Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Pendampingan Program Literasi Berbasis “Ratu Dongeng” Dalam Penguatan Gerakan Literasi Sekolah I Nengah Sueca; Gede Sidi Artajaya; Desak Putu Anom Janawati
Madaniya Vol. 3 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.234

Abstract

SD Negeri 5 Besakih termasuk salah satu sekolah terpencil di Kabupaten Karangasem yang hanya memiliki 5 Guru PNS dan 1 Orang guru honorer. Keadaan tersebut mengakibatkan gerakan literasi sekolah (GLS) di SD 5 Besakih tidak maksimal dan berdampak pada rendahnya kemampuan literasi dan minat baca siswa SD Negeri 5 Besakih. Tujuan pengabdian ini adalah untuk (1) mengatasi permasalahan kegiatan literasi SD Negeri 5 Besakih, khususnya penguatan kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) berbasis kegiatan Rabu dan Sabtu mendongeng (Ratu Dongeng); (2) meningkatkan kemapuan baca tulis siswa kelas I SD Negeri 5 Besakih dengan pembinaan dan pendampingan literasi berbasis “Ratu Dongeng”. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah metode PALS (participatory action learning system). Subjek pengabdian ini adalah siswa kelas I SD Negeri 5 Besakih yang berjumlah 17 orang. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa (1) kegiatan kegiatan pendampingan program literasi berbasis “Ratu Dongeng” dapat menguatkan kegiatan literasi sekolah (GLS) di SD Negeri 5 Besakih. Dari hasil pendampingan yang dilakukan diperoleh bahwa kegiatan literasi berbasis “Ratu Dongeng” yang dilakukan di kelas I dapat membantu siswa dalam kegiatan menulis dan membaca dini; (2) Kegiatan pendampingan program literasi berbasis “Ratu Dongeng” dapat meningkatkan kemampuan literasi dasar pada siswa kelas I SD Negeri 5 Besakih. Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan literasi (menulis dan membaca dini) siswa kelas I SD Negeri 5 Besakih. Sejalan dengan hasil tersebut kegiatan pengabdian yang melinatkan pihak sekolah ini dapat menguatkan proyek profil pelajar pancasila. Oleh karena itu kegiatan literasi berbasis “Ratu Dongeng” dapat digunakan menguatkan kegiatan proyek profil pelajar pancasila.
BENTUK TINDAK TUTUR BAHASA BALI PADA CERPEN “PAN ANGKLUNG GADANG DADI PAREKAN” DAN ”PAN ANGKLUNG GADANG NGELAH TUNGKED SAKTI” KARYA I. N. K. SUPATRA: KAJIAN PRAGMATIK Ida Ayu Iran Adhiti; Gede Sidi Artajaya; Ida Ayu Pristina Pidada
Widyadari : Jurnal Pendidikan Vol. 23 No. 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : LP3M Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.7189938

Abstract

The short story research "Pan Angklung Gadang Dadi Parekan" and "Pan Angklung Gadang Ngelah Tungked Sakti" by I. N. K. Supatra aims to explore the speech acts contained in the two short stories. This research study uses pragmatic theory. Data were collected by using the listening method with reading and sorting techniques, namely reading the dialogues contained in the text and sorting or grouping the dialogues belonging to the locutionary, illocutionary, and perlocutionary speech acts. The results showed that the short story "Pan Angklung Gadang Dadi Parekan" found locutionary speech acts as much as one utterance, namely the utterance of Pan Angklung Gadang telling Ratu Dewa Agung saying he would carry out all the orders of Ratu Dewa Agung. There are two illocutionary tales, namely Ratu Dewa Agung telling Pan Angklung Gadang that Ratu Dewa Agung's horse rope is made of silver. Furthermore, the perlocutionary speech act found one utterance, namely the speech from Pan Angklung Gadang to Ratu Dewa Agung who said he had carried out the order well. The short story "Pan Angklung Ngelah Tungked Sakti" shows that locutionary, illocutionary, and perlocutionary speech acts are found in two utterances each. Locutionary speech acts are found in the speech of Pan Angklung Gadang which says that he has debts in the banjar. The illocutionary speech was found when the Head of the Ward warned Pan Angklung Gadang to immediately pay all his debts. Furthermore, the illocutionary speech was found when Pan Angklung Gadang showed his magic tungked at a meal with residents at his house.
PROBLEMATIKA KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU YANG MEMENGARUHI KARAKTER PESERTA DIDIK Gede Sutrisna; Gede Sidi Artajaya
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 11 No. 1 (2022): Stilitika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.827 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7416908

