Wiranti Sri Rahayu
Unknown Affiliation

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Validitas Penetapan Kadar Tembaga dalam Sediaan Tablet Multivitamin dengan Metode Sperktrofotometri UV-VIS Wiranti Sri Rahayu; Asmiyenti Djaliasrin Djalil; Devi Ratnawati
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 05 No. 02 Agustus 2007
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1918.185 KB)

Abstract

Penetapan kadar tembaga dengan metode spektrofotometri ultraviolet-visibel didasarkan pada efek katalitik dari Cu dalam reaksi redoks antara biru metiled dan asam askorbat, dimana absorbasinya dimonitor pada panjang gelombang 666 nm. Kurva kalibrasi dengan rentang konsentrasi antara 0,5-1,3 ppm dengan kondisi optimum mempunyai nilai regresi linear -0,9739, limit deteksi 0,385 ppm dan recovery 100%. Koefisien variasi adalah 1,91 % (<2%).
PENGARUH PRAPERLAKUAN PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI TERHADAP PROFIL FARMAKOKINETIKA TETRASIKLIN PADA TIKUS PUTIH JANTAN Erlin Nurul Azizah; Wiranti Sri Rahayu; Anjar Mahardian Kusuma
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 09 No. 03 Desember 2012
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v9i3.756

Abstract

ABSTRAK Penggunaan makanan atau minuman bersamaan dengan obat sering kali dapat menimbulkan interaksi. Tetrasiklin dapat membentuk kompleks tak-larut dengan sediaan besi, alumunium, magnesium dan kalsium, sehingga resorpsinya dari usus gagal. Jambu biji mengandung kalsium 14,00 mg, besi 1,1 mg, karbohidrat 12,20 gram, protein 0,90 gram, dan lemak 0,30 gram, vitamin C lebih dari 490 setiap 100 gram buah jambu biji. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan profil farmakokinetik tetrasiklin dengan praperlakuan 1 jam dan bersamaan serta tanpa perlakuan pemberian jus jambu biji pada tikus putih jantan. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental sederhana dengan hewan uji tikus jantan galur wistar berbobot 200 g (±10%). Hewan uji dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Kelompok 1 diberikan tetrasiklin 63 mg/kg BB. Kelompok 2 diberikan praperlakuan 2 ml jus jambu biji 1 jam sebelum pemberian tetrasiklin 63 mg/kg BB peroral. Kelompok 3 diberikan 2 ml jus jambu biji bersamaan dengan pemberian tetrasiklin 63 mg/kg BB. Setelah hewan uji mendapatkan perlakuan, pada waktu-waktu tertentu diambil cuplikan darah guna penetapan kadar tetrasiklin utuh dengan metode KCKT. Harga-harga parameter farmakokinetika tetrasiklin seperti Ka, Kel, Cpmax, tmax, Cl, t1/2, dan AUC dihitung berdasarkan data kadar tetrasiklin utuh lawan waktu. Parameter farmakokinetika tersebut antar perlakuan dibandingkan secara statistika menggunakan uji ANAVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan praperlakuan 1 jam sebelum pemberian tetrasiklin dan bersamaan pemberian 2 ml jus jambu biji tidak mempengaruhi parameter farmakokinetika tetrasiklin dosis 63 mg/kg BB yang diberikan peroral pada tikus jantan (P>0,05). Kata kunci: Farmakokinetika,jus jambu biji, tetrasiklin ABSTRACT Drug interaction can happen when consumption food or drink are given together with drug.Tetracyclinecan form insoluble complexes with iron preparations, aluminum, magnesium and calcium, so absorption of intestinal was failure.Every 100 grams of guava fruit contains 14.00 mg of calcium, iron 1.1 mg, 12.20 grams of carbohydrate, protein 0.90 grams and 0.30 grams of fat, vitamin C is more than 490 mg and vitamin A. This research was aimed to comparing the pharmacokinetic profile of tetracycline with pretreatment 1 hour, treated simultaneously and without giving guava juice in male rats.The study was conducted employing a posttest only control group design, using male Wistar rats weight 200 g (±10%). The animals were divided into three groups (5 rats for each group). Group I was given a single oral tetracycline 63 mg/kg BW. Group II was given a single oral of pretreatment 2 ml guava juice 1 hour before treatment with tetracycline 63 mg/kg BW.Group III was given a single oral 2 ml guava juice do simultaneously with tetracycline 63 mg/kg BW. After all rats were pretreated, serial blood samples were withdrawn and were analyzed using HPLC for unchanged tetracycline. Pharmacokinetic parameters of tetracycline i.e. Ka, Kel, Cmax, tmax, Cl, t1/2 and AUC were determined based onconcentration to time data in the blood. The tetracycline pharmacokinetic parameters were analyzed by one-way analysis of varians (ANOVA) using 95% confidence interval.The results showed that the pharmacokinetic parameters of tetracycline in the animal with pretreatment 1 hour and simultaneously of guava juice did notchange significantly (P > 0.05). Key words : Pharmacokinetics, guava juice, tetracycline
Validitas Penetapan Kadar Kalsium dalam Sediaan Tablet Multivitamin Secara Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel Wiranti Sri Rahayu; Pri Iswati Utami; Anis Kurniawati
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 08 No. 02 Agustus 2011
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2116.597 KB)

