Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN Na-CMC (Carboxy Methyl Celluloca) DAN JENIS PISANG TERHADAP MUTU SELAI PISANG Sudiyono, S; Sumaryati, Enny; Nurhidayah, N
Agrika Vol 12, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.063 KB) | DOI: 10.31328/ja.v12i2.765

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi CMC dan jenis pisang pada selai pisang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian ekperimental yang disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis pisang, yaitu pisang Hijau dan pisang Barlin. Sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi CMC terdiri dari tiga level yaitu 0,25%, 0,50%, 0,75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air 50,2%-59,2%, pH 4,06-4,60, vitamin C 0,00161 mg/g-0,00492 mg/g dan gula reduksi 7,1433%-15,0233%. Kata kunci: pisang, selai, na-cmc
PENGARUH KONSENTRASI GARAM DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP MUTU MANISAN CARICA (Carica pubescens) Wulan, Sekar Sari; Su’i, Moh.; Sumaryati, Enny
Agrika Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.614 KB) | DOI: 10.31328/ja.v13i1.987

Abstract

Buah carica merupakan buah yang mengandung vitamin C dan asam oksalat tinggi. Untuk meningkatkan daya guna buah carica dilakukan diversifikasi pangan dengan membuat manisan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi garam terbaik dan lama perendaman dalam pembuatan manisan carica. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental 2 faktor yang disusun secara faktorial menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah konsentrasi garam terdiri dari 3 level yaitu 3%, 6%, 9%. Faktor kedua yaitu lama perendaman yang terdiri dari 2 level yaitu 15 menit dan 30 menit. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin C 24.35mg/100g-31.48mg/100g, total asam 0.21-0.27%, kalsium oksalat 2550- 3750mg/100g, tekstur 267.167-391.975  g/mm2 dan organoleptik pada level suka terdiri atas rasa  3-4.1, warna 3.3-3.9, aroma 3.4-3.6, tekstur 3-3.6, rasa gatal 2.5-3.2. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa interaksi kedua faktor berpengaruh nyata terhadap vitamin C, total asam, kalsium oksalat, rasa, aroma, warna, tekstur, rasa gatal.
Karakterisasi, penciri dan keunggulan pohon induk duku Prunggahan Tuban Baswarsiati, B; Sumaryati, Enny
Agrika Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.174 KB) | DOI: 10.31328/ja.v12i1.542

