Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : MEDIA MATRASAIN

LANDASAN PEMAHAMAN ”GREEN ARCHITECTURE” UNTUK PENDIDIKAN ARSITEKTUR Poedjowibowo, Djajeng; Tondobala, Linda
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 1 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPada dasarnya, perkuliahan Arsitektur Lingkungan mensinergikan materi sub arsitektur dan lintas disiplin untuk mendukung tercapainya rancangan yang optimal dan bernuansa berkelanjutan dengan meminimalisir : pencemaran, perusakan, dan pemborosan sumberdaya.Selama ini kurikulum pendidikan arsitektur masih menempatkan konteks perkuliahan arsitektur lingkungan dalam porsi yang tidak signifikan dalam sudut pandang jumlah SKS maupun isi materi. Sementara itu, dalam kondisi sekarang (dan masa depan) kebutuhan akan pemahaman arsitektur ramah lingkungan, sudah semakin kompleks dan membutuhkan perhatian yang sangat memadai, khususnya pada calon arsitek. Berbagai permasalahan lingkungan hidup dunia seperti “global warming”, urban heat island, air bersih, persampahan, maupun pencemaran domestik lainnya, membutuhkan pemecahan dengan peran penting para arsitek.Tulisan ini memaparkan usulan komposisi mata kuliah terkait arsitektur lingkungan terhadap mata kuliah lainnya. Komposisi tersebut dihasilkan melalui kajian dengan dua pendekatan. Pendekatan pertama berupa uji struktur kurikulum pada kasus di Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi. Pendekatan kedua melalui penyebaran kuesioner yang dievaluasi secara statistik. Kuesioner ditujukan kepada mahasiswa, user, profesional arsitek yang berdomisili di Sulawesi Utara.Ternyata dalam hasil uji kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar user, mahasiswa maupun para praktisi belum memahami dengan baik mengenai arsitektur hijau yang sebenarnya akan menjadi tuntutan arsitektur masa depan.Kata kunci : silabus, kompetensi, arsitektur hijau
ARSITEKTUR TEPI AIR Tangkuman, Dwi Juwita; Tondobala, Linda
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDasar pemikiran makalah ini yaitu semakin berkembangnya konsep pengembangan Kota Tepi Air yang sudah banyak diadopsi oleh banyak Negara didunia.Kawasan tepi air (waterfront) merupakan bagian elemen fisik kota yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan yang hidup (livable) dan tempat berkumpul masyarakat. Dalam perkembangannya Konsep Waterfront di beberapa Negara didunia memiliki konsep yang cenderung sama.Pengembangan waterfront seharusnya mampu di olah secara optimal untuk menonjolkan potensi serta karakteristk daerah masing-masing. Untuk menghadirkan konsep pengembangan yang efektif dan fungsional, maka perlu dikendalikan dengan mempertimbangkan aspek baik dari segi fisik maupn non fisik. Dengan penekanan terhadap Apek Lingkungan Maupun Fungsi. Aspek-aspek pertimbangan diperoleh berdasarkan studi literatur. Hasil studi menunjukkan bahwa dalam pengembangan waterfront penting untuk mengharmoniskan antara kota/lahan dan air agar keduanya dapat berperan timbal balik. Hubungan timbal balik antara keduanya dapat mewujudkan suatu lingkungan yang tertata dengan baik juga menghadirkan fungsi-fungsi yang mewadahi kegiatan dalam kawasan tepi air secara lebih efektif dan fungsional.Kata Kunci : arsitektur, tepi air
ANIMASI DALAM TECHNO PARK Wowor, Marcovani; Tondobala, Linda
