Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

EFEKTIVITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG (PENELITIAN EKSPERIMEN KUASI TERHADAP SISWA KELAS XII IPA 2 SMA PASUNDAN 2 BANDUNG) Diyanthi, Dhiar Rachma; Judiasri, Melia Dewi; Risda, Dianni
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i2.3286

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya kesempatan siswa untuk berbicara saat pembelajaran bahasa Jepang. Setengah dari sampel menyatakan bahwa selama ini kurang mendapatkan kesempatan berbicara bahasa Jepang dalam pembelajaran bahasa Jepang. Padahal saat ini siswa dituntut untuk dapat berbicara dan berkomunikasi secara global. Dan kemampuan berbicara adalah implementasi dari materi-materi pelajaran bahasa Jepang yang telah dipelajari. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti mengujicobakan metode cooperative learning tipe inside-outside circle dalam pembelajaran bahasa Jepang terhadap siswa XII IPA 2 SMA Pasundan 2 Bandung. Tujuan dari dilaksanakannya pembelajaran dengan metode ini adalah agar siswa mampu untuk berbicara dengan bahasa Jepang secara aktif dan menguji efektivitas dari metode tersebut.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi (pre-test and post-test one group). Teknik pengambilan sampling dengan cara random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Pasundan 2 Bandung dan sampelnya adalah 16 orang siswa kelas XII IPA 2 sebagai kelas eksperimen. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes dan angket.Dari hasil analisa data tes diperoleh nilai t-hitung sebesar 4,205. Dan dengan db 15 pada tahap signifikansi 5% diperoleh t-tabel sebesar 2,13 dan signifikansi 1% diperoleh t-tabel  sebesar 2,95. Karena nilai t-hitung    t-tabel , maka Hk diterima.  Hal tersebut berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berbicara siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode cooperative learning tipe inside-outside circle. Hal tersebut diperkuat dengan hasil angket yang menyatakan bahwa lebih dari setengah responden merasakan pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe inside-outside circle terhadap kemampuan berbicara bahasa Jepang. Keyword: kemampuan berbicara, metode cooperative learning tipe inside-outside circleAbstractThis research was motivated by the lack of opportunity to speak Japanese during the class. 50% of the sample stated that they are have a small opportunity to speak Japanese during learning Japanese. Yet, in this time students are required to be able to talk and communicate globally. And the ability to speak is the implementation of Japanese language lessons. To overcome these problems, researcher tested the method of cooperative learning type of inside-outside circle in learning the Japanese language to students XII IPA 2 SMA Pasundan 2 Bandung. The purpose of the implementation of learning with this method is the students are able to speak japanese actively and to test the effectiveness of the method. This research uses a quasi experimental (pre-test and post-test one group). Sampling technique by means of random sampling. The population in this study were all high school students of SMA Pasundan 2 Bandung and the sample was 16 students of class XII IPA 2 as the experimental class. Instruments for this research is a test and questionnaire. From the analysis of obtained data, value t-count of 4,205. And with 15 db at this stage of the 5% significance was obtained t-table by 2.13 and 1% significance obtained t-table by 2.95. Because the value of t count t-table, then Hk accepted. This means that there are significant differences in their speaking ability before and after the implementation of cooperative learning type of inside-outside circle. This is reinforced by the results of a questionnaire which states that more than half of the respondents feel the effect of the application of cooperative learning type of inside-outside circle of the ability to speak Japanese. Keyword: speaking ability, cooperative learning method type of inside-outside circle
UTILIZATION THE PHOTOS OF MEDIA AS AN ALTERNATIVE JAPANESE LANGUAGE LEARNING FOR IMPROVED REMEMBERING ABILITY NOUNS VOCABULARY IN JAPANESE LANGUAGE Mauliyasari, Melly Septiani; Sugihartono, Sugihartono; Risda, Dianni
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i1.2641

