Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search
Journal : SPASIAL

KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA DI PULAU MANTEHAGE Serin, Wilem; Tondobala, Linda; Gosal, Pierre H
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Mantehage merupakan salah satau pulau yang berada di Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Secara geografis Pulau Mantehage terletak disebelah utara dari ujung Pulau Sulawesi pada posisi 124 0 45’ 20’’ BT 1˚ 42’ 56’’ LU, dengan luas Pulau Mantehage 18,56 km2 dan dikelilingi hutan mangrove. Kondisi infrastruktur di Pulau Mantehage perlu untuk mendukung ketersediaan prasarana dan sarana serta pelayanannya terhadap masyarakat di Pulau Mantehage. Tujuan penelitian ini adalah mengindentifikasi persebaran dan kondisi eksisting prasarana dan sarana di Pulau Mantehage dan menganalisis kebutuhan prasarana dan sarana serta pelayanannya di Pulau Mantehage berdasarkan proyeksi 5 tahun yang akan datang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan analisa menggunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam  pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan infrastruktur di Pulau Mantehage belum memadai dan ada juga yang memadai. Infrastruktur yang memadai yaitu infrastruktur hijau, fasilitas umum, fasilitas sosial dan infrastruktur transportasi dan mobilisasi, sedangkan infrastruktur yang belum memadai yaitu infrastruktur jalan karena perlu adanya peningkatan kualitas jalan di beberapa titik ruas jalan akibat kerusakan material perkerasan, infrastruktur drainase belum memadai karena ada beberapa titik ruas jalan yang tidak terdapat drainase sehingga perlu adanya pembuatan drainase baru agar dapat menampung debit air hujan. Infrastruktur air bersih belum memadai karena beberapa titik lokasi sumber mata air mengandung air payau, masyarakat Pulau Mantehage menggunakan air bersih bersumber dari air hujan sehingga perlu dilakukan prediksi berupa proyeksi 5 tahun kedepan (tahun 2020) namun untuk 5 tahun kedepan mungkin bisa telayani namun ketersediaan debit sumber mata air belum perlu dapat melayani masyarakat di tahun 2020. Infrstruktur persampahan di Pulau Mantehage secara umum masih di bakar tapi untuk kedepannya perlu disediakan mesin pembakar sampah. Infrsatruktur telekomunikasi perlu penyediaan tower BTS menara telekomunikasi sebagai solusi layanan komunikasi dan informasi di daerah terpencil seperti pedesaan dan pulau-pulau. Infrastruktur listrik di Pulau Matehage bersumber dari PLN sehingga perlu adanya penambahan pasokan listrik seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Solar Cell) di Pulau Mantehage. Kata Kunci : Infrastruktur, Pulau Mantehage
TINGKAT KETANGGUHAN DAN KETAHANAN KOTA MANADO TERHADAP BENCANA Watung, Christania H.T.; Sela, Rieneke L. E.; Tondobala, Linda
SPASIAL Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan resilient city sangat penting mengingat posisi kebanyakan kota-kota di Indonesia yang tidak terlepas dari berbagai jenis ancaman bencana alam dan bencana akibat perilaku manusia didalamnya. Kota Manado menurut Indeks Resiko Bencana Indonesia oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengidentifikasikan tingkat kerawanan Kota Manado terhadap bencana membaik dari skala “tinggi” di tahun 2011 menjadi skala “sedang” di tahun 2013. Isu strategis terkait dengan bencana di Manado dan sekitarnya adalah keberadaan multi risiko bencana (banjir, longsor, tsunami, gempa bumi, dan erupsi gunung api) merupakan suatu kenyataan yang menegaskan kondisi kerentanan wilayah ini, yang membutuhkan upaya penanggulangan yang terintegrasi dan sistemik. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi sebaran daerah-daerah rawan bencana banjir, gunung api, tsunami, gempa bumi dan longsor di Kota Manado dan mengukur tingkat ketangguhan dan ketahanan Kota Manado terhadap bencana banjir, erupsi gunung api, tsunami, gempa bumi dan longsor melalui kriteria Penilaian ketangguhan dan ketahanan Kota. Penelitian ini berlokasi di Kota Manado. Metode yang digunakan adalah metode analisis spasial dan analisis deskriptif untuk menghasilkan peta-peta serta informasi landasan penilaian tingkat ketangguhan dan ketahanan Kota Manado terhadap bencana. Hasil analisis menunjukan dari 9 kriteria didalamnya yang memiliki capaian tertinggi adalah kriteria fasilitas pelayanan publik, diikuti dengan kriteria kesiapsiagaan stakeholder, perencanaan dan perizinan, tata ruang, kelembagaan dan anggaran kemampuan dasar stakeholder, sosial ekonomi, penelitian, teknologi dan ekosistem serta kriteria infrastruktur yang memiliki capaian paling rendah.Kata Kunci : Kota Tangguh, Ketahanan, Bencana, Kota Manado
