Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

The formulation of carvedilol transdermal patch with resin gum as rate control Yati, Kori; Pamungkas, Septiana Tri
Pharmaciana Vol 8, No 1 (2018): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.982 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v8i1.9308

Abstract

Carvedilol is widely prescribed for long-term hypertension treatment. It is rapidly absorbable by oral administration, but its bioavailability is merely about 20% in humans. Drug delivery is therefore imperative to overcome this weakness. One form of transdermal drug delivery system is a patch. Transdermal patch is composed of various systems, for instance, a reservoir that uses a rate control layer to manage the rate of drug release. This research aimed to observe the effect of using resin gum as the control of drug release rate on the physical characteristics and release of carvedilol in a transdermal patch. The patches were prepared in 5 formulas with different quantities of resin gum, namely 50, 100, 150, 200, and 250 mg. Afterward, they were evaluated physically, and their dissolution and diffusion rates were analyzed. The results showed that resin gum with concentrations of 150 mg and 200 mg was physically qualified for rate control. Besides, the results of dissolution and diffusion tests revealed that transdermal patches with 150 mg of resin gum exhibited the best drug release and penetration.
Comparison of carbopol 934 and 941 as thickeners on ketoconazole microemulsions based on physical stability Lestari, Pramulani Mulya; Yati, Kori; Savira, Nanda
Pharmaciana Vol 8, No 1 (2018): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.003 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v8i1.9138

Abstract

As a drug delivery system, ketoconazole microemulsion in virgin coconut oil (oil phase) is added with a thickening agent to create transdermal dosage form. This study aimed to compare the physical stabilities of ketoconazole microemulsions formed with different thickeners, namely Carbopol 934 and Carbopol 941. The formula used varying concentrations of Carbopol 934 and Carbopol 941, i.e., 0.15% and 0.25%. The stability was observed during eight-week storage in which the conditions were controlled by different degrees of temperature, i.e., 40C, 25-300C (room temperature), and 400C. The stability tests included organoleptic observation, pH, surface tension, viscosity, particle size, and zeta potential. Based on the Kruskal-Wallis test results, ketoconazole microemulsion with Carbopol 941 that had been stored in different temperature showed a significant difference in particle size (significance value< 0.05), but it did not apply to Carbopol 934. The evaluation revealed that compared to 0.25% of Carbopol 934, microemulsion with 0.15% of Carbopol 934 had a smaller difference between the time intervals. This research concluded that the use of 0.15% of Carbopol 934 as a thickener in ketoconazole microemulsion had better physical stability compared to Carbopol 941 due to the influence of temperature and length of storage.
Pelatihan Pengelolaan Obat yang Tepat dan Benar di UKS Sekolah-Sekolah Muhammadiyah Wilayah DKI Jakarta Yati, Kori; Hariyanti, Hariyanti; Dwitiyanti, Dwitiyanti; Lestari, Pramulani Mulya
Jurnal SOLMA Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Uhamka Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/solma.v7i1.656

Abstract

Pelaksanaan pengabdian ini bertujuan agar para guru mampu mengelola obat yang tepat dan benar di UKS sekolah-sekolah Muhammadiyah Wilayah DKI Jakarta. Adapun manfaat dari pengabdian ini agar dapat meningkatkan derajat kualitas kesehatan di lingkungan sekolah.  Target yang dicapai adalah peningkatan pemahamam para guru penanggung jawab UKS SD, SMP, SMA wilayah PWM DKI Jakarta dengan cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang Obat (DAGUSIBU) sehingga dapat meningkatkan derajat kualitas kesehatan di lingkungan sekolah tersebut Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan cara yang sederhana yakni dengan metode ceramah (pemberian materi) dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. Dengan mengucapkan bismillahirrahmaanirrahiim, kami tim pengabdian masyarakat mengharapkan doa restu agar niat kami dalam pengabdian masyarakat mendapat persetujuan, kelancaran dan kemudahan dalam upaya peningakatan pengetahuan dan pemahamam para guru penganggung jawab UKS SD, SMP, SMA wilayah PWM DKI Jakarta.
ISOLASI PEKTIN DARI KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PENGIKAT PADA SEDIAAN PASTA GIGI Yati, Kori; Ladeska, Vera; Wirawan, Adi Putra
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 14, No 1: Maret 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.85 KB) | DOI: 10.12928/mf.v14i1.9824

