Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

KEMAMPUAN MENYUSUN KOMPOSISI MUSIK TARI PADA  MAHASISWA JUR. TARI UNJ (The ability to Compose Music Dance at Dance Departemen Students,  Jakarta University) Supriadi, Didin
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 2 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i2.712

Abstract

Penelitian   ini   untuk   data   kemampuan   menyusun   nada,   membuat komposisi musik mahasswa tari sebagai iringan koreografi tarinya. Sampelpenelitian   adalah   para   mahasiswa   Jurusan   Seni   Tari   FBS­UNJ   yang mengikuti mata kuliah iringan tari berjumlah 20 orang mahasiswa.Penelitian   in   menggunakan   metode   analisis kualitatif   menyangkut kemampuan menyusun nada­nada, membuat komposisi musik sekaligus mengadaptasikan   musik   iringan   pada   koreografi   tarinya   secara   selaras dan memiliki kesesuaian dengan penampilannya.Identifikasi kesesuaian musik dan koreografi tari mahasiswa melalui verifikai   penyesuaian   garapan   menentukan   nada­nada   kromatisasi, instrumen   yang   dipakai,   hingga   membuat   partitur   iringan   untuk disesuaikan kedalam koreografi tariannya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk dan pola musik yang digarap   mahasiswa   sangat   beragam.   Penyesuaian isntrumen ditekankanpada alat perkusi yang memiliki fungsi sama digunakan seperti Demung,   Saron,   untuk   pola   musik   Lancaran,   Ladrang,   dan   Ketawang. Pengembangan   pola   musik   garapan   seperti   unsur   vokal,   senggakan menjadi   variasi   penguat     untuk   memadukan   pola   lancarsan,   pola   ritmik musik   secara   dinamis.   Unsur   luk   dan   mebas   dipertunjukkan sebagai wujud   tekanan   suara   agar   mampu   menimbulkan   suara   bebas dikumandangkan secara teratur dan bervariasi.Kesimpulan bahwa hasill penyusunan musik koreografi mahasiswa lebih   menekankan   pada   bentuk   dan   pola   I   tipe   umum   dalam   karawitan biasa. Bentuk dan pola II pada akumulasi jenis sengakan dan virtualisasi vokal   secara   variatif,  dan   bentuk   dan   pola   III yang   lebih   mengandalkan variasi bervariasi sesuai penata musik yang dapat dihembuskan sebagai feeling semata.Kata   Kunci :   Pola­pola   Garap/Penyusunan   Musik   Koreografi,   koreografi untuk mahasiswa tari UNJ.
Model Pembelajaran Musik Angklung Sunda Kreasi di Sanggar Saung Angklung Udjo Nglagena, Padasuka Bandung Jawa Barat. (Model Study of Music Angklung Creation in Gallery of Saung Angklung Udjo Ngalagena Padasuka Bandung West Java) Supriadi, Didin
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 7, No 3 (2006)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v7i3.742

Abstract

Udjo Ngalagena [UN] dan Sanggar Saung Angklung Udjo Ngalagena [SAUN]merupakan pelaku budaya yang berperan dalam upaya melestarikan danmengembangkan jenis-jenis musik angklung. Sosok Udjo Ngalagena merupakanfigur pribadi dan institusi yang aktif dalam proses transformasi musik angklung darifungsi seni yang berfungsi untuk upacara ritual yang berhubungan dengan paninpadi, kemudian menjadi seni hiburan dan totonan. Berbagai upaya kreatif dilakukanoleh Udjo Ngalagena maupun bersama sanggar-nya, dari mulai; [1] kerjaeksperimentasi bentuk jenis-jenis musik yang terbuat dari bambu khususnya musikangklung, [2] model pembelajaran yang menggunakan sitem nomor, danmenggunakan simbol gerak tangan, hingga terbentuk inovasi musik angklung, yangkemudian dikenal dengan musik angklung Sunda kreasi Udjo. Sanggar SaungAngklung UN yang merupakan pembaharu jenis musik angklung telah menjadikanmusik angklung sebagai bentuk musik pertunjukan yang bisa setiap saatdipentaskan bahkan hampir setiap hari selalu mementaskannya terutama bilakedatangan para tamu dari mancanegara maupun tamu domestik yang berkunjung.Kata Kunci : Udjo Ngalagena, model pembelajaran, Angklung Sunda Kreasi.
KACAPI SULING INSTRUMENTALIA SEBAGAI SALAH SATU KESENIAN KHAS SUNDA Dwi Arini, Sri Hermawati; Supriadi, Didin
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 11, No 1 (2011)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v11i1.1498

