Claim Missing Document
Check
Articles

Pemanfaatan Probiotik Guna Peningkatan Kualitas Telur Puyuh Umi Kalsum; Liliek Rahardjo; Muhammad Farid Wadjdi
Jurnal Riset Agribisnis dan Peternakan Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.094 KB)

Abstract

This study was conducted to ascertain the effect of adding probiotics to feed on the quality of quail’s eggs. Lactobacillus salivarius encapsulation (Ls encaps) was used as a probiotic. A randomized block design was used to assign four levels of Ls endcaps administration, that is P0 = Standard feed without Ls endcaps, P1 = P0 + 107 cells/g Ls endcaps, P2 = P0 + 108 cells/g Ls endcaps and P3 = P0 + 109 cells/g Ls endcaps. The results showed that adding Ls encaps did not alter significant egg quality (egg weight, the level protein of an egg, and eggshell) but it significantly lowered cholesterol content in egg. In conclusion, L. Salivarius encaps may be used as a feed additive in quail diets to reduce egg cholesterol content.43.85 %, respectively. In conclusion, Ls endcaps may be used as a feed additive for quail to enhance egg quality leading to improve our health.
Literatur Review: Limbah Agroindustri Sebagai Sumber Pakan Alternatif untuk Peningkatan Produksi Daging Domba Badat Muwakhid; Umi Kalsum; Usman Ali; Camal Adi Maskur
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 3 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i3.761

Abstract

Tinjauan literatur ini bertujuan untuk meninjau penggunaan limbah agroindustri sebagai pakan alternatif dalam upaya peningkatan produksi daging domba. Tinjauan literatur mengidentifikasi berbagai jenis limbah agroindustri, seperti ampas tahu, jerami padi, kulit kacang tanah, dan serat kelapa, yang menunjukkan potensi signifikan dalam mendukung pertumbuhan domba serta mengurangi biaya pakan. Pengolahan limbah melalui metode seperti fermentasi dan pengeringan terbukti meningkatkan nilai nutrisi dan kecernaan pakan. Meskipun demikian, terdapat tantangan terkait variabilitas komposisi nutrisi dan risiko kontaminasi yang memerlukan perhatian lebih lanjut. Secara keseluruhan, pemanfaatan limbah agroindustri menawarkan solusi ekonomis dan ramah lingkungan yang dapat mendukung keberlanjutan industri peternakan domba. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan metode pengolahan dan memastikan konsistensi kualitas pakan.
PENGARUH PENAMBAHAN Aspergillus Niger PADA HAYLASE COMPLETE FEED BERBASIS BAGAS TEBU DAN KOTORAN AYAM PETELUR TERHADAP KECERNAAN IN VITRO Afrizal Hardianto; Usman Ali; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penambahan Aspergillus niger pada haylase complete feed berbasis bagas tebu campuran kotoran ayam terhadap kandungan kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organic (KcBO) secara invitro. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bagas tebu dan Kotoran ayam. Metode penelitian ini adalahpercobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakukan dan masing-masing diulang 3 kali dengan fermentasi P1=6ml, P2=8ml dan P3=10ml. data hasil pengujian dianalisis ragam (anova) jika ada pengaruh nyata dilanjutkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukan bahwa masing-masing perlakuan berpengaruh sangat nyata(P<0.01) meningkatkan kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO). Adapun nilai rata-rata kandungan (%) KcBK yaitu P0= 34,26%a, P1= 36,61%b, P2= 39,25%c P3= 40,88%c. Sedangkan nilai rata-rata kandungan (%) KcBO yaitu P0= 23,45%a, P1= 23,77%ab, P2= 26,79%b, P3= 27,24%c. Disimpulkan bahwa tingkat penambahan kapang Aspergillus niger dalam haylase complete feed berbasis bagas tebu dan kotoran ayam dengan lama fermentasi 7 hari dapat meningkatkan kandungan KcBK dan KcBO. Tingkat penambahan Aspergillus niger menghasilkan kandungan KcBK dan KcBO tertinggi pada dosis 10 ml/ 1 kg bahan, dengan kandungan KcBK P3=40,88% dan KcBO P3=27,24%. Untuk mendapatkan hasil complete feed yang lebih baikdisarankan di fermentasi menggunakan Aspergillus niger dengan dosis 10ml/ 1 kg bahan..Kata kunci: bagas tebu, kotoran ayam, Aspergillus niger, complete feed, haylase, KcBK, KcBO
PERFORMA PRODUKSI BROILER TERPAPAR BAKTERI Escherichia coli YANG DIBERI EKSTRAK DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina) Sri Deva Oktavia; Umi Kalsum; Sunaryo sunaryo
