Jumiyati
Department Of Nutrition, Bengkulu Health Polytechnic, Ministry Of Health, Republic Of Indonesia

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

STANDAR PORSI MENU DI BALAI PELAYANAN DAN PENYANTUNAN LANJUT USIA (BPPLU) KOTA BENGKULU Arenga Nucifera; Jumiyati; Meriwati
Jurnal Kebidanan Besurek Vol. 2 No. 1 (2017)
Publisher : Program Studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jkb.v2i1.96

Abstract

Standar porsi merupakan jumlah bahan makanan dalam berat dan bersih dari suatu hidangan perorangan untuk sekali makan. Makanan yang disajikan hendaknya sesuai dengan kebutuhan seseorang. Porsi bahan makanan yang digunakan harus sesuai dengan standar porsi masing-masing bahan makanan untuk memenuhi gizi. Kesalahan dalam persiapan, pemotongan maupun cara pengolahan menjadi salah satu penyebab ketidak sesuaian porsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran standar porsi menu sehari yang berlaku (Makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur-mayur, dan buah-buahan). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia (BPPLU) Kota Bengkulu mulai bulan April 2015. Metode pengambilan data untuk bahan makanan dengan menggunakan food weighing pada bahan makanan yang sudah disajikan lalu ditimbang, dicatat beratnya dan data sekunder berupa menu sehari. Hasil penelitian didapatkan bahwa, Siklus menu yang dipakai siklus menu 7 hari terdiri dari makan pagi, makan siang dan makan sore.
Pemberdayaan Kader Gemari dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu Usia Remaja terhadap Perencanaan Keluarga di Kabupaten Bengkulu Tengah Demsa Simbolon; Jumiyati Jumiyati; Lisma Ningsih; Epti Yorita; Frensi Riastuti
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 30 No 1 (2020)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.562 KB) | DOI: 10.22435/mpk.v30i1.434

Abstract

Abstract More than 50% of marriages in Bengkulu Province are adolescents marriages (less than 20 years). Adolescents marriage affects low levels of education, high incidence in the household, overcoming health problems, health problems in struggling children and psychological health of children because mothers of adolescents are less capable of planning a family. Therefore, community participation is needed to increase the knowledge and attitudes of adolescent mothers in family planning, namely through empowering Posyandu cadres and family planning cadres. The research design uses quasi experiment with pretest and posttest design with control group design. Research population is all married mothers aged 15-20 years. The sample is a teenage mother selected purposively by inclusion criteria of married mother, resident of settlement in Central Bengkulu Regency, able to communicate well and can read and write. Exclusion criterion is mother suffering from severe disease and not willing to follow the research process. The sample size is 60 people consist of 30 people of intervention group and 30 control group. The independent variable is empowerment of GEMARI cadres while dependent variable of knowledge and attitude of adolescent mother. Instruments using structured questionnaires. Data analysis technique using paired simple test and independent t-test. The results found in the intervention group there was an increase in knowledge scores before (61.67) and after (78.83) mentoring was carried out by GEMARI cadres (p = 0.001), but in the control group there was no difference in the average knowledge score before (66, 83) and after (64.67) intervention (p = 0.482). In the intervention group, there was an increase in the score of mothers’ attitudes about family planning before (78) and after (80.47) accompanied by GEMARI cadres (p = 0.036), while in the control group there was no difference in the average attitude score before (78, 33) and after (80.47) intervention (p = 0.114). Assistance of GEMARI cadres effectively improves knowledge and attitude of adolescent mother about family planning. Abstrak Lebih dari 50% pernikahan di Provinsi Bengkulu merupakan pernikahan usia remaja (kurang dari 20 tahun). Pernikahan usia remaja berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan, tingginya angka kejadian kekerasan dalam rumah tangga, tingginya masalah kesehatan reproduksi, masalah kesehatan pada anak yang dilahirkan dan kesehatan psikologi anak karena ibu usia remaja kurang mampu merencanakan keluarga. Maka dari itu diperlukan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu usia remaja dalam perencanaan keluarga, yaitu melalui pemberdayaan kader posyandu dan kader Keluarga Berencana. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan pre test and post test with control group design. Populasi penelitian adalah seluruh ibu menikah usia 15-20 tahun. Sampel adalah ibu usia remaja yang dipilih secara purposif dengan kriteria inklusi ibu sudah menikah, penduduk menetap di Kabupaten Bengkulu Tengah, dapat berkomunikasi dengan baik, serta dapat membaca dan menulis. Kriteria eksklusi adalah ibu menderita penyakit berat dan tidak bersedia mengikuti proses penelitian. Jumlah sampel sebanyak 60 orang, terdiri dari 30 orang kelompok intervensi dan 30 orang kelompok kontrol. Variabel independen adalah pemberdayaan kader Gerakan Masyarakat Peduli (GEMARI) sedangkan variabel dependen pengetahuan dan sikap ibu usia remaja. Instrumen menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data menggunakan paired t-test dan independen t-test. Hasil penelitian menemukan pada kelompok intervensi terdapat peningkatan skor pengetahuan sebelum (61,67) dan sesudah (78,83) dilakukan pendampingan oleh kader GEMARI (p=0.001), namun pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan rata-rata skor pengetahuan sebelum (66,83) dan sesudah (64,67) intervensi (p=0,482). Pada kelompok intervensi, terjadi peningkatan skor sikap ibu tentang perencanaan keluarga sebelum (78) dan setelah (80,47) dilakukan pendampingan oleh kader GEMARI (p=0,036), sementara pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan rata-rata skor sikap sebelum (78,33) dan sesudah (80,47) intervensi (p=0,114). Pendampingan kader GEMARI dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu usia remaja tentang perencanaan keluarga.
Identifikasi Total Bakteri Asam Laktat (BAL) pada Yoghurt dengan Variasi Sukrosa dan Susu Skim Levinna Agustine; Yenni Okfrianti; Jumiyati Jum
Jurnal Dunia Gizi Vol 1, No 2 (2018): Edisi Desember
Publisher : Study Program of Nutrition, Public Health Faculty, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdg.v1i2.2972