Abstract

Salah satu buah unggulan di Kabupaten Tuban adalah duku Varietas Prunggahan Tuban yang telah dikenal oleh masyarakat Tuban dan sekitarnya sejak ratusan tahun lalu. Duku Prunggahan Tuban memiliki ukuran buah yang besar, rasa buah manis dan segar. Kadar gulanya tinggi (19-21o Brix) dan kadar asamnya rendah, kulit buah tipis dan lemas, warna daging buah jernih/bening. Duku ini mampu tumbuh dan berproduksi di dataran rendah dekat laut walau pada umumnya tanaman duku tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 400 m –700 m dari permukaan laut dengan lingkungan yang baik dan ternaungi, sehingga duku Prunggahan Tuban tumbuh baik di desa Prunggahan Wetan, Prunggahan Kulon dan Desa Semanding Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban dengan ketinggian tempat 4-10 m dpl. Seluruh luas areal dari ketiga desa di Kecamatan Semanding merupakan sentra tanaman duku seluas sekitar 149 hektar. Jumlah tanaman yang sudah berproduksi sebanyak 287 pohon dengan umur antara 15 tahun hingga 150 tahun lebih, dan tanaman yang belum berproduksi dengan umur di atas 10 tahun sekitar 209 pohon. Potensi duku Prunggahan Tuban terletak pada kualitas buah yang unggul, produksi tinggi serta nilai ekonomis yang tinggi. Pohon duku yang baru pertama kali berbuah yang ditanam dari bebih (umur 14- 15 tahun) dapat menghasilkan buah sebanyak 40-50 kg, pada umur 20 tahun menghasilkan 80-150 kg buah, serta tanaman yang telah berumur lebih dari 50 tahun mampu menghasilkan 300-500 kg buah per pohon. Tanaman yang dipelihara secara intensif dapat menghasilkan buah hingga 500 kg/pohon. Kata Kunci : Duku, karakterisasi, Prunggahan Tuban
INOVASI KEMASAN “FROZEN FOOD SINJU “ UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU PRODUK SELAMA PENYIMPANAN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA, DI KELURAHAN ARJOSARI, KECAMATAN BLIMBING, MALANG Sumaryati, Enny; Su’i, Mohamad; Sofi, Nada Husniah
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2021 "Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Energi Global"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sinju adalah singkatan dari  Singkong Keju  yang merupakan inovasi dari Singkong goreng dengan rasa keju dan krispy.  Sinju ini terasa Krispy saat digigit tapi lembut di dalam dengan rasa gurih rasa keju dan ada taburan keju di atas nya. Dengan berjalannya waktu pada masa pandemi penjualan sinju dikembangkan dengan menjualnya dalam bentuk Frozen, siap goreng. Bahan kemasan yang digunakan untuk Sinju beku masih menggunakan mika biasa. Agar tekstur, rasa, dan warna makanan yang dibekukan tidak berubah, sebaiknya menggunakan kemasan kedap udara untuk makanan beku, Penggunaan Kemasan Vakum memiliki kemampuan untuk menjaga mutu produk. Mengingat Sinju frozen merupakan makanan beku yang setengah jadi maka perlu diperhatikan kemasannya agar terjaga mutunya.. Dengan inovasi kemasan beku Sinju menjadi Kemasan Vakum, maka Mitra perlu  Alat Kemas Vakum. Pengemasan Vakum sebelum produk dibekukan bertujuan untuk  menjaga kualitas produk dan memperpanjang daya simpan produk. Metodologi pelaksanaannya adalah musywarah dengan mitra tentang masalah yang ada untuk mendapatkan presepsi yang sama, yaitu meningkatkan kualitas kemasan produk. Memberikan pelatihan pada mitra tentang tata cara menggunakan alat pengemas vakum dan pendampingan selama produksi dan pengemasan. Karya Utama dihasilkan  produk Sinju Frozen  dengan kualitas dan penampilan yang lebih baik sehingga Usaha Mitra lebih berkembang dan memiliki segment pasar yang lebih luas. Kesimpulannya adalah Kemasan Vakum pada Produk Frozen Sinju dapat menjaga mutu produk  lebih terjamin, memperpanjang daya simpan,  mengurangi ukuran suatu kemasan produk dengan bentuk yang fleksibel dan aman bagi kesehatan. Terdapat peningkatan pemahaman dan ketrampilan dalam aspek pengemasan dan daya simpan produk.
SUBSTITUSI JAMUR TIRAM PUTIH UNTUK PENINGKATAN SIFAT FISIK DAN KIMIA FLAKE DARI MAIZENA Suprihana -; Enny Sumaryati; Rozika Hawa Ekayanti
Agrika Vol 4, No 2: Nopember 2010
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.003 KB) | DOI: 10.31328/ja.v4i2.139

Abstract

Jamur tiram putih (Plerotus ostreatus)  mempunyai kandungan zat gizi antara lain : protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin dan mineral. Jamur tiram memiliki daya tahan yang rendah terhadap kerusakan(2-3hari). Untuk mengatasi masalah daya tahan jamur ini  salah satunya dengan digunakan sebagai bahan substitusi  dalam pembuatan  flake dari  maizena. Penelitian  dilakukan  dengan metode eksperimen, dengan menggunakan    Rancangan  Acak  Kelompok  (RAK) dengan 2 faktor, faktor pertama  adalah  proporsi tepung  jamur  tiram  :  maizena terdiri dari 3 level (10%  :  90%,  15%  :  85%,  20%  :  80%)  dan  faktor kedua  adalah  waktu  pengukusan  (5  menit,  10  menit,  15 menit), sehingga ada 9 perlakuan, dan tiap  perlakuan dengan tiga ulangan. Dari pengamatan diketahui bahwa kadar air 4,906 - 6,264%,kadar pati 60,987-68,726%, kadar protein 2,867-3,665%, kadar  serat  kasar  2,168-3,159%,  daya  reabsorpsi  26,799-41,949%, daya patah 9,032-12,301  N/m2,   sedang dari analisis  statistik  di  ketahui  proporsi  tepung  jamur  tiram  :  maizena berpengaruh  nyata  terhadap  kadar  pati,  kadar  protein,  kadar  serat,  daya  rehidrasi dan  daya  patah,  sedangkan  waktu  pengukusan  berpengaruh  nyata  terhadap  kadar air.  ). Kata kunci : flake,  jamur tiram putih, maizena.
Sanitasi Peralatan Dan Penggunaan Pewarna Makanan Sintesis Pada Jajanan Tradisional (Cenil Dan Lupis) Di Kelurahan Arjosari Kota Malang Frida Dwi Anggraeni; Enny Sumaryati
JURNAL APLIKASI DAN INOVASI IPTEKS "SOLIDITAS" (J-SOLID) Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Aplikasi Dan Inovasi Ipteks SOLIDITAS
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/js.v2i2.1346