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 1 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa produksi broiler yang terpapar bakteri Escherichia coli yang diberi ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina). Materi yang digunakan adalah Ektrak daun afrika (Vernonia amygdalina), Escherichia coli, antibiotik limoxin, 48 ekor broiler. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan AcakKelompok (RAK) yang terdiri dari 3 kelompok dan 4 perlakuan. Perlakuan penelitian adalah V0 = Antibiotik, penggunaan ekstrak Vernonia amygdalina dengan dosis V0,5 = 0,005g/ml, V1 = 0,010g/ml, V1,5 = 0,015g/ml dan cekok bakteri Escherichia coli dengan konsentrasi 1,2 x 105 CFU. Data yang diperoleh (konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, feed conversion ratio danmortalitas) dianalisis ragam (Anova). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Vernonia amygdalina efeknya sama dengan antibiotik. Selanjutnya nilai rata-rata pada masing-masing kelompok dan perlakuan broiler yang terpapar bakteri Escherichia coli yang diberi ekstrak daun afrika nilai rata-rata konsumsi yaitu K1 = 968,88 K2 = 1131,31 K3 = 1173,44 V0 = 1106,50 V0,5 = 1051,75 V1 = 1057,75 V1,5 = 1148,83. Nilai rata-rata PBB yaitu K1 = 508,00 K2 = 604,06 K3 = 535,00 V0 = 595,17 V0,5 = 529,58 V1 = 470,25 V1,5 = 601,08. Nilai rata-rata FCR yaitu K1 = 1,95 K2 = 1,92 K3 = 2,23 V0 = 1,86 V0,5 = 2,01 V1 = 2,26 V1,5 = 2,00. Nilai rata-rata Mortalitas yaitu K1 = 6,25 K2 = 0 K3 = 0 V0 = 0 V0,5 = 0 V1 = 8,33 V1,5 = 0. Kesimpulan penelitian adalah dosis0,005g/ml sudah dapat menggantikan penggunaan antibiotik untuk mengobati broiler yang terpapar bakteri Escherichia coli. Perlu dilakukan penelitian tentang ekstrak Vernonia amygdalina sebagai feed additive pada ternak unggas untuk meningkatkan performa produksi.Kata kunci : ekstrak vernonia amigdalina, escherichia coli, broiler, performa produksi
PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN KATUK PLUS PROBIOTIK Saccharomyces cerevisiae TERHADAP EFESIENSI PAKAN DAN BERAT JENIS SUSU PADA SAPI PERAH PFH Nuril Achmad; Umi Kalsum; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh suplementasi tepung daun katuk plus probiotik Saccharomyces cerevisiae terhadap efesiensi pakan dan berat jenis susu pada sapi perah Peranakan Friesian Holstein. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai informasitentang daun katuk plus probiotik Csebagai bahan pakan tambahan pada sapi perah Peranakan FriesianHolstein.Materidalam penelitian ini adalah sapi perah Peranakan Friesian Holstein sebanyak 9 ekor. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok(RAK). Pengelompokan sapi perah didasarkan pada masa laktasi pertama, kedua, dan ketiga . Perlakuan yang dicobakan adalah 3 macam P0= pakan standart terdiri dari rumput odot, rumput gajah, dan tebon jagung, P1= pemberian tingkat suplementasi tepung daun katuk sebanyak25 gram plus probiotik Saccharomyces cerevisiae20 gram, P2= 35 gram tepung daun katuk plus probiotikSaccharomyces cerevisiae 20 gram.Variabel yang diamati meliputi efesiensi pakan dan berat jenis susu.Berdasarkan analisis ragam didapatkan bahwa penggunaan tepung daun katuk plus probiotikmenunjukanpengaruh yangnyata (p<0,05) terhadap efesiensi pakan. Semakin meningkat daun katuk plus probiotik daun katuk plus probiotik Saccharomyces cerevisiaemaka semakin meningkat pada efesiensi pakannya, sedangakan terhadap Berat Jenis susu tidak memberikanpengaruh yang nyata (p>0,05). Hasil yang terbaik diperoleh dari perlakuan P1yaitu dengan penambahan 25 gram daun katuk plus 20 gram probiotik Saccharomyces cerevisiae.Kata kunci :daun katuk,probiotik, efsiensi pakan, berat jenis susu, friesian holstein
DAMPAK PENYULUHAN, INSEMINASI BUATAN, DAN PENGEMBANGAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI SAPI POTONG DI KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER (Studi Kasus Pada Peternakan Rakyat) Defelly Tri Nurcahyani; Sri Susilowati; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 02 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penyuluhan, inseminasi buatan dan pengembangan hijauan makanan ternak terhadap peningkatan produksi sapi potong di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Materi yang digunakan 95 orang responden. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus menggunakan survei dan data dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa program penyuluhan kurang berdampak terhadap peningkatan sapi potong dapat dilihat dari indikator paling dominan yaitu intensitas penyuluh sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan peternak, dari 95 responden 43 orang atau 44,3% menyatakan sangat setuju. Inseminasi buatan sebanyak 46 orang atau 47,4% menyatakan cukup setuju dan pengembangan hijauan makanan ternak sebanyak 47 orang atau 48,5% menyatakan cukup setuju berdampak terhadap peningkatan produksi sapi potong. Kesimpulan bahwa penyuluhan masih  kurang berdampak terhadap peningkatan produksi sapi potong di Kecamatan Patrang dikarenakan intensitas penyuluhan sangat kurang, inseminasi buatan dan pengembangan hijauan makanan ternak berdampak terhadap peningkatan sapi potong di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.Kata Kunci: Penyuluhan, inseminasi buatan, hijauan makanan ternak, sapi potong
PENGARUH PEMBERIAN JAMU HERBAL PROBIOTIK PLUS ASAM AMINO TERHADAPKONSUMSI PAKAN, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN KONVERSI PAKAN BROILER FASE FINISHER Muhammad Halan; M. Farid Wadjdi; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 1 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh jamu hebal probiotik plus asam amino terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan pada boiler. Riset ini dilakukan secara eksperimental denan Rancangan acak Langkap ,pemberian dosis (P0=0;P1=2;P2=4;P3=6 ml/liter)air minum. Bahan yang digunakan Broiler jantan 160 ekor, jamu berbal probiotik plus asam amino dengan bahan lactobacillus fermentum dan rempah rempah.Hasil penelitian menunjukkan perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01). Pada konsumsi pakan broiler selama penelitian (gram/ekor) yaitu :P0=2022 gram/ekor, P1=2044 gram/ekor, P2=2061 gram/ekor, P3=2090 gram/ekor. Pertambahan bobot badan gram/ekor :P0=990 gram/ekor, P1=1036 gram/ekor, P2=1070 gram/ekor, P3=1134 gram/ekor. dan untuk konversi pakan berbeda nyata (P<0.05) yaitu : P0=2,05 P1=1,97, P2=1,93, P3=1.84. Kesimpulan daripenelitian ini bahwa pemberian jamu herbal probiotik plus asam amino dengan dosis 6 ml/liter, pengaruh terbaik pada konsumsi pakan, pertambahan bobot badan boiler dan konversi pakan broiler fase finisher.Kata Kunci : Jamu Herbal Probiotik Lactobacillus Fermentum, Asam Amino, Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan, Konversi Pakan
PENGARUH PENAMBAHAN DOSIS MULTI ENZIM PADA PROSES ENKAPSULASI PROBIOTIK Lactobacillus fermentum TERHADAP KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN JUMLAH MIKROBA Muhammad Ulinnuha; Umi Kalsum; Muhamad Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 02 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari adanya pengaruh peambahan  multi enzim dalam proses enkapsulasi probiotik Lactobacillus fermentum terhadap kandungan bahan organik dan jumlah mikroba, sehingga diperoleh hasil penggunaan multi enzim yang optimal dalam proses enkapsulasi probiotik Lactobacillus fermentum. Materi yang digunakan penelitian ini adalah isolat bakteri Lactobacillus fermentum, tepung maizena, maltodekstrin, multi enzim, aquades, alkohol, media pertumbuhan (Mrs B dan Mrs A). Metode  penelitian ini adalah eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penambahan dosis multi enzim P0= (kontrol/ tanpa multi enzim), P1= multi enzim 0,1%, P2= multi enzim 0,2%, P3= multi enzim 0,3% (dengan total sampel 20 gram). Analisis ragam, pemberian dosis multi enzim pada proses enkapsulasi probitik lactobacillus fermentum memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah mikroba. Hasil rataan perhitungan mikroba pada masing-masing perlakuan adalah P0= 8,58 x 108 a; P1= 1,56 x 1010 b; P2= 1,78 x 1010 b ; P3= 2,27 x 1010 b.  Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian dosis multi enzim pada proses enkapsulasi probitik lactobacillus fermentum memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah kandungan bahan organik. Hasil rataan pengukuran kandungan bahan organik  pada masing-masing perlakuan adalah P0 =70,52a; P1 = 71,53a; P2 =71,81a; P3 =87,09b. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah  penambahan dosis multi enzim pada enkapsulasi probiotik Lactobacillus fermentum ada respon positif terhadap jumlah mikroba dan kandungan bahan organik. Penambahan dosis multi enzim terbaik pada enkapsulasi Lactobacillus fermentum  yaitu pada perlakuan P1 (0,1%). Disarankan Perlu diadakan penelitian lanjut mengenai pengaplikasian penambahan dosis 0,1% multi enzim dalam enkapsulasi probiotik Lactobacillus fermentum sebagai suplemen dalam pakan ternak unggas.
