SIGIT SUPADMO ARIF
Department Of Agricultural And Biosystems Engineering, Faculty Of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada

Published : 34 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Analisis Kesiapan Modernisasi Irigasi dan Optimasi Alokasi Air Irigasi pada Daerah Irigasi Belitang Fathul Imron; Murtiningrum Murtiningrum; Sigit Supadmo Arif
agriTECH Vol 42, No 4 (2022)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/agritech.67203

Abstract

Penilaian pilar irigasi untuk mengukur tingkat kesiapan menuju modernisasi irigasi diperlukan dalam rangka implementasi modernisasi irigasi di Daerah Irigasi Belitang. Ketersediaan air irigasi menjadi pilar yang perlu untuk dioptimasi sebelum implementasi modernisasi irigasi. Tujuan penelitian ini adalah menilai dan mengkaji kesiapan modernisasi irigasi, menetapkan prioritas pengembangan modernisasi pada Daerah Irigasi (DI) Belitang, serta menentukan alokasi air optimal sebagai upaya meningkatkan pilar keandalan penyediaan air. Metode IKMI digunakan untuk mengukur kesiapan modernisasi irigasi DI Belitang sedangkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan prioritas kebijakan pengembangan modernisasi irigasi. Optimasi alokasi air dimaksudkan untuk menambah luas tanam dianalisis dengan program linier. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan hasil penilaian indeks kesiapan modernisasi irigasi yaitu 69,05, DI Belitang masuk dalam kategori cukup. DI Belitang pada tingkat wilayah belum siap untuk dimodernisasi sehingga diperlukan pengembangan dan perbaikan sistem irigasi terlebih dahulu selama 1 sampai 2 tahun. Pengembangan dan perbaikan kinerja menuju modernisasi irigasi berdasarkan analisis dengan AHP mengikuti urutan Belitang III, Belitang I dan Belitang II. Keuntungan maksimum dan luas tanam optimal dengan optimasi alokasi air diperoleh dengan penerapan Golongan pada wiayah DI Belitang dan pola tanam padi-padi-palawija. Penerapan Golongan di 3 wilayah DI Belitang dapat menghindari defisit air tetapi terdapat surplus air pada Masa Tanam (MT) I dan MT II. Dengan demikian, optimasi alokasi air dapat menjadi upaya dalam peningkatan keandalan penyediaan air irigasi.
Changes in Rainfall Pattern in Bengawan Solo Sub-Watershed Muchamad Wahyu Trinugroho; Sigit Supadmo Arif; Sahid Susanto; Bayu Dwi Apri Nugroho; Abi Prabowo
SAINS TANAH - Journal of Soil Science and Agroclimatology Vol 19, No 2 (2022): December
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/stjssa.v19i2.61640

Abstract

Rainfed farming is vulnerable to climate variability, which changes rainfall patterns.  Rainfall variability disrupts rainfed rice cultivation because a  change in rainfall will affect the rice crop calendar. An analysis of long-term trends over a specific area is required to understand rainfall variability. The aim of this study was to assess climate variability in terms of rainfall magnitude and frequency by analyzing spatial and temporal rainfall trends in Bengawan Solo Sub-Watershed as well as the rainfed rice production. Daily rainfall data from 10 rain gauge stations over the sub-watershed area from the years 1975 to 2020 were used. The data was managed and collected by the Bengawan Solo Watershed authority. Pearson, Mann-Kendall, and Sen’s Slope tests were applied to assess the recorded data correlation, rainfall trends, and magnitude of trends into annual, monthly, and 10-day. The findings of the study indicated the spatial and temporal inhomogeneous rainfall pattern for all locations for 10-day, monthly and annual patterns. The mountainous regions at Tawang Mangu and Ngrambe stations tend to experience an upward trend (positive magnitude), while the coastal regions at Nglirip and Bojonegoro stations have a downward trend(negative magnitude). Those trends also confirmed that coastal regions would be drier than mountainous regions in the future. Understanding this rainfall trend can assist with rainfed farming strategic planning.
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN IRIGASI BERBASIS LIMA PILAR MODERNISASI IRIGASI DI BATANG ANAI SUMATRA BARAT Suci Ristiyana; Tri Wahyu Saputra; Ika Purnamasari; Sigit Supadmo Arif
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.047 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v8i2.175

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan letak strategi kebijakan modernisasi irigasi, kebijakan yang diambil berada di Daerah Irigasi Batang Anai. Penyusunan kebijakan modernisasi irigasi ditentukan dengan tempo waktu jangka pendek dan jangka panjang. Data yang ada diolah dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan kebijakan yang diambil menggunakan metode SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Daerah Irigasi Batang Anai masuk dalam strategi turn around kuadran III (Opportunities – Weaknesses) untuk sistem pengelolaan irigasi. Sedangkan untuk pilar institusi pemerintah dan sumber daya manusia masuk dalam Strategi defensif kuadran IV (Weaknesses – Threats) SWOT. Kebijakan modernisasi irigasi Daerah Irigasi Batang Anai dimulai dengan ketepatan dan kecepatan respon terhadap kerusakan saluran sesuai dengan operasi dan pemeliharaan yang berlaku. Selain itu, dana operasi dan pemeliharaan yang ada juga harus disesuaikan dengan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan.
Penguatan Kebijakan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Studi Kasus : DPS Logawa, Kabupaten Banyumas Irawadi Irawadi; Sigit Supadmo Arif; Sahid Susanto; Lilik Sutiarso
Jurnal Teknik Sipil Vol. 16 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Faculty Of Engineering University 17 August 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/jts.v16i1.753

Abstract

Asas good water resources governance baru akan dapat tercapai apabila pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dilakukan melalui suatu perencanaan yang utuh dan terpadu (hulu, tengah, hilir), menyeluruh (antar dan lintas sektor), berkelanjutan dan berbasis kelestarian lingkungannya, mencakup aspek teknis, aspek asas legalitas yang kuat dan mengikat bagi seluruh pemangku kepentingan, aspek tata kelola pemerintahan desentralisasi yang berlaku; dan aspek masyarakat dan pihak swasta yang terlibat dalam pemanfaatan DAS serta aspek kontrol, transparansi, akuntabilitas hasil yang dilakukan mulai dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan pengelolaan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan pengumpulan data yang luas dan banyak mengenai pengelolaan DAS hasil Diskusi FGD Pemangku Kepentingan, sedang evaluasi kebijakan pengelolaan DAS dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Kebijakan Pengelolaan DAS secara terpadu dan berkelanjutan perlu dikuatkan melalui : (1) Meningkatkan hermonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan pengelolaan DAS; (2) Mewujudkan pembentukan Forum DAS dan komitmen bersama antar stakeholders; (3) Mewujudkan adanya partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan DAS dan (4) Mewujudkan Pemahaman Bersama tentang Pengelolaan DAS.