Abstract

Kepribadian merupakan karakteristik individu yang menjadi ciri khas tersendiri yang membedakan suatu individu dengan yang lainnya. Karakteristik yang dimaksud disini bersifat internal dengan kata lain berkaitan dengan emosi, perasaan, pembawaan yang berpengaruh pada perilaku individu. Selama ini para guru kurang menyadari jika kepribadian yang mereka tunjukkan didepan anak didiknya sangat berpengaruh pada perkembangan karakter anak didik itu sendiri. Para guru cenderung hanya menunaikan tugas utama mereka yaitu mengajar, tanpa memperhatikan jika apa yang mereka lakukan dilihat, didengar, dan ditiru oleh peserta didiknya. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji problematika kompetensi kepribadian guru yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik. Penelitian ini merupakan studi pustaka atau library research yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai sumber dan literasi terkait dengan topik bahasan. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan karakter serta moralitas peserta didik merupakan cerminan dari kompetensi kepribadian guru itu sendiri. Oleh sebab itu, guru harus mampu menjadi good role-model serta menampilkan kepribadian yang terpuji untuk dicontoh oleh peserta didiknya.
AFIKSASI BAHASA TALIABU DIALEK MANGE Umiatun Sa’diyah; Gede Sidi Artajaya
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 11 No. 2 (2023): Stilitika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/stilistika.v11i2.2714

Abstract

The Taliabu language of the Mange dialect is one of the regional languages in the Taliabu Island Regency, North Maluku Province. The Taliabu language of the Mange dialect also has affixations in the structure of its language. This study aims to determine the types of affixes or affixations found in the Taliabu language of the Mange dialect. The method of providing data in this study is to use the capable method. The data analysis method in this study is to use the intralingual matching method. The result of this study is that the Taliabu language of the Mange dialect has one prefix, three prefixes, and one suffix.
PAPINDAN DALAM BAHASA BALI Ida Ayu Iran Adhiti; Gede Sidi Artajaya; Ida Ayu Pristina Pidada
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 11 No. 2 (2023): Stilitika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/stilistika.v11i2.2855

Abstract

Abstrak Paribasa Bali adalah bahasa rinengga, yang dipakai sebagai alat untuk memperindah kata-kata dan pada saat berbicara atau melawak. Bahasa rinengga ini juga dapat dipakai sarana untuk mengeluarkan isi hati atau pikiran dengan perbandingan, sindiran mengenai keadaan dan tingkah laku manusia. Sementara yang dipakai untuk membandingkan adalah benda atau binatang. Beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut peribahasa dalam bahasa Bali seperti: basita paribasa, basita parihasa, paribahasa Bali, dan pralambang bahasa Bali. Sedangkan dalam karya sastra, ungkapan tradisi Bali yang kemudian dikenal dengan Paribasa Bali merupakan salah satu aspek dari kesenian Bali yang mengadung nilai-nilai luhur serta berpengaruh bagi pandangan masyarakat penuturnya. Sumber data penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data primer diperoleh dari sejumlah penutur asli yang digunakan sebagai informan. Sumber data skunder diperoleh dari sumber data yang sudah ada, terutama sumber-sumber kajian pustaka sebagai perbandingan.Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan yakni mengumpulkan beberapa sumber yang terkait dengan papindan bahasa Bali. Metode ini dibantu sourcesdalam bahasa Bali. Papindan merupakan salah satu bentuk dari paribasa Bali. Ditinjau dari segi fungsi, papindan berguna dalam kehidupan berbahasa bagi masyarakat Bali. Di samping ditinjau dari segi bentuk dan fungsi, papindan juga dapat dikatakan mempunyai ciri-ciri yang spesifik. Abstract Paribasa Bali is a rinengga language, used as a tool beautify words in general conversation as well as in jest. Rinengga is also used as a means to realize one’s heart’s content or thoughts for comparison, as well as express satire concerning the state and the behavior of mankind. At the same time, it is used to compare objects and animals. A number of terms are used to describe proverbs in Balinese language, such as: basita paribasa, basita parihasa, paribasa bali, and pralambang bahasa bali. Within literature, tradisional Balinese phrases, known as Paribasa Bali, make up one aspect of Balinese art containing noble values, which influence the view of society’s speakers.tive speakers as informant.The secondary data sources are taken from the existing data sources, especially in literature review sources as comparison. The data collection is done from library method which is collecting several sources related to Balinese papindan.This method is helped bynote taking techniques which is collecting data belonging to the form and fuction of papindan in Balinese. The data source of this research consists of primary data sources and secondary data sources are taken from the numbers of na. Papindan constitutes a forms of Balinese proverb. Reviewed from a functional perspective, papindan is useful within the speaking life of Balinese society. Apart from being reviewed from a structural and functional perspective, papindan can also be said to have specific characteristics.
ANALISIS KATA STAYCATION PADA INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROMOSI AKOMODASI PERHOTELAN DI BALI Artajaya, Gede Sidi; Rina, Ni Made Rinayanthi
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 12 No. 1 (2023): Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/stilistika.v12i1.3220

