Claim Missing Document
Check
Articles

PELATIHAN COPING RELIGIUS DALAM MENURUNKAN KECEMASAN PENDERITA KISTA OVARIUM Amita, Nindy; Wahyuningsih, Hepi; Rini, Indahria Sulistya
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 18 No. 1 (2021): Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan (AJAIP)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/al-hikmah:jaip.2021.vol18(1).6610

Abstract

The research conducted by researchers aimed to determine how effective religious coping training was in reducing anxiety in patients with ovarian cysts. The hypothesis in this study is that there are differences in anxiety in the treated group. This can be seen from the pre-test, post-test, and follow-up. Thus, the treated group was more able to reduce anxiety in patients with ovarian cysts. The research design carried out by the researcher was a one-group pretest and posttest design. The scale used in the study was the SAI (State Anxiety Disorder) scale. Data analysis used the Wilcoxon test statistical technique. The results of the study proved that religious coping training was able to reduce anxiety in patients with ovarian cysts. The results showed that the pre-test and post-test sig was 0.043 and p <0.05. This result explains the difference between the pre-test and post-test scores. The changes in the participants' anxiety had given rise to changes before and after the training was given. The pre-test value with the follow-up value also has the same modifier, namely the sig value obtained is 0.043 and p <0.05. There are differences in research subjects' anxiety before being given training and after being given training given distance measurements for 2 weeks. The results of the hypothesis in this study were accepted, namely that there were differences in anxiety in the groups given treatment in this study. Keywords: Religious Coping, Anxiety, Ovarian Cysts ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif pelatihan koping religius dalam menurunkan kecemasan pada pasien kista ovarium. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kecemasan pada kelompok yang diberi perlakuan. Hal itu dapat dilihat dari pre-test, post-test dan tindak lanjutnya. Dengan demikian, kelompok yang diobati lebih banyak dapat mengurangi kecemasan pada pasien dengan kista ovarium. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah one group pretest and posttest design. Skala yang digunakan dalam penelitian adalah skala SAI (State Anxiety Disorder). Analisis data menggunakan teknik statistik uji Wilcoxon. Hasil penelitian membuktikan bahwa pelatihan koping religious mampu menurunkan kecemasan pada pasien kista ovarium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pre-test dan post-test sig sebesar 0,043 dan p <0,05. Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara nilai pre-test dan post-test. Perubahan kecemasan peserta sendiri telah memberikan perubahan sebelum pelatihan dan setelah pelatihan diberikan. Nilai prates dengan nilai follow up juga memiliki modifikator yang sama yaitu diperoleh nilai sig sebesar 0,043 dan p <0,05. Terdapat perbedaan subjek penelitian kecemasan sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberi perlakuan diberikan pengukuran jarak selama 2 minggu. Dengan demikian hipotesis penelitian diterima. Kata Kunci: Koping Religius, Kecemasan, Kista Ovarium
Model Sistem Pendukung Keputusan Kelompok untuk Penilaian Gangguan Depresii, Kecemasan dan Stress Berdasarkan DASS-42 Kusumadewi, Sri; Wahyuningsih, Hepi
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol 7 No 2: April 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25126/jtiik.2020721052