Abstract

Yoghurt merupakan produk yang diperoleh dari susu yang telah dipasteurisasi, kemudian difermentasi dengan bakteri tertentu sampai diperoleh keasaman, bau dan rasa yang khas, tanpa penambahan bahan lain. Dimana pada proses pembuatan yoghurt fermentasi selama + 8 jam yang menghasilkan bakteri asam laktat (BAL). Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan bakteri baik yang berperan dalam sistem imun manusia. Tujuan; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri asam laktat dan total bakteri asam pada yoghurt dengan variasi sukrosa dan susu skim. Bahan dan Metode; Penelitian eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada  produk A1 (sukrosa 10 gram dan susu skim 200 ml), A2 (sukrosa 20 gram dan susu skim 200 ml), A3 (sukrosa 30 gram dan susu skim 200 ml) dengan menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Hasil; Hasil penelitian didapatkan jenis bakteri yaitu lactobacillus yaitu bakteri gram positif yang berbentuk basil, dinding selnya menyerap warna violet dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal (20-80 nm). Pada total bakteri asam laktat didapatkan jumlah produk A1 sebesar 6,924 log cfu/ml, A2 sebesar 7,006 log cfu/ml, A3 sebesar 7,054 log cfu/ml.  Kesimpulan; Semakin tinggi variasi  sukrosa dan susu skim maka aktivitas bakteri asam laktat semakin tinggi karena dipengaruhi dengan adanya sukrosa yang merupakan sumber karbon untuk pertumbuhan mikroorganisme dan adanya susu skim sebagai sumber nitrogen dan sumber nutrisi yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan bakteri asam laktat.
The Influence Of Nutrition Counseling On The Knowledge And Intake Of Macro Nutrient Wus Kek In Region Work Puskesmas Sawah Lebar Bengkulu Meili Dwi Ananda; Jumiyati Jumiyati; Emy Yuliantini
SANITAS: Jurnal Teknologi dan Seni Kesehatan Vol 10 No 1 (2019): SANITAS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36525/sanitas.2019.4

Abstract

Women of Childbearing Age (WUS) are a population that are of particular interest inthe prevention of nutritional problems, especially in addressing their Lack of Chronic Energy (KEK). KEK in WUS is very likely to result in a difficult childbirth and post partum hemorrhage as well as an increased risk death of the mother and of low birth weight babies. Data WUS SEZ in Indonesia in 2010 (30,9%) increased in 2013 (46,4%). Sixteen provinces with the prevalence of the risk of SEZ above the national province, namely the Bengkulu Province (15%). The purpose of this study is to determine the effect of nutrition counseling on the knowledge and intake of macro nutrient on WUS SEZ in the working area of Health Center of Sawah Lebar the Width of the City of Bengkulu the Year 2018. The results of this study there was significant influence of nutritional counseling (p = 0.000) on the intake of macro nutrient (p = 0.000). On WUS KEK in the working area of Health Center of Sawah Lebar the width of the city of bengkulu the year 2018.The Design of this Research is Pre Experimental Design with design One Group Pretest-Posttest. Nutrition counseling on WUS KEK performed 3 times during 3 weeks. The number of samples as many as 23 people. Statistical analysis using dependent t-test and wilcoxon test
The Factors Affecting The Incidence Of Hyperuricemia On The Rejang Tribe In Bengkulu Jumiyati Jumiyati; Tetes Wahyu Witradharma
SANITAS: Jurnal Teknologi dan Seni Kesehatan Vol 11 No 1 (2020): SANITAS Volume 11 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36525/sanitas.2020.5