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekarang ini teknologi komputer berkembang dengan sangat pesat, sehingga sering muncul pepatah “orang yang tidak mengerti teknologi adalah orang yang ketinggalan zaman”. Salah satu teknologi komputer yang populer dan terus berkembang saat ini adalah teknologi animasi. Animasi sendiri sebenarnya merupakan ciptaan manusia yang bersifat menghibur sekaligus mendidik bagi manusia dimana biasanya dituangkan dalam bentuk gambar yang terlihat seperti hidup dan memiliki karakter  sendiri yang mudah diserap/dimengerti anak-anak, karena sasaran utama dari animasi sendiri pada awalnya adalah anak-anak. Baru kemudian berkembang meluas ke semua kalangan. Dalam perkembangannya animasi mulai digunakan dalam dunia arsitektur terutama untuk kepentingan mempresentasikan hasil perancangan dengan menggunakan program komputer seperti autoCAD, 3D max, skechup, archiCAD dll. Seiring  dengan perkembangan teknologi pada bangunan maka animasi tidak hanya digunakan untuk presentasi hasil rancangan  saja tapi mulai diterapkan nyata pada bangunan. Hal tersebut biasanya  untuk menarik minat masyarakat mengunjungi bangunan tersebut. Contohnya adalah pembuatan gambar-gambar animasi sebagai pengganti cat dinding bangunan untuk menarik minat pengunjung, penggunaan hologram atau  karakter animasi tertentu  pada bangunan, dibuatnya bangunan theme park dan area bermain atau pendidikan  yang menyajikan animasi seperti simulasi 3d, robot ataupun hologram animasi. Dan yang mulai berkembang dan populer saat ini adalah techno park. Techno park sendiri mirip dengan theme park hanya bedanya  techno park menggunakan teknologi lebih futuristik dan tidak hanya diperuntukan untuk hiburan atau pendidikan tetapi lebih luas lagi techno park mencakup kedua fungsi untuk pendidikan dan hiburan. Pada makalah ini materi yang akan diangkat adalah penggunaan/penerapan animasi dalam techno park itu sendiri. Kata kunci: Animasi, Teknologi, Theme Park
KELAYAKAN PUSAT KOTA MANADO SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA Tondobala, Linda
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 3 (2012)
Publisher : Jurusan Arsitektur, FT - UNSRAT Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manado, kota yang sudah berusia 387 tahun memiliki sejarah yang panjang dalam perkembangan kota. Keragaman warisan sejarah, budaya, nilai dan pola hidup masyarakat serta kepercayaannya, tercermin dalam wujud fisik kota. Dari segi historis Pusat Kota Manado bertumbuh di sekitar daerah pelabuhan lama, adalah lokasi yang menjadi embrio pertumbuhan kota Manado. Di kawasan ini peradaban kota terbentuk. Peninggalan sejarah berupa artefak (bangunan, arsitektur, prasarana fisik dan benda fisik lainnya) merupakan aset wisata yang memberikan ciri Pusat Kota Manado. Pusat Kota Manado,sebagai historic city, diperkaya oleh lokasinya yang berada di pesisir pantai dan sungai sehingga memiliki daya tarik lingkungan alami. Sayangnya potensi alami dan peninggalan peradaban kota belum ditunjang oleh infrastruktur yang memadai dan elemen perancangan kota. Demikian pula, obyek wisata yang ada belum kompak membentuk unity citra/identitas pusat kota. Urban heritage di pusat kota masih bersifat statis. Artefak sejarah, budaya dan kondisi/ekspresi sosial mayarakat tidak dikembangkan secara integratip dan saling melengkapi/memperkuat. Padahal artefak yang ada jika ditunjang oleh kondisi kawasan yang dinamis akan ?menghidupkan kawasan? (tercipta animasi urban) dan menarik wisatawan untuk melakukan aktivitas pariwisata. Kata kunci : Pusat Kota Manado, wisata sejarah, wisata alam, wisata kota, destinasi pariwisata
ANALISIS KEMAMPUAN DAN KESESUAIAN LAHAN EKS HUTAN GUNUNG TUMPA DALAM KONTEKS KEBIJAKAN REDISTRIBUSI LAHAN Lalujan, Tirza Gloria; Tondobala, Linda; Sangkertadi, .