Abstract

Artikel ini menganalisis tren penggunaan kata "staycation" melalui iklan perhotelan Bali di Instagram. Staycation, yang merupakan gabungan dari kata "stay" dan "vacation," mengacu pada konsep menghabiskan waktu liburan di dalam kota atau di sekitar tempat tinggal seseorang. Dalam artikel ini, kami menggunakan data dari iklan perhotelan di Bali yang diposting di platform Instagram untuk memahami tren dan pola penggunaan kata staycation. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan cara menganalisis konten iklan perhotelan yang menggunakan kata staycation dalam teks atau keterangan iklan. Penulis mengumpulkan dan menganalisis sejumlah iklan perhotelan Bali yang diposting di akun Instagram resmi mereka. Fokus utama analisis adalah untuk mengidentifikasi seberapa sering kata staycation digunakan, bagaimana kata tersebut dipasangkan dengan elemen visual iklan, serta konteks dan strategi pemasaran yang terkait dengan penggunaan kata tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan kata staycation dalam iklan perhotelan Bali di Instagram mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menunjukkan adanya tren yang berkembang di kalangan wisatawan yang mencari pengalaman liburan yang santai dan nyaman tanpa harus bepergian jauh dari tempat tinggal mereka. Penggunaan kata staycation dalam iklan tersebut biasanya diperkuat dengan visual menarik yang menggambarkan fasilitas hotel yang memanjakan, kolam renang yang indah, dan makanan lezat yang disajikan di tempat.
KEKERABATAN BAHASA JAWA, BAHASA GORAP, DAN BAHASA TETUN: KAJIAN LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF Sa’diyah, Umiatun; Artajaya, Gede Sidi
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 13 No. 1 (2024): STILISTIKA: JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/stilistika.v13i1.4109

Abstract

Bahasa Jawa (BJ), bahasa Gorap (BG), dan bahasa Tetun (BT) merupakan rumpun bahasa Austronesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kekerabatan ketiga bahasa tersebut meliputi persentase kekerabatan, waktu pisah, dan jangka kesalahan. Tujuan selanjutnya adalah mendeskripsikan korespondensi fonemis ketiga bahasa itu yang dianalisis melalui teknik rekonstruksi fonem dan perubahan bunyi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (teknik leksikostatistik dan teknik glotokronologi) dan kualitatif (deskriptif kulitatif) dengan kajian Linguitik Historis Komparatif. Hasil dari penelitian ini adalah Pertama, BJ, BG, dan BT berdasarkan klasifikasi bahasa berada pada tingkat rumpun (stock). BJ lebih berkerabat dekat dengan BG dibandingkan dengan BT atau BG dengan BT. Kedua, hasil perhitungan glotokronologi BJ dan BG berpisah dari bahasa induk antara 1227– 681 SM (terhitung berdasarkan tahun penelitian, yaitu tahun 2024). BJ dan BT serta BG dan BT berpisah dari bahasa induk antara 2.457–1.681 SM (terhitung berdasarkan tahun penelitian, yaitu tahun 2024). Ketiga, bahasa Gorap lebih banyak mempertahankan bahasa protonya dibandingkan dengan bahasa Jawa dan bahasa Tetun.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengolahan Limbah Organik Cair Berbasis Bio Slurry Dalam Upaya Mengurangi Tingkat Pengangguran Masyarakat Desa Bongkasa Pertiwi Akibat Pandemi Covid-19 A.A.Istri Mirah Dharmadewi; Gede Sidi Artajaya; I.G.A Gede Wiadnyana; I Wayan Suanda
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 11 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.398 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v11i2.49110