Abstract

Penetapan kadar Ca secara spektrofotometri ultraviolet-visibel didasarkan pada pembentukan kompleks Ca dengan mureksid [Ca2+ (Mu)2]. Panjang gelombang maksimum yang diperoleh adalah 515 nm, waktu reaksi optimumnya pada menit ke-1 sampai ke-3. Hasil regresi linear kurva baku y = 0,387 x + 0,2836 dengan nilai r = 0,9833. Nilai LOD yang diperoleh 0,144 ppm, nilai recovery 116,567 % dan koefisien variasi 1,604 %.
PENETAPAN KADAR TABLET RANITIDIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DENGAN PELARUT METANOL Wiranti Sri Rahayu; Pri Iswati Utami; Sochib Ibnu Fajar
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 03 Desember 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v6i3.881

Abstract

ABSTRAK Saat ini banyak masyarakat yang lebih memilih obat merk dibandingkan obar generik. Mereka menganggap obat merk lebih berkhasiat dibanding obat generik. Padahal obat dengan zat aktif yang sama akan memberikan efek terapi yang sama sesuai kadarnya. Untuk itu perlu dilakukan penetapan kadar antara obat generik dan merk. Metode Spektrofotometri UV-Vis dapat digunakan untuk menetapkan kadar Ranitidin dalam sediaan tablet. Metode ini didasarkan pada adanya gugus kromofor dan auksokrom pada Ranitidin yang dapat memberikan absorbansi pada panjang gelombang 326 nm menggunakan pelarut metanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penetapan kadar Ranitidin dalam sediaan tablet dan uji validasinya menggunakan metode analisis Spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan kadar rata-rata Ranitidin dari delapan sampel tablet Ranitidin yang diperoleh adalah 150,44 mg/tablet. Hasil validasi metode analisis yang dilakukan diperoleh nilai standar deviasi (SD), koefisien variasi (KV), dan ketelitian alat pada uji presisi alat masing-masing sebesar 0,07; 0,56 %; 99,44 %. Nilai % perolehan kembali (Recovery) rata-rata dan nilai kesalahan sistematik rata-rata pada uji akurasi metode adalah secara berturut-turut 108,39% dan 8,39% untuk penambahan baku 1000 ppm; 100,6% dan 0,6% untuk penambahan baku 500 ppm; 100,67% dan 0,67% untuk penambahan baku 100 ppm. Dari kurva baku diperoleh persamaan regresi linier y = 0,045x + 0,068 (r sebesar 0,9988). Batas deteksi dan Batas kuantitasi yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 0,6 ppm dan 2,1 ppm. Dari uji t dihasilkan nilai signifikan 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (5%). Dari uji ANAVA terlihat ada perbedaan antara kadar tablet Ranitidin generik dengan tablet Ranitidin merk. Kata kunci : Ranitidin, Tablet, Metanol, Spektrofotometri UV-Vis. ABSTRACT Many people choose the branded drugs compared to generic drugs. They assumed that branded drugs are more effective than the generic ones. Drugs with similar therapeutic substance will have similar therapeutic effect depend on its concentration. For that reason, it’s needed to determine branded drugs and generic drugs. UV-Vis spectrophotometry method can be used to determine Ranitidine in tablets. This method was based on chromophore and auxochrome in Ranitidine and its absorption at 326 nm. The aim of this research was to examine the ability of UV-Vis spectrophotometry method to determine Ranitidine in tablets and its validating methods. The result show that the mean weight of Ranitidine tablets sample is 150.44 mg/tablets. Results of validation analysis were standard deviation (SD), coefficient variation (CV), and correctness of appliance at precision test appliance equal to 0.07; 0.56 %; 99.44% respectively. The value of mean recovery and systematic error at accuracy test method equal to 108.39 % and 8.39 % respectively at 1000 ppm standard addition, 100.6 %; and 0.6 % respectively at 500 ppm standard addition, 100.67 % and 0.67 % respectively at 100 ppm standard addition. From the standard curve linier regression equation was obtained y = 0.045x + 0.068 (r equal to 0.9988). Limit of detection and limit of quantization that was obtained from this research equal to 0.6 ppm and 2.1 ppm respectively. Result of ANAVA test show that there is a difference between rate of Ranitidine at branded tablets and generic tablets. Keywords: Ranitidine, Tablets, Methanol, UV-Vis Spectrophotometry
UJI DISOLUSI DAN PENETAPAN KADAR MELOXICAM SUPOSITORIA X DAN MELOXICAM SUPOSITORIA Y MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) Teti Sunarti; Wiranti Sri Rahayu
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 10 No. 01 Juli 2013
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v10i1.788