MEDIA MATRASAIN Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Arsitektur, FT - UNSRAT Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahan eks Hutan Gunung Tumpa adalah lahan yang dilepas dari TAHURA Gunung Tumpa dan termasuk dalam Tanah Objek Reforma Agraria (TORA). TORA adalah kawasan hutan negara atau tanah negara yang terlantar dan salah satu pendekatan dalam Redistribusi Lahan. Redistribusi Lahan adalah suatu proses yang berkesinambungan berkenaan dengan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya agrarian. Oleh karena itu, diperlukan analisis kemampuan dan kesesuaian lahan Eks Hutan Gunung Tumpa dalam konteks kebijakan redistribusi lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kemampuan lahan, kesesuaian lahan dan merekomendasi peruntukan lahan yang sesuai. Penilitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan melakukan analisis spasial. Sesuai dengan analisis tersebut, maka dalam menganalisis kemampuan dan kesesuaian lahan menggunakan metode pembobotan berdasarkan PERMEN PU No.20 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknik Analisis Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang. Berdasarkan hasil studi, didapati bahwa hampir sebagian wilayah Lahan Eks Hutan Gunung Tumpa memiliki kemampuan pengembangangan sangat tinggi dan kesesuaian lahannya sesuai. Sehingga rekomendasi arahan peruntukan lahan yang sesuai untuk redistribusi lahan adalah hutan lindung, kawasan rawan bencana alam, sungai, kawasan hutan produksi, kawasan permukiman dan kawasan perdagangan jasa. Kata Kunci : Kemampuan Lahan, Kesesuaian Lahan, Redistribusi Lahan
RESPON TERHADAP BAKU KEBISINGAN BUNYI DENGAN PENEKANAN PADA SOUNDSCAPES DI PUSAT KOTA. STUDI KASUS KAWASAN TKB DI KOTA MANADO (RESPONSE TO THE STANDARD NOISE WITH EMPHASIS ON SOUNDSCAPES IN THE CENTER TOWN. A CASE STUDY OF THE AREA OF TKB IN MANADO) Suriandjo, Hendrik S.; Tondobala, Linda
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Arsitektur, FT - UNSRAT Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Standard noise in Indonesia is about the noise level in the living environment and based on the Decree of the Minister of Environment No. Kep-48/Menlh/11/1996. Acoustics soundscapes is part of the living environment that put emphasis on the quality of the sound perception by people. The purpose of this study to determine the amount of the value of sound-level for the comfort of the public open space in urban areas. It will be then be proposed as new standard of sound comfort in RTNH (Non Green Open Space) in the city center. The study has aim also to discover the benefits of soundscapes as a tool of analysis in the design of the city. The experiment was conducted in center-town of Manado (TKB area). The study apply mix methods, measurements with a sound level, and descriptive analysis by using qualitative and quantitative approaches. Calculations also realized by applying formula LAeq (10 minutes) and Leq (afternoon), to get the standard limit noise of the area. The results showed that the response of people feel comfortably in the range of 55 to 60 dBA. These values may reach of 20% higher than as mentioned in the standard noise level in Indonesia (Kep-48/Menlh/11/1996). Moreover, it can be justified that soundscapes can be used as tool in the analysis of urban design, especially in the search for the meaning of places.Key Word : standard outdoor noise, response, soundscapes, public open space
PENGEMBANGAN STRUKTUR RUANG : MEREDUKSI MOBILITAS PERKOTAAN Tondobala, Linda