Abstract

Buah naga selain dikonsumsi dalam bentuk segar juga diolah menjadi beberapa produk olahan. Kulit buah naga mengandung pektin ±10,8%. Pada industri farmasi dan makanan, pektin digunakan sebagai pengikat, pembentuk gel, penstabil, dan pengental. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi pektin, mengkarakterisasi pektin dan mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi pektin sebagai bahan pengikat terhadap viskositas yang dihasilkan pada sediaan pasta gigi. Pektin yang dihasilkan dianalisa secara kualitatif menggunakan FTIR dan memenuhi persyaratan JEFCA ( Joint Expert Committee for Food Additives (FAO/WHO)) dengan nilai susut pengeringan 11,03%, kadar abu 0,41 %, berat ekivalen 617,29 mg dan kadar metoksi 6,50% . Pektin yang sudah dikarakterisasi dibuat pasta gigi dalam 4 formula dengan konsentrasi pektin  sebesar 3%, 3,5%, 4% dan 4,5%, kemudian dievaluasi sifat fisiknya meliputi organoleptis, homogenitas, pH, viskositas dan sifat alir. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi penggunaan pektin kulit buah naga maka semakin besar pula viskositas yang dihasilkan.
Sosialisasi dan Penyuluhan Tentang Dagusibu dan Gema Cermat di Sekolah Dasar Muhammadiyah Jakarta Timur Yati, Kori; Prisiska, Fahjar; Sulistyaningsih, Endang
Jurnal SOLMA Vol 8 No 1 (2019): Jurnal SOLMA
Publisher : Uhamka Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.932 KB) | DOI: 10.29405/solma.v8i1.1058

Abstract

Upaya peningkatan kesehatan bagi masyarakat sangat penting. Hal ini diperkuat dengan dicanangkannya DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang Obat dengan benar) oleh Ikatan Apoteker Indonesia dan GEMA CERMAT (Gerakan Masyarakat Cerdas Akan Obat) oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, agar masyarakat mampu memahami dan dapat melaksanakannya dalam upaya peningkatan kesehatan di lingkungan rumah dan sekolah. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan sosialisasi, informasi, edukasi dan penyuluhan dilingkungan Sekolah Dasar Muhammadiyah 08 Plus dan 09 Plus Duren Sawit Jakarta Timur. Target yang ingin dicapai yaitu para wali murid dan civitas akademika SD Muhammadiyah 08 Plus dan 09 Plus Duren Sawit Jakarta Timur. Metode yang dilakukan beberapa tahap meliputi : pre test, penyampaian materi pengabdian, simulasi dengan alat peraga, diskusi dan tanya jawab, diakhiri dengan post test. Hasil Pre Test dan Post Test yang diperoleh dianalisa secara statistik menggunakan Uji T-test dengan taraf kepercayaan 95% (α=0,05). Berdasarkan hasil analisa diperoleh hasil yang sangat signifikan yaitu 0,000. Pengolahan data dengan pendekatan secara teoritis dan analisa secara statistik dapat disimpulkan bahwa semua peserta belum mengetahui, memahami dan mengenal DAGUSIBU dan GEMA CERMAT, tetapi dengan adanya kegiatan sosialisasi ini peserta memahami akan pentingnya kesehatan.
Nicotiana tabacum var. Virginia Bio Oil-based Pyrolysis Extraction Have Prominence Antimicrobial Potential Compared to Ethanol Heat Reflux Extraction (EHRE) Andri Pramesyanti Pramono; Basra Ahmad Amru; Halimah Anggi Rahmani; Sheila Azelya Fernanda; Yudhi Nugraha; Muhammad Yusuf Arya Ramadhan; Andre Fahriz Perdana Harahap; Ahmad Fauzantoro; Nasihin Saud Irsyad; Meiskha Bahar; Oktania Sandra Puspita; Fajriati Zulfa; Kori Yati; Mahdi Jufri; Misri Gozan
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 29 No. 4 (2022): July 2022
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.29.4.515-525

