Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

UJI ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN DAN KULIT BATANG MANGGIS Garcinia mangostana L. Diniatik, Diniatik; Suparman, Suparman; Anggraeni, Dewi; Amar, Ibnu
Pharmaciana Vol 6, No 1 (2016): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.576 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v6i1.3314

Abstract

Antioxidant was a compound which possessed an activity as scavenger of free radicals. This study was aimed to examine the antioxidant activity of ethanolic extract from leaves and skin barks of Garcinia mangostana. Antioxidant activity were evaluated by using DPPH method for ethanolic extract in serial concentration of 800, 400, 200 and 100ug/mL. The result found that ethanolic extract of leaves and skin barks of Garcinia mangostana showed antioxidant activity with IC50 value of 674.947 ug/mL and 565.759 ug/ml, they were eleven and ten times weaker than d-α-tocopherol (IC50 57,114 ug/mL) which were used as a control. In conclusion, EE from leaves and skin barks of Garcinia mangostana exhibited an activity as scavenger of free radicals from DPPH.
POTENSI PENANGKAPAN RADIKAL BEBAS HASIL HIDROLISIS EKSTRAK ETANOL DAUN KEPEL (Stelechocarpus burahol, (Bl.) Hook f. & Th.) DENGAN METODE DPPH Diniatik, Diniatik
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 13, No 2: September 2016
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.563 KB) | DOI: 10.12928/mf.v13i2.7776

Abstract

Tanaman kepel secara empiris digunakan sebagai diuretik dan pencegahan peradangan ginjal. Daunnya mengandung polifenol dan flavonoid, sedangkan daging buah, biji, dan akar mengandung saponin, flavonoid dan polifenol. Dalam penelitian ini dilakukan deteksi kandungan flavonoid dalam daun kepel dan potensi radikal bebas secara kualitatif. Simplisia daun kepel diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan penyari etanol sebagai solven, kemudian diuapkan hingga menjadi ekstrak kental. Sebagian ekstrak etanol daun kepel dihidrolisis dengan menggunakan HCl 2N selama 30 menit, kemudian difraksinasi dengan eter. Ekstrak etanol, fraksi eter, dan fraksi air asam diidentifikasi golongan senyawanya menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase diam silika F254 dan dua macam fase gerak BAW (n-butanol: asam asetat: air = 3:1:1) dan kloroform: metanol (8:2). Hasil kromatogram menunjukkan bahwa bercak golongan senyawa flavonoid dalam fraksi eter dan air asam dari hasil hidrolisis ekstrak etanol daun kepel mempunyai potensi sebagai penangkap radikal bebas difenilpikrilhidrazil (DPPH).
Antibacterial (Staphylococcus aureus and Escherichia coli) and Antifungal (Saccharomyces cerevisiae) Activity Assay on Nanoemulsion Formulation of Ethanol Extract of Mangosteen Leaves (Garcinia mangostana L.) as Fruit Preservative Diniatik Diniatik; Rosiana Sofia Anggraeni
Journal of Food and Pharmaceutical Sciences Vol 9, No 1 (2021): J.Food.Pharm.Sci
Publisher : Institute for Halal Industry and System (IHIS) Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfps.1008

Abstract

Fruits after harvesting will decay faster if not handled properly. Fruits can be demaged by bacterial and fungal. Mangosteen leaves contain xanthons which are antibacterial and antifungal. 50% ethanol extract of mangosteen leaves is formulated in Nanoemulsion preparations using the SNEDDS (Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System) method. The mangosteen leaves 50% ethanol extract nanoemulsion formulation consisted of VCO (Virgin Coconut Oil) as oil, tween 80 as surfactant, and PEG 400 as cosurfactant. There are 3 formulations with variations in the concentration of mangosteen leaves ethanol extract, there are concentrations of 1%, 2%, and 3%. All formulations have a T% of more than 90%. The results of the particles measurement of nanoemulsion using PSA were in formulation 1 amounting to 16.1 nm; formula 2 is 16.7 nm; and formula 3 is 16.6 nm. The zeta potential characterization shows that formula 1 has a zeta value of -40.9 mV. The three formulations had a pH of 5. The largest inhibitory zone in the mangosteen leaf ethanol extract against S.aureus and E. coli bacteria were 11.08 mm and 5.87 mm respectively. Whereas in the S. cerevisiae antifungal test there was no inhibition zone at all concentrations. In the antibacterial and antifungal tests nanoemulsion preparations did not produce inhibitory zones in each concentration. Nanoemulsion preparations can retain the quality of strawberries when compared to the non-nanoemulsion preservative group, both in room storage and refrigerator temperature. The best preservative result is when the fruit is coated with nanoemulsion preservative and stored in refrigerator temperature.
UJI ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN DAN KULIT BATANG MANGGIS Garcinia mangostana L. Diniatik Diniatik; Suparman Suparman; Dewi Anggraeni; Ibnu Amar
Pharmaciana Vol 6, No 1 (2016): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.576 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v6i1.3314

