isnindar; Setyowati, Erna Prawita; Wahyuono, Subagus
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.525 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp63-67

Abstract

Sejauh ini terdapat dua grup jenis antioksidan, yaitu antioksidan sintetis dan alami. Antioksidan alami saat ini merupakan antioksidan yang penting yaitu senyawa fenolik yang banyak diproduksi secara alami dari tanaman. Senyawa fenolat antioksidan merupakan antiradical potensial, aktif karena mereka mampu memberikan hidrogen kepada radikal bebas dan mampu memutus rantai reaksi oksidasi lipid pada tahap awal. Penelitian ini bertujuan untuk mencari senyawa antioksidan alami dari daun kesemek (Diospyros kaki LF) yang telah digunakan secara tradisional untuk mencegah penyakit. Untuk mendeteksi keberadaan senyawa antioksidan dalam suatu sampel ekstrak, dapat digunakan reagen DPPH (2,2-difenil-1-pykrilhidrazin) 2%. Penelitian ini diawali dengan maserasi serbuk daun kesemek (115 g) dengan metanol 3 kali selama 24 jam setiap kali pada suhu kamar. Ekstrak metanol cair yang diperoleh diuapkan dengan rotavapor sehingga diperoleh residu (ekstrak metanol) (fase I). Residu kemudian diekstraksi dengan CHCl3, sehingga diperoleh CHCl3 larut (fase II) dan fraksi tidak larut (endapan). Fraksi tidak larut CHCl3 kemudian diekstraksi dengan air yang memberikan fraksi larut (fase III) dan fraksi tidak larut air. Ketiga fraksi (fase I-III) dilakukan kromatografi dengan TLC, divisualisasi dengan sinar uv-254, 366 nm kemudian disemprot dengan DPPH. Fase II mengandung senyawa antiradical paling kuat seperti yang ditunjukkan oleh perubahan warna kuning cepat dengan latar belakang ungu. Dengan preparatif KLT [SiO2 CHCl3-EtOAc (1-4 v/v)], senyawa antiradikal berhasil diisolasi dan diidentifikasi sebagai senyawa fenolik tersubstitusi. Potensi sebagai antiradical diukur secara spektrofotometri dibandingkan dengan vitamin C, hasil pengukuran menunjukkan bahwa isolat mempunyai IC50 pada 107,7 mg/mL, dan lebih rendah dari IC50 vitamin C (3,04 mg/mL).
AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS DARI BATANG PAKIS (Alsophila glauca J. Sm) Wahdaningsih, Sri; Setyowati, Erna Prawita; Wahyuono, Subagus
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 3 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.305 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss3pp%p

Abstract

Stress oksidatif yang diinduksi oleh radikal telah diketahui dapat mempengaruhi terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit jantung koroner dan penuaan dini. Tubuh yang  tidak mempunyai sistem pertahanan antioksidan dalam jumlah berlebih sehingga tubuh membutuhkan antioksidan dari luar melalui makanan atau asupan nutrisi lainnya. Batang pakis (Alsophila glauca J. Sm.) diketahui mengandung senyawa fenol. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa senyawa fenol mempunyai aktivitas antioksidan. Sebagai upaya dalam pencarian senyawa antioksidan alami maka telah dilakukan penelitian pengujian aktivitas antioksidan penangkap radikal bebas dari batang pakis. Penyarian batang pakis dilakukan secara maserasi dengan wasbenzen. Ekstrak didapat dengan menguapkan pelarut wasbenzen dengan rotavapor. Setelah semua wasbenzen menguap bahan dimaserasi lagi dengan metanol. Ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH secara KLT. Ekstrak aktif kemudian dipartisi dengan metanol 80 %. Memberikan ekstrak larut dan tidak larut dalam metanol 80 % yang kemudian diuji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (KLT). Ekstrak aktif lebih lanjut difraksinasi dengan kromatografi cair vakum dengan menggunakan fase gerak dengan gradient kepolaran yang berbeda (wasbezen : kloroform). Fraksi yang didapat diuji aktivitas antioksidannya. Fraksi yang aktif diisolasi dengan metode KLT preparatif dan diperoleh senyawa yang kemurniannya diuji secara KLT. Isolat yang diperoleh diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH secara spektrofotometri. Isolat aktif mempunyai aktivitas antioksidan penangkap radikal lebih rendah dibandingkan quercetin sebagai kontrol positif ( IC50 178,4 v/s 2,17 µg/mL)
Optimasi formula gel ekstrak kubis ungu (Brassica Oleracea L. Var. Capitata F. Rubra) menggunakan simplex lattice design dan pengujian aktivitas antioksidan secara in vitro Senja, Rima Yulia; Nugroho, Akhmad Kharis; Setyowati, Erna Prawita
Pharmaciana Vol 6, No 2 (2016): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.562 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v6i2.3307

