Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Perilaku Berisiko Sebagai Faktor Penyebab Kecelakaan Pada Pengemudi Sepeda Motor Komersial: Systematic Review Afif Mauludi, Ahmad; Djunaidi, Zulkifli; Saiful Arif, Luthfi
Jurnal Keselamatan Transportasi Jalan (Indonesian Journal of Road Safety) Vol. 8 No. 1 (2021): JURNAL KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (INDONESIAN JOURNAL OF ROAD SAFETY)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46447/ktj.v8i1.307

Abstract

Transportasi menjadi hal yang penting dalam mobilitas di zaman modern dan jasa sepeda motor komersial menjadi pilihan utama pengguna jalan di Indonesia. Terlepas dari banyaknya keuntungan tersebut pengemudi sepeda motor komersial memiliki ancaman keselamatan dengan tingginya angka kecelakaan sepeda motor. Kecelakaan tersebut sebagian besar diakibatkan oleh perilaku berisiko yang dilakukan oleh pengemudi itu sendiri. Penelitian merupakan sebuah tinjauan pustaka sistematis, yang bertujuan untuk mengkaji bentuk perilaku berisiko saat berkendara, faktor-faktor yang mempengaruhinya dan bagaimana kontribusinya dalam kejadian kecelakaan lalu lintas pada pengemudi sepeda motor komersial dari berbagai penelitian. Berdasarkan hasil systematic review, perilaku berisiko pengemudi sepeda motor komersial signifikan berhubungan dengan kejadian kecelakaan memiliki bentuk, berkendara dalam pengaruh alkohol, merokok saat mengemudi, penggunaan lampu kendaraan yang tidak sesuai, penggunaan handphone saat mengemudi, jumlah penumpang yang melebihi kapasitas, pelanggaran marka jalan, menyalip secara berbahaya, penggunaan lampu indikator yang tidak sesuai, pelanggaran kecepatan, pelanggaran rambu dan sinyal lalu lintas. Perilaku berisiko saat mengemudi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya persepsi keselamatan dan risiko berkendara, kondisi jalan, tuntutan ekonomi, kebiasaan merokok, umur, tingkat pendidikan, pengalaman kecelakaan, pelatihan dan pengalaman mengemudi. Untuk mengurangi tingkat kecelakaan pada pengemudi sepeda motor komersial, diperlukan penyediaan fasilitas peningkatan edukasi dan pelatihan keselamatan oleh pihak penyedia aplikasi atau pemerintah.
Implementasi Penggunaan Driving Monitoring System (DMS) Sebagai Kendali Bahaya Dari Aktivitas Pengoperasian Unit Pengangkutan Batubara PT. Berau Coal: Implementation of the Use of Driving Monitoring System (DMS) as a Hazard Control from the Operational Activities of the Coal Transportation Unit of PT. Berau Coal Sepriyanto; Zulkifli Djunaidi
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 6: JUNE 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.723 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v5i6.2524

Abstract

Latar Belakang: Implementasi teknologi pada kegiatan operasional perusahaan adalah sebuah keniscayaan, jika perusahaan ingin tetap exist dan bergerak maju seiring dengan kebutuhan zaman. Termasuk dalam kegiatan operasional penambangan batubara yang ada di PT Beraucoal, saat ini berusaha untuk mengimplementasikan teknologi sebagai tools untuk kendali bahaya yang muncul. Salah satunya adalah penggunaan DMS (Driving Monitoring System) yang bertujuan untuk melakukan pengawasan langsung terhadap prilaku pengopersian unit/kendaraan (aktifitas operator di dalam kabin dan kondisi di luar kabin) untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh un safe act dari operator saat mengoperasikan unit. Dalam tahap awal, implementasi DMS diterapkan batu hanya pada kegiatan hauling coal, karena selain tingkat incident pada kegiatan pengoperasian unit di lokasi ini cukup tinggi, lokasi ini juga dari segi infrastruktur lebih menudukung, yaitu berupa keberadaan jaringan cellular sebagai salah satu elemn untuk dapat menjalankan DMS secara ideal dan maksimal. Fokus kendali DMS pada tiga Tindakan Tidak Aman yang diketahui sebagai penyebab terbesar kecelakaan pada kegiatan pengoperasian unit di jalan hauling, yaitu: 1. Prilaku berkendara operator (distraction, smoking, phoning, coalision), 2. Fatigue (yawning, head down, closed eyes), 3. Kecepatan Berkendara. Adapun subyek penelitian adalah perusahaan pertambangan yang merupakan mitra kerja PT. Berau Coal, yaitu: PT. PAMA, PT. BUMA, PT. MADHANI, PT. RICOBANA dan PT. MTL. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi penggunaan driving monitoring system (dms) sebagai kendali bahaya dari aktivitas pengoperasian unit pengangkutan batubara PT. Berau Coal Metode: Penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif yaitu dengan menggunakan pendekatan yang disebut dengan analisis data sekunder. Hasil: Dari data yang dikumpulkan, didapat bahwa implementasi DMS telah memberikan dampak terhadap penurunan jumlah incident pada aktifitas pengoperasian unit di jalan hauling, dengan total penurunan incident rata-rata dalam dua tahun setelah implementasi DMS yaitu sebesar 77%dari total rata-rata incident pada kegiatan pengoperasian unit di jalan jauling selama dua tahun sebelum implementasi DMS. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa upaya implementasi teknologi dalam kegiatan operasional pertambangan di PT. Berau Coal terus dilakukan. Salah satu yang dijalankan saat ini adalah implementasi Driving Monitoring System (DMS), yang berfungsi untuk mengcapture atau menangkap Tindakan Tidak Aman yang dilakukan oleh operator saat mengoperasikan unit
Evaluation of the Physical Work Environment of Miners in Kutai Kartanegara, East Kalimantan Putri Pujianti; Zulkifli Djunaidi
The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health Vol. 11 No. SI (2022): Special Issue
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.194 KB) | DOI: 10.20473/ijosh.v11iSI.2022.39-47