ANALISIS PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) BERBASIS GEOGRAPHY INFORMATION SYSTEM (GIS) DI KOTA TOMOHON Pattiasina, Melinda Kimberley; Tondobala, Linda; Lakat, Ricky
SPASIAL Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak menjadi kota otonomi, dinamika pembangunan di kota Tomohon mengalami peningkatan yang signifikan. Seiring perkembangan suatu daerah atau kota yang semakin meningkat baik dari segi penduduk, prasarana sarana, pelayanan publik, serta aspek lainnya, akan disertai juga dengan timbulnya dampak salah satunya permasalahan sampah. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tahapan akhir pemrosesan sampah oleh sebab itu TPA harus dipersiapkan dengan baik termasuk dalam Pemilihan lokasi TPA yang sesuai standar yang berlaku agar sampah dapat terkelola dengan baik dan meminimalisir pencemaran. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengetahui tahapan pemilihan lokasi TPA berdasarkan standar yang berlaku dengan mengunakan Geography Information System (GIS); 2) menganalisis faktor-faktor penentu dalam pemilihan lokasi TPA berdasarkan karakteristik wilayah; 3) menemukan alternatif lokasi TPA di kota Tomohon. Berdasarkan hasil studi didapati, pertama, tahapan pemilihan lokasi TPA berdasarkan SNI 03-3241-1994 terdapat 3 tahapan yaitu a) Tahap Regional untuk menentukan beberapa alternatif zona layak dan zona tidak layak, b) Tahap Penyisih untuk melakukan skoring atau penilaian lanjutan terhadap alternatif lokasi yang diperoleh pada tahap pertama, dan c) Tahap Penetapan lokasi TPA. Tiga tahapan tersebut dianalisis menggunakan GIS dimana data-data spasial diolah dengan metode Buffering, dan Overlay (dengan pendekatan kuantitatif Binary); Kedua, faktor-faktor penentu dalam pemilihan lokasi TPA berdasarkan karakteristik wilayah yaitu penggunaan lahan, kawasan strategis, jarak terhadap permukiman; Ketiga alternatif  lokasi TPA yaitu di Kelurahan Tara-Tara 1 Kecamatan Tomohon Barat dengan luas wilayah 12 Ha. Lokasi TPA terpilih berdekatan dengan TPA eksisting Tomohon saat ini, sehingga pemerintah dapat melakukan pengembangan lokasi TPA.Kata Kunci : TPA, Pemilihan Lokasi, GIS
ANALISIS KARAKTERISTIK URBAN SPRAWL DI KOTA MANADO Bambulu, Virgin Juliet; Tondobala, Linda; Takumansang, Esli D
SPASIAL Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado yang merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Utara dalam dekade terakhir mengalami perkembangan yang pesat. Besarnya jumlah penduduk di Kota Manado menyebabkan kepadatan penduduk menjadi cukup tinggi. Akibatnya muncul kecenderungan pergeseran fungsi-fungsi perkotaan ke daerah pinggiran dan perkembangan daerah secara acak (urban sprawl). Urban sprawl merupakan sebagai bentuk perkembangan perkotaan yang ditandai dengan karakteristik kepadatan yang rendah, perkembangan berpola lompat katak, perkembangan kawasan komersial berpola memita dan merupakan perkembangan yang diskontinu. Oleh karena itu, diperlukan analisis karakteristik urban sprawl di Kota Manado. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi gejala urban sprawl dan menganalisis karakteristik urban sprawl di Kota Manado. Penilitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan melakukan analisis spasial. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang bekaitan. Berdasarkan hasil studi, bahwa yang teridentifikasi sebagai wilayah urban sprawl terdiri dari tujuh Kelurahan di Kota Manado yaitu Kelurahan Bengkol, Kelurahan Paniki Bawah, Kelurahan Kima Atas, Kelurahan Lapangan, Kelurahan Kairagi Dua, Kelurahan Tongkaina, dan Kelurahan Pandu dengan karakteristik kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, dan pola spasial. Kata Kunci : Urban Sprawl, Kota Manado.
