Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Resiliensi Agrowisata di Kota Batu Akibat Pandemi Covid 19 Rini Mutisari; Deny Meitasari; Heptari Elita Dewi; Wiwit Widyawati; Aniesa Samira Bafadal
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2022.006.02.36

Abstract

Novel Coronavirus (Covid-19) telah melumpuhkan sistem perekonomian global. Indonesia menjadi salah satu negara terdampak. Hampir semua sektor terkena dampak dari adanya pandemi Covid-19, begitu juga pada sektor pariwisata. Penurunan sektor pariwisata International sepanjang Tahun 2020 telah mengalami penurunan sekitar 25 persen dari periode sebelumnya. Hal ini diikuti dengan penurunan jumlah kunjungan wisata domestik. Indonesia memiliki potensi pengembangan Agrowisata yang sangat tinggi hal ini didukung dengan kondisi alam negara indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Letak Kota Batu yang berada di wilayah pegunungan membuat sebagian besar pertumbuhan PDB Kota Batu ditunjang dari sektor pariwisata. Salah satu bentuk pariwisata unggulannya adalah agrowisata (Jatim.bpk.go.id, 2021). Meskipun sebagian besar wisatawan yang berkunjung di Kota Batu adalah wisatawa domestik, namun kota ini juga mengalami dampak akibat adanya pandemi Covid-19. Kebijakan PPKM di Kota Batu telah menyebabkan kerugian di berbagai aspek. Diperkuat dengan fakta bahwa dilansir pada Malangtimes (2021) jumlah kunjungan selama masa pandemi menurun tajam sebanyak 50%. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penelitian tentang resiliensi sektor pariwisata terutama agrowisata terhadap pandemi Covid-19 menjadi penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis resiliensi Agrowisata terhadap pengembangan wisata berkelanjutan sebagai respon adanya pandemi Covid-19Kata kunci: Covid-19, Agrowisata, Resiliensi, SEM-PLS
Peningkatan Ekspor Kakao Indonesia di Pasar Internasional Rizki Juniar Larasati; Ratya Anindita; Wiwit Widyawati
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2022.006.03.23

Abstract

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang di andalkan Indonesia dalam aktivitas ekspor pertanian karena kakao berpotensi untuk membuka pasar baru sebagai bentuk perluasan pasar domestik Indonesia. Tetapi ekspor kakao Indonesia ke negara tujuan ekspor kakao mengalami perbedaan volume ekspor. Terjadinya perbedaan tersebut diduga karena terdapat pengaruh dari faktor-faktor model gravitasi yaitu perbedaan jarak antarnegara dan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor model gravitasi, yaitu jarak antarnegara dan PDB negara tujuan serta menambahkan faktor nilai tukar riil dan kebijakan bea keluar terhadap peningkatan ekspor kakao Indonesia. Metode analisis data penelitian yang digunakan adalah analisis regresi data panel menggunakan metode fixed effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor PDB negara tujuan, jarak antarnegara, nilai tukar riil, dan kebijakan bea keluar memiliki pengaruh nyata dan signifikan terhadap peningkatan ekspor kakao Indonesia.
EXPERIENCE SHOCKS OF STRATEGIC FOOD CONSUMERS IN INDONESIA DURING COVID-19 PANDEMIC Fitrotul Laili; Wiwit Widyawati; Dian Islami Prasetyaningrum
Agricultural Socio-Economics Journal Vol. 22 No. 1 (2022): JANUARY
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.agrise.2022.022.1.8

Abstract

COVID-19's negative externalities disrupted the supply of several commodities. Meanwhile, to combat the spread of COVID-19, various countries have implemented a lockdown policy, which impacts the economy's balance. Consumers' risks are increasing due to economic changes caused by the COVID-19 pandemic, which affects the higher level of volatility of various agricultural commodities in Indonesia, particularly strategic commodities. Thus, this research was designed to examine the experience shock of strategic food consumers during Covid-19 pandemic. The ARCH/GARCH model was used to describe the strategic food price movement pattern using a set of weekly consumer price data from March 2020 until August 2021. This study found price volatility of strategic food commodities is classified into three categories. For starters, the extreme volatility of commodities such as garlic and cayenne pepper indicates that future buyers will face more significant uncertainty and risk. Furthermore, these commodities will generate fluctuating price swings in the future, resulting in greater experience shock for consumers. Second, commodities with high price volatility, such as rice, chicken meat, eggs, shallots, and sugar, signal that these commodities will subject consumers to a huge shock due to their high price volatility. Third, minimal volatility, such as that found in meat, red chilli, and cooking oil, indicates that customers will face less uncertainty in the future.
Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor Produksi Dan Pendapatan Usahatani Sawi Putih (Brassica Pekinensis L.) Moh. Irsyadul Ma'arif; Syafrial Syafrial; Wiwit Widyawati
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2022.006.04.16