Abstract

Penelitian ini untuk mendeskripsikan jenis-jenis kacapi sebagai kesenian khas Sunda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskripsif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada macam-macam kacapi Sunda, yakni Kacapi Perahu, Kacapi Siter dan Kacapi Ritmik. Masing-masing kacapi memiliki fungsi seni, tergantung tempat dan waktu dimainkannya. Ada juga kacapi yang berfungsi sebagai hiburan. Kebanyakan kecapi dimainkan bersamaan yakni yang berfungsi sebagai melodi dan iringan. Yang termasuk kecapi ini adalah Kacapi Calempungan dan Wanda Anyar. Jenis kacapi lainnya adalah Kacapi Suling. Wanda Anyar merupakan perkembangan kecapi. Ini dapat dilihat dari pengemangan teknik dan komposisi.   Instrumental Bamboo Kacapi as One of Unique Art of Sundanese   Abstract This study was to describe the various kacapi as unique Sundanese arts. This study used a descriptive qualitative approach. The results showed that there are various kacapi Sunda, ie Boat Kacapi, Zither Kacapi and Rhythmic Kacapi. Each kacapi has the function of art, depending on the place and time played. There is also kacapi that performs as entertainment. Most kacapi that are played simultaneously ferform as melody and accompaniment. Which include these kacapi are kacapi Calempungan and Wanda Anyar. Other type is fl ute Kacapi . It is development of the kacapi.This can be seen from the development of techniques and composition. Keywords: kacapi suling, wanda anyar, fungsi pertunjukan kacapi, kesenian khas
Karakter Musik Etnik Dan Representasi Identitas Musik Etnik Dwi Arini, Sri Hermawati; Supriadi, Didin; -, Saryanto
PANGGUNG Vol 25, No 2 (2015): Pendidikan, Metode, dan Aplikasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v25i2.7

Abstract

Representasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan tanda untuk menggambarkan sesuatu, yakni karakter musik yang memiliki elemen, di antaranya teknik permainan dan garapan/pengolahan. Sedangkan tanda adalah segala sesuatu yang merepresentasikan sesuatu, yakni penampilan tanda-tanda seperti cengkok, imbal. Cengkok, imbal diperlakukan sebagai identitas yang merepresentasikan identitas musik etnik Jawa, begitu pula penampilan tanda-tanda yakni ugal, cecandetan, kotekan diperlakukan sebagai identitas yang merepresentasikan identitas musik etnik Bali.Kata kunci :    Identitas, Representasi, Karakter, Gamelan Jawa dan Gamelan Bali
KACAPI SULING INSTRUMENTALIA SEBAGAI SALAH SATU KESENIAN KHAS SUNDA Dwi Arini, Sri Hermawati; Supriadi, Didin
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 11, No 1 (2011)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v11i1.1498

Abstract

Penelitian ini untuk mendeskripsikan jenis-jenis kacapi sebagai kesenian khas Sunda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskripsif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada macam-macam kacapi Sunda, yakni Kacapi Perahu, Kacapi Siter dan Kacapi Ritmik. Masing-masing kacapi memiliki fungsi seni, tergantung tempat dan waktu dimainkannya. Ada juga kacapi yang berfungsi sebagai hiburan. Kebanyakan kecapi dimainkan bersamaan yakni yang berfungsi sebagai melodi dan iringan. Yang termasuk kecapi ini adalah Kacapi Calempungan dan Wanda Anyar. Jenis kacapi lainnya adalah Kacapi Suling. Wanda Anyar merupakan perkembangan kecapi. Ini dapat dilihat dari pengemangan teknik dan komposisi.   Instrumental Bamboo Kacapi as One of Unique Art of Sundanese   Abstract This study was to describe the various kacapi as unique Sundanese arts. This study used a descriptive qualitative approach. The results showed that there are various kacapi Sunda, ie Boat Kacapi, Zither Kacapi and Rhythmic Kacapi. Each kacapi has the function of art, depending on the place and time played. There is also kacapi that performs as entertainment. Most kacapi that are played simultaneously ferform as melody and accompaniment. Which include these kacapi are kacapi Calempungan and Wanda Anyar. Other type is fl ute Kacapi . It is development of the kacapi.This can be seen from the development of techniques and composition. Keywords: kacapi suling, wanda anyar, fungsi pertunjukan kacapi, kesenian khas
Model Pembelajaran Musik Angklung Sunda Kreasi di Sanggar Saung Angklung Udjo Nglagena, Padasuka Bandung Jawa Barat. (Model Study of Music Angklung Creation in Gallery of Saung Angklung Udjo Ngalagena Padasuka Bandung West Java) Supriadi, Didin
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 7, No 3 (2006)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v7i3.742