Abstract

ABSTRAKPembendaharaan kata merupakan kunci utama dalam keterampilan berbahasa. banyaknya jumlah kosakata yang dimiliki seseorang, mencerminkan kualitas bahasa yang dimilikinya. Dari sekian jumlah kosakata yang sangat banyak, pembelajar suatu bahasa harus mempunyai daya ingat yang baik untuk menghafal kosakata sebagai suatu dasar untuk terampil berbahasa. sering kali dalam menghafal kosakata baru  pembelajar mengalami suatu kendala. Kendala tersebut merupakan masalah yang sering terjadi, yaitu karena kemampuan mengatur atau menyimpan ingatan seseorang belum maksimal. Dengan adanya permasalahan ini, diperlukan media untuk memudahkan pembelajar untuk memudahkan mengingat kosakata dengan baik. Salah satu media yang efektif untuk pembelajaran kosakata adalah menggunakan media foto. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil peningkatan kemampuan mengingat kosakata nomina bahasa sebelum dan sesudah menggunakan media foto . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan desain penelitian one group pretest posttest. sample dalam penelitian ini adalah 24orang siswa SMAN 15 bandung kelas XI lintas minat bahasa Jepang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Berdasarkan hasil data penelitian, terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal dan kemampuan akhir pada siswa kelas XI lintas minat. hal ini dibuktikan dengan hasil nilai t-hitung sebesar 17,21 t-tabel 2,07 dengan taraf signifikan 5% dan t-hitung 17,21 t-tabel 2,81 dengan taraf signifikan 1%. maka dapat disimpulkan hipotesis diterima. kemudian dari segi keefektifitasannya menggunakan normalized gain diperoleh nilai 0,90, dimana nilai tersebut membuktikan bahwa penggunaan media foto efektif untuk pembelajaran kosakata nomina bahasa Jepang, dan dapat dijadikan sebagai salah satu media alternatif. selain itu, dari hasil data angket bahwa penggunaan media foto efektif membantu siswa dalam pembelajaran kosakata nomina bahasa Jepang.ABSTRACTVocabulary is the key in language skills. A large number of vocabulary that is owned by someone, it reflects the quality of the language which is owned by him. From the large number of vocabulary, the learners of a language should have a good memory to memorize vocabulary as a basic for the skillful in the language. Often in a memorizing a new vocabulary, the learners encounter an obstacle. These obstacles are a common problem, because the ability to set or keep someone memory is not maximized. With the existence of these problems, it needs a media to facilitate the learners for make it easier to remember vocabulary nicely. One effective media for learning vocabulary is uses the photos of media. The purpose of this research was to determine the result of an increase in the ability to remember the vocabulary of nouns language before and after using the media of photos. The method used in this research is quasi-experimental, with the design of the research one group pretest posttest. The samples in this research is 24 students of class XI SMAN 15 Bandung cross-interest Japanese language. The instrument used in this research is the tests and questionnaires. Based on the results of research data, there are significant differences between the preliminary results and the final results on the students. This is evidenced by the results of the t-count by 17, 21 t-table 2, 07 with significant level of 5% and a t count 17, 21 t-table 2, 81 with a significant level of 1%. It can be concluded that hypothesis was accepted. Then, in terms of effectiveness using a normalized gain obtained a value of 0, 90, where the value is proven that the utilization of photo media is effective for the learning noun vocabulary in Japanese language, and can be used as one of the alternative media. 
TEKNIK PERMAINAN CERITA BERANTAI DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK PEMBELAJARAN BERBICARA BAHASA JEPANG Tamara, Gati Intan; Risda, Dianni; Juangsih, Juju
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i1.2656