Abstract

Komoditas sawi putih merupakan komoditas yang sering ditanam petani karena memiliki umur tanam yang pendek dan memiliki produksi yang tinggi di Kota batu khususnya Kecamatan Bumiaji. Produktivitas sawi putih di Kecamatan Bumiaji didapatkan rata-rata sebesar 17 ton/ha, sedangkan potensi produksi sawi putih mencapai 20-35 ton/ha. penyebabnya faktor produksi yang digunakan dalam usahatani sawi putih masih  belum efisien, upaya peningkatan produksi dan produktivitas dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor produksi secara efisien. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis seberapa efisien secara alokatif pada tingkat produksi sawi putih yang dibudidayakan petani, serta menganalisis tingkat pendapatan petani sawi putih. Metode analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis tingkat pendapatan, fungsi produksi Cobb-Douglass dengan regresi linier berganda menggunakan estimasi OLS dan analisis efisiensi alokatif untuk menghitung nilai dari (NPMx/Px). Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendapatan di Desa Sumberbrantas masih menguntungkan dengan faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi sawi putih berupa Benih, Luas Lahan, Pupuk Npk, Pupuk Za dan Tenaga Kerja berpengaruh positif nyata terhadap produksi sawi putih. Penggunaan faktor produksi berupa Pupuk NPK pada usahatani sawi putih secara alokatif sudah mencapai efisien karena nilai dari NPMx/Px mendekati atau sama dengan satu.Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor Produksi Dan Pendapatan Usahatani Sawi Putih  (Brassica Pekinensis L.)
Analisis Efisiensi Teknis Dan Pengaruh Adaptasi Perubahan Iklim Terhadap Usahatani Padi (Oryza Sativa) Di Desa Randuagung I Wayan Oka Pertama Jaya Suputra; Rini Mutisari; Wiwit Widyawati; Condro Puspo Nugroho
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2024.008.03.15

Abstract

Padi menjadi komoditas utama di Kecamatan Singosari, khususnya di Desa Randuagung. Produktivitas tanaman padi di Desa Randuagung hanya mampu mencapai 7 ton/ha, sedangkan menurut data BPP Singosari mampu mencapai 8 ton/ha. Data tersebut memberikan informasi bahwa petani padi belum efisien secara teknis. Hal ini disebabkan oleh penggunaan jumlah input produksi yang tidak sesuai dan pengaruh perubahan iklim yang tidak bisa dikendalikan oleh petani. Tujuan penelitian ini yaitu: (1) menganalisis bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi dan adaptasi perubahan iklim pada produksi usahatani padi, (2) menganalisis tingkat efisiensi teknis yang dicapai oleh petani padi, dan (3) menganalisis faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap inefisiensi teknis usahatani padi. Analisis produksi padi dan tingkat efisiensi teknis dengan fungsi produksi Cobb-Douglass pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan analisis inefisiensi teknis menggunakan regresi Tobit. Hasil penelitian menunjukan luas lahan, penggunaan jumlah benih, dan adaptasi perubahan iklim berpengaruh nyata pada peningkatan produksi padi. Pupuk kimia berpengaruh nyata pada penurunan produksi padi. Rata-rata tingkat efisiensi teknis sebesar 0,764. Pengalaman bertani, dan frekuensi penyuluhan berpengaruh nyata terhadap penurunan inefisiensi teknis. Petani dapat menggunaan teknik jajar legowo, dan petani dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Petani dapat meningkatkan pengalaman bertani dengan mengikuti penyuluhan dan mulai melakukan kegiatan adaptasi perubahan iklim.
Analisis Komparatif Pendapatan Usahatani Padi Skala Kecil Yang Melakukan Adaptasi Dengan Yang Tidak Melakukan Adaptasi Perubahan Iklim Di, Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang Hafizhoh Arevi Panggabean; Deny Meitasari; Fahriyah Fahriyah; Rini Murtisari; Wiwit Widyawati
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2024.008.02.35

