Jumiyati
Department Of Nutrition, Bengkulu Health Polytechnic, Ministry Of Health, Republic Of Indonesia

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Konsumsi Zat Gizi Mikro dan Pengetahuan Penderita Hipertensi di Kota Bengkulu Meirine Putri Zurli; Jumiyati Jumiyati; Ahmad Rizal
JGK: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Gizi dan Kesehatan
Publisher : Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jgk.v3i1.1722

Abstract

Background: Hypertension, or often referred to as high blood pressure is an increase in blood pressure that occurs continuously and is not normal in many arteries. High blood pressure can be caused by several factors, namely, foods that are high in salt, fatty foods, the habit of consuming coffee, lack of exercise or physical activity, and stress. The purpose of this study was to look at Consumption of Micronutrients and Knowledge of Hypertension Sufferers in Bengkulu City. Method: This type of research is descriptive and uses a cross-sectional design, and uses total sampling. The number of samples was 48 respondents with hypertension. Results: out of 48 samples there were 48 hypertensive patients, there was an average value for consumption of Vitamin D, namely 18.3 mcg, Sodium, which was 2,700.3 mg, Calcium, which was 1,013.6 mg, who was 40 years old. -44 years, namely (37.5%), those with high school education, namely (68.7%), those with housewife work, namely (89.6%), and those who have good knowledge, namely (43.75%), and those who have bad knowledge (56.25%). Conclusion: Consumption of Calcium is still low, Consumption of Vitamin D is sufficient, and Consumption of Sodium is almost entirely excessive and Knowledge is mostly still poor (low).
Konseling Gizi Dapat Menurunkan Kadar Gula Darah dan Asupan Karbohidrat pada Penderita Diabetes Melitus Selpia Agustini; Jumiyati Jumiyati; Kusdalinah Kusdalinah
Jurnal Vokasi Keperawatan (JVK) Vol. 7 No. 1 (2024): JUNI
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jvk.v7i1.30232

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit menahun  yang bermanifestasi berupa gangguan metabolisme yang ditandai dengan gula darah melebihi batas normal, penyebab kenaikan gula darah menjadi dasar pengelompokan jenis diabetes. Penderita Diabetes Mellitus perlu mengetahui bahwasanya diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan, namun kadar glukosa darahnya dapat dikendalikan untuk memperlambat terjadinya komplikasi pada organ tubuh lainnya. Pemberian konseling berguna untuk meningkatkan pengetahuan penderita agar nantinya mampu menjalankan terapi diet yang dijalaninya dengan baik sehingga dapat mengatur asupan karbohidrat dan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konseling gizi terhadap pengetahuan, asupan karbohidrat dan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental study, jumlah responden 40 orang, kelompok intervensi 20 orang dan kelompok kontrol 20 orang, dengan teknik pengambilan sampel random sampling. Instrumen penelitian ini  menggunakan kuesioner 15 pertanyaan, media Booklet untuk kelompok intervensi dan leaflet untuk kelompok kontrol. Dianalisis melalui uji t-test dependen paired sample t – test. Hasil penelitian menunjukkan sesudah diberikan perlakuan terdapat perbedaan yang ditandai dengan nilai p-value  pada asupan karbohidrat 0.001, pengetahuan dengan nilai p-value 0.000,dan kadar gula darah dengan nilai p-value 0.000 (<0.05), Ada pengaruh pemberian konseling gizi terhadap asupan karbohidrat, pengetahuan, dan kadar gula darah. Diharapkan bagi Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi agar bisa memberikan konseling gizi dengan menggunakan media booklet.
Daya Terima, Mutu Hedonik dan Profil Nilai Gizi Kukis Substitusi Tepung Sorgum (Sorghum bicolor) Hermeni Hermeni; Jumiyati Jumiyati; Risda Yulianti
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 7 No 2 (2023): December
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v7i2.1036

Abstract

Kukis merupakan salah satu produk olahan berbasis tepung-tepungan yang sering menjadi alternatif makanan selingan yang praktis dan sehat. Penggunaan tepung sorgum dalam pembuatan kukis berpotensi mengurangi ketergantungan pada bahan baku tepung terigu dan meningkatkan nilai gizi kukis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggantian tepung sorgum dalam hal daya terima (kesukaan) dan mutu hedonik (sifat mutu) kukis, yang meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor, yaitu perbandingan tepung sorgum (25%, 50%, 75%, dan 100%). Sejumlah 30 panelis agak terlatih terlibat dalam uji kesukaan dan uji mutu hedonik. Pengaruh perlakuan dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis dan dilakukan analisis proksimat pada formulasi terpilih. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan tingkat kesukaan panelis terhadap empat formulasi kukis dalam aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Hasil uji kesukaan menunjukkan bahwa formulasi kukis dengan penggunaan tepung sorgum sebanyak 50% mendapatkan preferensi tertinggi, dengan nilai rata-rata kesukaan untuk warna (4,53), aroma (4,4), tekstur (4,7) dan rasa (4,26). Dari segi mutu hedonik, kukis dengan formula terpilih tersebut memiliki karakteristik warna coklat, sedikit beraroma sorghum, tekstur renyah dan rasa sedikit manis. Analisis proksimat pada formulasi terpilih menunjukkan kadar air sebesar 5,24%, kadar abu 1,32%, lemak 33,23%, protein 11,74%, serat kasar 6,71%, dan karbohidrat 55,65%. Penelitian menyimpulkan bahwa kukis substitusi tepung sorgum dapat menghasilkan karakteristik organoleptik yang disukai, memberikan nilai gizi yang baik, dan berpotensi menjadi alternatif pengganti tepung terigu.
Pola Keanekaragaman Pangan dan Status Gizi Mahasiswa Putri Poltekkes Kemenkes Bengkulu Ummi Hasanah; Jumiyati Jumiyati; Desri Suryani
Jurnal Sains Kesehatan Vol 31, No 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/jsk.31.2.83-92

