Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

EKSISTENSI PERAJIN UKIR LOGAM KUNINGAN DI DESA KAMASAN KABUPATEN KLUNGKUNG Ni Putu Ayu Juliawati; Ni Made Wiasti; I Wayan Suwena
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 1 No. 1 (2023): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : CV SWA ANUGERAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/tjmis.v1i1.43

Abstract

Desa Kamasan merupakan salah satu desa yang berletak di Kabupaten Klungkung, Bali, Indonesia Desa ini terkenal sebagai pusat seni dan kerajinan tradisional Bali yang kaya akan warisan budaya. Desa Kamasan memiliki sejarah panjang dalam seni dan budaya Bali. Di Desa Kamasan terdapat salah satu kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi yaitu seni kerajinan ukir logam yang menjadi warisan leluhur bagi para masyarakat di Desa Kamasan. Kerajinan ukir yang berbahan dasar logam yakni logam kuningan yang lebih banyak digunakan oleh para perajin ukir logam di Desa Kamasan, seni dengan lekukan ukir pakem Desa Kamasan, kerajinan ukir logam kuningan yang dihasilkan seperti bokor, dulang, sangku, tempat tirta, dan lainya. Pada umumnya hasil kerajinan ini difungsikan sebagai sarana upacara agama Hindu di Bali khususnya Desa Kamasan Eksistensi perajin ukir sebagai penghasil kerajinan ukir logam kuningan di Desa Kamasan sudah mulai terancam keberadaannya, hal ini dikarenakan beberapa kendala yang dihadapi pada masa ini seperti menurunnya generasi perajin, harga bahan baku yang semakin mahal dan harga pasaran yang tidak sesuai. Dari beberapa kendala yang dihadapi para perajin yang masih bertahan di Desa Kamasan, para perajin ukir logam di Desa Kamasan masih melakukan beberapa upaya sebagai bentuk usaha untuk mempertahankan kerajinan ukir logam kuningan Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan pendekatan etnografi. Studi ini dimaksudkan untuk menggali lebih dalam mengenai kendala, upaya dan keberadaan perajin ukir logam kuningan di Desa Kamasan.
EKSISTENSI KOMUNITAS PENGGUNA VESPA KLASIK KANAN BERSUARA DI KOTA DENPASAR Ellen Aprillia Theliana; I Wayan Suwena; I Nyoman Suarsana
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 1 No. 3 (2023): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : CV SWA ANUGERAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/tjis.v1i3.177

Abstract

Fenomena yang menjadi ketertarikan penulis untuk meneliti permasalahan ini adalah bagaimana mereka mempertahankan eksistensi Vespa klasik di tengah era modernisasi, di saat Vespa klasik telah berinovasi ke Vespa matic. Tujuan melakukan penelitian ini, yaitu sebagai berikut: (1) Faktor pengaruh yang melatarbelakangi bergabung dengan komunitas pengguna Vespa klasik Kanan Bersuara di Kota Denpasar dan (2) bentuk kegiatan yang dilakukan oleh komunitas pengguna Vespa klasik Kanan Bersuara di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis fenomenologi interpretatif. untuk mendapatkan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori interaksionisme simbolik dari Herbert Blumer dan teori gaya hidup dari David Chaney. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik penentuan informan, yaitu teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pertama, yang melatarbelakangi para anggota bergabung dengan komunitas pengguna Vespa klasik Kanan Bersuara di Kota Denpasar karena komunitas menjadi wadah yang memfasilitasi pertemanan, ekspresi minat bersama, dan peluang mendapatkan pengalaman sosial yang luas. Keseluruhan proses ini mencerminkan pentingnya dinamika sosial dan budaya dalam pembentukan dan perkembangan komunitas yang relevan dengan minat tertentu. Kedua, bentuk kegiatan yang dilakukan komunitas pengguna Vespa klasik Kanan Bersuara di Kota Denpasar, yaitu nongkrong, touring, dan event komunitas Vespa. Gaya hidup komunitas pengguna Vespa klasik Kanan Bersuara dapat dilihat dari tujuan memiliki Vespa, modifikasi Vespa, dan menggunakan Vespa klasik sebagai motor harian.
Kebertahanan Undha Usuking Basa pada Kalangan Remaja di Desa Plipiran, Jawa Tengah Utami, Novi Elistya; Suwena, I Wayan; Sama, I Nyoman
Sunari Penjor : Jurnal of Anthropology Vol 8 No 1 (2024): Volume 8. No. 1. Maret 2024
Publisher : Department of Anthropology Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/SP.2024.v8.i01.p02

