Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

FREKUENSI ANGKAT DAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN THORACIC OUTLET SYNDROME BURUH KAPAL PELABUHAN Fitrah, Nurul; Tarigan, Sylva Flora Ninta; Mahdang, Putri Ayuningtias
Jambura Health and Sport Journal Vol 6, No 2 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jhsj.v6i2.25270

Abstract

Kasus Thoracic Outlet Syndrome (TOS) adalah kondisi medis yang terjadi akibat kompresi saraf atau pembuluh darah di area antara tulang selangka dan tulang rusuk pertama. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan frekuensi angkat dan postur kerja dengan keluhan thoracic outlet syndrome pada buruh kapal dipelabuhan penyeberangan Gorontalo. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu 50 buruh kapal. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data dikumpulkan menggunakan pengukuran roos test, kuesioner dan formulir rula selanjutnya dianalisis menggunakan uji chi square dengan nilai alpha 0,005. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 27 responden dengan frekuensi angkat tinggi (25) responden dengan jumlah responden yang mengalami keluhan TOS sebanyak 19 responden (70,4%) dan terdapat 8 responden (29,6%) dengan frekuensi angkat tinggi tidak mengalami keluhan TOS sedangkan postur kerja, terdapat 22 responden dimana postur kerja kategori sangat berisiko sebanyak 19 responden (86,4,6%) mengalami keluhan TOS dan 3 responden (13,6%) yang tidak mengalami keluhan TOS. Simpulan terdapat hubungan antara frekuensi angkat dan postur kerja dengan keluhan TOS pada buruh kapal di pelabuhan penyeberangan Gorontalo. Saran bagi pekerja, diharapkan melakukan pemanasan dan peregangan sebelum bekerja terutama otot leher, bahu, dan punggung, istirahat yang cukup untuk memulihkan otot yang lelah dan menggunakan alat bantu angkat jika beban terlalu berat.
Penilaian Stres Kerja dan Dukungan Organisasi serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pegawai Mahdang, Putri Ayuningtias; Kiay, Riana
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 7: July 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i7.5583

Abstract

Kemampuan pegawai dalam menjalankan tugas-tugasnya dapat dilihat melalui kinerja, sehingga kinerja pegawai menjadi hal yang sangat penting bagi keberhasilan perusahaan. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya demi mencapai target. Stres kerja dan dukungan organisasi dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh stres kerja, kecerdasan emosional dan dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai di Dinas Kesehatan Kotamobagu berjumlah 50 orang, sampel penelitian berjumlah 50 responden dengan teknik total sampling. Teknik analisis data menggunakan uji Regresi Linear Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan antara stres kerja terhadap kinerja pegawai (p-value = 0,131; R = 0,217; R2 = 0,047), dan ada pengaruh signifikan antara dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai (p-value = 0,023; R = 0,322; R2 = 0,104). Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kotamobagu untuk lebih memperhatikan tingkat stres kerja pegawai dan memaksimalkan dukungan organisasi kepada pegawai.
Hubungan Aggressive Driving Behavior Dengan Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Pada Pengemudi Bus AKAP dan AKDP di Terminal Kota Gorontalo: The Relationship Between Aggressive Driving Behavior and Traffic Accidents in AKAP and AKDP Bus Drivers at the Gorontalo City Terminal Bobihhu, Fenadila Kanaila Putri; Jusuf, Herlina; Mahdang, Putri Ayuningtias
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 7: July 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i7.5597