Abstract

Tobacco leaf contains antibacterial secondary metabolite compounds, such as phenol, alkaloids, and essential oils. This study compares the potential antibacterial effects of Indonesian tobacco leaf extracted using the heat reflux method (producing an extract) and pyrolysis method (providing a bio-oil). The tobacco leaf extract was challenged against Staphylococcus aureus ATCC 25923, Enterococcus faecalis ATCC 29212, Escherichia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853. The bio-oil from the pyrolysis method showed inhibitory Kirby Bauer zones higher than those of the extract from heat reflux method, with the maximum results in the pyrolysis method indicating zones of 6.35 mm (S. aureus), 5.90 mm (E. faecalis), 3.97 mm (E. coli), and 5.025 mm (P. aeruginosa). Further study analyzed the effectiveness of the disc and well diffusion antibacterial test methods for measuring the antibacterial effect of bio-oils against Escherichia coli ATCC 25922 and Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853. The bio-oil used in the well diffusion test method showed the most significant antibacterial effectiveness. It showed the biggest inhibition zone, with a maximum of 11.65 mm and 8.90 mm for E. coli and P. aeruginosa. Our results showed Nicotiana tabacum var. Virginia Bio Oil from Ponorogo (Indonesia) is a strong potential antimicrobial, especially using well diffusion test.
ISOLASI PEKTIN DARI KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PENGIKAT PADA SEDIAAN PASTA GIGI Kori Yati; Vera Ladeska; Adi Putra Wirawan
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 14, No 1: Maret 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.85 KB) | DOI: 10.12928/mf.v14i1.9824

Abstract

Buah naga selain dikonsumsi dalam bentuk segar juga diolah menjadi beberapa produk olahan. Kulit buah naga mengandung pektin ±10,8%. Pada industri farmasi dan makanan, pektin digunakan sebagai pengikat, pembentuk gel, penstabil, dan pengental. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi pektin, mengkarakterisasi pektin dan mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi pektin sebagai bahan pengikat terhadap viskositas yang dihasilkan pada sediaan pasta gigi. Pektin yang dihasilkan dianalisa secara kualitatif menggunakan FTIR dan memenuhi persyaratan JEFCA ( Joint Expert Committee for Food Additives (FAO/WHO)) dengan nilai susut pengeringan 11,03%, kadar abu 0,41 %, berat ekivalen 617,29 mg dan kadar metoksi 6,50% . Pektin yang sudah dikarakterisasi dibuat pasta gigi dalam 4 formula dengan konsentrasi pektin  sebesar 3%, 3,5%, 4% dan 4,5%, kemudian dievaluasi sifat fisiknya meliputi organoleptis, homogenitas, pH, viskositas dan sifat alir. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi penggunaan pektin kulit buah naga maka semakin besar pula viskositas yang dihasilkan.
Pelatihan Deteksi Formalin dan Rhodamin B dalam Makanan bagi Guru dan Wali Murid TK Bintara Jaya Bekasi Sofia Fatmawati; Hurip Budi Riyanti; Kori Yati
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 5 No 1 (2020): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.769 KB) | DOI: 10.21067/jpm.v5i1.3328

Abstract

People in general, consumes food which is homecooked or buying finished products every day. Many types of prepared fast foods used food additives such as preservatives, flavorings agents, sweeteners etc. Additives which being used must be safe for consumption in a certain limit. The community service was held to the teachers and parents from Bintara Jaya Bekasi Kindergarten in order to quickly detect additional ingredients of fformaldehyde and rhodamine in food and using a test kit. The target is to increase the knowledge and skills of the teachers and parents from Bintara Jaya Bekasi Kindergarten students to detect and test foods containing formaldehyde and rhodamine B because the commons does not yet understand between safe and prohibited food additives. This workshop can improve the quality of health in the school and family environment. The training was done by lecturing method, practicing rapid detection and using a test kit and followed by discussion. The results of the community service showed an increase in the knowledge and skills of the teachers and parents from Bintara Jaya Bekasi Kindergarten in detecting foods containing formaldehyde and rhodamine B.
Pelatihan Pengelolaan Obat yang Tepat dan Benar di UKS Sekolah-Sekolah Muhammadiyah Wilayah DKI Jakarta: - Kori Yati; Hariyanti Hariyanti; Dwitiyanti Dwitiyanti; Pramulani Mulya Lestari
Jurnal SOLMA Vol. 7 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.451 KB) | DOI: 10.29405/solma.v7i1.656

