Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Nutritional Characteristics of Curry fish Sea Cucumber (Stichopus vastus) using Chemicals and Physical Treatment: Karakteristik Gizi Teripang (Stichopus vastus) yang Diberi Perlakuan Kimia dan Fisik Mery Sukmiwati; Sumarto Sumarto; Santhy Wisuda Sidauruk; Irvan Ibrahim
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 3 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i3.41550

Abstract

Indonesia merupakan salah satu sumber utama teripang di dunia dengan total produksi yang tinggi untuk konsumsi domestik dan pasar ekspor. Teripang memiliki potensi sebagai sumber makanan tradisional, obat-obatan, dan pangan fungsional karena komponen gizi yang tinggi pada teripang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan karakteristik gizi teripang yang diperoleh secara kimiawi (ekstraksi etanol 20%, 25%, dan 30%) dan perlakuan fisik (perebusan dan pengukusan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kimia (etanol 30%) memiliki komponen nutrisi terbaik yang terdiri dari protein 77,35%; kelembapan 9,14%; abu 6,67%; lemak 0,10%; dan karbohidrat 6,18%, sedangkan dalam perlakuan fisik, pengukusan memiliki komponen nutrisi terbaik yang terdiri dari kandungan protein 61,49%, kelembaban 11,53%, abu 10,76%, lemak 2,22%, dan karbohidrat 14,00%. Profil asam amino dalam perlakuan kimia (etanol 20%, 25%, dan 30%) masing-masing adalah 53,60%, 56,74%, dan 61,65%, sedangkan profil asam amino dalam perlakuan fisik (perebusan dan pengukusan) masing-masing adalah 50,31% dan 52,96%. Glisina dan asam glutamat, yang merupakan asam amino non-esensial, merupakan profil asam amino yang dominan.
Identifikasi Komponen Bioaktif dan Aktivitas Ekstrak Rumput Laut Merah (Eucheuma spinosum) N Ira Sari; Andarini Diharmi; Santhy Wisuda Sidauruk; Febriani Melisa Sinurat
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol 14, No 1 (2022): Vol. (14) No. 1, April 2022
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.78 KB) | DOI: 10.17969/jtipi.v14i1.18862

Abstract

Eucheuma spinosum is a species of red seaweed that has the potential as an antimicrobial compound due to the presence of active saponins and flavonoids.  This study was aimed to determine the bioactive and antimicrobial components of the crude extract of E.spinosum.  This study was used an experimental method, by extracting E.spinosum by maceration using methanol as a solvent. Analysis parameters were consisted of the identification of bioactive and antimicrobial components against Eschericia coli and Bacillus subtilis. The results were showed that the crude extract of obtained biaoctive components, respectively, flavonoids, alkaloids, steroids, and saponins. The results of the analysis of the crude extract of E. spinosum against Eschericia coli and Bacillus subtilis showed that the extract was able to inhibit the growth of both types of bacteria. The inhibition of E.spinosum extract against B.subtilis bacteria is classified as moderate to strong because it had an inhibition zone of 9.00-14.00 mm, and E. coli was  in the moderate category of inhibition zone 6.7-8.83 mm
Fortifikasi aneka flavor pada makaroni ikan patin Pangasius hypophthalmus sebagai produk unggulan daerah Suparmi Suparmi; Desmelati Desmelati; Sumarto Sumarto; Santhy Wisuda Sidauruk
Depik Vol 9, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.814 KB) | DOI: 10.13170/depik.9.1.13563