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan uji disolusi dan penetapan kadar meloxicam suppositoria X dan meloxicam suppositoria Y menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui laju disolusi dari meloxicam suppositoria X dan meloxicam suppositoria Y. Kedua sampel mendapat perlakuan yang sama yaitu dilakukan pada suhu 37 0C + 0,5 0C menggunakan media disolusi 900 mL dapar fosfat pH 7,5 + 0,5. Sampel diambil 10 mL pada menit ke 5, 10, 15, 20, 25, 30, 45, dan 60. Setiap pengambilan sampel diganti dengan volume yang sama. Penetapan kadar dilakukan menggunakan KCKT pada λ maximum 361 nm dengan waktu retensi 2,21 menit dan kecepatan alir 1 mL/menit. Persamaan regresi yang diperoleh y = 18401,7 x + 6253,9 dengan koefisien korelasi (r) = 0,9937. Dari profil disolusi yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan laju disolusi yang signifikan dari meloxicam suppositoria X dan meloxicam suppositoria Y. Kata kunci: uji disolusi, meloxicam, suppositoria, KCKT. ABSTRACT Dissolution tests were conducted and the assay of meloxicam suppository X and Y using the method of meloxicam suppository High Performance Liquid Chromatography (HPLC). The purpose of this study to determine the dissolution rate of meloxicam suppository X and Y. Both samples received the same treatment that is performed at a temperature of 37 0C + 0.5 0C using 900 mL of dissolution media phosphate buffer pH 7.5 + 0.5. 10 mL samples were taken at minute 5, 10, 15, 20, 25, 30, 45, and 60. Each sampling was replaced with the same volume. Performed using the HPLC assay at λ 361 nm with a maximum 2.21 minute retention time and flow rate 1 mL/min. Regression equation obtained by y = 18401.7x + 6253.9 with a correlation coefficient (r) = 0.9937. The dissolution profiles showed that there was no significant difference in dissolution rate of meloxicam suppository X and Y. Key words: dissolution test, meloxicam, suppositories, HPLC.
ANALISIS RESIDU PESTISIDA ORGANOFOSFAT PADA SIMPLISIA TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL Wiranti sri Rahayu; Dwi Hartanti; Handoyo Handoyo
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 03 Desember 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v6i3.429

Abstract

Temulawak merupakan salah satu jenis tanaman obat yang mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya residu pestisida organofosfat pada simplisia temulawak dan melakukan validasi metode analisis residu organofosfat dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode destruksi basah, sampel yang diambil adalah simplisia temulawak yang diambil dari pasar Wage. Sampel kemudian ditambah asam nitrat pekat. Pengujian kadar organofosfat pada simplisia temulawak dilakukan dengan alat Spektofotometer UV-Vis Merk Shimadzu pada panjang gelombang 722 nm. Berdsarkan hasil penelitian pada simplisia temulawak terdeteksi adanya pencemaran organofosfat dengan kadar (72,678 g/g) dan hasil validasi analisis yang dilakukan didapat harga standard deviation (SD), relative standard deviation (RSD), dan ketelitian alat pada uji presisi alat pada sampel sebesar 1,4219 x 10-6; 0,2440% dan 99,997%. Nilai persen perolehan kembali (Recovery) rata-rata dan kesalahan sistemik pada uji akurasi sampel sebesar 87,72 % dan 12,28 % Uji linieritas didapatkan harga intersep sebesar 9,325.10-4, slope sebasar 0,020, koefisien korelasi (r) sebesar 0,9907 sehingga didapatkan persamaan regresi linier kurva baku y = 0,0429x + 0,0105 dengan limit deteksi dan limit kuantitasi 2,1468 ppm dan 7,1142 ppm. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada metode analisis identifikasi residu organofosfat pada simplisia temulawak menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis adalah valid. Kata kunci: Organofosfat, Spektrofotometri, Simplisia Temulawak, Pasar Wage.
MINYAK ATSIRI, PERBANDINGAN KADARNYA PADA RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) YANG DIKERINGKAN DENGAN METODE SINAR MATAHARI DAN OVEN BESERTA PROFIL KROMATOGRAFI GAS SPEKTROMETRI MASSA (KGSM) Dwi Nur Meilaningrum; Tjiptasurasa Tjiptasurasa; Wiranti Sri Rahayu
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 03 Desember 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v6i3.882