Abstract

Antioxidant was a compound which possessed an activity as scavenger of free radicals. This study was aimed to examine the antioxidant activity of ethanolic extract from leaves and skin barks of Garcinia mangostana. Antioxidant activity were evaluated by using DPPH method for ethanolic extract in serial concentration of 800, 400, 200 and 100ug/mL. The result found that ethanolic extract of leaves and skin barks of Garcinia mangostana showed antioxidant activity with IC50 value of 674.947 ug/mL and 565.759 ug/ml, they were eleven and ten times weaker than d-α-tocopherol (IC50 57,114 ug/mL) which were used as a control. In conclusion, EE from leaves and skin barks of Garcinia mangostana exhibited an activity as scavenger of free radicals from DPPH.
POTENSI PENANGKAPAN RADIKAL BEBAS HASIL HIDROLISIS EKSTRAK ETANOL DAUN KEPEL (Stelechocarpus burahol, (Bl.) Hook f. & Th.) DENGAN METODE DPPH Diniatik Diniatik
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 13, No 2: September 2016
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.563 KB) | DOI: 10.12928/mf.v13i2.7776

Abstract

Tanaman kepel secara empiris digunakan sebagai diuretik dan pencegahan peradangan ginjal. Daunnya mengandung polifenol dan flavonoid, sedangkan daging buah, biji, dan akar mengandung saponin, flavonoid dan polifenol. Dalam penelitian ini dilakukan deteksi kandungan flavonoid dalam daun kepel dan potensi radikal bebas secara kualitatif. Simplisia daun kepel diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan penyari etanol sebagai solven, kemudian diuapkan hingga menjadi ekstrak kental. Sebagian ekstrak etanol daun kepel dihidrolisis dengan menggunakan HCl 2N selama 30 menit, kemudian difraksinasi dengan eter. Ekstrak etanol, fraksi eter, dan fraksi air asam diidentifikasi golongan senyawanya menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase diam silika F254 dan dua macam fase gerak BAW (n-butanol: asam asetat: air = 3:1:1) dan kloroform: metanol (8:2). Hasil kromatogram menunjukkan bahwa bercak golongan senyawa flavonoid dalam fraksi eter dan air asam dari hasil hidrolisis ekstrak etanol daun kepel mempunyai potensi sebagai penangkap radikal bebas difenilpikrilhidrazil (DPPH).
Pemanfaatan Limbah Nanas (Ananas comosus) dalam Teknologi Produksi VCO (Virgin Coconut Oil) di Cabang Aisiyah Purwokerto Selatan Banyumas Ade Rusman; Diniatik Diniatik; Ana Andriani
JITEK (Jurnal Ilmiah Teknosains) Vol 7, No 2/Nov (2021): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jitek.v7i2/Nov.9910