Abstract

Introduction: Mining is a field of work that has a high potential of risk, both in terms of health risks and safety risks. In its business processes, environmental factors are one of the potential risks that cannot be avoided by every employee. Physical work environment factors are everything around the workplace that can affect workers, either directly or indirectly, and can cause health problems such as headaches, dizziness, nausea, shortness of breath, fatigue, and dehydration. This study aims to determine the physical environmental factors that greatly influence employee productivity. Methods: This study used quantitative methods and the secondary data. Measurement of physical factors applied the standard Threshold Limit Value (TLV) in accordance with the Regulation of the Minister of Manpower of the Republic of Indonesia Number 05 of 2018. Measurements were carried out in the workshop areas, ports, heavy equipment units, and office spaces of each department. In this study, measurements of physical climate include work climate, placement, and lighting. Results: The physical work environment is found to be good enough despite being below the standard in some areas, e.g., the lighting at the administration desk, the noise in the generator room, and some heavy equipment such as bulldozers and dump trucks. Conclusions: The physical work environment is still considered safe and will not cause health problems. However, the arrangement of lighting conditions, work climate, and noise can be improved to meet the overall OHS standards and the evaluation of other work environment factors.Keywords: literature review, metal industry, occupational contact dermatitis.
IMPLEMENTASI PROGRAM PELAPORAN UNSAFE ACTION & UNSAFE CONDITION DI PT XYZ Clint Devan Yogama; Zulkifli Djunaidi; Farah Fadila Rahmawati
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i1.2933

Abstract

Sebagai aset utama bagi perusahaan dalam menggerakan operasional perusahaan untuk mencapai efisiensi dan produktivitas tinggi, tenaga kerja perlu dijamin keselamatan dan kesehatan kerjanya. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit yang diakibatkan dari bekerja dan menjamin serta melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Setiap perusahaan diwajibkan untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam operasionalnya. Terutama pada pekerjaan yang memiliki resiko tinggi akan kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit kerja. Penelitian ini adalah tentang Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT XYZ. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilaksanakan oleh PT XYZ melalui program Pengamatan Aturan HSSE. Penerapan program Pengamatan Aturan HSSE fokus pada mendeteksi kondisi atau tindakan tidak aman secara dini sebelum terjadi kecelakaan dan memperbaikinya menjadi lingkungan kerja yang aman bagi pekerja. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Laporan Pengamatan Aturan HSSE milik PT XYZ sebagai objek penelitian. Teknik analisis dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk membandingkan hasil penelitian yang sudah dilakukan mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja melalui program Pengamatan Aturan Utama HSSE dengan teori-teori yang didapatkan melalui studi pustaka. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa fungsi, manfaat dan penerapan keselamatan dan kesehaan kerja PT XYZ melalui program Pengawasan Aturan HSSE telah mencakup semua aspek yang dinyatakan dalam teori.
ANALISIS PENGARUH DIMENSI SAFETY CULTURE TERHADAP SAFETY CULTURE DI INDUSTRI PETROKIMIA Dedi Chandra; Zulkifli Djunaidi
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i1.3622