Abstract

ABSTRAK Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tumbuhan dari familia Zingiberaceae yang secara historis mempunyai kegunaan tradisional yang cukup luas di kalangan masyarakat Indonesia. Salah satu proses terpenting dalam tahap pembuatan simplisia rimpang temulawak adalah proses pengeringan, pada proses tersebut kuantitas dan kualitas kadar minyak atsiri rimpang temulawak bervariasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar minyak atsiri rimpang temulawak dengan pengeringan sinar matahari dan oven. Hasil kadar minyak atsiri rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) pada pengeringan sinar matahari adalah 0,14%v/b sedangkan pada pengeringan oven adalah 0,28%v/b. Hasil yang diperoleh dari analisis dengan uji t menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna, ini ditunjukkan dari nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Kemudian dilakukan analisis kualitatif minyak atsiri dengan kromatografi Gas Spektrometri Massa, dengan fase gerak helium dan fase diam fenil metil siloksan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minyak atsiri temulawak dari pengeringan sinar matahari terdiri atas 28 komponen kimia dengan 5 komponen minyak atsiri tertinggi adalah sineol, champhor, alpha kurkumin, androsta, dan alpha chamigren sedangkan pengeringan oven terdiri atas 33 komponen kimia dengan 5 komponen minyak atsiri tertinggi adalah champhor, alpha kurkumin, androsta, germakron dan alpha chamigren. Kata kunci: minyak atsiri, rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), pengeringan, KGSM. ABSTRACT Curcuma xanthorrhiza Roxb is a crop from Zingiberaceae family that historically has enough wide traditional use in around of Indonesian people. One of the important process in preparation of simplicia Curcuma xanthorrhiza Roxb. rhizome is drying process, where the process influence the quantity or quality volatile oil level of Curcuma xanthorrhiza Roxb. rhizome. The aim of this research was to find out the volatile oil level on Curcuma xanthorrhiza Roxb. rhizome by oven and drying sunshine. Result of volatile oil of Curcuma xanthorrhiza Roxb. rhizome at drying sunshine was 0.14% v/w whereas at drying oven was 0.28% v/w. Obtained result from t test analysis indicated the existence of mean difference, this indicated from t value more than t table. Later perform qualitative analysis of volatile oil with Gas Chromatography Mass Spectrometer with helium as mobile phase and phenyl metil syloksan as stationary phase. This research result indicated that volatile oil of Curcuma xanthorrhiza Roxb. from solar drying consist of 28 chemical constituents. The top five components of the essential oil were cineole, camphor, alpha curcumin, androsta, dan alpha chamigren. Volatile oil from oven drying consists of 33 chemical constituents. The top five components of the essential oil were camphor, alpha curcumin, androsta, germacron and alpha chamigren. Key word : essential oils, Curcuma xanthorrhiza Roxb. rhizome, drying, GCMS.
IDENTIFIKASI CEMARAN TIMBAL PADA WORTEL (Dautus carota L.) ORGANIK DAN ANORGANIK DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Ani Puji Lestari; Pri Iswati Utami; Wiranti Sri Rahayu
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 03 Desember 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i3.580

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan uji cemaran logam timbal (Pb) pada wortel organik dan wortel anorganik. Analisis dilakukan dengan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) pada panjanggelombag 283,3 nm. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kualitas wortel organik danwortel anorganik ditinjau dari cemaran logam timbal (Pb). Sampel wortel organik dan anorganik diambil dari salah satu toko sayur di Purwokerto. Preparasi sampel dilakukan dengan cara destruksi basah. Hasil validasi metode analisis yang telah dilakukan meliputi uji akurasi, uji presisi dan uji linearitas dengan persamaan kurva baku Y = 0,550 x – 0,013, dengan hasil batas deteksi dan batas kuantitasinya sebesar 0,327 ppm dan 1,09 ppm. Dari hasil analisis, adanya Pb pada sampel wortel organik dan anorganik yang diuji tidak terdeteksi. Kata Kunci: Uji cemaran timbal, spektrofotometri serapan atom (SSA), wortel organik dan Anorganik ABSTRACT A research experiment of lead (Pb) on organic and inorganic carrots, has been done. Analysis was performed by atomic absorption spectrophotometer (AAS) at wavelength 283.3 nm. Inorganic and organic carrot samples taken from one grocery store in Purwokerto. Sample preparation was done by wet destruction. The validation method of analysis has been carried out including the testing of accuracy, precision test and linearity test with the equation of regression Y = 0.550 x - 0.013, with the limit of detection and limit quantitation of 0.327 ppm and 1.09 ppm. The result of Pb analysis in the inorganic and organic carrot samples is undetect. Keywords: Pb determination, atomic absorption spectrophotometry (AAS), inorganic and organic carrots
KURKUMINOID, PENETAPAN KADARNYA PADA JAMU SERBUK TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb) SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL Wiranti Sri Rahayu; Tjiptasurasa Tjiptasurasa; Dewi Indriyani
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 02 Agustus 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v7i1.566