Abstract

Aggresive driving behavior merupakan perilaku mengemudi secara agresif yang disengaja dapat mengakibatkan resiko kecelakaan karena dipicu oleh rasa ketidaksabaran dalam mengemudi dalam upaya menghemat waktu. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan antara aggressive driving behavior dengan kejadian kecelakaan lalu lintas pada pengemudi bus AKAP dan AKDP di Terminal Kota Gorontalo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan survey analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh supir bus dengan trayek AKAP maupun AKDP yang ada di Gorontalo yakni sebanyak 1.010 pengemudi bus, dan sampel yang diperoleh sebanyak 287 responden. Data di analisis dengan uji chi-square. Hasil pada penelitian ada hubungan antara variabel aggresive driving behavior dengan kejadian kecelakaan diperoleh (p-value=0,001 < ? = 0,05). Simpulan, variabel aggressive driving behavior ada hubungan dengan variabel kejadian kecelakaan lalu lintas pada pengemudi bus AKAP dan AKDP di Terminal Kota Gorontalo. Saran kepada pengemudi bus agar lebih memperhatikan keamanan dalam mengemudi dengan selalu menerapkan sikap safety driving agar pengemudi bisa terhindar dari perilaku aggressive driving yang dapat menyebabkan bahaya kecelakaan lalu lintas.
Hubungan Faktor Pengawasan K3 dan SOP K3 dengan Penerapan Safety Behavior Pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Charoen Pokphand Indonesia: The Relationship between K3 Supervision Factors and K3 SOPs with the Implementation of Safety Behavior in Production Workers at PT. Charoen Pokphand Indonesia Pakaya, Nadia; Jusuf, Herlina; Mahdang, Putri Ayuningtias
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 7: July 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i7.5598

Abstract

Safety behavior adalah perilaku pekerja dalam menggunakan alat keamanan pada saat bekerja yang dapat diamati secara langsung dengan tujuan mengurangi kecelakaan kerja. Penerapan safety behavior pada pekerja bagian produksi di PT. Charoen Pokphand Indonesia masih kurang maksimal terlihat dari pekerja yang sering tidak patuh dalam penggunaan APD. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengawasan K3, dan SOP K3 dengan penerapan safety behavior pada pekerja bagian produksi di PT. Pabrik Charoen Pokphand Indonesia. Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling. Populasi penelitian yaitu seluruh pekerja bagian produksi, diketahui jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 50 pekerja. Dengan analisis uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengawasan (p-value=0,005), SOP (p-value= 0,003). Simpulan bahwa pengawasan dan SOP terdapat hubungan secara signifikan dengan penerapan safety behavior pada pekerja bagian produksi di PT. Charoen Pokphand Indonesia dengan hasil p-value (<? 0,05). Disarankan kepada pekerja untuk melaporkan setiap pekerja yang tidak berperilaku aman agar mempermudah tugas dari pengawas, dan pekerja cenderung akan menerapkan safety behavior walaupun sedang tidak dilakukan pengawasan.
Peningkatan Kesadaran K3 Melalui Upaya Promosi K3 pada Pengrajin Bantal Kapuk: Increasing K3 Awareness Through K3 Promotion Efforts for Kapok Pillow Craftsmen Mahdang, Putri Ayuningtias; Mokodompis, Yasir; Bempa, Wimprid I
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 7: July 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i7.5757

Abstract

Kemajuan dalam bidang industri terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini dapat memberikan berbagai dampak positif. Namun dampak negatif juga tidak dapat dielakkan, salah satunya adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Khususnya pada sektor informal tidak sedikit pekerja yang tidak menyadari bahaya di lingkungan kerja. Faktor kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan metode kerja dan lingkungan kerja yang seharusnya memenuhi standar terkait keselamatan dan keamanan bekerja. Salah satu sektor industri rumahan yang banyak berkembang di Desa Buhu adalah industri rumahan (home industry) yang bergerak dalam bidang pembuatan bantal kapuk. Observasi awal yang dilakukan terdapat banyak pengrajin yang pekerjaannya masih dilakukan secara tradisional tanpa memperhatikan aspek-aspek K3 seperti tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dan bekerja dengan postur yang tidak alamiah. Pengrajin berisiko mengalami gangguan pernafasan karena terpapar dengan debu kapuk dan berisiko mengalami gangguan muskuloskeletal akibat postur kerja yang tidak alamiah. Pengabdian dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2023 di Desa Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Pengabdian dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan sebagai bentuk promosi K3 dengan metode ceramah dan diskusi. Peserta kegiatan merupakan masyarakat Desa Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo yang berprofesi sebagai pengrajin bantal kapuk. Kegiatan pengabdian ini dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai tujuan pelaksana. Diharapkan dengan adanya kegiatan pengabdian ini masyarakat yang memiliki profesi sebagai pengrajin bantal kapuk dapat menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) saat melakukan pekerjaannya agar dapat menjamin keselamatan dan kesehatan mereka
Upaya Penurunan Angka Infeksi TBC Melalui Pemberian Edukasi dan Pendampingan Kader Kesehatan dan Pengawas Menelan Obat (PMO) : Efforts to reduce TB infection rates through providing education and assistance to health cadres and drug swallowing supervisors Mahdang, Putri Ayuningtias; Paramata, Nanang Roswita; Yusuf, Zuhriana K
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 10: Oktober 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i10.6213