Abstract

AbstraksiKemampuan berbicara merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan penting dalam berkomunikasi sehingga dapat menunjang keterampilan berbahasa khususnya Bahasa Jepang. Namun dalam kenyataannnya keterampilan berbicara kurang mendapat perhatian. Pembelajar bahasa asing menemui masalah pada saat berbicara dalam bahasa yang sedang dipelajarinya. Oleh karena itu, dibutuhkan teknik pembelajaran yang dapat mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan menerapkan teknik permainan cerita berantai dengan media gambar untuk pembelajaran berbicara Bahasa Jepang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan berbicara bahasa Jepang sebelum dan sesudah diterapkannya teknik permainan cerita berantai dengan media gambar. Selain itu, untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap teknik permainan tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Dengan menggunakan one group pre-test-post-test design. Sampel penelitian ini adalah 20 mahasiswa Tingkat II Departemen pendidikan bahasa Jepang UPI. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan tes dan angket. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui db-19, t-hitung 34.8 dan t-tabel pada taraf signifikan 5% adalah 2,09 dan pada taraf signifikan 1% adalah 2,86. Dengan kata lain t-hitung lebih besar dari pada t-tabel. Sehingga diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran berbicara Bahasa Jepang sebelum dan sesudah menggunakan teknik permainan cerita berantai. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan teknik permainan cerita berantai dengan media gambar ini dapat meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jepang. Sehingga dari hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan untuk dijadikan sebagai alternatif teknik pembelajaran. Kata kunci : teknik permainan cerita berantai, media gambar, pembelajaran berbicara Bahasa Jepang.  AbstractSpeaking skills is an aspect that have important role in communication in order to support language skills, especially Japanese. Yet, in reality, speaking skill received less attention. Foreign language learners encounter problems when they learn to speak in Japanese. Therefore, an appropriate learning techniques is needed to cope with the problem, one of them is by applying chained story techniques with pictures as the media for Japanese speaking skill education. The purpose of this research are to description of speaking ability before and after chained story techniques with pictures as the media. Beside that, to determine the response of students about chained story technique. The research method that used of this research is quasi experiment. And the design of this research used one group pre-test-post-test design. The sample of this research are 20 university student on the second semester of Japanese Language Education Department. As for how to collect data in this research used test and questionnaire. Based on the result of data analysis that known db-19, t hitung 34.8 and t-table on significant level at 5% is 2, 09 and on significant level at 1% is 2,86. In other word, t hitung greater than t table. Its mean there’s significant difference between the result of Japanese speaking skill education before and after used chained story technique. The conclusion of this matter is the use of chained story techniques with pictures as the media can improve Japanese language speaking skill education. So that, the researcher recommended this technique can be used as an alternative as a learning technique.  Keyword : chained story techniques, pictures as the media, Japanese language speaking skill education.
Gengobot: Chatbot application to enhance N4 Level Students’ Japanese grammar ability Rifai, Mumu Muhammad; Haristiani, Nuria; Risda, Dianni
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 5, No 2 (2020): JAPANEDU Volume 5 Issue 2, December 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v5i2.30428

Abstract

This study aims to compare students’ Japanese language grammar ability, between students who practice with a chatbot-based application (Gengobot) with students who do not use the application. This research was conducted using quantitative experimental research methods, with experimental class and control class. The subjects of this research were 22 Japanese language students. The results showed that the grammar ability of students who used Gengobot application as a training medium improved significantly than students who used conventional media as paper works. Factors that cause these differences are the use of cognitive and behavioristic approaches in applications, as well as the use of media, which is more practical and engaging. The questionnaire regarding student responses to the Gengobot application shows positive results. Things that need to be considered in future research are the development of the Gengobot application to be more flexible and to add more material to the application.
Tatakrama Manner Di Jepang Sebagai Upaya Pemahaman Budaya Jepang M.Hum., Dr. Herniwati S.Pd.; Risda, Dianni; Judiastri, Melia Dewi
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 9 No 1 (2021): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v9i1.43013