Abstract

Remaja merupakan waktu transisi dari masa anak ke dewasa dan umumnya akan terjadi perubahan pada fisik. Selain terjadi perubahan fisik, pada masa remaja juga akan terdapat perubahan emosional dan mental yang cepat. Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola keanekaragaman pangan dan status gizi mahasiswa putri. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa putri tingkat I yang indekos di Kota Bengkulu dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam pola keanekaragaman pangan yaitu menggunkan formulir FFQ, sedangkan untuk variabel status gizi diambil dengan cara pengukuran antropometri, dengan menimbang berat badan menggunakan timbangan injak dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice. Hasil penelitian menunjukkan sebagian sebagian besar pola keanekaragaman pangan dengan kategori beranekaragam sebanyak (74,2%), dan kategori tidak beranekaragam sebanyak (25,8%). Sedangkan status gizi berdasarkan IMT sebagian besar dengan kategori gizi normal (61,3%) dan kategori gizi tidak normal sebanyak (38,7%). Kesimpulan pola keanekaragaman pangan mahasiswa putri yang indekos di Kelurahan Padang Harapan menunjukkan sebagian besar dengan kategori baik. Status gizi mahasiswa putri berdasarkan IMT menunjukkan sebagian besar dengan kategori gizi normal. Saran diharapkan bagi responden untuk selalu memperhatikan jenis makanan yang akan dikonsumsi yaitu makanan yang beranekaragam, seimbang yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi yang diperlukan didalam tubuh.
Hubungan Konsumsi Sayur dan Buah dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Mahasiswa Jurusan Gizi di Poltekkes Kemenkes Bengkulu Indah Meliana; Meriwati Mahyuddin; Jumiyati Jumiyati
Jurnal Sains Kesehatan Vol 31, No 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/jsk.31.2.103-113

Abstract

Berdasarkan WHO dan Kemenkes RI, status gizi merupakan suatu keadaan dimana disebabkan oleh keseimbangan asupan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh untuk metabolisme. Selain itu Status gizi juga disebabkan oleh zat gizi dan penyakit infeksi. Untuk menilai status gizi yaitu dengan mengukur antropometri. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi, yaitu faktor primer (asupan gizi) dan faktor sekunder (zat gizi tidak mencukupi). Faktor ini sangat mempengaruhi status gizi pada remaja dan faktor ini juga yang menentukan status gizi normal atau tidaknya berdasarkan asupan yang kita konsumsi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan konsumsi buah dan konsumsi sayur dengan indeks massa tubuh (IMT) pada mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Penelitian ini merupakan Deskriptif Analitik dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 92 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April–Mei tahun 2024 dengan teknik pengambilan Proportionate Stratified Random Sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji statistik  Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan hubungan konsumsi sayur dengan indeks masa tubuh dengan hasil p-value 0,035 dan hubungan konsumsi buah denganIMT dengan p-value=0,036. Ada hubungan antara konsumsi sayur dan konsumsi buah dengan IMT. Disarankan kepada pihak dosen memberikan informasi dalam bentuk pembelajaran ataupun sosialisasi kepada mahasiswa tentang konsumsi sayur dan konsumsi buah terhadap IMT.Kata Kunci: konsumsi buah, konsumsi sayur,  indeks massa tubuh (IMT), mahasiswa
Kualitas MP-ASI dan hubungan dengan status gizi pada anak penderita ISPA di Bengkulu Melita Sari; Demsa Simbolon; Ahmad Rizal; Desri Suryani; Jumiyati Jumiyati
Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan Vol 5, No 3B (2024): Nopember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/gikes.v5i3B.1990

Abstract

Background: The 2022 Indonesian Nutrition Status Survey results show that the stunting rate reaches 21.6%, wasting 7.7%, and underweight 17.7%. Malnutrition problems in toddlers, especially those suffering from Acute Respiratory Infection (ARI), are often exacerbated by the provision of Complementary Feeding that does not meet nutritional standards. Therefore, greater attention to complementary feeding quality is essential to improving children's nutritional status and reducing the risk of ARI complications.Objective: To identify the relationship between the quality of complementary breastfeeding and nutritional conditions, such as underweight, wasting, and stunting, in children under two years of age suffering from ARI, as an urgent effort to address malnutrition problems and improve children's health in vulnerable communities.Methods: This study used a cross-sectional design with a target of toddlers aged 6-24 months who suffered from ARI, with a sample of 96 children. Data on complementary breastfeeding was collected through interviews using questionnaires, as well as weight measurements with digital scales and height with a lenghtboard. Statistical analysis using the Chi-square test.Results: Nutritional problems in two-year-old children with ISPA were found to be 44.8% underweight, 60.4% wasting, and 36.5% stunting. Complementary Feeding quality that did not meet the recommendations was significantly associated with the incidence of being underweight (p-value 0.035; OR 2.488), and wasting (p-value <0.0001; OR 6.657), but was not significantly associated with the incidence of stunting (p-value 0.95; OR 0.973).Conclusion: The quality of Complementary Feeding that does not meet nutritional standards in children with ARI is significantly related to the incidence of underweight and wasting.