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang penetapan kadar kurkuminoid dalam jamu serbuk “X” yang mengandung temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kadar kurkuminoid dalam jamu serbuk “X” yang diambil dari Purwokerto. Dalam penelitian ini, sampel diambil satu untuk diekstrak lalu direfluk dan penetapan kadar dilakukan menggunakan metode spektrofotometri Ultraviolet-Visibel. Reaksi kurkumin dengan penambahan asam borat dalam suasana asam membentuk komplek rubrocurcumin yang mengakibatkan pergeseran panjang gelombang maksimal kurkuminoid dari 420 nm sehingga panjang gelombang maksimalnya menjadi 500 nm. Hasil yang nilai KV pada uji presisi adalah 0,96% ( rtabel). Limit deteksi (LOD) dan limit kuantitasi (LOQ) yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 0,08 ppm dan 0,25 ppm. Hasil penelitian ,menunjukkan kadar rata-rata kurkuminoid dalam jamu serbuk “X” sebesar 0,56 ppm. Berdasarkan hasil validasi tersebut maka metode spektrofotometri Ultraviolet-Visibe; dinyatakan valid. Kata kunci: kurkuminoid, Ultraviolet-Visibel spektrofotometri, jamu temulawak ABSTRACT It has been conducted a study on the determination of curcuminoid in jamu “X” powder containing rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb, was distributed in Purwokerto. In this study, a sample was taken and extracted for determination of levels refluc and conducted using Ultraviolet Visible spectrophotometry method. Curcuminoid reaction with addition of boric acid in the atmosphere to form acids that leads to complex rubrocurcumin shift the maximum wavelength to 500 nm. The result study where coefficient of variation the presicion was 0.96 ( r table). Limit of detection and limit of quantitation of this research was to 0.08 ppm and 0.25 ppm. The result showed that the mean concentration showed that the mean concentration of curcumin in jamu “X” powder containing rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb. Sampel 0.56 ppm. Determination of curcuminoid in jamu “X” powder containing rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb that use Ultraviolet Visible spectrophotometry method is valid. Key words: Curcuminoid, Ultraviolet Visible Spectrophotometry, jamu of temulawak
Validasi Metode Analisis Tablet Losartan Merk B yang Ditambah Plasma Manusia dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik Ika Yuni Astuti; Wiranti Sri Rahayu; Dian Pratiwi
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 08 No. 02 Agustus 2011
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2686.214 KB)

Abstract

Losartan merupakan obat antihipertensi yang diwajibkan oleh BPOM untuk diteliti bioekivalensinya. Metode analisis yang valid dibutuhkan untuk pengujian bioekivalensi. Sebagai langkah awal dilakukan penelitian metode analisis losartan dengan menggunakan plasma darah secara in vitro. Metode yang dipilih adalah kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) sistem isokratik dengan fase terbalik dengan detektor multiplayerchip sumber cahaya ultra violet pada panjang gelombang 220 nm dengan menggunakan metode adisi. Pemisahan dengan menggunakan kolom C-18 fase terbalik dan fase gerak menggunakan asetonitril 60% dan dapar fosfat 0,015 M 40% (sampai pH 2,4 dengan ditambah asam ortho fosfat). Hasil penelitian menunjukkan metode tersebut linear (r = 0,998 pada konsentrasi antara 5-30 µg/mL). Batas kuantitasi = 6,082 µg/mL, batas deteksi = 1,825 µg/mL. Uji presisi menunjukan koevisien variasi 2,244 dan uji akurasi menunjukan % perolehan kembali masing-masing = 85,639 %; 94,569 %; dan 103,278 %. Sedangkan % perolehan kembali kadar losartan dalam tablet B masing-masing adalah 95,479% ; 95,038% ; dan 99,783%.