Abstract

Abstract. Diversification of patin fish macaroni has the weakness of fish’s dominating flavor, so it requires a variety of flavor fortifications on patin fish macaroni to overcome these problems. This study was aimed to determine the effect of fortification flavors on macaroni catfish (Pangasius hyphophthalmus) on consumer acceptance. The method used is the experiment of making macaroni catfish with cheese, spinach, and barbeque. This study used a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. The treatments that M0 (control), M1 (cheese 50 grams), M2 (spinach 50 grams), M3  (barbeque 50 grams). The results of this study showed that the addition of three flavor had been varying levels of consumer acceptance, namely for panelists who liked the appearance of M0 63 people (78.75%), flavor 82.56%, odor 86.25%, texture 75%; panelists who liked the appearance of M1  80%, flavor 88.75%, odor 88.75%, texture 73.75%; panelists who liked the appearance of M2 85%, flavor 93.75%, odor 93.75%, texture 76.25%; and M3 that liked the macaroni appearance 80%, flavor 71.25%, odor 61.25%, and texture 75%. The most preferred macaroni by panelists based on the organoleptic test was macaroni with added flavor of spinach (M2), which is characterized by greenish yellow, the odor and flavor of slightly fishy, dominant spinach flavor, and hard texture. The proximate composition of M2 was a water content of 12.24%; protein of 14.67%; fat of 1.42%; crude fiber 0.34%.Keywords: Flavor; fortification; macaroni; patinAbstrak.  Diversifikasi  makaroni  ikan  patin  memiliki  kelemahan  flavor  ikan  yang  mendominasi, sehingga diperlukan fortifikasi aneka flavor pada makaroni ikan patin untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh fortifikasi aneka flavor pada makaroni ikan patin (Pangasius hypophthalmus) terhadap penerimaan konsumen. Metode penelitian yang digunakan yaitu melakukan percobaan pembuatan makaroni ikan patin dengan fortifikasi tiga macam flavor yaitu keju, bayam dan barbeque. Rancangan percobaan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu M0  (kontrol), M1  (keju 50 g), M2  (bayam 50 g), M3 (barbeque 50 g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fortifikasi tiga macam flavor memiliki tingkat penerimaan konsumen bervariasi yaitu untuk panelis yang menyukai M0  terhadap rupa 78,75%, rasa 82,56%, aroma 86,25%, tekstur 75%; panelis yang menyukai M1  terhadap rupa 80%, rasa 88,75%, aroma 88,75% dan tekstur 73,75%; panelis yang menyukai M2 terhadap rupa 85%, rasa 93,75%, aroma 93,75% dan tekstur 76,25%; dan untuk perlakuan M3 yang menyukai rupa makaroni 80%, rasa 71,25%, aroma 61,25% dan tekstur 75%.   Makaroni yang paling disukai oleh panelis berdasarkan penilaian organoleptik adalah makaroni dengan penambahan flavor bayam (M2) yaitu dengan karakteristik berwarna kuning kehijauan, sedikit aroma dan rasa ikan, dominan rasa bayam, dan tekstur yang keras. Komposisi proksimat M2 yaitu kadar air 12,24%; kadar protein 14,67%; kadar lemak 1,42%, serat kasar 0,34%.Kata kunci: Flavor, fortifikasi, makaroni, patin  
Fortifikasi aneka flavor pada makaroni ikan patin Pangasius hypophthalmus sebagai produk unggulan daerah Suparmi Suparmi; Desmelati Desmelati; Sumarto Sumarto; Santhy Wisuda Sidauruk
Depik Vol 9, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.1.13563

