Siti Nurmala Dewi
Departemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA SEKTOR KONSTRUKSI Siti Nurmala Dewi; Doni Hikmat Ramdhan
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i1.3172

Abstract

Indonesia telah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memiliki tren peningkatan suhu sekitar 0.03 °C setiap tahunnya sehingga diperkirakan akan meningkatkan risiko penyakit terkait panas di Indonesia. Peningkatan suhu diprediksi akan menimbulkan kerugian ekonomi karena penurunan kesehatan seperti meningkatnya tekanan darah atau penyakit terkait panas lainnya dan peningkatan angka kematian. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan tekanan panas terhadap tekanan darah pekerja sektor konstruksi area indoor dan outdoor proyek Depo Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik dengan desain crosssectional dan menggunakan analisa data univariat dan bivariat. Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus uji hipotesis proporsi dua populasi dan diambil dengan metode pengambilan sampel secara acak sederhana berjumlah 185 pekerja dengan rincian 126 area outdoor dan 59 area indoor. Variabel dalam penelitian ini adalah tekanan panas dan tekanan darah. Tekanan panas diukur menggunakan alat Thermal Environment Monitor QuestTemp 34o dan anemometer. Sedangkan tekanan darah setelah bekerja diukur menggunakan Spygmomanometer (Merk Omron tipe HEM-7130). Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 126 pekerja area outdoor, sebanyak 95 orang (75,4%) masuk kategori prahipertensi dan hipertensi pada tekanan darah sistoliknya dan sebanyak 56 orang (44,4%) masuk kategori prahipertensi dan hipertensi pada tekanan darah diastoliknya. Dari 126 pekerja area outdoor, sebanyak 123 orang (97,6%) mengalami tekanan panas diatas Nilai Ambang Batas. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tekanan panas dengan tekanna darah dengan p value < 0,05. Untuk mencegah peningkatan tekanan darah, perusahaan disarankan segera melakukan pengendalian lingkungan kerja agar risiko penyakit terkait panas dapat diantisipasi. Kata kunci: Konstruksi, Suhu Tubuh, Tekanan Darah, Tekanan Panas
Stigma Pekerja terhadap Penyandang Disabilitas di Tempat Kerja Mustika, Ella Ayu Septia; Hadi, Ella N; Anharudin, Anharudin; Rofi’i, Aziz; Dewi, Siti Nurmala
Perilaku dan Promosi Kesehatan : Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 4, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Inclusiveness in the workplace for workers with disabilities is required and regulated by the government. However, workers with disabilities face challenges in fulfilling their right to obtain decent work and the stigma from colleagues. This situation affects the performance of workers with disabilities, which in the long run will affect company performance. Objective: This study aims to describe the stigma of workers against workers with disabilities in the workplace. Method: The study was a descriptive study with a cross-sectional study design. The population was workers working for at least three months. The sampling technique was accidental sampling by filling out a questionnaire through Google form with a total sample of 71 people. Results: The results showed that 30.99% of respondents had a high stigma, 40.85% of respondents had high negative attitudes, 38.03% of respondents had high discrimination, and 38.03% had low perceptions of justice towards workers with disabilities. Conclusion: Workers with disabilities experience stigma and discrimination in the workplace. This is one of the factors in the low absorption of the workforce at productive age groups with disabilities when compared to non-disabled groups.
PENERAPAN SISTEM PERMIT TO WORK DALAM MENGURANGI RISIKO DI AREA BERBAHAYA : LITERATURE REVIEW Siti Nurmala Dewi; Oktaria, Yolanda; Rahmi, Redha
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.43576

Abstract

Keselamatan kerja adalah prioritas utama dalam industri. Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari bahaya. Permit to work (PTW) adalah sistem perizinan kerja yang digunakan untuk mengontrol pekerjaan berisiko tinggi di lingkungan industri guna memastikan keselamatan pekerja dan aset perusahaan. Permit to work merupakan sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi, mengkomunikasikan, mengurangi serta mengendalikan bahaya terkait pekerjaan yang memiliki potensi buruk terhadap kesehatan, lingkungan serta keselamatan. PTW berfungsi sebagai dokumen formal yang mengidentifikasi potensi bahaya, langkah-langkah mitigasi, serta persyaratan keselamatan sebelum pekerjaan dimulai. Permit to work juga merupakan prosedur manajemen dimana hanya orang yang memiliki otoritas manajemen tertentu yang akan menandatangani izin yang seolah-olah mungkin bergantung pada berkas seorang pekerja. Penelitian menggunakan protocol Prisma (Preferred Reporting Itemns For Systematic Review And Meta Analyses). Penelitian ini menggunakan pencarian penerapan sistem permit to work dalam mengurangi risiko di area berbahaya. Penelitian ini meninjau implementasi PTW dalam berbagai sektor industri serta efektivitasnya dalam mencegah kecelakaan kerja. Hasil kajian menunjukkan bahwa PTW yang diterapkan secara ketat dapat mengurangi insiden akibat kelalaian prosedural dan meningkatkan budaya keselamatan kerja. Namun, tantangan seperti kepatuhan pekerja, kompleksitas prosedur, dan integrasi dengan sistem manajemen keselamatan lainnya tetap menjadi perhatian. Pelatihan dan pengawasan berkelanjutan diperlukan untuk memastikan PTW berfungsi secara optimal dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan terkendali.