Articles
PEMBELAJARAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BERWAWASAN MODERAT
Muchlis, Muchlis
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 21, No. 1, Juni 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23917/profetika.v21i1.11053
Pada beberapa institusi pendidikan sering tidak disadari telah melahirkan peserta didik / siswa yang memiliki sikap menutup diri dari kebenaran yang disampaikan oleh pihak lain, kecenderungan kepada pemahaman dan sikap ekstrim. Konsep Pendidikan Agama Islam (PAI) berwawasan moderat hadir untuk mengatasi hal tersebut. Sehingga dalam memahami nilai-nilai pokok multikultural mulai dari sikap inklusif terhadap perbedaan-perbedaan, menghormati, demokrasi, toleransi, menghargai hasil karya orang lain, sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam suatu komunitas atau masyarakat yang berbeda latar belakang suku, budaya, bahasa, agama, dan lain-lain, sehingga pada akhirnya siswa diharapkan mampu mempraktekkan sikap-sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) berwawasan moderat yang dimaksud dalam tulisan ini adalah terfokuskan pada tiga hal; yaitu strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran.
Pengaruh Pengunaan Model Reciprocal Teaching terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP
Baeti, Nur;
Mikrayanti, Mikrayanti;
Mutmainah, Mutmainah;
Silviana, Dewi;
Sartika, Dewi;
Muchlis, Muchlis
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (268.749 KB)
|
DOI: 10.31004/jptam.v5i2.1321
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Reciprocal Teaching terhadap hasil belajar matematika siswa SMP. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu. Desain penelitian ini menggunakan control group pretest and posttest design. Penelitian ini menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional dengan metode diskusi, ceramah dan tanya jawab. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Bima. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling, sehingga diperoleh kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan VIII B sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes uraian. Uji hipotesis menggunakan uji independent sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model Reciprocal Teaching berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 8 Kota Bima.
TRADISI PESANTREN DALAM TANTANGAN ARUS GLOBALISASI
Muchlis Muchlis
Kreatif: Jurnal Pemikiran Pendidikan Agama Islam Vol 13 No 1 (2015): Januari
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Tarbiyah IAI Muhammadiyah Bima
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52266/kreatif.v13i1.74
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan pendidikan itu sendiri. Namun sekarang keberadaan pesantren itu sendiri sudah mulai dihadapkan dengan tantangan berupa perubahan dan dinamika dari kehidupan manusia itu sendiri. Tulisan sederhana ini selain akan menjelaskan tradisi yang dimiliki pesantren, juga akan menjelaskan peran dan fungsi yang dapat dimainkan oleh dunia pesantren, serta perubahan dan dinamika yang terdapat dalam dunia pesantren dalam rangka menjawab tantangan arus globalisasi.
TINJAUAN MAKNA SAINS DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Muchlis Muchlis
PELANGI: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol 3 No 2 (2021): September
Publisher : Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Tarbiyah IAI Muhammadiyah Bima
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52266/pelangi.v3i2.674
Tulisan ini mencoba mengulas perspektif Islam tentang makna sains. Ada beragam pendapat tentang makna sains, namun dalam tulisan ini ingin memperjelas bagaimana Islam memaknai sains. Dengan ada kajian tentang sains dalam pandangan agama Islam, maka menjelaskan kembali kepada kita bahwa segala ilmu pengetahuan (sains) itu bersumber dari Al-Qur’an. Hal ini dapat ditemukan beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang berbicara tentang proses penciptaan sains tersebut. Dengan adanya Islamisasi sains tersebut juga menyadarkan kembali para ilmuan dan saintis agar mampu menghasilkan sains yang selaras dengan ajaran Islam. Metode pengumpulan data dalam tulisan ini adalah studi pustaka. Sumber data dalam tulisan ini adalah buku dan literatur lainnya yang memiliki kaitan. Tulisan ini menyajikan fakta bahwa sains tidak bertentangan dengan Islam, hal ini dibuktikan beberapa ayat dalam al-Quran yang berbicara tentang alam (sains) yang dengan demikian mempertegas dan memperjelas bagaimana Islam memaknai sains.