Abstract

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang organ paru serta organ tubuh lainnya. Penyebaran bakteri ini terjadi secara aerogen atau melalui udara dalam bentuk droplet (percikan sputum/dahak). Pasien akan mendapatkan jangka waktu pengobatan kurang lebih 6 sampai 9 bulan. Akibat dari pengobatan dalam waktu yang lama ini banyak dilaporkan bahwa pasien TBC tidak teratur minum obat, putus minum obat, pasien yang sudah menerima obat tetapi malas untuk menyelesaikan pengobatan sampai 6 bulan, sudah merasa sehat akhirnya drop out pengobatan dan keluarga kurang memberikan dukungan dalam menyelesaikan pengobatan. Prinsip pengobatan TB adalah dengan memberikan Obat Anti Tuberkulosis (OAT). OAT diberikan dengan dosis yang tepat dan teratur serta diawasi oleh PMO (Pengawas Menelan Obat) sampai tuntas. Berdasarkan data dari WHO tahun 2021 Indonesia menjadi negara dengan prevalensi tuberkulosis ke-2 tertinggi di dunia setelah India. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato tahun 2023, jumlah kasus tuberkulosis pada tahun 2020 ada 290 kasus, pada tahun 2021 sebanyak 234 kasus, dan pada tahun 2022 terjadi kenaikan dimana jumlah kasus di angka 374 kasus. Metode pengabdian ini berupa pelatihan dan pendampingan yang berikan kepada kader kesehatan dan Pengawas Minum Obat (PMO) yang ada di Desa Buntulia Jaya. Kegiatan dilakukan dalam beberapa tahap yakni persiapan, pelaksanaan dan keberlanjutan program.
Anxiety Contributing Factors in College Students during the Final Project: Ordinal Logistic Regression Analysis Tiarawati, Ni Wayan; Yahya, Lailany; Adityaningrum, Amanda; Mahdang, Putri Ayuningtias; Arsad, Nikmatisni; Abdussamad, Siti Nurmardia; Payu, Muhammad Rezky Friesta; Nasib, Salmun K.
International Journal of Health, Economics, and Social Sciences (IJHESS) Vol. 7 No. 1: January 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/ijhess.v7i1.6964

Abstract

The prevalence of anxiety disorders among university students is high, particularly during periods of high stress, such as when students are completing their final projects. This research aimed to investigate how self-confidence and anxiety levels relate among students working on their final projects at the Statistics Department at Universitas Negeri Gorontalo. Research was conducted on 86 students aged 21-26 years old using an online questionnaire. Self-confidence, self-efficacy, and social support were independent variables, while anxiety levels (mild, moderate, and severe) were dependent variables. Self-confidence was found to be significantly correlated with anxiety levels, while self-efficacy and social support were not significantly correlated. The result of ordinal logistic regression analysis indicated that students with high self-confidence were 0.13 times more likely to experience mild or moderate anxiety compared to those with moderate self-confidence. Those with high levels of self-confidence, however, are more likely to suffer from severe anxiety (26%) than those with moderate levels of self-confidence (4%). In certain academic situations, high self-confidence may not be a hindrance against anxiety. A more comprehensive understanding of anxiety will require further research considering additional factors that contribute to anxiety, factors that were not considered in this study.
Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pekerja Industri Mebel Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo: The Factors Related to Work Stress Experienced by Workers in the Furniture Industry in Dungingi Sub-District, Gorontalo City Musa, Andini Nurlatiffah H.; Jusuf, Herlina; Mahdang, Putri Ayuningtias
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 3: Maret 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i3.7085

