Wisata telah menunjukkan perannya dalam mendukung perkembangan ekonomi di suatu kawasan di hampir setiap negara berkembang. Meskipun kegiatan wisata memberikan manfaat terhadap bidang pembangunan ekonomi, namun wisata juga berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap kondisi ekologi. Hal ini didasarkan pada kegiatan wisata yang umumnya dikelola secara masif tanpa memperhitungkan secara detail keberlanjutan ekologi. Keberadaan hutan manggrove dikawasan Lhok Bubon yang semakin hari jumlahnya terus berkurang akibat pemanfaatan oleh masyarakat, selain akan mengurangi fungsi mangrove secara interaksi ekologis serta proses rantai makanan diperairan tentunya akan mempengaruhi kemampuan lingkungan dalam mendukung standar daya dukung terhadap wisata pesisir. Sehingga dikhawatirkan menurunkan minat wisatawan dalam berkunjung. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat sebagai pengelola dan wisatawan tentang pentingnya kelestarian hutan mangrove dan infrastruktur pendukung bagi kelestarian konektifitas interaksi kawasan Pantai Lhok Bubon. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di pantai Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, Kecamatan Aceh Barat. Pada tanggal 26 Februari 2022, Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar dengan jumlah peserta adalah 40 orang. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang digunakan adalah metode penyuluhan. Materi yang diberikan berupa Teknik dalam merehabilitasi sumberdaya pesisir dan pengembangan infrastruktur yang baik dan benar serta efisien. Adapun strategi yang efektif yang dapat dilakukan untuk menjembatani kepentingan para pihak dalam pengembangan infrastruktur pada ekowisata yaitu dalam bentuk kolaborasi. Kolaborasi yang dibangun perlu memuat pandangan bersama dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan. Pemerintah perlu lebih proaktif untuk memfasilitasi kolaborasi pembangunan infrastruktur para pihak dengan mengutamakan keberpihakan terhadap pengetahuan ekologi.