Abstract

Udjo Ngalagena [UN] dan Sanggar Saung Angklung Udjo Ngalagena [SAUN]merupakan pelaku budaya yang berperan dalam upaya melestarikan danmengembangkan jenis-jenis musik angklung. Sosok Udjo Ngalagena merupakanfigur pribadi dan institusi yang aktif dalam proses transformasi musik angklung darifungsi seni yang berfungsi untuk upacara ritual yang berhubungan dengan paninpadi, kemudian menjadi seni hiburan dan totonan. Berbagai upaya kreatif dilakukanoleh Udjo Ngalagena maupun bersama sanggar-nya, dari mulai; [1] kerjaeksperimentasi bentuk jenis-jenis musik yang terbuat dari bambu khususnya musikangklung, [2] model pembelajaran yang menggunakan sitem nomor, danmenggunakan simbol gerak tangan, hingga terbentuk inovasi musik angklung, yangkemudian dikenal dengan musik angklung Sunda kreasi Udjo. Sanggar SaungAngklung UN yang merupakan pembaharu jenis musik angklung telah menjadikanmusik angklung sebagai bentuk musik pertunjukan yang bisa setiap saatdipentaskan bahkan hampir setiap hari selalu mementaskannya terutama bilakedatangan para tamu dari mancanegara maupun tamu domestik yang berkunjung.Kata Kunci : Udjo Ngalagena, model pembelajaran, Angklung Sunda Kreasi.
KEMAMPUAN MENYUSUN KOMPOSISI MUSIK TARI PADA  MAHASISWA JUR. TARI UNJ (The ability to Compose Music Dance at Dance Departemen Students,  Jakarta University) Supriadi, Didin
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 2 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i2.712