ANALISIS TINGKAT PELAYANAN INFRASTRRUKTUR PENDUDKUNG KAWASAN MINAPOLITAN PETASIA DI KABUPATEN MOROWALI UTARA Surbakti, Anugra Prasetyo La'lang; Tondobala, Linda; Supardjo, Suryadi
SPASIAL Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Morowali Utara merupakan wilayah yang di tetapkan sebagai wilayah pengembangan Kawasan Minapolitan menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 35/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan, maka di tetapkan tiga kecamatan sebagai daerah pengembangan Minapolitan, yaitu Kecamatan Petasia Timur, Kecamatan Petasia dan Kecamatan Bungku Utara.  Kecamatan Petasia adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Morowali Utara sekaligus sebagai Ibukota Kabupaten Morowali Utara. melalui  Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Morowali Utara tahun 2014-2034. Luas wilayah yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan di Kecamatan Petasia adalah seluas 169,12ha yang mencakup 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Bahoue dan Kelurahan Kolonodale, Seiring berjalannya waktu, timbul beberapa kesenjangan yang terjadi seperti kurang efektif dan efisiennya dalam penyediaan infrastruktur baik itu sarana penunjang maupun prasarana penunjang di dalam pelaksanaan maupun dalam pengembangan kawasan minapolitan di wilayah Kawasan Minapolitan Petasia. Maka penulis tertarik untuk meneliti tentang pelayanan infrastruktur pendukung Kawasan Minapolitan Petasia.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif Untuk menganalisis gambaran umum dan kondisi infrastruktur Kawasan Minapolitan Petasia lalu menggunakan analisis scala linkert(skoring) untuk mengetahui tingkat pelayanan infrastruktur. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengukur tingkat ketersediaan infrastruktur, tingkat kondisi infrastruktur, dan tingkat pemanfaatan infrastruktur. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel pemanfaatan infrastruktur memiliki nilai tertinggi dan nilai terendah adalah variabel Kondisi infrastruktur. Rata-rata tingkat pelayanan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Petasia adalah mencapai 71,08% dengan kategori tingkat pelayanan sedang. Kata Kunci : Prasarana Sarana Kawasan Minapolitan. Pelayanan Infrastruktur
ANALISIS STRUKTUR RUANG BERDASARKAN PUSAT PELAYANAN DI KABUPATEN MINAHASA UTARA Filipus, Theodorus; Tondobala, Linda; Rengkung, Michael M
SPASIAL Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Minahasa Utara merupakan kabupaten yang relatif baru dibentuk di Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki posisi Geostrategi yang cukup baik, terletak di antara Kota Manado sebagai Pusat Kegiatan Nasional yang memiliki Bandara Sam ratulangi, dan Kota Bitung yang memiliki Pelabuhan Samudra yang akan dikembangkan menjadi International Hub Port (IHP), sehingga untuk menopang pererakan yang tinggi tersebut makan perencanaan struktur ruang harus optimal. Tujuan penilitian ini adalah menganalisis kondisi struktur ruang Kabupaten Minahasa Utara dan melihat permasalahan pusat-pusat pelayanan Kabupaten Minahasa Utara dengan acuan RTRW 2013-2033 Kabupaten Minahasa Utara. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, yaitu dengan mengumpulkan data jumlah penduduk serta jumlah prasarana dan diinput dalam table kemudian dihitung menggunakan analisis skalogram. Berdasarkan hasil penelitian, (1) kondisi struktur ruang eksisting Kabupaten Minahasa Utara sudah baik dan tersebar disetiap kecamatan yang ada seperti fasilitas pendidikan, peribadatan, kesehatan, perdagangan dan jasa serta infrastruktur yang mendukung terciptanya struktur ruang. Jaringan jalan yang menghubungkan setiap pusat pelayanan di Kabupaten Minahasa Utara, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi dan air bersih yang telah terpasang meskipun belum merata dan sistem persampahan telah memiliki TPS. Terdapat empat hirarki struktur ruang di Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan analisis skalogram, Kecamatan Airmadidi dan Kauditan menmpati hirarki tertingi dan Kecamatan Likupang Barat, Timur dan Selatan menempati hirarki terendah. (2) Permasalahan struktur ruang berdasarkan evaluasi RTRW 2013-2033 adalah jumlah fasilitas umum dan social yang masih kurang dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, kondisi infrastruktur yang perlu diperbaiki serta peningkatan pelayanannya seperti jalan rusak, pasokan air bersih, listrik dan jaringan telekomunikasi yang baik ke setiap desa dan ketidaksesuaian arahan hirarki pusat pelayanan unutuk setiap kecamatan.                                                        Kata Kunci : Struktur Ruang, Kabupaten Minahasa Utara, Pusat Pelayanan