Abstract

Pemanfaatan hasil pertanian sebaiknya makin ditingkatkan, perlunya diversifikasi produk sangat dibutuhkan. Melimpahnya kelapa di Kabupaten Banyumas merupakan tantangan bagi kita semua untuk menambah varian produk, yaitu VCO. Hal ini bisa dengan memanfaatkan limbah kulit nanas, yang dihasilkan dari daerah yang berdekantan dengan yaitu Kabuaten Pemalang dan Purbalingga. Kedua Kabupaten ini menghasilkan nanas terbanyak pertama dan kedua se propinsi Jawa Tengah. Pembuatan VCO ini melalui sebuah acara pendidikan dan pelatihan di Cabang Aisiyah Purwokerto Selatan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan tentang manfaat VCO, dilanjutkan pelatihan pembutan VCO, pengemasan VCO. Pendidikan dan pelatihan ini melibatkan mahasiswa farmasi, dengan target peserta adalah ibu-ibu Aisiyah, harapannya beberapa produk VCO dan metode pengemasan dapat diberikan. Adanya varian produk dari tanaman kelapa berpotensial menjadi tambahan dalam pemasukan pada keluarga. Berdasarkan kuisoner yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pemahaman peserta pada saat posttest (8,07) meningkat sebesar 1,22 poin dibandingkan prestest (6,85). Berdasarkan diskusi dapat diketahui bahwa VCO ternyata lebih luas pemanfaatannya di daerah tersebut, namun beberapa ibu-ibu Aisiyah ini tidak tahu bahwa itu adalah VCO yang dibuat dari kelapa dan bisa dibuat dengan menggunakan limbah kulit nanas yang melimpahLuaran yang ditargetkan adalah leaflet yang didaftarkan dalam kekayaan intelektual.
STUDI ETNOFARMAKOLOGI TUMBUHAN SEBAGAI OBAT TRADISIONAL UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT HIPERLIPIDEMIA DI KECAMATAN DAYEUHLUHUR KABUPATEN CILACAP Diniatik - Diniatik; Deby Inda Lestari; Githa Fungie Galistiani
JITEK (Jurnal Ilmiah Teknosains) Vol 7, No 2/Nov (2021): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.219 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v7i2/Nov.10095

Abstract

Pemanfaatan tumbuhan di Indonesia sudah dilakukan  secara turun temurun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari salah satunya sebagai pengobatan.Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan sosial budaya akan menurunkan perluasan hutan dan pengetahuan dalam pengobatan tradisional. Penyakit Tidak Menular (PTM) yang secara global PTM penyebab kematian nomor satu adalah penyakit kardiovaskuler yang disebabkan oleh gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Gangguan Kardiovaskular merupakan salah satu golongan penyakit yang menjadi perhatian dan prioritas dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit di Kabupaten Cilacap. Pada penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan dan cara pengolahan tumbuhan pada penyakit stroke di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan dilanjutkan kajian etnofarmakologis dengan teknik wawancara semi struktur .Total responden adalah 59 responden pada penelitian ini adalah pengobat tradisional (BATTRA) di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 24 suku tumbuhan yang digunakan sebagai penyakit hiperlipidemia. Suku tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu Acanthaceae dan Annonaceae masing-masing sebanyak (12,5%) dan yang paling banyak digunakan yaitu (Annona muricata L.) sebagai obat tradisional untuk pencegahan penyakit hiperlipidemia di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap dan cara pengolahan tumbuhan sebagai obat tradisional paling banyak digunakan dengan cara direbus (55,81%.) di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap.
Optimasi Formula Sediaan Losion Tabir Surya dari Ekstrak Etanol Terpurifikasi Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Dengan Metode Simplex Lattice Design Yeyen Dwi Iryani; Ika Yuni Astuti; Diniatik Diniatik
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 8, No 2 (2021): J Sains Farm Klin 8(2), Agustus 2021
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (981.504 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.8.2.145-156.2021

Abstract

Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) mengandung senyawa xanton yang memiliki aktivitas farmakologis dimana salah satu turunan xanton  α-mangostin bekerja sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui etanol yang menghasilkan ekstrak dengan jumlah xanton tertinggi, menguji aktivitas antioksidan dan tabir surya dari ekstrak terpurifikasi serta mengoptimasi formula sediaan losion tabir surya dari ekstrak terpurifikasi kulit manggis.Optimasi formula losion dilakukan menggunakan software Design Expert® versi 11 dengan kombinasi ekstrak terpurifikasi, asam stearat dan trietanolamin. 14 formula losion dievaluasi nilai SPF, pH dan viskositasnya untuk penentuan formula optimum. Formula optimum selanjutnya diuji nilai SPF, ph dan viskositas untuk membandingkan prediksi software dan hasil percobaan. Selain itu dilakukan uji daya sebar, daya lekat serta stabilitas mekanis terhadap formula optimum. Hasil penelitian menunjukkan kandungan xanton dalam ekstrak etanol 50% sebesar 20,42%, ekstrak etanol 70 % sebesar 29,88% dan ekstrak etanol 96% sebesar 64,57%. Ekstrak terpurifikasi kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 5,53 dan nilai AAI 14,46 serta memiliki nilai SPF 8,94 pada konsentrasi 50 µg/ml. Formula optimum yang diperoleh memiliki nilai SPF 7,49 ± 0,0297, kekentalan 21.166,666 cp ± 10,41 serta pH 6,490 ± 0,0404, daya sebar 7,833333 ± 0,15, daya lekat 2,03 ± 0,01.
Analisis Penambatan Molekuler dan Prediksi Toksisitas dan ADME Penghambat Enzim Dipeptidil Peptidase IV dari Senyawa Aktif Momordica charantia L. sebagai Antidiabetes Katerina Zielda Deviana; Diniatik Diniatik
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 18 No. 02 Desember 2021
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v18i2.8556