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 2 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan perkotaan yang berlangsung sangat pesat telah berdampak meluas/menyebar sehingga batas antara perkotaan dan perdesaan menjadi tidak jelas (urban sprawl). Jumlah penduduk yang terus meningkat berimbas pada permasalahan transportasi yang semakin kompleks. Salahsatu konsep pengembangan kota saat ini adalah smart growth dan compact city dimana dimensi keberlanjutan menjadi perhatian utama. Pengembangan struktur ruang yang kompak dengan skala ruang kecil, merupakan respon terhadap urban sprawl dan mobilitas perkotaan. ‘Kepadatan’ dalam compact city yang tercermin dalam tata guna lahan sangat berpengaruh terhadap perilaku mobilitas masyarakat. Kata kunci : struktur ruang, keberlanjutan, kota kompak, mobilitas
PLACE MAKING DI RUANG PUBLIK TEPI LAUT KOTA MANADO Syafriny, Reny; Tondobala, Linda; Waani, Judy O.; Warouw, Fela
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 1 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan tepi laut kota Manado, yang didominasi oleh pembangunan pusat perdagangan dan rumah makan telah mengurangi peluang warga untuk mengakses tepi laut untuk berekreasi. Meski terdapat dalam jumlah dan jenis yang sangat terbatas, ruang rekreasi yang disediakan kurang memberikan peluang maksimal bagi warga untuk beraktivitas karena dirancang dan dikelola tidak berdasarkan kebutuhan pengguna.Placemaking adalah sebuah filosofi, konsep, dan pendekatan yang memberi sinergi maksimal antara kualitas ruang dan kualitas manusia secara berimbang dalam perancangan dan evaluasi ruang yang dianggap gagal dalam penyelenggaraan ruang publik. Prinsip kerjanya adalah pendekatan berbasis pengguna yang mampu membantu warga kota merubah ruang publiknya menjadi tempat yang hidup dan menyenangkan untuk dikunjungi di waktu senggang.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai keterikatan warga kota dengan ruang tepi laut, mengungkap jenis aktivitas dan tingkat kepuasan warga terhadap kondisi ruang rekreasi yang ada guna menetapkan kebutuhan rancangan. Metode yang digunakan adalah kuesioner tertutup dan terbuka dengan analisis kualitatif eksploratori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat warga untuk berekreasi di tepi laut cukup tinggi, namun peluang untuk melakukannya sangat terbatas karena penyediaan fasilitas penunjang tidak mendukung kegiatan yang diinginkan.Kata kunci : placemaking, ruang publik, rekreasi, pengguna ruang.
IMPLEMENTASI KONSEP ZERO ENERGY BUILDING (ZEB) DARI PENDEKATAN ECO-FRIENDLY PADA RANCANGAN ARSITEKTUR Magdalena, Enggrila D.; Tondobala, Linda
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 1 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pembangunan diiringi kemajuan teknologi yang semakin tinggi saat ini, menyebabkan bangunan menjadi bagian dari beban lingkungan hidup yang besar. Hal ini dibuktikan oleh data yang menyatakan bahwa Sektor bangunan menyerap sebesar 40% sumber energi dunia, bahkan di Indonesia, sektor ini bertanggung jawab terhadap 50% dari total pengeluaran energi, dan lebih dari 70% konsumsi listrik secara keseluruhan (EECCHI, 2012). Dari besarnya penggunaan energi tersebut, sektor bangunan berkontribusi terhadap 30% emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia. Dampak konsumsi energi bangunan yang besar terhadap alam, tentunya menyebabkan kondisi sumber daya alam khususnya sumber – sumber tak terbarukan menjadi  semakin langka dan akan sulit diakses dalam beberapa tahun mendatang. Menanggapi hal tersebut, maka diperlukan pendekatan secara ramah (Eco-Friendly) bagi setiap perancangan bangunan.Pendekatan bangunan secara ramah (Eco-Friendly