Abstract

Abstrak Dalam pembelajaran bahasa Jepang, pemahaman pengetahuan budaya Jepang sangatlah dibutuhkan. Kebiasaan masyarakat, tata krama, dan aturan-aturan yang berlaku di negara tersebut akan menimbulkan Cultureshock pada pembelajar saat ia berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang Jepang karena kekuranganpahaman akan aturan budaya mereka. Juga akan lebih terasa ketika orang Indonesia harus tinggal di Jepang untuk belajar atau bekerja.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman mahasiswa mengenai manner, tata krama, dan aturan di negara Jepang sebagai salah satu upaya dalam pemahaman budaya Jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan angket yang disebarkan pada 82 orang mahasiswa.Berdasarkan hasil angket pada 82 responden, yang 81% menyatakan mengalami gap komunikasi dan kekeliruan ketika berkomunikasi dengan orang Jepang baik secara lisan maupun tulisan juga tindakan aktivitas ketika berhadapan dengan orang Jepang yang diakibatkan oleh rendahnya pengetahuan dan pemahaman budaya Jepang. Seperti saat wawancara, ojigi, bertukar kartu nama, budaya memberikan cinderamata/omiyage, dan kebiasaan sehari-hari di Jepang lainnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut mahasiswa diberikan materi-materi ajar yang terdapat dalam “Daily life manner in Japan” yang di dalamnya memuat referensi manner, kebiasaan, serta aturan-aturan orang Jepang yang disajikan pada perkuliahan daring/online. Luaran hasil penelitian ini diperoleh bahwa pemahaman mahasiswa meningkat mengenai pengetahuan manner Jepang yang berhubungan dengan tata krama dan kebiasaan dalam kehidupan sehari hari Jepang seperti Pengetahuan macam-macam ojigi, aturan tukar kartu nama (meishikoukan), aturan saat wawancara (mensetsu), dan ungkapan-ungkapan bahasa Jepang yang berkaitan saat memberikan omiyage, berkunjung kerumah orang Jepang, dan lainnya. Pemahaman yang baik mengenai budaya Jepang memudahkan mahasiswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang Jepang sesuai dengan tata krama dan manner dalam kehidupan sehari-hari di Jepang. Abstract In learning Japanese, understanding Japanese cultural knowledge is very needed. The habits of society, manners, and the rules that apply in the country will cause a culture shock in the learner when he communicates and interacts with Japanese people because of a lack of understanding of their cultural rules. It will also be more pronounced when Indonesians have to live in Japan to study or work.The purpose of this study was to determine students' understanding of manners, habits, and rules in Japan as an effort to understand Japanese culture. The research method used is a descriptive method with a questionnaire distributed to 82 students. Based on the results of a questionnaire on 82 respondents, 81% stated that they experienced communication gaps and mistakes when communicating with Japanese people both verbally and in writing as well as activities when dealing with Japanese people due to lack knowledge and understanding of Japanese culture. Like during interviews, bowing ojigi, exchanging business cards, the culture of giving souvenirs, and other daily habits in Japan. To overcome these problems students are given teaching materials contained in "Daily life manner in Japan" which contains references to Japanese manner, habits, and rules presented in online / online lectures. The results of this study indicate that understanding students increase knowledge of Japanese mannerisms related to Japanese manners and habits such as knowledge of various ojigi, business card exchange rules (meishikoukan), rules during interviews (mensetsu), and Japanese phrases related to giving omiyage, visiting Japanese homes, and others. A good understanding of Japanese culture makes it easier for students to communicate and interact with Japanese people according to manners and manners in everyday life in Japan.
Tatakrama Manner Di Jepang Sebagai Upaya Pemahaman Budaya Jepang M.Hum., Dr. Herniwati S.Pd.; Risda, Dianni; Judiastri, Melia Dewi
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 9 No 1 (2021): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v9i1.43013