Abstract

Depresi, kecemasan dan stress merupakan tiga gangguan yang sering dijumpai di masyarakat. Ketiga gangguan tersebut memiliki gejala yang hampir mirip. Depression, Anxiety and Stress Scales (DASS) merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keparahan ketiga gangguan tersebut. DASS dengan jumlah item/gejala sebanyak 42 item dikenal dengan nama DASS-42. Alat ukut ini membedakan dengan jelas item/gejala dari setiap gangguan. Setiap gangguan memiliki item yang mempengaruhi sebanyak 14 item. Pada penelitian ini dibangun model Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (SPKK) yang memungkinkan para psikolog untuk berkolaborasi memberikan preferensi terkait prioritas gangguan yang akan terjadi apabila diketahui item/gejala tertentu menurut DASS-42. Preferensi diberikan dengan format ordered vectors. Untuk memudahkan proses agregasi/komposisi, selanjutnya dilakukan transformasi preferensi ke relasi preferensi fuzzy. Operator Ordered Weighted Averaging (OWA) digunakan untuk melakukan agregasi peferensi menjadi satu matriks. Proses seleksi alternatif terbaik dilakukan dengan menggunakan Quantifier Guided Dominance Degree (QGDD). Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketepatan hasil SPKK terhadap DASS-42 adalah sebesar 71,43% (30 dari 42 item/gejala). Item/gejala yang beririsan secara signifikan antara gangguan kecemasan dan stress sebesar 16,67%. (7 dari 42), antara depresi dan kecemasan sebesar 9,52% (4 dari 42). Secara umum SPKK ini mampu mengakomodasi preferensi para pengambil keputusan dalam memberikan bobot pengaruh. Gangguan kecemasan dan gangguan stress memiliki gejala yang sangat mirip sehingga untuk beberapa item.gejala pada DASS-42 ada perbedaan yang cukup signifikan. AbstractDepression, anxiety and stress are three disorders that are often found in the community. These three disorders have almost identical symptoms. Depression, Anxiety and Stress Scales (DASS) is an psychological instrument that can be used to measure the severity of these disorders. DASS with a total of 42 items known as DASS-42. This instrument distinguishes clearly the symptoms of each disorder. Each disorder has 14 items affect. The three disorders have a number of symptoms that are similar, even a symptom may affect two or three disorders with different levels of influence. In this study, a Group Decision Support System (GDSS) model was developed so that psychologists can collaborate to give preference regarding priority of disorders that would occur if certain items / symptoms were identified by  DASS-42. Preferences are given in ordered vectors format. The preferences given by each decision maker aggregated to get a single preference. These preferences will be transformed to the fuzzy preference relation format. Ordered Weighted Averaging (OWA) operator used to aggregation process for all decision maker preference. The OWA operator are used to aggregate into one matrix. The best alternative selected by using Quantifier Guided Dominance Degree (QGDD). The test results show that the accuracy of the GDSS results on DASS-42 is 71.43% (30 of 42 items / symptoms). Symptoms that overlap significantly between anxiety and stress disorders are 16.67%. (7 of 42), between depression and anxiety by 9.52% (4 of 42). The GDSS is able to accommodate the preferences of decision makers in giving influence weight. Anxiety and stress disorder have very similar symptoms so that for some symptoms in the DASS-42 there are significant differences.
POLA ASUH DAN PERUNDUNGAN: TIGA LEVEL META ANALISIS Hannan, Hannan; Wahyuningsih, Hepi
Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen Vol. 15 No. 1 (2022): JURNAL ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN 15.1
Publisher : Department of Family and Consumer Sciences, Faculty of Human Ecology, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.303 KB) | DOI: 10.24156/jikk.2022.15.1.76

Abstract

Perundungan berdampak pada kesehatan mental siswa yang menjadi korban. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan korelasi pola asuh dengan perundungan. Telaah lebih lanjut menunjukkan adanya perbedaan hasil antara penelitian-penelitian tersebut. Tujuan dari penelitian metaanalisis ini untuk menguji asosiasi pola asuh (demokratis, permisif, dan ototriter) dengan perundungan berdasarkan hasil-hasil korelasional antara pola asuh dan perundungan yang telah dilakukan oleh peneliti. Laporan penelitian yang digunakan adalah penelitian yang terbit antara 2010 sampai dengan 2019 dari data base Taylor and Francis, ProQuest, ScienceDirect, dan Portal Garuda. Berdasarkan diagram PRISMA, dari 233 penelitian diperoleh 18 data sekunder dengan karakteristik sampel yaitu siswa dan mahasiswa. Pola asuh demokratis dengan perilaku perundungan ditemukan tidak berkorelasi (Zr= -0,0970 dengan CI: -0,204 – 0,01; p>0,05) dan menunjukkan bias publikasi yang tinggi (fail-safe N= 16), sedangkan pola asuh otoriter dan perundungan berkorelasi positif (Zr= 0,280 dengan CI:0,195 – 0,365; p < 0,01) dan menunjukkan bias publikasi yang rendah (fail-safe N= 1536). Pola asuh permisif dengan perundungan juga menunjukkan korelasi positif (Zr= 0,223 dengan CI: 0,060 – 0,387; p < 0,01) dan menunjukkan bias publikasi yang rendah (fail-safe N= 171). Tingkat pendidikan sebagai variabel moderator bagi pola asuh demokratis dengan perundungan.