Penggunaan non metode kontrasepsi jangka panjang oleh wanita usia subur (WUS) cukup tinggi (89,73%) jika dibandingkan dengan metode jangka panjang (10,27%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang melatarbelakangi pemilihan non metode kontrasepsi jangka panjang pada wanita usia subur di Praktek Mandiri Bidan wilayah Kecamatan Kuta Selatan Tahun 2021. Metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling Probability Sampling jenis Proportionate Random Sampling. Penelitian dilakukan tanggal 4 sampai 11 Mei 2021 di tujuh Praktek Mandiri Bidan Wilayah Kecamatan Kuta Selatan. Instrumen menggunakan kuisioner. Responden adalah akseptor non metode kontrasepsi jangka panjang sejumlah 68 orang. Penelitian menunjukkan bahwa responden yang menggunakan non metode kontrasepsi jangka panjang dengan lama penggunaan 3 tahun (57,3%), paling banyak berumur 20-35 tahun (55,9%), pendidikan Dasar (51,4%), sebanyak 76,5% dengan paritas multipara, sumber informasi utama dari tenaga kesehatan (76,5%), pengambilan keputusan secara bersama (60,3%), mempunyai pengalaman efek samping ringan (73,5%), sebelumnya menggunakan suntik 3 bulan (47,1%), dan (52,9 %) mempertimbangkan efek samping dalam pemilihan suntik dan pil. Bidan dalam praktiknya lebih meningkatkan kualitas konseling dan pelayanan kontrasepsi jangka panjang, sehingga dapat menarik minat masyarakat khususnya dengan tingkat pendidikan dasar.Kata kunci: Kontrasepsi, Non MKJP, Wanita usia subur The use of non-long-term contraceptive methods in women fertile age has increased (89,73%) compared to long-term contraceptive (10,27%). The purpose of this study was to describe the factors behind the selection of non-long-term contraceptive methods in women of childbearing age in the Independent Midwife Practice in the South Kuta District in 2021. The research method was descriptive quantitative with a cross sectional approach. The sampling technique is Probability Sampling, the type of Proportionate Random Sampling. The study was conducted from 4 to 11 May 2021 in seven Independent Midwife Practices in the South Kuta District. The instrument using quisioner. Respondents are 68 non long-term-contraceptive acceptors. Research shows that respondents who use Non LTM the duration of 3 years (57,2%), are mostly aged 20-35 years (55.9%), basic education (51.4%), as many as (76.5%) with multipara parity, the main source of information from health workers (76 .5%), shared decision making (60.3%) and had mild side effects (73.5%), previously using injections for 3 months (47.1%), and (52.9%) considering side effects in choosing Non-long-term-methods. In practice, midwives more improve the quality of long-term contraceptive counseling and services, so that they can attract public interest, especially those with basic education levels.Keywords: Contraception, Non LTM, Women fertile age