Abstract

The Rejang tribe is partly living on the lowland and coastal coastline, the typical Rejang cooking tradition has been assimilated into the Minang and Malay cooking traditions. Malay people like to consume foods that are fatty, dining, oily and salty. Fish, beef, shrimp and nuts have purine content of 9-100 mg of purin/100 g of foodstuffs. One of the factors affecting hyperuricemia is the habit of consuming purine eating, it will result in gout disease. The purpose of this research is to determine the factors that influence the incidence of hyperuricemia on the Rejang tribe in Bengkulu. Design research is cross sectional. Rejang Group's research samples numbered 64 respondents. Data collected is the result of uric acid examination, gender, age, knowledge, consumption pattern, liquid consumption, BMI. The instruments used are questionnaires, eating consumption patterns using FFQ form, weight gained by weighing with digital scales. Data analysis using Chi-Square and multivariate tests using logistic regression test
ASUPAN PROTEIN DAN ZAT GIZI MIKRO PADA ANAK STUNTING USIA 3-5 TAHUN Peny Dwi Oktavia; Desri Suryani; Jumiyati Jumiyati
JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN Vol 7 No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN TERAPAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jptk.v7i1.120

Abstract

Usia balita merupakan usia dimana seseorang mengalami proses pertumbuh dan perkembangan yang sangat pesat. Golden Age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Stunting dipengaruhi oleh kurangnya gizi kronis disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Asupan Protein Dan Zat Gizi Mikro Dengan Kejadian Anak Stunting Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu Tahun 2019. Desain penelitian ini digunakan deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan Cross-sectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 72 orang. Analisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang bermakna antara hubungan asupan protein (p=0,002), ada hubungan yang bermakna antara asupan vitamin A (p=0,000), ada hubungan yang bermakna antara asupan zat besi (p=0,001), ada hubungan yang bermakna antara asupan zink (p=0,001) dengan kejadian anak stunting usia 3-5 tahun di wilayah Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu Tahun 2019. Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan asupan zat gizi yang dapat mendukung pertumbuhan anak seperti sumber asupan protein, vitamin A, zat besi dan zink. Selain itu untuk puskesmas perlunya digiatkan kembali kegiatan rutin diposyandu seperti penyuluhan tentang gizi stunting atau tumbuh kembang anak dan melakukan pengukuran tinggi badan sehingga dapat mengurangi kejadian stunting pada anak berdasarkan indeks TB/U.
Konsumsi Zat Gizi Mikro dan Pengetahuan Penderita Hipertensi di Kota Bengkulu Meirine Putri Zurli; Jumiyati Jumiyati; Ahmad Rizal
JGK:Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 3 No 1,Juni (2023): Jurnal Gizi dan Kesehatan
Publisher : Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jgk.v3i1,Juni.1722

Abstract

Background: Hypertension, or often referred to as high blood pressure is an increase in blood pressure that occurs continuously and is not normal in many arteries. High blood pressure can be caused by several factors, namely, foods that are high in salt, fatty foods, the habit of consuming coffee, lack of exercise or physical activity, and stress. The purpose of this study was to look at Consumption of Micronutrients and Knowledge of Hypertension Sufferers in Bengkulu City. Method: This type of research is descriptive and uses a cross-sectional design, and uses total sampling. The number of samples was 48 respondents with hypertension. Results: out of 48 samples there were 48 hypertensive patients, there was an average value for consumption of Vitamin D, namely 18.3 mcg, Sodium, which was 2,700.3 mg, Calcium, which was 1,013.6 mg, who was 40 years old. -44 years, namely (37.5%), those with high school education, namely (68.7%), those with housewife work, namely (89.6%), and those who have good knowledge, namely (43.75%), and those who have bad knowledge (56.25%). Conclusion: Consumption of Calcium is still low, Consumption of Vitamin D is sufficient, and Consumption of Sodium is almost entirely excessive and Knowledge is mostly still poor (low).
The Influence of Calcium and Iron Supplementation in Pregnant Women to Affect Newborn Body Length in Bengkulu Agung Riyadi; Lisma Ningsih; Jumiyati Jumiyati; Antun Rahmadi
Media Gizi Indonesia Vol. 18 No. 1SP (2023): MEDIA GIZI INDONESIA (NATIONAL NUTRITION JOURNAL) Special Issue: The 2nd Ben
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v18i1SP.38-45