Abstract

The Javanese language is a means of communication for the Javanese people which contains cultural values ??that can reflect the character of the speakers. Undha Usuking Basa or also known as unggah ungguh base is a level of speech in Javanese that is used to regulate the behavior patterns of the people. Nowadays, the Javanese language upload has decreased, especially among teenagers. From this phenomenon, two main problems can be drawn, namely (1) The attitude of adolescents towards survival is really high in the current era (2) Aspects that cause a decrease in the quality of the use of upload guh in teenage speakers. The theory used is symbolic interaction theory and semiotic theory. This study used a qualitative approach with a descriptive-qualitative type of research. Data collection techniques using observation techniques, interviews, and literature study. The results of the study reveal that there is a lack of concern for adolescents as the younger generation regarding the importance of preserving upload-ungguh for adolescents as well as the aspects underlying the decline in upload-ungguh namely internal aspects and external aspects.
Bentuk Transformasi Pertunjukan Ondel-Ondel Di Kelurahan Warakas Izdihar Shafa; Anak Agung Ngurah Anom Kumbara; I Wayan Suwena
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 2 No. 1: Desember 2022
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v2i1.1036

Abstract

Ondel-ondel merupakan kesenian tradisional khas DKI Jakarta dan menjadi kebanggan masyarakat. Ondel-ondel adalah kesenian budaya Betawi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Ondel-ondel saat ini mengalami perubahan fungsi dari yang menolak bala sampai menjadi alat untuk mata pencaharian seperti di Kelurahan Warakas ini yang terletak di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui teknik penentuan informan, observasi, wawancara, studi kepustakaan dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ondel-ondel di Kelurahan mengalami transformasi dalam bentuk pakaian, pengiring ondel-ondel, alat musik serta fungsinya.
Pendidikan Karakter Relawan Bali Mengajar pada Anak Gepeng di Rumah Singgah YKPA, Kubu Anyar, Kuta Patricia Novalian Arya Astar; I Wayan Suwena; Ni Made Wiasti
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 9: Agustus 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i9.2010

Abstract

Pada kenyataannya masih banyak anak yang belum mendapat kesetaraan pendidikan di Indonesia. Faktor ekonomi adalah salah satu alasan mengapa anak tidak mendapatkan pendidikan yang sama terutama anak gepeng. Maka dari itu Relawan Bali Mengajar (RBM) hadir untuk memberikan pendidikan formal dan pendidikan karakter melalui Rumah Singgah YKPA, Kubu Anyar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan dua teori, yaitu teori belajar psikologis humanistis dan teori interaksionisme simboki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak gepeng memiliki karakter yang keras karena terbiasa hidup di jalanan dan lingkungan yang sangat berpengaruh. Dalam pendidikan karakter, para relawan memfokuskan pad aetika sopan santun terutama penggunaan kata maaf, terima kasih, dan tolong. Pengajaran formal yang diberikan ialah baca, tulis, hitung, dan bahasa Inggris. Penerapan pendidikan karakter disini terbilang berhasil karena merubah anak gepeng menjadi lebih baik, namun untuk keinginan melanjutkan pendidikan masih belum maksimal karena anak gepeng memilih mencari uang dibanding pendidikan.