Abstract

Abstrak Dalam pembelajaran bahasa Jepang, pemahaman pengetahuan budaya Jepang sangatlah dibutuhkan. Kebiasaan masyarakat, tata krama, dan aturan-aturan yang berlaku di negara tersebut akan menimbulkan Cultureshock pada pembelajar saat ia berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang Jepang karena kekuranganpahaman akan aturan budaya mereka. Juga akan lebih terasa ketika orang Indonesia harus tinggal di Jepang untuk belajar atau bekerja.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman mahasiswa mengenai manner, tata krama, dan aturan di negara Jepang sebagai salah satu upaya dalam pemahaman budaya Jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan angket yang disebarkan pada 82 orang mahasiswa.Berdasarkan hasil angket pada 82 responden, yang 81% menyatakan mengalami gap komunikasi dan kekeliruan ketika berkomunikasi dengan orang Jepang baik secara lisan maupun tulisan juga tindakan aktivitas ketika berhadapan dengan orang Jepang yang diakibatkan oleh rendahnya pengetahuan dan pemahaman budaya Jepang. Seperti saat wawancara, ojigi, bertukar kartu nama, budaya memberikan cinderamata/omiyage, dan kebiasaan sehari-hari di Jepang lainnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut mahasiswa diberikan materi-materi ajar yang terdapat dalam “Daily life manner in Japan” yang di dalamnya memuat referensi manner, kebiasaan, serta aturan-aturan orang Jepang yang disajikan pada perkuliahan daring/online. Luaran hasil penelitian ini diperoleh bahwa pemahaman mahasiswa meningkat mengenai pengetahuan manner Jepang yang berhubungan dengan tata krama dan kebiasaan dalam kehidupan sehari hari Jepang seperti Pengetahuan macam-macam ojigi, aturan tukar kartu nama (meishikoukan), aturan saat wawancara (mensetsu), dan ungkapan-ungkapan bahasa Jepang yang berkaitan saat memberikan omiyage, berkunjung kerumah orang Jepang, dan lainnya. Pemahaman yang baik mengenai budaya Jepang memudahkan mahasiswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang Jepang sesuai dengan tata krama dan manner dalam kehidupan sehari-hari di Jepang. Abstract In learning Japanese, understanding Japanese cultural knowledge is very needed. The habits of society, manners, and the rules that apply in the country will cause a culture shock in the learner when he communicates and interacts with Japanese people because of a lack of understanding of their cultural rules. It will also be more pronounced when Indonesians have to live in Japan to study or work.The purpose of this study was to determine students' understanding of manners, habits, and rules in Japan as an effort to understand Japanese culture. The research method used is a descriptive method with a questionnaire distributed to 82 students. Based on the results of a questionnaire on 82 respondents, 81% stated that they experienced communication gaps and mistakes when communicating with Japanese people both verbally and in writing as well as activities when dealing with Japanese people due to lack knowledge and understanding of Japanese culture. Like during interviews, bowing ojigi, exchanging business cards, the culture of giving souvenirs, and other daily habits in Japan. To overcome these problems students are given teaching materials contained in "Daily life manner in Japan" which contains references to Japanese manner, habits, and rules presented in online / online lectures. The results of this study indicate that understanding students increase knowledge of Japanese mannerisms related to Japanese manners and habits such as knowledge of various ojigi, business card exchange rules (meishikoukan), rules during interviews (mensetsu), and Japanese phrases related to giving omiyage, visiting Japanese homes, and others. A good understanding of Japanese culture makes it easier for students to communicate and interact with Japanese people according to manners and manners in everyday life in Japan.
Eksistensi Mental Bushido sebagai Basis Pembetukan Karakter Melayani bagi Birokrat Jepang Risda, Dianni; Hakam, Kama Abdul; Hidayat, Mupid
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.128 KB)

Abstract

Penelitian ini berupaya untuk memberikan informasi objektif mengenai eksistensi dari mental Bushido yang menjadi basis pembentukan karakter melayani birokrat Jepang. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, analisis data pada riset ini adalah, reduksi, display dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Hasil penelitian adalah: 1) mental Bushido merupakan basis dalam pembentukan karakter melayani birokrat Jepang, karena telah dihabituasikan sejak dulu, melalui pendidikan keluarga, mental tersebut memuat nilai, moral dan karakter, yang mengarah pada moralitas dan integritas birokrat Jepang, tentu berkaitan dengan pelayanan publik secara optimal juga sukarela, 2) kapasitas bangsa Jepang dalam mengoptimalkan eksistensi teknologi, informasi dan komunikasi pada praksis birokrasi, membuat birokrasi dan pelayanan publik Jepang menjadi modern, efektif dan efisien, sehingga menjadi model pelayanan publik berkelas dunia, tentu menegaskan majunya peradaban bangsa Jepang. Penting bagi bangsa Jepang untuk menjaga mutu pelayanan publiknya, agar bisa ditiru, diamati dan dimodifikasi oleh bangsa yang lain, karena berkaitan dengan pemenuhan hak-hak dasar warga negara, sebagai upaya nyata mewujudkan kesejahteraan umum.
Pengembangan Dan Implementasi Mobile VCDLN Di Era Transisi Pandemi Dan New Normal Di Indonesia Deni Darmawan; Dian Rahadian; Andri Suryadi; Dinn Wahyudin; Dianni Risda
PETIK : Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Vol 8, No 2 (2022): Petik vol 8 no 2 tahun 2022
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/jpetik.v8i2.2120