Abstract

Abstract. Diversification of patin fish macaroni has the weakness of fish’s dominating flavor, so it requires a variety of flavor fortifications on patin fish macaroni to overcome these problems. This study was aimed to determine the effect of fortification flavors on macaroni catfish (Pangasius hyphophthalmus) on consumer acceptance. The method used is the experiment of making macaroni catfish with cheese, spinach, and barbeque. This study used a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. The treatments that M0 (control), M1 (cheese 50 grams), M2 (spinach 50 grams), M3  (barbeque 50 grams). The results of this study showed that the addition of three flavor had been varying levels of consumer acceptance, namely for panelists who liked the appearance of M0 63 people (78.75%), flavor 82.56%, odor 86.25%, texture 75%; panelists who liked the appearance of M1  80%, flavor 88.75%, odor 88.75%, texture 73.75%; panelists who liked the appearance of M2 85%, flavor 93.75%, odor 93.75%, texture 76.25%; and M3 that liked the macaroni appearance 80%, flavor 71.25%, odor 61.25%, and texture 75%. The most preferred macaroni by panelists based on the organoleptic test was macaroni with added flavor of spinach (M2), which is characterized by greenish yellow, the odor and flavor of slightly fishy, dominant spinach flavor, and hard texture. The proximate composition of M2 was a water content of 12.24%; protein of 14.67%; fat of 1.42%; crude fiber 0.34%.Keywords: Flavor; fortification; macaroni; patinAbstrak.  Diversifikasi  makaroni  ikan  patin  memiliki  kelemahan  flavor  ikan  yang  mendominasi, sehingga diperlukan fortifikasi aneka flavor pada makaroni ikan patin untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh fortifikasi aneka flavor pada makaroni ikan patin (Pangasius hypophthalmus) terhadap penerimaan konsumen. Metode penelitian yang digunakan yaitu melakukan percobaan pembuatan makaroni ikan patin dengan fortifikasi tiga macam flavor yaitu keju, bayam dan barbeque. Rancangan percobaan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu M0  (kontrol), M1  (keju 50 g), M2  (bayam 50 g), M3 (barbeque 50 g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fortifikasi tiga macam flavor memiliki tingkat penerimaan konsumen bervariasi yaitu untuk panelis yang menyukai M0  terhadap rupa 78,75%, rasa 82,56%, aroma 86,25%, tekstur 75%; panelis yang menyukai M1  terhadap rupa 80%, rasa 88,75%, aroma 88,75% dan tekstur 73,75%; panelis yang menyukai M2 terhadap rupa 85%, rasa 93,75%, aroma 93,75% dan tekstur 76,25%; dan untuk perlakuan M3 yang menyukai rupa makaroni 80%, rasa 71,25%, aroma 61,25% dan tekstur 75%.   Makaroni yang paling disukai oleh panelis berdasarkan penilaian organoleptik adalah makaroni dengan penambahan flavor bayam (M2) yaitu dengan karakteristik berwarna kuning kehijauan, sedikit aroma dan rasa ikan, dominan rasa bayam, dan tekstur yang keras. Komposisi proksimat M2 yaitu kadar air 12,24%; kadar protein 14,67%; kadar lemak 1,42%, serat kasar 0,34%.Kata kunci: Flavor, fortifikasi, makaroni, patin  
Pemberdayaan Kaum Perempuan di Kelurahan Suka Mulia Kota Pekanbaru dalam Pengolahan Makanan Jajanan dari Ikan Sebagai Upaya Penumbuhan Wirausaha Baru Dewita Dewita; Sukendi Sukendi; Syahrul Syahrul; N. Irasari; Santhy Wisuda Sidauruk
Journal of Rural and Urban Community Empowerment Vol. 5 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jruce.5.1.70-75

Abstract

Ikan patin (Pangasionodon hypopthalmus) banyak dibudidyakan di provinsi Riau, khususnya di daerah Kampar, sehingga daerah ini banyak terdapat industri pengolahan ikan patin. Oleh sebab itu perlu suatu inovasi untuk memanfaatkan ikan patin tersebut, yakni dengan cara menganekaragamkan (diversifikasi) pengolahannya menjadi berbagai macam produk olahan, salah satunya adalah gyoza dan dinsum ikan. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan wirausaha baru bagi kaum perempun di kelurahan Sukamulia Kota Pekanbaru melalui alih teknologi pengolahan makanan jajanan berbahan baku ikan sesuai standar mutu SNI.  Secara khusus untuk mengetahui bagaimana analisis kebutuhan, ketepatan perencanaan program pelatihan, penyusunan bahan pelatihan, pelaksanaan berdasarkan program perencanaan yang telah ditetapkan, dan sistem penilaian atau proses evaluasi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Participatory Technology Development, yaitu memanfaatkan teknologi tepat guna berbasis ikan, dan dari kegiatan ini diharapkan kaum perempuan sebagai wirausaha baru (star up) secara mandiri dengan mengolah ikan patin menjadi berbagai produk olahan seperti gyoza dan dinsum ikan. Dengan adanya varian produk hasil diversifikasi olahan ikan dapat menjadi usaha rumahan di lingkungannya maupun melalui pasar yang lebih luas. Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam menumbuhkan minat wirausaha baru melalui produk makanan jajanan berbasis ikan. Berdasarkan minat konsumen terhadap produk yang dihasilkan, ternyata semua produk yang diproduksi disukai konsumen. Berdasarkan analisis pendapatan bahwa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menjual gyoza atau dinsum ikan patin per paket/per bungkus isi 29 buah) sebanyak 16 paket atau 160 buah dengan harga Rp 8.000 per  buah dalam satu kali produksi adalah Rp 124.000,- atau 10 kali produksi per bulan adalah sebesar 10 x Rp 124.000 =  Rp 1.240.000.
Sosialisasi Pengolahan Limbah Kulit Jeruk Menjadi Produk Eco Enzyme di SMPN 3 Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Santhy Wisuda Sidauruk; Safitri; Nur Maulidia; Monika Sriwidodo Sianturi; Martha Lusra; Gomgom Sahat Sampe Tua Lumban Gaol; Novi Yanti; Artamevia Dwi Prameswari; Hartati; Yaumil Ikhsan Syah; Muhammad Arif
Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia Vol. 3 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STMIK Indonesia Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jpni.v3i2.79