Abstract

Industri petrokimia merupakan suatu jenis industri yang memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi dan sekitar 17% kecelakaan di industri terjadi di sektor petrokimia dimana sekitar 40% diakibatkan oleh faktor manusia, sehingga dalam menjalankan proses bisnisnya industri petrokimia memerlukan budaya keselamatan yang baik dimana budaya keselamatan sendiri dipengaruhi oleh berbagai dimensi-dimensi. Tujuan dari penulisan ini sendiri adalah untuk mengetahui dimensi-dimensi budaya keselamatan yang dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja keselamatan. Studi ini menggunakan metode traditional literature review dengan kata kunci di mesin pencarian sebagai berikut : safety culture in petrochemical, safety culture dimensions in petrochemical, HSE culture in petrochemical, organizational culture in petrochemical, human factor in petrochemical industri. Dari 12 literature yang direview didapatkan 18 dimensi mempengaruhi tingkat kinerja budaya keselamatan di industri petrokimia yang dapat menjadi pertimbangan manajerial untuk ditingkatkan, dimensi tersebut adalah sebagai berikut komitmen manajemen, pelatihan & budaya pelaporan insiden/pertukaran informasi, perilaku/sikap risiko & keselamatan pekerja, partisipasi dan keterlibatan keselamatan pekerja, efektivitas sistem manajemen keselamatan/ risiko, kesadaran/ prioritas terhadap keselamatan/ produksi; jadwal & tuntutan kerja, kepatuhan & pelaksanaan peraturan/kebijakan keselamatan, hubungan & dukungan keselamatan rekan kerja & kepuasan kerja, tekanan/ situasi/ bahaya lingkungan kerja, budaya belajar, kompetensi/ pengetahuan/ pendidikan pekerja, sistem penghargaan & motivasi keselamatan, budaya adil & kepercayaan, budaya fleksibilitas/ manajemen perubahan, investigasi kecelakaan dan kesiapsiagaan, pengawasan dan audit keselamatan, peralatan dan alat kerja serta alat pelindung diri (APD) dan faktor lingkungan eksternal.
KAJIAN LITERATUR SISTEMATIS MODEL TINGKAT KEMATANGAN BUDAYA KESELAMATAN (SAFETY CULTURE MATURITY MODEL) DI BERBAGAI SEKTOR INDUSTRI - SISTEMATIK REVIEW Hamas Musyaddad Abdul Aziz; Zulkifli Djunaidi
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i1.3793

Abstract

The importance of assessing the maturity level of safety culture has been a concern in various industrial sectors and studied by many researchers. Frameworks for measuring safety culture maturity have been developed and varied. The purpose of this study is to review the basic and conceptual development of safety culture maturity levels from various industrial sectors, as well as provide an overview of information on how the development model is used. This study is a systematic review using the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews & Meta Analysis (PRISMA) method. The databases used in searching the data are Science Direct, PubMed and Google Scholar. The keywords used are safety culture maturity, safety culture maturity model, and safety maturity level by producing articles that are relevant to the purpose of the literature study as many as 23 publications were reviewed. Based on the results of the literature review, the methods used in developing, evaluating and implementing safety culture maturity levels are literature review, interviews, matrices, expert or expert consultation, Focus Group Discussion (FGD), questionnaires, audit documents, score cards or assessments, accident data. , and some are not reported. Most of the publications in the review sample were included in developments whose main objective was to build a model of the maturity level of safety culture in each industrial sector application. This systematic review found that the analysis of the maturity assessment identified the level of safety culture maturity that varied with each model development.   Keywords         : Safety culture , Maturity model, Industry  
Persepsi Risiko Keselamatan dalam Kegiatan Pendakian Gunung Mutia Rahmi; Zulkifli Djunaidi
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 10, No 2 (2021): Volume 10 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v10i2.3613

Abstract

Pendakian gunung merupakan kegiatan yang menggabungkan beberapa keahlian seperti rock climbing, ice climbing, dan keterampilan khusus serta pengetahuan di alam liar. Pendakian gunung dikategorikan sebagai kegiatan berisiko tinggi karena potensi dari cedera fisik dengan tingkat keparahan yang tinggi hingga kematian yang bisa terjadi berkaitan dengan kegiatan ini. Tulisan ini bertujuan untuk melihat persepsi risiko keselamatan pendaki dan faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi. Tulisan ini disusun dengan metode traditional literatur review dengan menggunakan mesin pencari Google Scholar, Sagepub, Science Direct, Wiley Online, Taylor&Francis, Springerlink, dan Researchgate dengan menggunakan keyword Mountaineering, mountaineers, tourist, outdoor activity, risk perception, risk perceived, persepsi risiko, dan pendakian gunung Berdasarkan literatur yang dianalisis beberapa faktor yang membentuk persepsi risiko pendaki dipengaruhi oleh intensitas pendakian, anggota pendakian, dan jenis kelamin. Persepsi risiko yang terbentuk merupakan hal komplekss dan bersifat multidimensional yang merupakan cerminan dari norma sosial yang dianut, keterampilan yang dimiliki, dan tingkat pengalaman yang dimiliki masing – masing individu.Kata kunci: persepsi risiko, pendakian gunung, persepsi risiko pendaki gunung
ANALISIS IKLIM KESELAMATAN KERJA DI PT. XYZ BALIKPAPAN 2021 Deni Eri Zulfirman; ZULKIFLI DJUNAIDI
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i2.1938