Abstract

ABSTRACTA study of optimization of red cabbage (Brassica oleracea.L. var. capitata f. rubra) gel extract formula has been performed by using Simplex Lattice Design (SLD) method and antioxidant activity of the formula gel was also evaluated by using in vitro method.The red cabbage was extracted by soxhletation by using ethanol 96% followed by optimization of red cabbage extract in antioxidant gel preparation used SLD method by Design-Expert® software version 7 (DX7) and determination of its IC50 used UV-Spectrophotometry. The stability of optimum gel formula is seen through comparison of physycal properties at the beginning and after four weeks storage used ANOVA, with a 95% significant level. Optimum gel formula of red cabbage extract obtained in the proportion of Metolose 3,883%, propilen glikol 13.5%, Tween 80 1.117%. The evaluation results of optimum gel formula of red cabbage extract is the surface area of gel dispersive of 38.99 ± 3.27cm2; viscosity gel dPa.s of 295.56 ± 1.93 and viscosity change 3.89 ± 0.96%. From the results of statistical analysis of one t-test sample was concluded that there was no difference between the prediction price of software with the observation result (p> 0.05). The IC50 test result of the optimum formula of red cabbage extract gel was 257.25 ± 0.35 µg / mL. The testing result of the physical stability of the optimum formula of red cabbage extract gel suffered a pH decrease after 4 weeks of storage (p <0.05).
The Properties of Brown Marine Algae Sargassum turbinarioides and Sargassum ilicifolium Collected From Yogyakarta, Indonesia Artemisia, Rahma; Nugroho, Akhmad Kharis; Setyowati, Erna Prawita; Martien, Ronny
Indonesian Journal of Pharmacy Vol 30 No 1, 2019
Publisher : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Skip Utara, 55281, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1101.433 KB) | DOI: 10.14499/indonesianjpharm30iss1pp43

Abstract

Brown marine algae are the prominent source of marine natural products that have bioactive metabolites. Sargassum turbinarioides and Sargassum ilicifolium were dominated in Indonesia as brown marine algae that well known as a source of fucoidan. The samples were collected from Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia. In this study, we investigated and identified the yield of aqueous crude and purified extracts using different extraction temperatures (60°C, 70°C, 80°C, 90 °C). The highest yield of S. turbinarioides crude extract (7.36%) was obtained at temperatures 90 and 80 °C while the highest yield of S. ilicifolium was 3.49 % at 80 °C. The presence of sulfate polysaccharide in Sargassum turbinarioides is 3,78 % and Sargassum ilicifolium is 2,93 %. Each of the extract was screened using phytochemical detection, Thin Layer Chromatography (TLC) and Fourier transform infrared spectroscopy (FT-IR) analysis. The phytochemical detection indicated that Sargassum ilicifolium has bioactive metabolites such as carbohydrates, proteins and amino acids, terpenoid, phenolic compounds, and flavonoids. The FTIR spectrum of the S. turbinarioides and Sargassum ilicifolium extract refer to the presence of ester sulfate groups through showing  peaks at 1300 to 1200 cm-1 and 980 to 950 cm-1. The result indicated that Sargassum turbinarioides and Sargassum ilicifolium contain of sulfate polysaccharide were prospect a biological activities to use for the development of marine nutraceutical drugs especially as antioxidant.
Jaspamide: Structure identification of cytotoxic and fungicide compound isolated from Stylissa flabelliformis sponges Setyowati, Erna Prawita; ., Sudarsono; Wahyuono, Subagus
Indonesian Journal of Pharmacy Vol 16 No 1, 2005
Publisher : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Skip Utara, 55281, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.597 KB) | DOI: 10.14499/indonesianjpharm0iss0pp12-19

Abstract

A research on the structure identification of cytotoxic and fungicide compound of Stylissa flabelliformis sponge has been conducted. The structure identification was analysed with spectroscopy ultraviolet, MS, 1HNMR and 13C-NMR methods.Based on the spectroscopic data and comparison with literatures, the compound was identified as jaspamide.Key words: sponge, Stylissa flabelliformis , jaspamide, structure elucidation