Abstract

Cenil dan lupis merupakan jajanan yang banyak dijual di pasar-pasar tradisional. Bahan baku utama untuk membuat cenil adalah tepung kanji, sedangkan bahan baku utama untuk lupis adalah beras ketan. Biasanya dibalut dengan parutan kelapa dan gula merah yang sudah dicairkan. Di Kelurahan Arjosari Kota Malang, terdapat penjual jajanan tradisional yang juga membuat sendiri makanan tersebut. Akan tetapi, masih terdapat kelemahan pada aspek produksi maupun dari aspek manajemennya. Diantaranya adalah penggunaan peralatan panci dandang yang terbuat dari aluminiumdan sudah berkarat, asap dari tungku (pawon) dengan bahan bakar kayu yang menyebabkan pencemaran udara, ketidaktahuan mitra dalam menggunakan pewarna sintesis yang tepat untuk cenil, dan kurangdalam mempromosikan jajanan tradisional ini. Tujuan dari pengabdian ini adalah memperbaiki sanitasi peralatan yang digunakan untuk pembuatan cenil dan lupis, mengurangi pencemaran udara selama produksi, menentukan batas maksimum penggunaan pewarna makanan sintesis pada cenil yang sesuai dengan BPOM, serta meningkatkan aspek pemasarannya. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah pencarian referensi, sosialisasi dan pendampingan penggunaan pewarna makanan sintesis, desain alat untuk panci dengan bahan dasar stainless steel, penggantian tungku dengan kompor gas bertekanan tinggi, dan pembuatan banner. Hasilnya dapat memperbaiki higienitas peralatan yang digunakan karena terbuat dari stainless steel yang tidak mudah bereaksi dengan makanan, tidak adanyapencemaran udara karena tidak menimbulkan asap di sekitar tempat produksi, mengetahui batas maksimum penggunaan pewarna makanan yang aman untuk dikonsumsi berdasarkan BPOM yaitu 70 mg/kg, atau setara dengan 1 tetes untuk tiap kg bahan. Kemudian dari aspek manajemennya, dengan adanya banner tersebut dapat memperkenalkan produk jajanan tradisional untuk menarik minat masyarakat.
MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) MELALUI PROSES PENGOLAHAN Moh. Su’i; Enny Sumaryati; Nailil Maghfiroh
CAKRAWALA Vol 1, No 1: Desember 2006
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2579.577 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v1i1.67

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji kemungkinan metode pengeringan dalam pengolahan virgin coconut oil (VCO) karena metode ini lebih mudah dari metode pemanasan dan fermentasi. Penelitian ini mempelajari perlakuan blanching (tanpa blanching dan diblanching) dan mengatur suhu pengeringan ( 500C,600C dan 700C) selama proses. Pengamatan dilakukan terhadap asam lemak bebas, peroksida, angka TBA, aroma dan warna. Kemudian dilanjutkan dengan analisis peluang produksi VCO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa VCO yang diperoleh dengan metode ini masih memenuhi standar internasional. Jawa Timur berpotensi sebagai produsen VCO.
KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ANGKAK TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus cereus DAN Bacillus stearothermophillus Enny Sumaryati; Sudiyono Sudiyono

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1249.332 KB) | DOI: 10.35891/tp.v6i1.461

