N. M. WITARIADI
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA, DENPASAR, BALI

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR DAUN SRIKAYA (Annona squamosa L.) MELALUI AIR MINUM TERHADAP KOMPOSISI FISIK KARKAS AYAM PETELUR JANTAN D. P., Barus; Nuriyasa, I M.; Witariadi, N. M.
Jurnal Peternakan Tropika Vol 12 No 1 (2024): Vol. 12 No. 1 Tahun 2024
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak air daun srikaya melalui air minum terhadap komposisi fisik karkas ayam petelur jantan. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 minggu di kandang milik peternak di Desa Dajan Peken, Tabanan, Bali. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Masing-masing ulangan menggunakan 3 ekor ayam petelur jantan sehingga total ayam petelur jantan yang dipergunakan sebanyak 60 ekor. Kelima perlakuan tersebut adalah level ekstrak air daun srikaya melaui air minum yaitu 0%, 1%, 2%, 3% dan 4% masing masing untuk perlakuan E0, E1, E2, E3 dan E4. Variabel yang diamati meliputi bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan persentase daging, tulang dan lemak subkutan termasuk kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 2 - 3% ekstrak air daun srikaya melalui air minum nyata (P<0,05) dapat meningkatkan bobot potong, namun berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap bobot karkas, persentase karkas, persentase daging, tulang dan lemak subkutan termasuk kulit ayam petelur jantan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian 2 - 3% ekstrak air daun srikaya melalui air minum dapat meningkatkan bobot potong namun tidak berpengaruh terhadap bobot karkas, persentase karkas dan persentase daging, tulang dan lemak subkutan termasuk kulit ayam petelur jantan.
PENGARUH BENTUK FISIK DAN DOSIS PUPUK KOTORAN KAMBING BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH KATE (Pennisetum purpureum cv. Mott) K. A., Manalu; Witariadi, N. M.; Kusumawati, N. N. C.
Jurnal Peternakan Tropika Vol 12 No 1 (2024): Vol. 12 No. 1 Tahun 2024
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk fisik dan dosis kotoran kambing terhadap pertumbuhan dan hasil Pennisetum purpureum cv. Mott Penelitian ini dilakukan di rumah kaca, Stasiun Penelitian Sesetan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana di Jalan Raya Sesetan Denpasar. Penelitian berlangsung selama dua belas minggu, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah perlakuan kotoran kambing. Bentuk butiran (BB) dan bentuk halus (BH) faktor kedua adalah perlakuan kotoran kambing dengan dosis 0 ton ha-1 (D0), 10 ton ha-1 (D1), 20 ton ha-1 (D2) dan 30 ton ha-1 (D3). Terdapat delapan perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali sehingga terdapat 32 unit percobaan. Variabel yang diamati yaitu variabel pertumbuhan, variabel hasil dan variabel karakteristik tumbuh tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara bentuk fisik dan dosis terhadap variabel tinggi tanaman, berat kering akar, berat kering daun, berat kering total hijauan. Perlakuan bentuk pupuk halus memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan bentuk pupuk butiran. Dosis 30 ton ha-1 memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan dan hasil panen Pennisetum purpureum cv. Mott. Disimpulkan bahwa terjadi interaksi antar bentuk pupuk dan dosis serta perlakuan bentuk halus dan dosis 30 ton ha-1 memberikan respon terbaik pada pertumbuhan dan hasil panen tanaman Pennisetum purpureum cv. Mott.
PENGARUH TINGKAT NAUNGAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN Asystasia gangetica (L.) subsp. Micrantha PADA PEMOTONGAN KEDUA K., Gunawan; Witariadi, N. M.; Kusumawati, N. N. C.
Jurnal Peternakan Tropika Vol 12 No 1 (2024): Vol. 12 No. 1 Tahun 2024
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat naungan berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Asystasia gangetica (L.) subsp. Micrantha pada pemotongan kedua. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung dan penelitian berlangsung dari bulan Mei-Juli 2022. Rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari empat perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak tujuh kali, sehingga terdapat 28 unit percobaan. Perlakuan tersebut yaitu: N0: Naungan 0% (tanpa paranet); N1: Naungan 20% (1 lapis paranet); N2: Naungan 40% (2 lapis paranet); dan N3: Naungan 60% (3 lapis paranet). Variabel yang diamati yaitu variabel pertumbuhan, variabel hasil, dan variabel karakteristik tumbuh tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat naungan berbeda berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan, variabel hasil dan variabel karakteristik tumbuh tanaman. Dapat disimpulkan bahwa tingkat naungan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Asystasia gangetica pada pemotongan kedua. Tingkat naungan 20% dan 40% (N1 dan N2) memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik pada tanaman Asystasia gangetica (L.) subsp. Micrantha pada pemotongan kedua.
PRODUKTIVITAS RUMPUT Panicum maximum cv. Trichoglume YANG DIBERI PUPUK DAUN DENGAN DOSIS BERBEDA Y. F., Simbolon; Kusumawati, N. N. C.; Witariadi, N. M.