Abstract

Stres kerja diartikan sebagai suatu kondisi yang muncul saat terjadi interaksi antar manusia dan pekerjaan dan di tandai dengan perubahan pada manusia yang memaksa mereka untuk berperilaku menyimpang dari perilaku normal mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja yang dialami oleh pekerja yang ada di industri mebel Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Populasi penelitian sebanyak 102 orang, dengan rumus slovin didapat 80 orang sampel. Variabel independen penelitian ini yaitu usia, masa kerja, lama kerja, kebiasaan sarapan sebelum bekerja, dan kebisingan. Variabel dependen yakni stres kerja. Jenis penelitian menggunakan metode kuantitatif dan suvey analitik, dengan pendekatan cross cestional. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Chi-square, untuk mengetahui hubungan antara variable independen dan dependen. Hasil penelitian didapat ada hubungan antara variabel usia, masa kerja, dan lama kerja dengan stress kerja, kemudian tidak terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan sebelum bekerja dan kebisingan dengan stres kerja yang dialami oleh pekerja mebel yang ada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Disarankan bagi pemilik mebel untuk dapat mengatur jam kerja, melakukan safety talk sebelum bekerja, dan lebih memperhatikan penggunaan APD guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
THE EFFECT OF PHYSICAL WORK ENVIRONMENT ON REPRODUCTIVE HEALTH OF WOMEN WORKERS Putri Ayuningtias Mahdang; Nikmatisni Arsad
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 4, No 3 (2022): OKTOBER: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v4i3.14569

Abstract

Kehidupan dan pekerjaan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Bagi manusia, bekerja merupakan suatu kebutuhan dasar untuk pemenuhan kebutuhan maupun keinginan, baik bagi pria maupun Wanita. Seiring dengan perkembangan dunia industri pekerja perempuan maupun laki-laki sering terpajan dengan berbagai faktor risiko yang berpotensi mengancam kesehatannya termasuk kesehatan reproduksi. Gangguan reproduksi yang sering terjadi pada Wanita adalah gangguan menstruasi, gangguan kesuburan, dan gangguan pada kehamilan. Salah satu faktor risiko penyebab gangguan kesehatan reproduksi pada pekerja wanita yang ditemui di PT. X dan PT. Y yaitu faktor lingkungan kerja fisik. Kebaruan dalam penelitian yaitu melihat pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kesehatan reproduksi pekerja wanita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan reproduksi pada pekerja wanita. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang bangun cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada dua perusahaan di Sentra Industri Kabupaten Sidoarjo. Responden penelitian berjumlah 109 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengukuran kebisingan dan suhu dilakukan langsung di lokasi penelitian guna mengetahui kondisi lingkungan di perusahaan tersebut. Model analisis data yang digunakan adalah Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 18 responden (81,8%) bekerja di area kerja panas (28oC) dan sebanyak 40 responden (64,5%) bekerja di area kerja bising (85 dB) mengalami gangguan Kesehatan reproduksi. Hasil analisis statistic menunjukan ada pengaruh suhu terhadap gangguan reproduksi (p=0,002) dan tidak ada pengaruh kebisingan terhadap gangguan reproduksi (p=0,640). Simpulan bahwa sebagian besar pekerja wanita mengalami gangguan kesehatan reproduksi.Kata kunci : Suhu, Kebisingan, dan Pekerja Wanita.     Abstract                Life and work are inseparable. For humans, work is a basic need to fulfill needs and desires, both for men and women. Along with the development of the industrial world, female and male workers are often exposed to various risk factors that have the potential to threaten their health, including reproductive health. Reproductive disorders that often occur in women are menstrual disorders, fertility disorders, and disorders of pregnancy. One of the risk factors for reproductive health disorders in female workers found at PT. X and PT. Y is the physical work environment factor. The novelty of the research is to see the effect of the physical work environment on the reproductive health of female workers. The purpose of this study was to determine the factors in the work environment that affect reproductive health disorders in female workers. This research is an observational study with a cross sectional design. This research was conducted at two companies in the Industrial Center of Sidoarjo Regency. The research respondents were 109 people using simple random sampling technique. Noise and temperature measurements were carried out directly at the research site in order to determine the environmental conditions in the company. The data analysis model used is Multiple Logistics Regression. The results showed as many as 18 respondents (81.8%) working in hot work areas ( 28oC) and as many as 40 respondents (64.5%) working in noisy work areas ( 85 dB) experiencing reproductive health problems. The results of statistical analysis showed that there was an effect of temperature on reproductive disorders (p = 0.002) and no effect of noise on reproductive disorders (p = 0.640). The conclusion is that most of the female workers experience reproductive health problems.Keywords: Temperature, Noise, and Female Workers.
RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAVIOR WITH HYPERTENSION EVENTS IN BOTUBULOWE VILLAGE, GORONTALO DISTRICT Nikmatisni Arsad; Putri Ayuningtias Mahdang; Amanda Adityaningrum
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 4, No 3 (2022): OKTOBER: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v4i3.14570