Abstract

Perubahan iklim merupakan isu global yang sangat berdampak pada komoditas padi yang dapat menurunkan produksi dan pendapatan petani, sehingga petani harus menerapkan strategi adaptasi untuk meminimalisir dampak negatif perubahan iklim. Salah satu strategi yang diterapkan oleh petani yaitu penggunaan varietas sesuai musim. Perubahan iklim tersebut sangat berdampak terhadap produksi dan pendapatan petani skala kecil. Pada lokasi penelitian petani padi merupakan petani skala kecil dengan luas lahan relatif sempit yaitu <0.5 ha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur biaya, penerimaan dan pendapatan yang diterima oleh anatara kedua kelompok petani tersebut dan untuk mengetahui perbandingan produksi dan pendapatan antara petani yang melakukan adaptasi perubahan iklim dengan yang tidak melakukan adaptasi perubahan iklim. Penelitian ini dilakukan di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang dilakukan secara purposive. Penentuan responden dilakukan dengan metode sensus dengan jumlah responden 50 petani yang telah melakukan budidaya padi pada musim tanam Juli-Oktober tahun 2022 dengan 34 petani yang melakukan adaptasi perubahan iklim dan 16 petani yang tidak melakukan adaptasi perubahan iklim. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan petani melalui penyebaran kuisioner. Metode analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis usahatani dan alat analisis yang digunakan adalah t-test untuk mengetahui perbandingan produksi dan pendapatan petani yang menerapkan adaptasi perubahan iklim dengan yang tidak. Hasil penelitian menunjukan bahwa petani yang melakukan adaptasi perubahan iklim pada musim kemarau dengan menggunakan varietas yang adaptif terhadap musim kemarau atau kekeringan memiliki pendapatan dan hasil produksi yang lebih besar dibandingkan dengan petani yang tidak melakukan adaptasi perubahan iklim.
Model Pentahelix dalam Pengembangan Eduwisata Berbasis Agro-Culture Di Kawasan Desa Penyangga TNBTS (Studi Di Desa Tosari, Kabupaten Pasuruan dan Desa Sapikerep, Kabupaten Probolinggo) Novy Setia Yunas; Susanti, Anik; Nadya Izana, Nyimas; Widyawati, Wiwit
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 11 No. 1 (2023): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22500/11202344218

Abstract

Tosari and Sapikerep villages are two villages in the TNBTS area which are included as one of the priority areas in Indonesia. Nature tourism or agro-tourism and cultural tourism are the characteristics of the two villages. Thus, Agro-Cultural based Edutourism is one of the potential developments in the village area. The pentahelix development model is considered appropriate because it is known that the two villages collaborate with 5 roles, namely government, private sector, academia, mass media, and the community. This article is the result of research conducted for 2 months using a qualitative method with data collection techniques through in-depth interviews, focus group discussions, and observations, where research was conducted to fully describe how the pentahelix collaboration pattern occurred. As a result, the role of various actors in the pentahelix collaboration model is quite optimal. From a regulatory perspective, the central government and regional governments have shown their role where basically the two villages have become part of the tourism priority villages which in terms of infrastructure are maximally supported by the central government. As well as with regard to licensing, it is very easy to take care of development permits and public facilities that support tourism businesses and make it easier for tourists. From the private sector, many companies and investors started arriving to work together in the two villages, through their Corporate Social Responsibility pattern. On the other hand, the media also plays an important role in efforts to introduce tourism potential so that it is more widely known by tourists, while academics work together in terms of planning that is in accordance with science, as well as the active role of the community which turns out to be open and mutually willing to build villages.
Does The Greenhouse Adoption Improve Farmers’ Welfare? Evidence from Melon Farmers in Indonesia Hanani AR, Nuhfil; Rahman, Moh Shadiqur; Toiba, Hery; Dina Riana, Fitria; Fahriyah, Fahriyah; Ilyas Shaleh, Mohammad; Wahyu Firdaus, Mohammad; 'Ula, Mahfudlotul; Retnoningsih, Dwi; Widyawati, Wiwit
AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development Research Vol. 10 No. 2: July-December 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/agraris.v10i2.416