Abstract

Sampah merupakan suatu persoalan yang dunia yang terus menerus bertambah. Permasalahaan terkait sampah bukan masalah sederhana, hal ini dikarenakan apabila sampah dibiarkan begitu saja maka dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan. Di beberapa tempat, seperti Desa Kotoraja masih ditemukan sampah-sampah organik yang tidak diolah kembali. Oleh karena itu, Mahasiswa KKN UNRI, mencoba untuk memsosialisasikan serta melakukan demo pelatihan pengolahan sampah organic (kulit jeruk) menjadi produk yang bermanfaat bernama eco enzyme. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan menggunakan pendekatan persuasif melalui sosialisasi dan praktik langsung. Kegiatan tersebut diikuti dengan antusias oleh para siswa SMP Negeri 3 Siak kecil dan berjalan dengan lancar serta mampu mengolah sampah organik lainnya untuk dijadikan produk yang bermanfaat.
Fortifikasi aneka flavor pada makaroni ikan patin Pangasius hypophthalmus sebagai produk unggulan daerah Suparmi Suparmi; Desmelati Desmelati; Sumarto Sumarto; Santhy Wisuda Sidauruk
Depik Vol 9, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.1.13563

Abstract

Abstract. Diversification of patin fish macaroni has the weakness of fish’s dominating flavor, so it requires a variety of flavor fortifications on patin fish macaroni to overcome these problems. This study was aimed to determine the effect of fortification flavors on macaroni catfish (Pangasius hyphophthalmus) on consumer acceptance. The method used is the experiment of making macaroni catfish with cheese, spinach, and barbeque. This study used a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. The treatments that M0 (control), M1 (cheese 50 grams), M2 (spinach 50 grams), M3  (barbeque 50 grams). The results of this study showed that the addition of three flavor had been varying levels of consumer acceptance, namely for panelists who liked the appearance of M0 63 people (78.75%), flavor 82.56%, odor 86.25%, texture 75%; panelists who liked the appearance of M1  80%, flavor 88.75%, odor 88.75%, texture 73.75%; panelists who liked the appearance of M2 85%, flavor 93.75%, odor 93.75%, texture 76.25%; and M3 that liked the macaroni appearance 80%, flavor 71.25%, odor 61.25%, and texture 75%. The most preferred macaroni by panelists based on the organoleptic test was macaroni with added flavor of spinach (M2), which is characterized by greenish yellow, the odor and flavor of slightly fishy, dominant spinach flavor, and hard texture. The proximate composition of M2 was a water content of 12.24%; protein of 14.67%; fat of 1.42%; crude fiber 0.34%.Keywords: Flavor; fortification; macaroni; patinAbstrak.  Diversifikasi  makaroni  ikan  patin  memiliki  kelemahan  flavor  ikan  yang  mendominasi, sehingga diperlukan fortifikasi aneka flavor pada makaroni ikan patin untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh fortifikasi aneka flavor pada makaroni ikan patin (Pangasius hypophthalmus) terhadap penerimaan konsumen. Metode penelitian yang digunakan yaitu melakukan percobaan pembuatan makaroni ikan patin dengan fortifikasi tiga macam flavor yaitu keju, bayam dan barbeque. Rancangan percobaan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu M0  (kontrol), M1  (keju 50 g), M2  (bayam 50 g), M3 (barbeque 50 g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fortifikasi tiga macam flavor memiliki tingkat penerimaan konsumen bervariasi yaitu untuk panelis yang menyukai M0  terhadap rupa 78,75%, rasa 82,56%, aroma 86,25%, tekstur 75%; panelis yang menyukai M1  terhadap rupa 80%, rasa 88,75%, aroma 88,75% dan tekstur 73,75%; panelis yang menyukai M2 terhadap rupa 85%, rasa 93,75%, aroma 93,75% dan tekstur 76,25%; dan untuk perlakuan M3 yang menyukai rupa makaroni 80%, rasa 71,25%, aroma 61,25% dan tekstur 75%.   Makaroni yang paling disukai oleh panelis berdasarkan penilaian organoleptik adalah makaroni dengan penambahan flavor bayam (M2) yaitu dengan karakteristik berwarna kuning kehijauan, sedikit aroma dan rasa ikan, dominan rasa bayam, dan tekstur yang keras. Komposisi proksimat M2 yaitu kadar air 12,24%; kadar protein 14,67%; kadar lemak 1,42%, serat kasar 0,34%.Kata kunci: Flavor, fortifikasi, makaroni, patin  
Karakteristik hedonik dan kimia cendol instan ikan gabus dengan formulasi sumber karbohidrat lokal berbeda : Hedonic and chemical characteristics of instant cendol fortified snakehead fish flour using different local carbohydrate sources Dewita Dewita; Santhy Wisuda Sidauruk; Desmelati Desmelati; Taufik Hidayat
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 3 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26 (3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i3.49609