Abstract

Penelitian   ini   untuk   data   kemampuan   menyusun   nada,   membuat komposisi musik mahasswa tari sebagai iringan koreografi tarinya. Sampelpenelitian   adalah   para   mahasiswa   Jurusan   Seni   Tari   FBS­UNJ   yang mengikuti mata kuliah iringan tari berjumlah 20 orang mahasiswa.Penelitian   in   menggunakan   metode   analisis kualitatif   menyangkut kemampuan menyusun nada­nada, membuat komposisi musik sekaligus mengadaptasikan   musik   iringan   pada   koreografi   tarinya   secara   selaras dan memiliki kesesuaian dengan penampilannya.Identifikasi kesesuaian musik dan koreografi tari mahasiswa melalui verifikai   penyesuaian   garapan   menentukan   nada­nada   kromatisasi, instrumen   yang   dipakai,   hingga   membuat   partitur   iringan   untuk disesuaikan kedalam koreografi tariannya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk dan pola musik yang digarap   mahasiswa   sangat   beragam.   Penyesuaian isntrumen ditekankanpada alat perkusi yang memiliki fungsi sama digunakan seperti Demung,   Saron,   untuk   pola   musik   Lancaran,   Ladrang,   dan   Ketawang. Pengembangan   pola   musik   garapan   seperti   unsur   vokal,   senggakan menjadi   variasi   penguat     untuk   memadukan   pola   lancarsan,   pola   ritmik musik   secara   dinamis.   Unsur   luk   dan   mebas   dipertunjukkan sebagai wujud   tekanan   suara   agar   mampu   menimbulkan   suara   bebas dikumandangkan secara teratur dan bervariasi.Kesimpulan bahwa hasill penyusunan musik koreografi mahasiswa lebih   menekankan   pada   bentuk   dan   pola   I   tipe   umum   dalam   karawitan biasa. Bentuk dan pola II pada akumulasi jenis sengakan dan virtualisasi vokal   secara   variatif,  dan   bentuk   dan   pola   III yang   lebih   mengandalkan variasi bervariasi sesuai penata musik yang dapat dihembuskan sebagai feeling semata.Kata   Kunci :   Pola­pola   Garap/Penyusunan   Musik   Koreografi,   koreografi untuk mahasiswa tari UNJ.
Metode Pembelajaran Orkes Angklung Pada Lagu-Lagu Nusantara Di Saung Angklung Udjo, Bandung Reni Rahmawati; Didin Supriadi; Gandung Srimoko; Dani Nur Saputra
Tambur : Journal of Music Creation, Study and Performance Vol. 1 No. 2 (2021): December
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Metode Pembelajaran Orkes Angklung Pada Lagu-Lagu Nusantara di Saung Angklung Udjo, Bandung. Penelitian ini sudah dilakukan sejak bulan Maret 2020 sampai dengan Juni 2021 secara daring dan offline. Objek pada penelitian ini adalah Rancangan Pelaksanaan Pmbelajaran (RPP) musik angklung. Hasil penelitian menunjukan ada beberapa hal yaitu pertama, pembelajaran angklung di sanggar saung Udjo menggunakan perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP. Kedua, tahapan pembelajaran terdapat delapan kali pertemuan dengan menggunakan metode Kodaly, Hand Sign dan Pendamping. Ketiga, pembelajaran mengacu pada kemampuan motorik anak dari setiap pembelajaran dengan harapan dapat memainkan angklung sesuai tempo yang telah ditentukan, teknik bermain dan membaca notasi angka. Keempat, akhir dari penelitian ini peserta didik dapat mengikuti pertunjukan orkes angklung. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis yang bersifat kualitatif dan deskriptif melalui studi pustaka
Karakter Musik Etnik Dan Representasi Identitas Musik Etnik Sri Hermawati Dwi Arini; Didin Supriadi; Saryanto -
PANGGUNG Vol 25, No 2 (2015): Pendidikan, Metode, dan Aplikasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.073 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v25i2.7

Abstract

Representasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan tanda untuk menggambarkan sesuatu, yakni karakter musik yang memiliki elemen, di antaranya teknik permainan dan garapan/pengolahan. Sedangkan tanda adalah segala sesuatu yang merepresentasikan sesuatu, yakni penampilan tanda-tanda seperti cengkok, imbal. Cengkok, imbal diperlakukan sebagai identitas yang merepresentasikan identitas musik etnik Jawa, begitu pula penampilan tanda-tanda yakni ugal, cecandetan, kotekan diperlakukan sebagai identitas yang merepresentasikan identitas musik etnik Bali.Kata kunci :    Identitas, Representasi, Karakter, Gamelan Jawa dan Gamelan Bali
FUNGSI MUSIK DALAM TARI KEJEI DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU zainal, nurzena aprilia; Supriadi, Didin; S, Saryanto
Jurnal Penelitian Musik Vol 3 No 2 (2022): August 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Kejei dance is one of the cultures of the Rejang Lebong people, in which there are several elements, one of which is music. Music in the kejei dance has its own function. This study provides a new knowledge about the function of music in the kejei dance in Rejang Lebong Regency, Bengkulu.The method used in this study is a descriptive qualitative method. Data was collected by means of (1) offline observation, (2) interviews, (3) documentation. While the data analysis technique is done by data reduction, data display, conclusion drawing/drawing conclusions.The results obtained: The function of music in the Kejei dance is 1) the function of music as an accompaniment to the opening motion or prayer movement, 2) the content movement or the eye movement of the oars, and 3) the closing motion with three different patterns, namely (a) the pattern of sea waves, (b) ) lanting bird pattern, (c) gibbon pattern behind the hill), 4) music as a dance atmosphere, 5) music as an illustration.