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGOVENAN PADA ENKAPSULASI Lactobacillus salivarius TERHADAP KADAR BAHAN KERING DAN JUMLAH BAKTERI ASAM LAKTAT Erlyna Budiarti; Usman Ali; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 02 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama pengovenan pada enkapsulasi Lactobacillus salivarius terhadap kadar bahan kering dan jumlah bakteri asam laktat. Pada Penelitian kali ini dilaksanakan Lab. Terapan Fakultas dan Lab. Dasar Fakultas Pertanian UNISMA pada tanggal 1 Juli-30 Juli 2020. Dalam penelitian terdapat bahan materi yaitu isolat bakteri Lactobacillus salivarius, MRS Agar, tepung maizena, dan maltodekstrin. Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, oven, inkubator 37 ºC, autoclave, desikator, cawan petri, tabung reaksi, erlemeyer, dan alat tulis. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 6 perlakuan dan 3 ulangan, dengan perlakuan suhu (45 ºC, 48 ºC, 51 ºC) dan lama ( 4 jam dan 6 jam). Variabel yang diamati dalam peneltian ini adalah kadar bahan kering dan jumlah bakteri asam  laktat. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan (ANOVA) Analysis of variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Berdasarkan penelitian, hasil menunjukkan bahwa suhu dan lama pengovenan pada enkapsulasi Lactobacillus salivarius berpengaruh nyata (P<0,05)  terhadap kadar bahan kering, dengan nilai rataan P1L1 = 71,38a, P1L2 = 75,62b, P2L1 = 75,93c, P2L2 = 76,04c, P3L1 = 76,11c, dan P3L2 = 81,90d Hasil perhitungan jumlah BAL (Bakteri Asam Laktat) pada enkapsulasi Lactobacillus salivarius menunjukkan  tidak berpengaryh nyata (P<0,05), dengan nilai rataan  P1L1 =  10,14 log cfu/gr, P1L2 = 10,14 log cfu/gr, P2L1= 10,10 log cfu/gr, P2L2= 10,28 log cfu/gr, P3L1= 16,91ᵇ cfu/gr, dan P3L2= 10,31 log cfu/gr. Dalam penelitian dapat ditarik kesimpulan  bahwa bahwa suhu dan lama pengovenan pada enkapsulasi Lactobacillus salivarius ada respon positif terhadap kadar bahan kering kering dan jumlah bakteri asam laktat, dan disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan menggunakan suhu 48 ºC  selama  6 jam untuk pengovenan.
PENGARUH PENAMBAHAN Ca(OH)2 DAN FERMENTASI JERAMI JAGUNG DENGAN Aspergilus niger TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, LEMAK DAN HEMISELULOSA Aghnia Fidya Sagar N. M.; Umi Kalsum; Dedi Suryanto
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini untuk mncari kadar Protein Kasar (PK), Lemak Kasar (LK) danHemisellulosa dalam jerami jagung dengan penambahan larutan kapur dan fermentasi Aspergillus niger. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 kg jerami jagung umur 90 hari. Metode penelitian ini adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial ortogonal 3 x 3, masing-masing diulang 3 kali. Penambahan kapur Ca(OH)2 4%, 5% dan 6% kemudian masing-masing difermentasi Aspergillus niger 1,02 x 108cfu/ml dengan dosis6ml, 8ml dan 10ml per kg jerami jagung. Hasil analisa ragam menunjukkn sangat nyata berpengaruh (P<0,01) pada nilai kandungan PK, LK dan Hemisellulosa. Nilai rataan PK, LK dan Hemisellulosa masing-masing berkisar (5,22%-8,02%), (1,05%-1,59%), (6,66%-9,81%). Disimpulkan bahwa perlakuan alkalinasi dan fermentasi pada jerami jagung sangat nyatameningkatkan kualitas pakan jerami jagung.Kata kunci : jerami jagung, alkalinasi, fermentasi, PK, LK, Hemisellulosa.