Abstract

ABSTRAK Desa Bongkasa Pertiwi, Abiansemal, Badung merupakan Desa Bongkasa merupakan desa yang memiliki potensi besar di bidang pertanian dan peternakan. Potensi tersebut diantaranya terdapat limbah bio-slurry atau kotoran ternak yang belum dimanfaatkan secara maksimal dan saluran penampungan limbah belum tertampung dengan baik. Selain itu, potensi di bidang sumber daya manusia Desa Bongkasa dengan kelompok-kelompok yang bergerak di bidang pertanian dan peternakan masih belum maksimal. Masyarakat Desa Bongkasa memiliki minat yang tinggi terhadap kegiatan pemanfaatan limbah ini, akan tetapi minimnya pengetahuan terkait aspek-aspek budidaya menjadi hambatan untuk meningkatkan kualitas hasil produksi Bio-slurry merupakan salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai alternative pengganti gas LPG namun belum semua masyarakat memanfaatkannya dengan maksimal. Pembuatan limbah ternak ini dan cara mengolah yang mudah dan bernilai jual tinggi menjadi salah satu alasan mengembangan limbah bio-slurry ini dari Desa Bongkasa Pertiwi dengan memanfaatkan warga desa terdampak Covid-19. Melalui Kelompok tani Manik Pertiwi,masyarakat Desa Bongkasa pertiwi telah mengembangkan pengolahan limbah Bio-slurry namun terdapat beberapa kendala sehingga pengelolaannya kurang maksimal. Adapun beberapa metode yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu : sosialisasi, pendampingan dan pelatihan pengolahan limbah bi-slurry, pengadaan alat, membantu menentukan desain kemasan produk dan membantu pemasaran melalui website serta media sosial. Hasil yang didapatkan setelah melakukan kegiatan diantaranya yaitu : Kelompok Tani di Desa bongkasa Pertiwi mengalami peningkatan pengetahuan dalam mengolah limbah bio-slurry dengan baik dan memiliki nilai jual yang tinggi sebesar 85%.
PERAN PENDIDIKAN TINGGI DALAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS LOKAL: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK SOLUSI BERKELANJUTAN PADA MAHASISWA INSTITUT PARIWISATA DAN BISNIS INTERNASIONAL Ni Made Rinayanthi; Gede Sidi Artajaya
Widyadari Vol. 26 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : LP3M Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/widyadari.v26i1.4661

Abstract

Higher education plays a crucial role in empowering local communities, especially in creating sustainable solutions to the challenges faced by these communities. One proven model of learning that effectively achieves this goal is project-based learning. In this model, students collaborate with faculty members and members of the local community to design, implement, and evaluate projects aimed at providing direct benefits to the community. This article discusses the important role of higher education in empowering local communities through project-based learning models. Through this approach, students not only gain practical experience in applying the knowledge acquired in the classroom but also assist in identifying and addressing the challenges faced by the local community. By strengthening the relationship between universities and communities, the project-based learning model not only enriches students' learning experiences but also helps to enhance the well-being and sustainability of local communities. Case studies presented in this article will illustrate the practical implementation of this learning model and its impact on empowering local communities and the contributions made by higher education in creating sustainable solutions to social, economic, and environmental issues.
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SISWA TK MELALUI PEMBELAJARAN BATIK RAMAH ANAK Ni Putu Laras Purnamasari; Gede Sidi Artajaya; I Made Sukanadi; Putu Ayu Ari Suandewi; I Gusti Ngurah Agung Pramanawibawa
Sewagati Vol. 1 No. 2 (2023): Sewagati
Publisher : Fakultas Teknik dan Informatika Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59819/sewagati.v1i2.3588

Abstract

Kemampuan motorik halus sangat perlu dilatih bagi siswa TK atau bahkan saat usia dini (PAUD), karena dapat membuat anak menjadi mandiri dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari ataupun merawat dirinya. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah melatih kreatifitas anak dengan mengenal dunia seni, dalam hal ini khususnya seni rupa. materi yang dapat diberikan adalah Batik Ramah Anak. Batik sendiri merupakan warisan asli budaya Indonesia yang sarat akan nilai-nilai filosofi dan makna. Dengan mengenalkan batik kepada siswa TK, maka akan sekaligus menambah wawasan siswa terkait seni budaya bangsa. Sesuai dengan namanya, Batik Ramah Anak menggunakan alat dan bahan yang sangat aman, yaitu menggunakan bahan-bahan alami yang sangat mudah ditemui di sekitar lingkungan, serta alat-alat sederhana yang mampu digunakan oleh siswa. Kegiatan dilakukan di TK Apuan Bangli, yang diikuti oleh seluruh siswa TK serta para guru. Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan PKM sebagai implementasi kerjasama kampus Universitas PGRI Mahadewa dengan pihak Desa Apuan, Kecamatan Susut, Bangli. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa TK yang terbagi menjadi tiga kelas. Siswa sangat antusias dalam menguikuti kegiatan ini, yang tercermin pada karya yang dihasilkan. Kegiatan ini diharapkan dapat terus dilaksanakan baik disekolah maupun dimasyarakat, sebagai media pembelajaran kreatif dalam menumbuhkan kemampuan motorik halus dan wawasan terkait seni dan budaya bangsa Indonesia melalui kegiatan kreatif Batik Ramah Anak.