Abstract

Cendol is a traditional Indonesian beverage that can be consumed by people of all people. Cendol has a drawback, which is its low nutritional content due to its dominance of rice flour and high water content. Increasing the nutritional content and reducing the water content in cendol can be achieved through fortification with 1.25% snakehead fish flour and diversification of various local carbohydrate sources to replace rice flour using oven dryer. The research objective is to determine the best combination of local carbohydrate sources in instant cendol fortified with snakehead fish flour based on hedonic and chemical parameters. Fish flour production used a steaming method with yield and proximate analysis parameters. Instant snakehead fish cendol production used oven dryer with hedonic and chemical analysis parameters. The treatment ratio of local carbohydrate sources used was rice flour:sago flour:porang flour C1 (3:1:0), C2 (3:0:1), C3 (2:1:1), C4 (0:2:2), C5 (0:1:3), and C6 (0:3:1). The research results showed that snakehead fish flour had a yield of 15.23% and a protein content of 84.42±0.53%. Overall, instant cendol with a formulation of rice flour and sago flour (C1) was the best instant cendol. The panelists' preference for color, aroma, texture, and taste assessments of instant snakehead fish cendol preferred the C1 treatment with the highest chemical characteristics, especially protein at 15.48±0.13%, followed by low moisture content at 11.45±0.16%.
VALORISASI CANGKANG KERANG KIJING (Pilsbryoconcha sp.) MENJADI HIDROKSIAPATIT SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Pseudomonas aeruginosa Muhammad Irfan Rusadi; Santhy Wisuda Sidauruk; N. Ira Sari
Marinade Vol 7 No 01 (2024): Marinade
Publisher : Fisheries Product Technology Department, Faculty of Marine Science and Fisheries, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/marinade.v7i01.6393

Abstract

Pelatihan Teknologi Pengolahan Abon dan Serondeng Ikan Patin Pada Kelompok Kewirausahan Mahasiswa FPC Sebagai Cikal Bakal Wirausaha Baru Suparmi Suparmi; Sumarto Sumarto; Dewita Dewita; Hendro Ekwarso; Santhy W Sidahuruk; Rizky Febriansyah Siregar; Syafrani Syafrani; Ranika Paramita
CANANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2023)
Publisher : PELANTAR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52364/canang.v3i2.40

Abstract

UNRI's Faculty of Fisheries and Marine Sciences, which accommodates the field of fisheries from upstream to downstream, seeks to solve the problem of unemployment on campus, especially in the fisheries sector. Through a community service program on entrepreneurship schemes involving lecturers who collaborate with the UNRI Business Incubator Center, we carried out training activities on culinary development based on processed fish with a total of 15 participants, namely FPC students processing fishery products. This training aims to provide entrepreneurial knowledge, encourage the growth of entrepreneurial motivation, and increase understanding of management (organization, production, finance, and marketing) with implementation methods referring to the Participatory Action Learning System(PALS). The implementation of this training activity received a positive response, as did the participants' desire to become entrepreneurs. This training also motivates participants to work as entrepreneurs and opens up job opportunities to collaborate with other small and medium enterprises. The culinary products produced are serondeng catfish and catfish floss. These products have the potential to become a business opportunity for new entrepreneurs.