Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN PROSES ENKAPSULASI PROBIOTIK WHEY TERHADAP KUALITAS KIMIAWI PROBIOTIK Dyah Eka Wahyuni; Badat Muwakhid; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 02 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Riset ini bertujuan buat menganalisa pengaruh temperatur serta lama pengeringan dalam proses enkapsulasi bakteri asam laktat pada whey terhadap kandungan asam laktat, nilai BK, serta BO. Riset ini dilaksanakan pada 8– 29 November 2021 di Laboratorium Pangan 2, Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang. Modul memakai whey keju, maltodekstrin, ZA, tepung maizena. Memakai tata cara eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap pola factorial, 6 perlakuan serta 3 ulangan. Aspek yang diamati yakni temperatur (40⁰C serta 50⁰C) serta Lama Pengeringan (5 jam, 6 jam, serta 7 jam). Informasi dianalisis memakai uji jarak berganda (DMRT) buat mengenali perbandingan disetiap perlakuan. Hasil riset tidak menampilkan terdapatnya interaksi pada tiap perlakuan (P0, 05) terhadap kandungan asam laktat, nilai bahan kering, serta nilai bahan organik. Rataan bersumber pada pengaruh temperatur pada kandungan asam laktat ialah S40= 0, 928 serta S50= 0, 864, nilai BK (%) S40= 89, 40052 serta S50= 88, 44411, BO (%) S40= 88, 18858 serta S50= 87, 90662. Rataan bersumber pada pengaruh lama pengeringan pada kandungan asam laktat ialah L5= 0, 912, L6= 0, 888, serta L7= 0, 888, nilai BK (%) L5= 88, 56988, L6= 89, 14493. L7= 89, 05213, BO (%) L5= 87, 99938, L6= 88, 55818, L7= 88, 53023. Akhirnya tidak terdapat interaksi antara pengaruh temperatur serta lama pengeringan terhadap kandungan asam laktat, nilai BK, serta BO. Rataan terbaik diperoleh pada temperatur 400C serta lama pengeringan 5 jam. Dianjurkan melaksanakan riset lanjutan terpaut pemanfaatan whey keju terenkapsulasi secara in vivo selaku aditif pakan ternak.Kata kunci: enkapsulasi, whey keju, probiotik, kandungan asam laktat 
PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN Lactobacillus fermentum TERENKAPSULASI PLUS MULTI ENZIM DALAM PAKAN TERHADAP PERSENTASE DAN BAGIAN-BAGIAN KARKAS DAGING BURUNG PUYUH Siti Khoirun Ni’mah; Umi Kalsum; Sunaryo sunaryo
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 01 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tingkat penambahan Lactobacillus fermentum terenkapsulasi plus multi enzim dalam pakan terhadap persentase dan bagian bagian karkas daging burung puyuh. Materi penelitian ini adalah probiotik Lactobacillus fermentumplus multi enzim yang di enkapsulasi, pakan komersil dan burung puyuh betina fase layer umur 90 hari.  Metode yang dipakai yaitu Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Penambahan probiotik Lactobacillus ifermentumplus multi enzim terenkapsulasi pada pakan yaitu perlakuan A = Pakan Komersil, perlakuan B = Pakan Komersil + 0,15 % probiotik, perlakuan C = Pakan Komersil + 0,3% probiotik, dan perlakuan D = Pakan Komersil + 0,45 % probiotik. Variabel yang diukur yaitu persentase karkas idan persentase bagian-bagian karkas meliputi persentase dada, punggung, sayap dan paha. Data penelitian dianalisa menggunakan analisis ragam satu arah dengan program Ms.Excel. Hasil penelitan menunjukkan bahwaipenambahaniprobiotikiLactobacillus fermentum