Abstract

Angka kejadian penyakit diabetes melitus (DM) di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, khususnya diabetes melitus tipe II yang disebabkan oleh resistensi insulin pada sel-sel tubuh. Salah satu pengobatan diabetes tipe II yang saat ini sedang dikembangkan adalah inhibitor enzim dipeptidyl peptidase IV (DPP-IV). Banyak digunakan sebagai obat herbal, pare (Momordica charantia L.) mengandung senyawa yang bersifat antidiabetes, sehingga berpotensi sebagai inhibitor DPP-IV. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi potensi penghambatan dan beberapa prinsip aktif pare terhadap aktivitas enzim DPP-IV secara in silico melalui penambatan molekuler. Data tersebut diolah dengan metode doking molekuler menggunakan program PyRx-Vina didukung dengan program PyMOL dan PLIP untuk membuat profil visual ligan-protein, ligan alami PF2 digunakan sebagai ligan pembanding dengan 18 senyawa uji. Molekul dengan hasil doking terbaik akan diprediksi toksisitasnya menggunakan program Toxtree dan absorbsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi (ADME) menggunakan program SwissADME secara online. Hasil doking menunjukkan charantin dan oleanolic acid memiliki binding affinity (ΔG) terendah yaitu -9.8 Kkal/mol dan -8.9 Kkal/mol, sedangkan ligan alami -8.7 Kkal/mol. Hasil prediksi toksisitas menunjukkan bahwa hanya ada satu senyawa yang memiliki toksisitas rendah (oleanolic acid) serta semua senyawa tidak bersifat karsinogenik. Hasil ADME menunjukkan bahwa hanya ada satu senyawa yang memenuhi aturan Lipinski (epicatechin). Hasil penambatan molekuler dengan metode PyRx-Vina menunjukkan bahwa senyawa aktif dari tanaman pare secara in silico terbukti dapat menghambat DPP-IV.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN FORMULASI GEL HAND SANITIZER EKSTRAK ETANOL DAUN TEH PUTIH (Camellia sinensis L.) Zulfa Ika Setyaningsih; Diniatik Diniatik; Arif Budiman
JITEK (Jurnal Ilmiah Teknosains) Vol 8, No 1/Mei (2022): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jitek.v8i1/Mei.12571

Abstract

Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri pemicu terjadinya diare dan penyakit pada kulit. Salah satu tanaman yang telah diteliti sebagai antibakteri adalah tanaman daun teh putih (Camellia sinensis L.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sediaan gel hand sanitizer ekstrak daun teh putih yang memberikan efektivitas antibakteri paling baik terhadap bakteri S. aureus. Daun teh putih diekstraksi menggunakan etanol 96% dengan metode maserasi. Gel dibuat 3 formula dengan konsentrasi ekstrak etanol daun teh putih sebesar 2%, 4%, dan 6%. Gel diuji sifat fisik, stabilitas dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus. Uji antibakteri dilakukan dengan metode sumuran. Hasil penelitian menunjukkan gel ekstrak etanol daun teh putih memenuhi persyaratan pH, viskositas, dan homogenitas. Gel ekstrak etanol daun teh putih bisa dikatakan stabil selama penyimpanan karena tidak terdapat perubahan yang berarti pada gel, baik itu organoleptis, pH, dan homogenitas. Pada pengujian antibakteri ketiga formula yang dibuat memiliki aktivitas antibakteri. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak (2-6%) maka daya hambat yang dihasilkan semakin besar.