Abstract

Penggunaan zat pengawet sintetis pada makanan oleh produsen semakin meresahkan meskipun pemakaiannya diijinkan karena berdampak negatip pada kesehatan konsumen. Oleh karena itu, upaya pemanfaatan pengawet alami sebagai pengganti pengawet sintetis sangat perlu dilakukan. Angkak memiliki daya kelarutan yang tinggi, stabil, mudah dicerna, dan tidak bersifat karsinogen. Angkak memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan jamur, karena adanya senyawa Monascidin A. yaitu senyawa yang bersifat antibiotik, yang mampu menghambat bakteri Bacillus, Pseudomonas dan Streptococcus (Steinkraus,. 1983). Angkak terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri perusak seperti Bacillus cereus dan Bacillus stearothermopillus ( Astawan, 2006). Bacillus cereus telah dikenali sebagai salah satu penyebab keracunan pada makanan, Sedangkan Bacillus stearothermophilus dikenal sebagai penyebab keasaman dari makanan kaleng. Oleh karena itu ekstrak angkak merupakan alternatif pengganti zat pengawet sintetis sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui berapa konsentrasi optimal ekstrak angkak yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri Basillus cereus dan Bacillus stearothermophillus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh konsentrasi ekstrak angkak yang tepat untuk menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dan Bacillus stearothermophillus. Antibakteri yang diuji adalah ekstrak angkak dengan mulai konsentrasi 0% sampai diperoleh konsentrasi angkak dimana larutan uji antibakteri tetap jernih tidak ada pertumbuhan bakteri. Mikroba yang digunakan dalam uji ini adalah Basillus cerius dan Basillus stearothermophilus. Hasil penelitian menyatakan bahwa konsentrasi 4% ekstrak angkak merupakan Kadar hambat minimum (KHM) pertumbuhan Bacillus cereus sedangkan Bacillus stearothermophilus mempunyai kadar hambat minimum (KHM) 20% konsentrasi ekstrak angkak. Kadar Bunuh Minimum (KBM) Ekstrak beras angkak terhadap Bacillus cereus adalah konsentrasi 10% b/v dan untuk Bacillus stearothermophillus adalah konsentrasi 50% b/v.
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG UBI KAYU DENGAN CAMPURAN TEPUNG KACANG HIJAU DAN TEPUNG KACANG KEDELAI TERHADAP KUALITAS GIZI TIWUL INSTAN Fransiskus D Boleng; Frida Dwi Anggraeni; Enny Sumaryati; Suprihana Suprihana
Prosidia Widya Saintek Vol 1, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.405 KB)

Abstract

-
PENGARUH PERBANDINGAN AIR ASINAN SAWI DENGAN AIR DAN LAMA FERMENTASI GTERHADAP KULAITAS TEPUNG MOCAF Yusa, Faiz; Su'i, moh; sumaryati, enny; novita, silvy
Jurnal Teknologi Pangan dan Produk Pertanian Vol 1 No 01 (2025): Jurnal Teknologi Pangan dan Produk Pertanian (JTePP)
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tepung MOCAF mampu menggantikan atau mensubtitusi penggunaan tepung terigu dengan kelebihan gluten free sehingga cocok bagi masyarakat yang mengalami gluten intolerant.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perbandingan air rendaman asinan sawi dengan air serta lama fermentasi terhadap kualitas tepung MOCAF. Faktor yang diuji meliputi konsentrasi air rendaman asinan sawi (0%, 10%, 20%) dan lama fermentasi (12, 24, 36 jam). Parameter yang diukur mencakup pH, total asam, swelling power, solubility, suhu gelatinisasi, viskositas, serta sifat organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi air rendaman asinan sawi dan durasi fermentasi berpengaruh signifikan terhadap karakteristik tepung MOCAF. Perlakuan terbaik diperoleh pada konsentrasi 20% air rendaman asinan sawi dengan fermentasi selama 24 jam, menghasilkan tepung dengan derajat asam 4,31%, swelling power 14,53 g/g, solubility 1,83%, suhu puncak gelatinisasi 92,67°C, serta viskositas puncak 357 BU. Tepung yang dihasilkan memiliki warna putih kusam dan aroma samar singkong. Hasil ini menunjukkan bahwa pemanfaatan air rendaman asinan sawi dapat meningkatkan kualitas MOCAF sekaligus mengurangi limbah fermentasi sayuran.