Abstract

Greenhouse technology presents a promising solution to the challenges of agricultural productivity and sustainability, particularly for small-scale farmers facing climate change, resource constraints, and unpredictable weather conditions. This study was the first attempt to investigate the impact of greenhouse adoption on farmers’ welfare which focused on household income per capita and food security status. The samples of this study were conducted 201 melon farmers in East Java, Indonesia. This study analyzed data to discern the effects of greenhouse adoption on farmers’ welfare by employing endogenous switching regression to address potential endogeneity issues. The analysis revealed that greenhouse adoption significantly and positively affected household income per capita and food security status. Through rigorous data analysis, this research had contributed valuable insights into the socio-economic implications of adopting greenhouses in agricultural practices. The results highlighted the role of greenhouses in boosting farmers’ resilience, improving livelihoods, and enhancing food security, providing a strong case for promoting greenhouse technology in rural agricultural practices.
KOLABORASI RUMAH BACA ASMANADIA CIRANJANG DENGAN RELAWAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS KEGIATAN LITERASI Widyawati, Wiwit; Winoto, Yunus; Khadijah, Ute Lies Siti
Nusantara Journal of Information and Library Studies (N-JILS) Vol. 5 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Universitas Islam Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30999/n-jils.v5i1.1967

Abstract

Asmanadia Ciranjang Reading House (RBA Ciranjang) is one of the branches of Asmanadia Reading House in Indonesia. To develop and carry out its activities, RBA Ciranjang does not work alone, therefore the purpose of this research is to find out the components of collaboration between RBA Ciranjang and volunteers to empower communities based on literacy activities and to identify the supporting and inhibiting factors of collaboration. This study uses a qualitative research method with a case study approach. Data collection techniques were carried out through interviews, observations, and literature studies. The informants in this study were the head of the Ciranjang RBA board, two Ciranjang RBA volunteers and one key informant. The results showed that the implementation of the collaboration component was carried out well, seen from the first component, namely the communication that existed between RBA Ciranjang and volunteers showing their closeness. The second component is RBA Ciranjang and volunteers already trust each other and understand their respective duties. The third component is RBA Ciranjang and volunteers have a commitment to achieve the agreed goals. The fourth component is the goal that they agreed on is to grow interest and reading culture from literacy activities in RBA Ciranjang so that the community is empowered. The fifth component, namely the impact felt by the Ciranjang RBA and volunteers, is a positive impact. The supporting factor for collaboration is the motivation that RBA Ciranjang has with volunteers and there are no inhibiting factors from collaboration.Keywords: Asmanadia Reading House, collaboration, volunteer, literacy activitiesABSTRAKRumah Baca Asmanadia Ciranjang (RBA Ciranjang) merupakan salah satu cabang dari Rumah Baca Asmanadia di Indonesia. Untuk mengembangkan dan menjalankan kegiatannya, RBA Ciranjang tidak bergerak sendirian, oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komponen kolaborasi RBA Ciranjang dengan relawan dalam upaya pemberdayaan masyarakat berbasis kegiatan literasi dan untuk mengetahui faktor pendukung serta penghambat dari kolaborasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan  studi kasus. Teknik pengambilan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini adalah ketua pengurus RBA Ciranjang, dua relawan RBA Ciranjang dan satu key informant. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan komponen kolaborasi terlaksana dengan baik, dilihat dari komponen pertama yaitu komunikasi yang terjalin antara RBA Ciranjang dengan relawan menunjukkan kedekatan mereka. Komponen kedua yaitu RBA Ciranjang dan relawan sudah saling percaya dan memahami tugas mereka masing-masing. Komponen ketiga yaitu RBA Ciranjang dan relawan memiliki komitmen untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Komponen keempat yaitu tujuan yang mereka sepakati adalah menumbuhkan minat dan budaya membaca dari kegiatan literasi yang ada di RBA Ciranjang agar masyarakat tersebut berdaya. Komponen kelima yaitu dampak yang dirasakan oleh RBA Ciranjang dan relawan merupakan dampak yang positif. Faktor pendukung terjalinnya kolaborasi adalah motivasi yang dimiliki oleh RBA Ciranjang dengan relawan dan tidak ada faktor penghambat dari kolaborasi.