Abstract

Abstrak ─ Penelitian ini dilatarbelakangi oleh produk penelitian tahun 2020-2021 tentang Mobile VCDLN Flatform yang ingin dipertahankan. Proses pemanfaatan ini membutuhkan sistem baru yang berorientasi pada Multiplatform Super-App Ecosystem pada tahun 2022 dengan fokus meliputi Survey, Desain Aplikasi, Pengembangan dan produksi, yang dampaknya kemudian diukur dengan sejumlah indikator untuk sistem pembelajaran online. Proses pengukuran ini dilakukan terhadap guru dari Indonesia,. Metode yang digunakan adalah R&D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) Hasil survei menunjukkan bahwa program Super-app Multiplatform Ecosystem VCDLN sangat direkomendasikan oleh guru untuk dilanjutkan; (b) Perancangan Super-App Multiplatform telah dikembangkan sesuai dengan standar Super App Versi aplikasi untuk kenyamanan aspek visual dengan prosedur pemrograman C++; (c) Menghasilkan Konten Video Pembelajaran menjadi Multiplatform mobile VCDLN Versi Android Mobile telah dilakukan dengan standar industri yang berkualitas; (d) Hasil pengukuran Multiplatform mobile VCDLN berada di atas rata-rata dan mampu mencapai skor maksimal dengan kisaran 178 hingga 199.Kata Kunci ─ Aplikasi Super Multiplatform, VCDLN, Mobile Learning Abstract ─ This research is motivated by the 2020-2021 research product about the Mobile VCDLN Flatform that you want to maintain. This utilization process requires a new system oriented to the Multiplatform Super-App Ecosystem in 2022 with a focus on surveying, application design, development and production, the impact of which is then measured by a number of indicators for online learning systems. This measurement process is carried out on teachers from Indonesia. The method used is R&D. The results of the study indicate that: (a) The survey results indicate that the VCDLN Multiplatform Ecosystem Super-app program is highly recommended by teachers to be continued; (b) The design of the Multiplatform Super-App has been developed according to the Super App standard. The application version for the convenience of the visual aspect with C++ programming procedures; (c) Produce Learning Video Content into Multiplatform mobile VCDLN Android Mobile Version has been carried out with quality industry standards; (d) Multiplatform mobile VCDLN measurement results are above the average and are able to achieve a maximum score in the range of 178 to 199.Key Words ─ Super Multiplatform App, VCDLN, Mobile Learning
SUBSTANSI KEBAHAGIAAN DAN KEHIDUPAN YANG BERMAKNA (Studi Analisis dan Reflektif Pada Pemikiran Susan Wolf dalam Perspektif Pendidikan Karakter) Dianni Risda; Agil Nanggala
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 6 Nomor 2 Edisi Desember 2022
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v6i2.3698