KARAKTERISTIK GURU TELADAN DALAM TINJUAN AL-QURAN SURAH AL-KAHF AYAT 65
Muchlis Muchlis
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 3 No 1 (2019): April
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.247
Guru mempunyai peranan yang besar dan strategis dalam proses belajar dan mengajar selain materi (kurikulum) dan metode (sistem kurikulum). Hal ini disebabkan karena guru menjadi subjek terdepan dalam pelaksanaan proses pendidikan. Kehadiran guru dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting, peran guru itu sampai saat ini masih belum dapat digantikan oleh teknologi sekali pun. Guru adalah sosok yang langsung berhadapan dengan peserta didik dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus mendidik putra bangsa dengan nilai-nilai konstruktif. Oleh karena demikian, maka guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Al-Quran sebagai pedoman bagi kehidupan manusia dalam segala aspek termasuk pendidikan, juga memberikan rambu-rambu tentang karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang guru (terutama guru pendidikan Islam). Di antara kompetensi terpenting yang harus dimiliki oleh seorang guru yang dipahami dari QS al-Kahf: 65 adalah kompetensi keagamaan (‘abdun), kompetensi kepribadian (rahmah), kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional (‘ilm).
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM KHR. ABDULLAH BIN NUH
Ismail Syakban;
Muchlis Muchlis
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 5 No 1 (2021): April
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52266/tadjid.v5i1.629
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemikiran pendidikan KH.Raden Abdullah Bin Nuh yang merupakan salah satu ulama Jawa Barat dan termasuk tokoh pembaharu pendidikan Islam yang berhasil mengembangkan lembaga pendidikan non-pemerintah (swasta), dan mengembangkan lembaga pendidikan formal dan non-formal.Gagasan dan pemikiran pendidikan KHR. Abdullah Bin Nuh secara implisit dapat ditelusuri dari berbagai karya tulis seta akrivitasnya. Dari berbagai judul buku yang ditulisnya tersebut secara eksplisit tidak ada yang berjudul pendidikan dalam arti ilmu pendidikan, yang dijumpai dalam buku tersebut adalah nilai-nilai luhur yang harus ditanamkan kedalam jiwa masyarakat.Dengan demikian, Abdullah Bin Nuh dapat dikatakan sebagai praktisi pendidikan, yaitu orang yang mengabdikan seluruh jiwa dan raganya untuk mendidik masyarakat. Pemikiran pendidikan KHR. Abdullah bin Nuh lebih mengutamakan akhlak (tasawuf). Hal ini terwujud dari berbagai pengalaman dan pendalaman berbagai disiplin ilmu.karya Al- Ghazali banyak memberikan ide dalam menerbitkan gagasan-gagasan konsep pendidikan KHR.Abdullah Bin Nuh. Ini terbukti dengan nama-nama lembaga pendidikan diantaranya: Pesantren Al-Ghazali, Majlis Ta‟lim Al-Ihya yang keduanya berada di kota Bogor. Beliau juga menterjemahkan beberapa kitab karangan Al-Ghazali seperti: Minhajul „abidin, sebagian dari kitab Ihya „ulumuddin, serta materi yang menjadi bahan kajian mengkhususkan merujuk kitab Al-Ghazali.
Pengembangan Modul IPA Berkarakter Terintegrasi Nilai-Nilai Islam untuk Meningkatkan Sikap Spiritual Peserta Didik SMP/MTs
Muchlis Muchlis;
Magfirah Perkasa;
Muhammad Irwansyah;
Ariyansyah Ariyansyah
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 10 No 2 (2020): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37630/jpm.v10i1.335
National education system aims to produce students who have intact intelligence, be it intellectual intelligence, emotional intelligence, spiritual intelligence and social intelligence. But the facts in the field say differently. Spiritual and social intelligence tends to be overlooked by educators in schools. Therefore, this research was carried out with the aim of producing a science module with an integrated character of Islamic values to improve students' spiritual attitudes or those that meet valid and effective criteria. This type of research is development research that follows the stages of Thiagarajan development which consists of the stages of defining, designing, developing and disseminating. The instruments used were validation sheets and student response questionnaires. Based on the results of limited trials, it can be concluded that the science module with the character of integrated Islamic values meets the criteria of validity and effectiveness. Hopefully the results of this research can be used as a reference in improving the quality of education in Indonesia, especially in Bima City, West Nusa Tenggara Province.
PEMBELAJARAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BERWAWASAN MODERAT
Muchlis Muchlis
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 21, No. 1, Juni 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23917/profetika.v21i1.11053
Pada beberapa institusi pendidikan sering tidak disadari telah melahirkan peserta didik / siswa yang memiliki sikap menutup diri dari kebenaran yang disampaikan oleh pihak lain, kecenderungan kepada pemahaman dan sikap ekstrim. Konsep Pendidikan Agama Islam (PAI) berwawasan moderat hadir untuk mengatasi hal tersebut. Sehingga dalam memahami nilai-nilai pokok multikultural mulai dari sikap inklusif terhadap perbedaan-perbedaan, menghormati, demokrasi, toleransi, menghargai hasil karya orang lain, sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam suatu komunitas atau masyarakat yang berbeda latar belakang suku, budaya, bahasa, agama, dan lain-lain, sehingga pada akhirnya siswa diharapkan mampu mempraktekkan sikap-sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) berwawasan moderat yang dimaksud dalam tulisan ini adalah terfokuskan pada tiga hal; yaitu strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran.
Perkembangan Pendidikan Masa Dinasti Umayyah (41-132 H / 661-750 M)
Muchlis Muchlis
Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam Vol 5, No 1 (2020): JUNI
Publisher : IAIN Bengkulu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29300/ttjksi.v5i1.2863
Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi aspek pendidikan yang telah membangun peradaban di Era Umayyah. Khalifah Umayyah Ibn Abi Sufyan mengubah sistem politik yang awalnya demokratis diubah menjadi Monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Dalam mengendalikan pemerintahannya, Muawiyah memusatkan hampir semua perhatiannya pada masalah politik dan keamananan. Perkembangan gerakan politik dan militer yang terjadi saat ini, baik dalam upaya memperluas wilayah Islam maupun dalam menghadapi pemberontakan, menjadi pemicu pertumbuhan dan perkembangan di ranah pemikiran. Meskipun demikian, di era Dinasti Umayyah juga menghasilkan bangunan peradaban yang layak untuk dijadikan sebagai bahan studi. Di antara prestasi peradaban yaitu dari aspek pendidikan yang tumbuh dan berkembang dengan baik.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEBIASAAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
SAIFULLAH SAIFULLAH;
MUCHLIS MUCHLIS
SUPERMAT : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1 (2018): Supermat : Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33627/sm.v2i1.88
This study aims to determine whether there is a relationship between achievement motivation and students' mathematics learning habits with student achievement. This research is a correlation study consisting of two independent variables, namely achievement motivation and students' mathematics learning habits, and one dependent variable, student learning achievement. The research was conducted in Bima City 5 Middle School Class VIII-B in 2017 with a sample of 23 people taken by proportional random sampling. The results of this study produce three conclusions, namely: There is a positive and significant relationship between achievement motivation and student achievement with a correlation coefficient (ry1) of 0.90 and a coefficient of determination (r1y1) of 90% with a regression equation Ŷ1 = 53.832 + 2.579X1. A positive and significant relationship between students' mathematical learning habits and student achievement, with a correlation coefficient (ry2) of 0.74 and a coefficient of determination (r²y2) of) 74% with a regression equation Ŷ1 = 7.102 + 0.742X2. Positive and significant relationship between achievement motivation and mathematics learning habits of students with student learning achievement with a correlation coefficient (ry12) of 0.830 and a coefficient of determination (r²y12) of 83% with a regression equation Ŷ12 = 3.177 +0.062 X1 + 0.753X2. The conclusion of this study is that student learning achievement can be improved through increasing achievement motivation and students 'mathematics learning habits as indicated by the determination coefficient of 0.830 which means the contribution of achievement motivation and students' mathematics learning habits with student learning achievement is 83%.