EVALUASI INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG TERHADAP RDTR BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN POSO 2015-2035 Nua, Wahyudi Septantio; Tondobala, Linda; Syafrini, Reny
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Relokasi pasar ke pinggiran kota Poso memicu timbulnya pasar-pasar kecil di sekitar lokasi pasar lama. Pasar-pasar kecil ini tumbuh pesat di beberapa ruas jalan di sekitar pusat kota lama. Inilah yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan di sekitar pusat kota lama.Kondisi ini mendorong dilakukanya pengkajian ulang terhadap kebijakan pembangunan kota yang berkaitan dengan RDTR kota Poso. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam proses pembangunan terhadap RDTR yang berlaku di kota Poso.Menggunakan pendekatan evaluation research dan kuantitatif dengan metode deskriptif, penelitian menghasilkan temuan berupa penyimpangan dari ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Daerah No 1 Tahun 2015 tentang RDTR Bagian Wilayah Perkotaan Poso. Penyimpangan terjadi di kawasan vital dalam hal KDB (41%), KDH (46%), khususnya di sekitar RSUD dan sekitar lokasi pasar yang lama.  Kata Kunci: Intensitas Pemanfaatan Ruang, Bagian Wilayah Perkotaan Poso
SEBARAN SPASIAL EMISI GAS KARBON DIOKSIDA (CO2) PADA KAWASAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Gobel, Indra Wirana Jaya; Tondobala, Linda; Sela, Rieneke L. E.
SPASIAL Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini Kota Manado menjadi kota yang memiliki aktivitas permukiman padat penduduk, dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 1,3% per tahun (BPS Kota Manado, 2018) hingga menyebabkan penurunan kualitas udara. Penggunaan bahan bakar untuk memasak merupakan salah satu penyumbang emis gas karbon dioksida (CO2) pada sektor permukiman yang menyebabkan menurunnya kualitas udara. Wilayah penelitian berada di kawasan permukiman Kecamatan Singkil sebagai salah satu Kecamatan dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan di Kota Manado. Tujuan penelitian untuk menentukan faktor emisi spesifik (FES) serta menganalisis sebaran emisi CO2 dan melakukan pemetaan tingkat emisi CO2 pada kawasan permukiman Kecamatan Singkil Kota Manado. Penelitian ini menggunakan jenis data dan analisis kuantitatif kemudian dilakukan perhitungan menggunakan metode yang dikeluarkan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dengan mengetahui terlebih dahulu besaran penggunaan bahan bakar untuk memasak tiap tahunnya serta menghitung besaran emisi CO2 dari penggunaan bahan bakar untuk memasak setiap Kelurahan, kemudian menentukan faktor emisi spesifik (FES) yang diharapkan nilai dari FES tersebut dapat digunakan untuk menghitung estimasi jejak karbon, setelah diketahui emisi jejak karbon setiap kelurahan, kemudian dilakukan pemetaan tingkat emisi karbon dioksida (CO2) agar penyebaran jejak karbon tersebut dapat terlihat mana wilayah yang menyumbang emisi karbon dioksida tertinggi, sedang, dan terendah. Karakteristik bahan bakar yang digunakan untuk memasak pada lokasi penelitian adalah LPG, Minyak Tanah dan Kayu Bakar, yang penggunaan pertahunnya sebesar 83.752 kg/tahun dengan nilai emisi CO2 terhadap penggunaan bahan bakar untuk memasak sebesar 238 ton/tahun. FES tertinggi berada di Kelurahan Singkil Satu sebesar 0,6492 ton/tahun dan diikuti kelurahan lainnya. Hasil perhitungan nilai jejak karbon di Kecamatan Singkil sebesar 8.837,71 ton CO2/tahun.Kata Kunci: Spasial, Emisi Karbon Dioksida (CO2), Kawasan Permukiman.