plusimultiienzim yang dienkapsulasi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase karkas dan persentase bagian-bagian karkas. Rata-rata persentase karkasi(%) adalah A1= 50,26; A2i= 46,86; A3 = 51,27; A4 = 52,47.iRata–rata persentase bagian dada (%) yaitu A1 = 45,01; A2 = 41,81; A3 = 42,60; A4 = 43,94, persentase bagian punggung (%) yaitu A1 = 20,43; A2 = 19,06;iA3 = 21,69; A4i= 19,49, persentase bagian sayap (%) yaitu A1i=i10,71;iA2 =i12,75;iA3i=i11,49 dan A4 = 11,32, persentase bagian paha (%)iyaituiA1i= 23,85;iA2i= 26,38;iA3i= 23,74;iA4i=i25,25.iKesimpulan penelitianiiniiadalahipenambahan probiotik Lactobacillus fermentum plus multi enzim terenkapsulasi hingga 0,45i% dalam pakanipadaiburungipuyuhiumuri90 hariitidakiberpengaruh terhadap karkasidanibagian-bagianikarkas.Kata kunci :Probiotik, multi enzim,ienkapsulasi, karkas, bagian-bagian karkas
PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN CAMPURAN ”BIO-ENZYME TEMULAWAK” TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN PROTEIN EFISIENSI RASIO BROILER Sheva Trilawangga; Badat Muwakhid; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 02 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian·bertujuan·untuk menganalisis pengaruh tingkat penambahan campuran bio enzyme-temulawak terhadap kecernaan protein dan protein efisiensi rasio broiler fase finisher. Materi penelitian adalah bio enzyme, temulawak, pakan komersial dan broiler fase finisher. Metode penelitian adalah eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Ada 4 perlakuan dan 4 ulanganan. Pakan perlakuan yang diberikan adalah 1 kg pakan komersial + 20g temulawak dengan penambahan bio enzyme P1 = 3,5g bio enzyme, P2 = 5g bio enzyme, P3 = 7,5g bio enzyme. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tingkat penambahan campuran bio enzyme-temulawak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan protein.dan sangat nyata (P<0,01) terhadap protein efisiensi rasio broiler fase finisher. Rata-rata kecernaan protein (%) P0 = 82,16ᵃ, P1 = 83,77ᵇ, P2 = 84,95ᵇᶜ, P3 = 85,81ᶜ dan rata-rata protein efisiensi rasio P0 = 2,46ᵃ, P1 = 2,69ᵃ, P2 = 3,02ᵇ, P3 = 3,12ᵇ. Kesimpulan dari penelitian adalah penambahan campuran bio enzyme-temulawak dalam pakan broiler fase finisher dapat meningkatkan kecernaan protein dan protein efisiensi rasio. Dosis terbaik untuk penambahan campuran bio enzim-temulawak dalam pakan broiler adalah 5g bio enzyme dan 20g temulawak dalam 1 kg pakan komersial.Kata kunci : bio enzyme, temulawak, kecernaan protein, protein efisiensi rasio, broiler 
PENGARUH PENGGUNAAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) TERFERMENTASI Aspergillus niger PADA PAKAN LENGKAP TERHADAP KECERNAAN PAKAN DAN INCOME OVER FEED COST PADA KELINCI LOKAL Dwiki Wahyu Darmawan; Umi Kalsum; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan eceng gondok (Eichornia crassipes) terfermentasi Aspergillus niger dalam pakan lengkap terhadap kecernaan pakan dan income over feed cost pada kelinci lokal. Bahan utama pakan lengkap bahan utama yaitu eceng gondok yang terfermentasi Aspergillus niger, dengan campuran bahan pakan lain. Kelinci lokal sebanyak 24 ekor umur 3 – 4 bulan. Metode Penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri 4 perlakuan dan 3 kelompok, yaitu P0 = Pakan kontrol, P1 = eceng gondok 10%, P2= eceng gondok 20%, P3= eceng gondok 30%. Variabel yang diamati yaitu kecernaan pakan (KcBK) dan Income over feed cost (IOFC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan eceng gondok terfermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap KcBK, IOFC berpengaruh sangat nyata (P<0,01). Rata-rata nilai KcBK adalah P0 = 76, 53 (gram), P1 = 78,36 (gram), P2 = 80,22 (gram), P3 = 82,84 (gram), rata – rata nilai IOFC adalah P0 = Rp 930,42, P1 = Rp 1952,45, P2 = Rp 3345,18, P3 = Rp 4803,16. Tingkat penggunaan eceng gondok terfermentasiAspergillus niger dalam pakan lengkap pada kelinci lokal dapat meningkatkan kecernaan pakan serta IOFC. Penggunaan eceng gondok terfermentasi Aspergillus niger menghasilkan nilai kecernaan pakan tertinggi pada level pemberian 30% (mencapai 82, 84%) dan IOFC sebesar Rp.4803,16.Untuk meningkatkan pendapatan peternak dapat menggunakan eceng gondok terfermentasi Aspergillus niger dalam pakan lengkap sebanyak 30%. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti kandungan residu logam berat dan akibat konsumsi eceng gondok. Kata Kunci : Eceng gondok, Aspergillus niger, Kelinci lokal, Income over feed cost, Kecernaan pakan 
PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN DAUN SENGON (Albizzia falcataria) TERALKALINASI DAN TERFERMENTASI TERHADAP BIAYA PAKAN PERKILOGRAM PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN INCOME OVER FEED COST ITIK PEDAGING PERIODE FINISHER Fajar Bayu Dwi Kurniawan; Umi Kalsum; Oktavia Rahayu Puspitarini
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 02 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan daun sengon teralkalinasi dan terfermentasi terhadap biaya pakan perkilogram pertambahan bobot badan dan income over feed cost (IOFC) itik pedaging fase finisher yang dilaksanakan pada tanggal 28 April sampai 22 Mei 2020 di kandang peternakan Bapak Supriadi Desa Plaosan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Materi dalam penelitian adalah itik peking jantan umur 22 hari, konsentrat 511, CP 144, jagung giling, pollard, dan daun sengon teralkalinasi dan terfermentasi Aspergillus niger. Penelitian ini menggunakan metode percobaan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan, tiap ulangan terdiri dari 5 ekor itik, dengan perlakuan A = 100% ransum tanpa ditambah daun sengon, B = 95% ransum ditambah 5% daun sengon. C = 90% ransum ditambah 10% daun sengon. D = 85% ransum ditambah 15% daun sengon.  Analisis data menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap biaya pakan perkilogram PBB, diperoleh nilai rata – rata A = Rp. 20.435,64b ; B = Rp. 19.862,30ab ; C = Rp. 18.988,67a ; D = Rp. 18.452.08a. Pada nilai IOFC menunjukan pengaruh nyata (P<0,05).  Nilai rata – rata IOFC yaitu A = Rp. 1943,10a ; B = Rp. 2592,52ab ; C = Rp. 3625,81bc ; D = Rp. 4208,57c. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan 5, 10 dan 15% daun sengon teralkalinasi dan terfermentasi Aspergillus niger mampu menurunkan biaya pakan perkilogram PBB dan meningkatkan IOFC. Penggunaan 15% daun sengon teralkalinasi dan terfermentasi Aspergillus niger dalam ransum itik peking fase finisher optimal dalam menghasilkan biaya pakan perkilogram PBB paling rendah sebesar Rp. 18.452,08 dan IOFC paling tinggi sebesar Rp. 4.208,57.