Abstract

In 2021, the rate of stunting in Indonesia was 24.4%, and 21.1% happened in Bengkulu province. In 2020, the proportion of pregnant women who receive iron tablets in Bengkulu Province was 97%. Some regencies have a lower proportion, such as North Bengkulu at 87%. Pregnant women who suffer from the lack of iron and folic acid intake may experience anemia and impaired fetal growth. The aim of this study is to investigate the effect of calcium and iron supplementation in pregnant women on newborn body length in Bengkulu Province. This study used an experimental design with a post-test-only control group. The population was third semester pregnant women in Bengkulu Province. Subjects were taken using purposive sampling technique. The number of subjects involved was 29 in intervention group and control group. Instruments used ini this study were food frequency questionaire (FFQ), mid upper arm circumference tape, and a respondent characteristics questionnaire. Data analysis methods include independent t-test, correlation, and double linear regression. The consumption of iron tablets and calcium tablets (p=0.0001), as well as the nutritional status of pregnant women (p=0.0001), have significant effect on newborns body length. Calcium and iron tablets supplementation improve the nutritional status of pregnant women and increase newborn body length. However, it should be measured by using same controlling variables such as education, age, parity, protein intake, vitamin C intake, knowledge and gestational age of childbirth.
Anemia among Adolescent Girls: Its Association with Protein and Iron Intake Jumiyati Jumiyati; Tetes Wahyu Witradharma; Arie Krisnasary; Risda Yulianti
Media Gizi Indonesia Vol. 18 No. 1SP (2023): MEDIA GIZI INDONESIA (NATIONAL NUTRITION JOURNAL) Special Issue: The 2nd Ben
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v18i1SP.14-20

Abstract

Adolescence is a time of physical and psychological growth as people transition to adulthood, and proper nutrition is essential for this process. Anemia, a condition characterized by a lack of red blood cells or hemoglobin, is the most common health issue among young women. In 2018, the prevalence of anemia was higher in women (27.2%) than in men (20.3%), and particularly high (32%) in the 15-24 age group. The purpose of this study was to investigate the prevalence of anemia among teenage women in a rural area . The study used a cross-sectional design and included 112 middle school female students in Rejang Lebong Regency. The data was collected using survey questionnaire and a semi-quantitative food frequency questionnaire to assess factors such as knowledge, the intake of calorie, protein, vitamin C, and iron. Correlation analysis and multiple linear regression were used to analyze the relations between these variables and anemia status. The correlation analysis showed that knowledge, calorie intake, and vitamin C were not significantly correlated with anemia (p values 0.378, 0.563 and 0.087, respectively). However, there was a significant correlation between iron and protein intake with the occurrence of anemia (p values 0.000 and 0.030).
Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi 0–6 bulan di Provinsi Bengkulu (Analisis data SDKI 2017) Fauziah Multazmi; Betty Yosephin Simanjuntak; Jumiyati Jumiyati
Ilmu Gizi Indonesia Vol 6, No 1 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/ilgi.v6i1.270

Abstract

Latar Balakang: ASI, makanan pertama untuk bayi, mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi agar tetap sehat. Antibodi pada ASI dapat mencegah berbagai penyakit dan memberi perlindungan terhadap diare. Salah satu penyebab kematian terbesar pada kelompok umur 0–12 bulan (11,4%) dan pada anak (23%) adalah diare. Prevalensi diare di Provinsi Bengkulu berada di angka 14,3%. Tujuan: Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi 0–6 bulan di Provinsi Bengkulu. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional yang mengkaji data sekunder SDKI 2017. Penelitian ini melakukan observasi terhadap kuesioner ASI eksklusif dan kejadian diare pada bayi usia 0–6 bulan dengan total data yang dikaji sebanyak 233 data. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 95% (p<0,05). Hasil: Capaian pemberian ASI eksklusif bayi usia 0–6 bulan sebesar 51,1%, dan bayi yang mengalami diare sebesar 20,1%. Kejadian diare ditemukan lebih besar pada bayi usia 0–6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif (11,1%) dibanding yang mendapatkan ASI eksklusif (9%) (p=0,413). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi 0–6 bulan di Provinsi Bengkulu.