ANALISIS HIRARKI PUSAT – PUSAT KEGIATAN DI KOTA MANADO Wansaga, Naltri Andre; Tondobala, Linda; Wuisang, Cynthia E. V.
SPASIAL Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan yang pesat. Dalam tata ruang wilayah Kota Manado terdapat pusat-pusat pelayanan yang tersebar di beberapa wilayah . Sebaran pusat pelayanan berhirarki sesuai dengan kelengkapan fasilitas dan skala pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah 1)Mengidentifikasi Ketersediaan Fasilitas Sosial, Ekonomi, Dan Pemerintahan Di Kota Manado; 2)Menganalisis Hirarki Dan Distribusi Pusat Pelayanan Di Kota Manado; 3)Menganalisis Kesesuaian Pusat Pelayanan Dalam RTRW Kota Manado Tahun 2014 – 2034 Terhadap Kondisi Eksisting Tahun 2019. Metode Analisis yang di pakai dalam penelitian ini adalah Skalogram, Analisis Indeks Sentralitas dan analisis Gravitasi. Dari hasil analisis diperoleh Sebaran fasilitas sosial, ekonomi dan pemerintahan di Kota Manado, penyebarannya telah cukup memadai terutama dikecamatan yang berstatus orde I seperti Kecamatan Malalayang, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Wanea, Kecamatan Wenang, dan Kecamatan Tuminting. Semua kecamatan tersebut memiliki fasilitas yang cukup lengkap dan memadai. Hasil analisis hirarki wilayah Kota Manado terbagi dalam 4 Orde, yakni Orde I yang terdiri dari Kecamatan Malalayang, Wanea, Mapanget, Tuminting, dan Wenang. Kecamatan yang berada di Hirarki II yaitu Kecamatan Singkil, Paal Dua, Bunaken, Sario. Dan yang berada di Hirarki III yaitu Kecamatan Tikala, Serta Hirarki IV yakni Kecamatan Bunaken Kepulauan. Berdasarkan hasil analisis terjadi ketidaksesuaian antara pusat pelayanan dalam RTRW Kota Manado Tahun 2014-2034 terhadap kondisi eksisting tahun 2019.Kata Kunci: Kota Manado, Hirarki Wilayah, Pusat Pelayanan, Analisis Skalogram, Indeks Sentralitas, Gravitasi, Kesesuaian.