Architecture) atau yang disebut juga Arsitektur Hijau, menghasilkan beberapa konsep perancangan arsitektur seperti: Conserving Energy ( Hemat Energi), Working with Climate (memanfaatkan kondisi dan sumber energy yang alami), Respect for site (menanggapi keadaan tapak pada bangunan), Respect for User (memperhatikan pengguna bangunan), Limitting New Resources (meminimalkan sumber daya baru), dan Holistic. Dengan latar belakang isu sumber energi tak terbarukan yang mulai menipis serta dampak buruk yang dihasilkan akibat konsumsi energy (tak terbarukan) bagi lingkungan, maka akan lebih baik bila dalam perancangan pembangunan lebih berfokus pada usaha konservasi dan efisiensi energi bangunan sehingga menjadi rancangan bangunan rendah energi. Bahkan tidak hanya mampu menghemat energi tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan energinya sendiri ( Bangunan Nol Energi).Konsep Zero Energy Building (ZEB) adalah terciptanya bangunan hijau yang dapat menghasilkan energi terbarukan yang cukup secara lokal untuk menyamai atau melebihi penggunaan energi dalam periode yang ditentukan. Pada dasarnya, dalam mengaplikasikan konsep ZEB yang harus diperhatikan adalah bagaimana menyeimbangkan antara jumlah sumber daya yang dipakai dengan jumlah sumber daya yang dihasilkan. Dengan konsep tersebut, desain bangunan akan memegang peranan yang sangat penting untuk mengurangi konsumsi sumber daya sebanyak mungkin, dan beban untuk menghasilkan sumber daya menjadi lebih ringan.   Kata Kunci : Zero Energy Building, Hemat Energi, Eco-Design
Co-Authors . Sangkertadi A.A. Ketut Agung Cahyawan W Alfonse F. V. Rambing, Alfonse F. V. Anggreny Purukan Awalyah, Ria Rezky Bambulu, Virgin Juliet Bleskadit, Myron L. Bonde, Christiana P. Brian Erfino Wattimena, Brian Erfino Christie L. Ciputra Christo Andrizen Sumaraw, Christo Andrizen Christy Mamasung, Christy Cynthia E. V. Wuisang, Cynthia E. V. Desty Rara Retna Kalude Djajeng Poedjowibowo Dwi Juwita Tangkuman Dwight M Rondonuwu, Dwight M Elias, Stefharen Elshaday Esli D Takumansang Esli D. Takumansang Esly Takumansang, Esly Faizah Mastutie Fela Warouw Fella Warouw Filipus, Theodorus Frans, Aurina J. Gobel, Indra Wirana Jaya Hassanah, Jumiatun Hendrik S. Suriandjo Ingerid Moniaga Jefrey I. Kindangen Jerry M. Fransz Judy O. Waani Julianus A. R. Sondakh Kairupan, Frenny F. F. Lakat, Ricky Laloma, Indriana Lalujan, Tirza Gloria Lawene, Chilfy Lewina Leidy M. Rompas Lumempouw, Ronald A. M. M Rengkung Magdalena, Enggrila D. Manumpil, Gabriela Fabiola Marcovani Wowor Mariani R.G.O Sakul Medica P. Tahalea, Medica P. Michael M Rengkung, Michael M Michael M. Rengkung Michael Rengkung Moh Yushar Fadhly, Moh Yushar Nua, Wahyudi Septantio Octavianus Hendrik Alexander Rogi Pattiasina, Melinda Kimberley Peggy Egam Pelupessy, Mariolissa E Pierre H Gosal, Pierre H Pollo, Joel Yermia Prof. Sangkertadi Raymond Ch. Tarore Regar, Glandy Marcelino Reny Syafriny Rieneke L Sela, Rieneke L Rieneke L. E. Sela Rumengan, Friska S Syafriyani Sangkertadi Sangkertadi Sela, Rieneke L.E Serin, Wilem Shelen Prisci Liem Siridaeng, Holy V. Sitanggang, Roulina A. Siti Humairah Sondokan, Kristi H. Sonny Tilaar Stefanus T Tanod Steward Rahantoknam, Steward Sungkar, Iqbal L Suparjo, Suriyadi Surbakti, Anugra Prasetyo La'lang Suryadi Supardjo, Suryadi Syafrini, Reny Tarumingkeng, Francis Andreas Teguh R Hakim Tilaar, Sonny S Topo, Ruth Miranda Verry Lahamendu, Verry Vicky H Makarau, Vicky H Vicky Makarau, Vicky Wansaga, Naltri Andre Wardono, Surakanti S. Watung, Christania H.T. Westplat, Muhammad Jusnardi Hardyan Windy Mononimbar Winsensius S. P. Raco Wowor, Laurensius M