POTENSI TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI FEED ADDITIVE BROILER (LITERATURE REVIEW) Desy Desy; Umi Kalsum; Oktavia Rahayu Puspitarini
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 01 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman multiguna yang hampir seluruh bagian tanaman kelor dapat dijadikan sebagai sumber makanan sekaligus pakan ternak. Daun “tanaman ini dapat diolah menjadi tepung daun sehingga dapat dikonsumsi oleh ayam broiler. Meskipun penambahan tepung daun kelor dibatasi dalam formulasi pakan tetapi diharapkan dapat meningkatkan efesiensi biaya produksi”. Penelitian pemberian pakan ternak menggunakan tepung daun kelor telah banyak dilakukan dengan hasil yang bervariasi. Tepung daun kelor dengan penggunaan 4 – 6% dalam feed additive dapat memperbaiki persentase karkas broiler. Daun kelor mengandung flavonoid yang bisa berfungsi sebagai antioksidan serta kaya akan pro vitamin A ,C, E, khususnya βkaroten yang akan diubah menjadi vitamin A dan daun kelor mengandung senyawa antibakteri seperti saponin, alkaloid, triterpenoid, flavonoid dan tanin.Kata Kunci : tepung daun kelor, feed addive, broiler
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN PRODUK ENKAPSULASI PROBIOTIK WHEY TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DAN NILAI pH Mushael Wenang Fatwa Aji; Umi Kalsum; Dedi Suryanto
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 02 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lama penyimpanan produk enkapsulasi probiotik whey terhadap kadar asam laktat dan nilai pH. Data Penelitian ini di ambil pada tanggal 29 Maret 2022 hingga 19 April 2022. Lokasi penelitian bertempat di Ruang Mikrobiologi, Laboratorium Terapadu dan Halal Center, Universitas Islam Malang. Materi menggunakan whey keju, maltodekstrin, Urea, dan  tepung maizena. Menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap,  dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Faktor yang diamati ialah kandungan kadar asam laktat dan nilai pH pada umur 0 hari, 7 hari, 14 hari, dan 21 hari. Hasil analisis menunjukan perbedaan sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar asam laktat dan nilai pH. Rataan hasil kadar asam laktat selama penelitian P0=1,9a, P7=1,43a, P14=1,4b, dan P21=2,6c. Rataan nilai pH dari penelitian P0=6,13c, P7=5,68bc, P14=5,53b, dan P21=3,98a. Dari hasil penelitian ini dapat di dapatkan hasil kesimpula bahwa perlakuan lama penyimpanan dalam 21 hari probiotik whey  menghasilkan kadar asam laktat tertinggi 2,6 dan nilai pH terendah diperoleh sebesar 3,9. Disarankan agar penelitian  ini dapat dilanjutkan, untuk mengetahui batas ketahanan dari produk enkapsulasi probiotik whey dan aplikasi probiotik whey terenkapsulasi pada ternak.Kata kunci : whey keju, enkapsulasi,probiotik, kadar asam laktat
PENGARUH TINGKAT PENGGANTIAN PAKAN KOMERSIAL TERFERMENTASI DAN PENAMBAHAN ACIDIFIER TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER Isnan Mashuri; Umi Kalsum; M. Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terhadap pengaruh penggunaan pakan komersial yang telah difermentasi dan diberikan tambahan acidifier terhadap performans ayam pedaging pada fase finisher. Materi yang digunakan adalah ayam pedaging/broiler finisher, yaitu ayam usia 20 hari sampai panen (usia 34 hari) sebanyak 200 ekor, menggunakan strain Cobb 500. Jenis pakan yang digunakan adalah pakan komersial GCI 201 cs. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Variabel yang diamati yaitu konsumsi pakan, penambahan bobot badan dan konversi pakan. Data yang didapat dianalisa dengan analisis ragam (ANOVA). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan pakan komersial yang telah difermentasi dan diberikan tambahan acidifier menunjukkan pengaruh nyata (P<0,05) terhadapkonsumsi pakan, penambahan bobot badan dan konversi pakan, Hasil perhitungan nilai rata-rata konsumsi pakan ayam pedaging periode finisher selama penelitian (gram/ekor) yaitu P0(1975)c, P1(1962)bc, P2(1960)abc, P3(1945)ab, P4(1932)a, hasil perhitungan nilai rata-rata penambahan bobotbadan ayam pedaging periode finisher selama penelitian (gram/ekor) yaitu P0(1196,25)a, P1(1221,88)a, P2(1245,63)a, P3(1259,38)ab, P4(1315,00)b, hasil perhitungan nilai rata-rata konversi pakan ayam pedaging periode finisher selama penelitian yaitu P0(1,65)C, P1(1,61)bc, P2(1,57)b, P3(1,55)ab, P4(1,47)a. Kesimpulan bahwa semakin tinggi penggunaan pakan komersialterfermentasi dan penambahan acidifier memberikan performans yang baik pada ayam pedaging periode finisher.Kata kunci : konsumsi pakan, penambahan bobot badan, konversi pakan, fermentasi, acidifier