Abstract

This study was conducted to determine the safety climate, the safety climate reflects workers' perceptions of the true value of safety in an organization - as a contributing factor to the reduction of accidents due to accidents. The purpose of this study was to determine the level of health and safety scores in the company. This study uses a descriptive analytical method with a total of 100 respondents (total respondents) with a variable measuring the level of work safety using a questionnaire published by the National Research Center for the Danish work environment, namely the Nordic Climate Safety Questionnaire 50 (NOSACQ-50) which contains 50 statements and has been completed. tested and translated in 40 languages, one of which is Indonesian. This research was conducted at PT. XYZ Balikpapan which starts in January until March 2021,. The results of this study indicate that there are 3 dimensions that have an average value below 3.30, namely the management safety empowerment dimension, management safety justice dimension and worker’s safety priority and risk non-acceptance dimension. Suggested improvements include making decisions and receiving advice and input from workers regarding work safety and being fair to workers regarding occupational safety and health for management and prioritizing work safety and not taking risks even though the work is busy and reducing risk-taking behavior that is dangerous for workers.
GAMBARAN SAFETY CLIMATE DAN INTERVENSI PROGRAM KESELAMATAN DI PROYEK Z PT.X Febby Fauzia Deliani; Agra Mohamad Khaliwa; Annisa Elfariyani; Muhammad Rahmanda Lintang; Zulkifli Djunaidi
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i2.2039

Abstract

Safety Climate telah dianggap sebagai isu penting dalam industri konstruksi selama bertahun-tahun, termasuk di PT. X; salah satu perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan iklim keselamatan pada Proyek Z, sebuah lokasi konstruksi milik PT. X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode stratified random sampling; pertanyaan-pertanyaan tertutup yang dihasilkan ini dibagikan kepada total 80 pekerja konstruksi. Temuan menyiratkan bahwa kedelapan variabel independen yang digunakan dalam makalah ini sangat terkait dengan iklim keselamatan secara keseluruhan. Selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengembangan program keselamatan di Proyek Z.
Identifikasi Potensi Bahaya dan Upaya Pengendalian pada Proses Coal Hauling dan Coal Loading di Indonesia Eka Fitria Novita Sainyakit; Zulkifli Djunaidi
Buletin Keslingmas Vol 42, No 2 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.2 TAHUN 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v42i2.9634

Abstract

Batubara (coal) menjadi sumber energi yang banyak digunakan oleh power plant dan industry kertas. Beberapa proses dalam bisnins batubara di Indonesia menurut EITI (Extractive Industries Transparency Initiative) ialah pengangkutan (coal hauling) menggunakan unit dump truck ke area stockpile dan pemuatan (coal loading) dari stockpile ke area pelabuhan atau terminal. Penelitian lainnya menyebutkan bahwa coal barging dan crushing memiliki tingkat kecelakaan tertinggi sebesar 31% dan coal hauling memiliki persentase 31% tingkat kecelakaan pada PT. X.Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada perusahaan diharapkan dapat menghilangkan risiko yang ada pada pekerjaan salah satunya dengan melakukan identifikasi terhadapt potensi bahaya dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui potensi bahaya pada proses coal hauling dan coal loading serta melakukan critical analysis untuk upaya pengendalian pada potensi bahaya tersebut. dalam rangka meminimalisir persentase kecelekaan kerja pada proses tersebut. Berdasarkan hasil literature review, potensi bahaya pada proses coal hauling meliputi kelelahan akibat overshift, kondisi hauling road yang licin, kurangnya perawatan pada dump truck, dan terpapar debu batubara. Pada proses coal loading, potensi bahaya yang diidentifikasi kondisi operator yang tidak menggunakan APD, berdiri di lokasi yang tidak aman, kurang memahami SOP pemuatan hingga terpapar debu batubara. Adapun pengendalian yang dapat direkomendasikan yakni meningkatkan fungi kontrol pada pekerja, penggunaan APD, komunikasi yang baik antar pekerja, adanya pelatihan K3 dan perawatan rutin terhadap alat yang digunakan. Bahaya K3 yang diidentifikasi dan rekomendasi upaya pengendalian ini diharapkan dapat meminimalisir atau menghilangkan risiko pada proses coal hauling dan coal loading.