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan Susan Wolf selaku filsuf Amerika Serikat di Era Modern, mengenai kebahagiaan dan kehidupan bermakna, guna mewujudkan keseimbangan hidup, melalui perspektif, konsep pendidikan karakter. Sebagai upaya ilmiah untuk mengembangkan kajian pendidikan karakter, agar semakin komprehensif dan bermutu, untuk mengatasi persoalan mengenai moral, mental, sosial, dan ideologi yang dihadapi Indonesia, akibat semakin dinamis juga kompleks. Riset ini berbasis kualitatif dengan metode studi literatur, analisis data secara bertahap, adalah, reduksi, display dan verifikasi. Hasil penelitian, yaitu, pertama, konsep kebahagiaan Susan Wolf memiliki relevansi dengan pendidikan karakter, baik pada esensi maupun impementasi, karena mengutamakan kebahagiaan yang diperoleh melalui siasat dan upaya beradab, dan perlu bermanfaat bagi kebahagiaan masyarakat umum, kedua, substansi kehidupan bermakna Susan Wolf relevan dengan pendidikan karakter, baik pada esensi maupun implementasi, karena berupaya untuk mewujudkan kehidupan bermakna, berarti, bernilai, agar menimbulkan kedamaian, kebahagiaan, kesejahteraan serta keadilan, secara lahir dan batin, baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sosial, maka Susan Wolf menegaskan keterlibatan publik perlu direalisasikan dalam mewujudkan kebahagiaan dan kehidupan bermakna, agar seimbang. 
TELAAH LIBERALISASI PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA DAN PEMENUHAN HAK-HAK MAHASISWA DALAM PERSPEKTIF HUKUM Agil Nanggala; Dianni Risda
Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn Vol 9, No 2 (2022): Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jbti.v9i2.19192

Abstract

ABSTRAKEksistensi atas liberalisasi pendidikan tinggi di Indonesia selalu menarik untuk dianalisis dan direfleksikan, khususnya dalam perspektif hukum, supaya mengetahui secara formal posisi Indonesia terhadap liberalisasi pendidikan. Tentu penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi argumentatif mengenai konsistennya Indonesia dalam menjaga muruah pendidikan, sehingga mampi dinikmati oleh seluruh warga negara, guna menjadi basis pemenuhan hak-hak mahasiswa sebagai warga negara. Penelitian ini dilaksanakan melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, analisis data dalam penelitian ini berfokus pada: reduksi data, display data, verifikasi atau penarikan kesimpulan. Sehingga Hasil penelitian ini adalah: 1) dalam perspektif hukum, nyatanya Indonesia tidak mengenal dan menerapkan konsep liberalisasi pendidikan, karena mengakomodir komersialisasi serta lulusan yang berorientasi pada pasar bebas, substansi tersebut ditegaskan oleh jaminan hukum, mulai dari Pembukaan Undang-Undang 1945, sampai pada Permendikbud No. 7 Tahun 2020, 2) pemenuhan hak-hak mahasiswa dalam perspektif hukum merupakan upaya nyata dalam merealisasikan bahkan melindungi hak pendidikan mahasiswa, yang mengarah pada pelayanan optimal juga pemberian bantuan pendidikan bagi mahasiswa, yang adil dan tidak diskriminatif, supaya mereka berkembang selaras minat juga bakatnya, karena mampu menyelesaikan studinya tanpa disertai ketakutan akibat faktor ekonomi.  ABSTRACTThe existence of higher education liberalization in Indonesia is always interesting to analyze and reflect, especially in a legal perspective, in order to know formally Indonesia's position on education liberalization. Of course, this research is conducted to provide argumentative information about the consistency of Indonesia in maintaining cheap education, so that it can be enjoyed by all citizens, in order to be the basis for fulfilling the rights of students as citizens. This research is conducted through a qualitative approach with the method of literature study, data analysis in this study focuses on: data reduction, data display, verification or drawing conclusions. So the results of this study are: 1) in legal perspective, in fact Indonesia does not recognize and apply the concept of liberalization of education, because it accommodates commercialization and graduates oriented to the free market, the substance is confirmed by legal guarantees, starting from the 1945 Act, to Permendikbud No. 7 of 2020, 2) fulfillment of students 'rights in a legal perspective is a real effort in realizing and even protecting students' educational rights, which leads to optimal services and educational assistance for students, fair and non-discriminatory, so that they develop in line with their interests and talents. , for being able to complete his studies without fear of economic factors