Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi

KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR LAHAR DINGIN DI KELURAHAN TUBO KECAMATAN TERNATE UTARA KOTA TERNATE Nawir Anwar; Adnan Sofyan; Jumaris Jumaris
Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi Vol 3, No 1 (2021): Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi
Publisher : Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pangea.v1i1.4608

Abstract

Maluku Utara sebagai salah satu daerah dengan tingkat kerawanan terhadap bencana geologi yang tinggi. Salah satu kerawanan bencana geologi di Maluku Utara khususnya Kota Ternate yaitu letusan gunung Gamalama yang disertai dengan bencana banjir lahar dingin. Pada tanggal 27 Desember 2011 terjadinya banjir lahar dingin akibat bencana sekunder dari sisa material letusan gunung Gamalama yang terbawa aliran air melalui sungai kemudian meluap menerjang pemukiman masyarakat yang berada disekitar aliran sungai, sehingga menimbulkan dampak yang cukup besar.Tujuan penelitian ini ialah mengetahui mengetahui kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir lahar dingin di Kelurahan Tubo Kecamatan Ternate Utara Kota Ternate. Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan pada penelitian ini. Populasi penelitian meliputi masyarakat korban banjir lahar dingin di Kelurahan Tubo, pegawai Kelurahan Tubo dan juga pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah kuisioner dan teknik analisis data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan juga verifikasi dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan Tubo yang siap dalam menghadapi bencana banjir lahar dingin sebanyak 11 kepala keluarga (18,33%), sedangkan yang tidak siap sebanyak 37 kepala keluarga (61,67%) hal ini yang menjadi penghambat karena salah satunya masyarakat belum memahami langkah-langkah yang perlu disiapkan dalam mengurangi resiko bencana.
Kajian Intrusi Air Laut Terhadap Kualitas Air Tanah Di Kelurahan Gambesi Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate Tamrin Robo; Adnan Sofyan; Juanda Banapon
Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi Vol 1, No 1 (2019): Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi
Publisher : Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.698 KB) | DOI: 10.33387/pangea.v1i01.1185

Abstract

Pengambilan air tanah dangkal yang berlebihan menyebabkan ruang kosong dalam lapisan tanah dan mengakibatkan tinggi muka air tanah lebih rendah dari pada permukaan air laut, dan menyebabkan proses intrusi air laut. Kelurahan Gambesi merupakan wilayah pesisir dengan perkembangan wilayah permukiman tinggi  sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan akan air tanah semakin meningkat dan beresiko mengalami intrusi air laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intrusi air laut terhadap kualitas air tanah di Kelurahan Gambesi, Kecamatan Ternate Selatan, dan pengaruh jarak dan kedalaman air tanah terhadap intrusi air laut. Penelitian ini dapat memberikan informasi kualitas air tanah kepada masyarakat dan membantu instansi terkait untuk pertimbangan sarana prasarana penyedia baku air minum warga.  Metode penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data sampel diambil dari 4 sumur warga secara purposive berdasarkan jarak dari tepi pantai. Sampel air dimasukkan ke dalam jerigen sebanyak 2 liter dan diuji di laboratorium pada variabel warna, kekeruhan, TDS, suhu, pH, dan salinitas.. Hasil dibandingkan dengan Menteri Kesehatan No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Hasil penelitian menunjukan bahwa belum terjadi intrusi air laut pada air tanah daerah penelitian, dimana  air tergolong air payau, dengan nilai salinitas 1,3317 ppt di sumur 1, sumur II 1,3316 ppt, sumur III 1,3316 ppt, dan sumur IV 1,3316 ppt, dimana jarak dan kedalaman mempengaruhi kualitas air tanah. Untuk itu pemerintah Kecamatan Ternate Selatan harus memberi pengarahan dan mengingatkan pada warga agar kualitas air bersih dapat ditingkatkan  dan perlu adanya pengawasan serta konservasi di daerah pesisir supaya terhindar dari intrusi.
Persepsi Masyarakat terhadap Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLMTG) di Kelurahan Kastela Kecamatan Ternate Pulau Sri Suryatul Amarul; Hernita Pasongli; Adnan Sofyan
Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi Vol 1, No 2 (2019): Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi
Publisher : Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.48 KB) | DOI: 10.33387/pangea.v1i02.1484

Abstract

        Pembangunan PLTMG di Kelurahan Kastela Kota Ternate menyebabkan perubahan sosial khususnya perubahan mata pencaharian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Masyarakat Terhadap Perusahan PLTMG di Kelurahan Kastela Kecamatan Ternate Pulau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data secara primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden yang berjumlah 32 KK menggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan resmi BPS 2018. Analisis data penelitian menggunakan teknik persentase, dimana jawaban responden dikategorisasi dan diberi skor, kemudian dilakukan perhitungan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Kastela terhadap PLTMG cukup baik dari aspek ekonomi, namun buruk dalam aspek sosial. Dalam aspek ekonomi bahwa masyarakat Kastela memandang positif keberadaan PLTMG karena sangat berkontribusi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat terutama dalam dunia industry dan pembukaan lapangan usaha baru. Dari aspek sosial adalah persepsi negatif dimana masyarakat merasakan kurangnya transparansi pengelolaan PLTMG, kurangnya sosialisasi, dan penanganan konflik yang tidak memuaskan masyarakat. Hal lain yang dianggap masalah adalah kurang efektifnya komunikasi karena minimnya fasilitas penyalur aspirasi masyarakat untuk memberikan kritik kepada pengelola PLTMG.            Kata Kunci: Persepsi Masyarakat, PLTMG.