KAJIAN KASUS RETENSI PLACENTA AKIBAT INFEKSI DAN FAKTOR PAKAN PADA SAPI PERAH (ARTICLE REVIEW) Yustian Dwi Cahyo; Nurul Humaidah; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 4, No 01 (2021): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Retensi placenta adalah suatu penyakit yang terjadi akibat selaput fetus atau placenta yang tidak dapat melepaskan diri dari tubuh induk setelah partus melebihi batas normalnya. Secara fisiologik placenta akan dikeluarkan oleh tubuh dalam waktu 8-24 jam post partus. Penyebab terjadinya retensi placenta ini adalah penyakit organ reproduksi, infeksi organ reproduksi, manajemen pemeliharaan yang kurang baik, dan faktor pakan yang diberikan pada ternak. Ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan retensi placenta diantaranya adalah umur, defisiensi hormon, musim, kematian fetus, kelahiran kembar, kelahiran prematur dan kelemahan induk. Infeksi yang terjadi pada organ reproduksi sapi dapat disebabkan oleh penyakit, penanganan partus yang kurang tepat dan abortus sehingga mikroorganisme mudah untuk masuk ke dalam organ reproduksi dan menyebabkan peradangan. Kondisi ini dapat menyebabkan terhabatnya pelepasan ikatan antara kotiledon dan karancula sehingga terjadi retensi placenta. Pakan yang diberikan pada saat sapi bunting harus dapat mencukup kebutuhan hidup ternak. Nutrisi yang terkandung dalam pakan yaitu vitamin, mineral energi dan protein sangat berguna pada masa pre partus. Masa ini adalah masa kritis perubahan hormonal, metabolisme dan kesehatan tubuh. Sehingga pada masa ini nutrisi yang diberikan harus cukup dan seimbang. Apabila terjadi defisiensi nutrisi pada masa ini maka akan dapat menurunkan kekebalan tubuh. Imun tubuh yang menurun dapat menyebabkan mikroorganisme mudah masuk dan menginfeksi saluran reproduksi yang berimbas pada kasus retensi placenta. Kata Kunci : Retensi, Placenta, Infeksi, Pakan, Sapi Perah
PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN BAKTERI Lactobacillus fermentum TERENKAPSULASI DALAM PAKAN TERHADAP KONSUMSI, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN, DAN KONVERSI PAKAN PADA BROILER PERIODE FINISHER Heider Ali Mansyur; M. Farid Wadjdi; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 2, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat penambahan bakteri Lactobacillus fermentum terenkapsulasi pada pakan broiler finisher. Terhadap konsumsi, Pertambahan Bobot Badan (PBB), dan konversi pakan. Materi yang digunakan adalah broiler periode finisher sebanyak 48 ekor. Penelitian percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan bobot badan awal rata-rata = 971,625 ± 61,73851 dan KK = 6%. Parameter yang diteliti konsumsi, PBB dan konversi pakan. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan bakteri Lactobacillus fermentum terenkapsulasiberpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan broiler periode finisher, rataan konsumsi pakan (gram/ekor) dengan masing-masing perlakuan P0= 2096,58, P4= 2103,58, P6=2159,67, dan P8= 2138,67. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap (PBB) broiler periode finisher dengan masing-masing perlakuan (gram/ekor) P0= 1165,17a, P4= 1198,75ab, P6= 1283,33bc, P8= 1306,83C. Hasil analisis ragam juga menunjukan berpengaruh nyata (P<0,050) terhadap konversi pakan broiler periode finisher dengan masingmasing perlakuan (gram/ekor) P0= 1,82c, P4= 1,75bc, P6= 1,69ab dan P8= 1,64a. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu angka penambahan 8 gram bakteri Lactobacillus fermentum terenkapsulasi dapatmeningkat secara nyata (PBB) dan menurunkan nilai konversi pakan.Kata kunci: broiler, enkapsulasi, Lactobacillus fermentum, peformans