Abstract

Pelaksanaan pengabdian ini bertujuan agar para guru mampu mengelola obat yang tepat dan benar di UKS sekolah-sekolah Muhammadiyah Wilayah DKI Jakarta. Adapun manfaat dari pengabdian ini agar dapat meningkatkan derajat kualitas kesehatan di lingkungan sekolah. Target yang dicapai adalah peningkatan pemahamam para guru penanggung jawab UKS SD, SMP, SMA wilayah PWM DKI Jakarta dengan cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang Obat (DAGUSIBU) sehingga dapat meningkatkan derajat kualitas kesehatan di lingkungan sekolah tersebut Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan cara yang sederhana yakni dengan metode ceramah (pemberian materi) dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. Dengan mengucapkan bismillahirrahmaanirrahiim, kami tim pengabdian masyarakat mengharapkan doa restu agar niat kami dalam pengabdian masyarakat mendapat persetujuan, kelancaran dan kemudahan dalam upaya peningakatan pengetahuan dan pemahamam para guru penganggung jawab UKS SD, SMP, SMA wilayah PWM DKI Jakarta.
FORMULASI HARD MOLDED LOZENGES EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN PENAMBAHAN KOMBINASI CORN SYRUP DAN MANITOL Kori Yati; Rahmah Elfiyani; Dessy Ayu Permatasari
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 11 No. 02 Desember 2014
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v11i2.833

Abstract

ABSTRAK Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) mengandung senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan, sehingga dapat menangkal radikal bebas. Agar lebih praktis dan efisien maka diformulasikan dalam bentuk hard molded lozenges. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan hard molded lozenges ekstrak bunga rosella dengan penambahan kombinasi corn syrup dan manitol dan mengamati pengaruhnya terhadap kualitas fisik sediaan. Kombinasi corn syrup dan manitol pada sediaan hard molded lozenges dilakukan dalam beberapa perbandingan, yaitu perbandingan 1:4, 1:5, 1:6, 1:7. Pengaruh penambahan corn syrup dan manitol pada sifat fisik hard molded lozenges yang meliputi organoleptis, tekstur (kekerasan dan kelengketan), kadar air, kadar abu, dan jumlah gula reduksi dianalisis. Diperoleh data hasil uji kekerasan pada masing-masing formula yaitu 1302,1 gf, 1523,9 gf, 2033,2 gf, dan 3038,1 gf. Data hasil uji kelengketan -198,3 gf, -138,7 gf, -121,2 gf, dan -73,9 gf. Dapat disimpulkan bahwa penambahan kombinasi corn syrup dan manitol dapat meningkatkan kekerasan dan menurunkan kelengketan sediaan. Kata kunci: corn syrup, manitol, hard molded lozenges, tekstur. ABSTRACT Rosella calyxes (Hibiscus sabdariffa L.) have antioxidant activity. To be more practical and efficient in its use, it was formulated into hard molded lozenges. This study was aimed to formulate hard molded lozenges of rosella calyxes with the addition of a combination of corn syrup and mannitol and to evaluate the physical quality of the lozenges. The combination of corn syrup and mannitol are prepared in ratio of 1:4, 1:5, 1:6, and 1:7. The physical properties evaluation of the hard molded lozenges included organoleptic, texture (hardness and stickiness), moisture content, ash content, and the number of reducing sugar. The hardness of the lozenges in each formula were 1302.1 gf, 1523.9 gf, 2033.2 gf, and 3038.1 gf, respectively. The adhesiveness of the lozenges in each formula were -198.3 gf, -138.7 gf, -121.2 gf, and -73.9 gf, respectively. It can be concluded that the addition of combination of corn syrup and mannitol increased the hardness and decreased the adhesiveness of preparation. Key words: corn syrup, mannitol, hard molded lozenges, texture.