TINGKAT KETIMPANGAN WILAYAH DI KABUPATEN DARATAN DAN KABUPATEN KEPULAUAN. STUDI KASUS: KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DAN KABUPATEN KEPULAUAN SITARO Hassanah, Jumiatun; Tondobala, Linda; Rengkung, Michael
SPASIAL Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketimpangan wilayah merupakan salah satu permasalahan yang masih umum terjadi di Negara Indonesia. Beberapa daerah mengalami kemajuan yang cepat namun di beberapa daerah lainnya mengalami ketertinggalan terutama pada daerah kepulauan yang sering terisolir karena pebedaan karakteristik wilayah dengan daerah daratan. Penelitian ini dilakukan di salah satu daerah daratan dan kepulauan di Provinsi Sulawesi Utara tepatnya di Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kabupaten Kepulauan Sitaro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketimpangan wilayah berdasarakan PDRB menggunakan Index Williamson dan mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan wilayah dengan analisis factor PCA serta membentuk tipologi perkembangan wilayah dengan analisis gerombol (clustering analysis). Hasil dari penelitian ini adalah tingkat ketimpangan wilayah di Kabupaten Kepulauan Sitaro lebih tinggi daripada Minahasa Tenggara dan factor yang sangat berpengaruh terhadap ketimpangan di kepulauan sitaro adalah kontribusi PDRB dan aksesibilitas. Pembentukan tipologi perkembangan wilayah terbagi kedalam 3 cluster. Kecamatan yang termasuk dalam cluster 1 mempunyai tingkat perkembangan wilayah tinggi, cluster 2 sedang dan cluster 3 perkembangan wilayah rendah. Kata kunci: Ketimpangan wilayah; Kepulauan; Index Williamson; Factor pengaruh ketimpangan; Tipologi perkembangan wilayah
Co-Authors . Sangkertadi A.A. Ketut Agung Cahyawan W Alfonse F. V. Rambing, Alfonse F. V. Anggreny Purukan Awalyah, Ria Rezky Bambulu, Virgin Juliet Bleskadit, Myron L. Bonde, Christiana P. Brian Erfino Wattimena, Brian Erfino Christie L. Ciputra Christo Andrizen Sumaraw, Christo Andrizen Christy Mamasung, Christy Cynthia E. V. Wuisang, Cynthia E. V. Desty Rara Retna Kalude Djajeng Poedjowibowo Dwi Juwita Tangkuman Dwight M Rondonuwu, Dwight M Elias, Stefharen Elshaday Esli D Takumansang Esli D. Takumansang Esly Takumansang, Esly Faizah Mastutie Fela Warouw Fella Warouw Filipus, Theodorus Frans, Aurina J. Gobel, Indra Wirana Jaya Hassanah, Jumiatun Hendrik S. Suriandjo Ingerid Moniaga Jefrey I. Kindangen Jerry M. Fransz Judy O. Waani Julianus A. R. Sondakh Kairupan, Frenny F. F. Lakat, Ricky Laloma, Indriana Lalujan, Tirza Gloria Lawene, Chilfy Lewina Leidy M. Rompas Lumempouw, Ronald A. M. M Rengkung Magdalena, Enggrila D. Manumpil, Gabriela Fabiola Marcovani Wowor Mariani R.G.O Sakul Medica P. Tahalea, Medica P. Michael M Rengkung, Michael M Michael M. Rengkung Michael Rengkung Moh Yushar Fadhly, Moh Yushar Nua, Wahyudi Septantio Octavianus Hendrik Alexander Rogi Pattiasina, Melinda Kimberley Peggy Egam Pelupessy, Mariolissa E Pierre H Gosal, Pierre H Pollo, Joel Yermia Prof. Sangkertadi Raymond Ch. Tarore Regar, Glandy Marcelino Reny Syafriny Rieneke L Sela, Rieneke L Rieneke L. E. Sela Rumengan, Friska S Syafriyani Sangkertadi Sangkertadi Sela, Rieneke L.E Serin, Wilem Shelen Prisci Liem Siridaeng, Holy V. Sitanggang, Roulina A. Siti Humairah Sondokan, Kristi H. Sonny Tilaar Stefanus T Tanod Steward Rahantoknam, Steward Sungkar, Iqbal L Suparjo, Suriyadi Surbakti, Anugra Prasetyo La'lang Suryadi Supardjo, Suryadi Syafrini, Reny Tarumingkeng, Francis Andreas Teguh R Hakim Tilaar, Sonny S Topo, Ruth Miranda Verry Lahamendu, Verry Vicky H Makarau, Vicky H Vicky Makarau, Vicky Wansaga, Naltri Andre Wardono, Surakanti S. Watung, Christania H.T. Westplat, Muhammad Jusnardi Hardyan Windy Mononimbar Winsensius S. P. Raco Wowor, Laurensius M