Abstract

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah kebiasaan merokok. Banyak penelitian mengatakan bahwa efek jangka panjang dari merokok adalah peningkatan tekanan darah karena adanya peningkatan zat inflamasi, disfungsi endotel, pembentukan plak, dan kerusakan vascular. Kebaruan penelitian ini karena meneliti tentang hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi di Desa Botubulowe, Kabupaten Gorontalo. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross-Sectional yang menghubungkan antara dua variabel yaitu perilaku merokok dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Botubulowe pada bulan Juni tahun 2021. Penelitian ini menggunakan instrument dengan menggunakan kuisioner dengan melakukan wawancara langsung dan menggunakan data sekunder dari Kantor Desa Botubulowe dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan analisis statistic uji chi-square. Hasil uji statistic menunjukan Tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian hipertensi di Desa Botubulowe Kab. Gorontalo dengan hasil analisis data menggunakan uji chi-square diperoleh hasil p-value = 0,478 dan Tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan jenis hipertensi pada masyarakat Desa Botubulowe Kecamatan Dungaliyo. Dengan hasil analisis data menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p (p-value) = 0,583 dimana nilai tersebut lebih besar dari α= 0,05. Kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian hipertensi pada masyarakat Desa Botubulowe Kecamatan Dungaliyo tahun 2021.Kata Kunci : Merokok; Hipertensi AbstractHypertension is an increase in systolic blood pressure 140 mmHg and diastolic blood pressure 90 mmHg. One of the risk factors for hypertension is smoking. Many studies say that the long-term effect of smoking is an increase in blood pressure due to an increase in inflammatory substances, endothelial dysfunction, plaque formation, and vascular damage. The novelty of this study is because it examines the relationship of smoking behavior with the incidence of hypertension. The purpose of the study was to determine the relationship between smoking behavior and the incidence of hypertension in Botubulowe Village, Gorontalo Regency. The research design used was Cross-Sectional which connected two variables, namely smoking behavior with the incidence of hypertension. This research was conducted in Botubulowe Village in June 2021. This study used an instrument using a questionnaire by conducting direct interviews and using secondary data from the Botubulowe Village Office. The analysis was univariate and bivariate using chi-square test statistical analysis. The results of statistical tests show that there is no relationship between smoking behavior and the incidence of hypertension in Botubulowe Village, Kab. Gorontalo with the results of data analysis using the chi-square test, the results obtained p-value = 0.478 and there is no relationship between smoking behavior and the type of hypertension in the community of Botubulowe Village, Dungaliyo District. With the results of data analysis using the Chi-Square test, the p value (p-value) = 0.583 where the value is greater than = 0.05. Conclusion that there is no relationship between smoking behavior and the incidence of hypertension in the people of Botubulowe Village, Dungaliyo District in 2021.Keywords : Smoking; Hypertension