Jurnal Peternakan Tropika Vol 12 No 2 (2024): Vol. 12 No. 2 Tahun 2024
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the productivity of benggala grass (Panicum maximum cv. Trichoglume) which was given with different dosage of foliar fertilizer. This research was conducted in a green house, on Jalan Raya Sading No. 93 mengwi, Badung, starting from July to September 2022. The experimental design used in this study was a completely randomized design (CRD) with four treatments and seven replications. The four treatments dosage of foliar fertilizers were: 0 kg ha-1 (P0), 200 kg ha-1 (P1), 400 kg ha-1 (P2) and 600 kg ha-1 (P3). The variables observed in this research were growth variables, production variables, and growth characteristic variables. The results showed that the plants treated with dosage of 600 kg ha-1 (P3) of foliar fertilizer gave the best results on all variables, both growth, yield and growth characteristics. Based on the results of this study it can be concluded that the of Benggala grass (Panicum maximum cv. Trichoglume) which was given foliar fertilizer with different dosage was able not yet to increase productivity and the foliar fertilizer treatment at dosage of 600 kg ha-1 (P3) shows the best tending results in increasing the productivity of Benggala grass (Panicum maximum cv. Trichoglume).
PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH KATE (Pennisetum purpureum cv. Mott) YANG DIPUPUK DENGAN PUPUK ORGANIK LIMBAH BUAH NAGA DENGAN WAKTU DEKOMPOSISI BERBEDA A., Fauzi; Witariadi, N. M.; Wirawan, I W.
Jurnal Peternakan Tropika Vol 11 No 3 (2023): Vol. 11 No. 3 Tahun 2023
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang diberi pupuk organik limbah buah naga dengan waktu dekomposisi berbeda. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jalan Raya Sesetan Gang Markisa Denpasar Selatan yang berlangsung selama 3 bulan, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan, sehingga terdapat 30 unit percobaan. Adapun perlakuan waktu dekomposisi tersebut adalah W0: 0 minggu; W1: 1 minggu; W2: 2 minggu; W3: 3 minggu; W4: 4 minggu dan W5: 5 minggu. Variabel yang diamati meliputi variabe l pertumbuhan, hasil, dan karakteristik tumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik limbah buah naga pada perlakuan waktu dekomposisi 1 minggu (W1) mampu meningkatkan variabel jumlah anakan, sedangkan pada variabel tinggi tanaman dan jumlah daun menunjukan hasil berbeda tidak nyata, begitu pula pada variabe l berat kering daun, berat kering batang, berat kering akar dan berat kering total hijauan memberikan hasil berbeda tidak nyata. Pemberian pupuk organik limbah buah naga, pada variabel karakteristik tumbuh mampu meningkatkan variabel luas daun per pot, sedangkan nisbah berat kering daun dengan berat kering batang dan nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar menunjukan hasil tidak berbeda nyata. Dapat disimpulkan bahwa rumput gajah kate (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang di pupuk dengan pupuk organik limbah buah naga mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate serta pada dekomposisi 1 minggu (W1) menunjukan hasil terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil rumput gajah kate (Pennisetumpurpureum cv. Mott). Kata kunci: dekomposisi, hasil, organik limbah buahnaga, Pennisetum purpureum cv. Mott, pupuk pertumbuhan
PERTUMBUHAN KEMBALI DAN HASIL Asystasia gangetica Subsp. Micrantha YANG DIPUPUK UREA DENGAN SUBSTITUSI PUPUK KOTORAN SAPI R., Handayani; Witariadi, N. M.; Wirawan, I W.
Jurnal Peternakan Tropika Vol 12 No 1 (2024): Vol. 12 No. 1 Tahun 2024
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi pupuk urea dengan pupuk kotoran sapi terhadap pertumbuhan kembali dan hasil Asystasia gangetica subsp. Micrantha. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak empat kali, sehingga terdapat 20 unit percobaan. Perlakuan substitusi pupuk urea dengan kotoran sapi tersebut yaitu: 0 ton ha-1 (D0), 20 ton kotoran sapi ha-1 (D1), 200 kg urea ha-1 (D2), 150 kg urea ha-1 + 10 ton kotoran sapi ha-1 (D3), dan 100 kg urea ha-1 + 15 ton kotoran sapi ha-1 (D4). Variabel yang diamati yaitu variabel pertumbuhan, variabel hasil, dan variabel karakteristik tumbuh tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi pupuk urea dengan kotoran sapi meningkatkan variabel tinggi tanaman dan jumlah cabang. Disimpulkan bahwa substitusi pupuk urea dengan kotoran sapi dapat meningkatkan pertumbuhan kembali tanaman Asystasia gangetica Subsp. Micrantha pada variabel tinggi tanaman dan jumlah cabang. Perlakuan dengan dosis pupuk kotoran sapi sebesar 20 ton ha-1 dapat mensubstitusi pupuk urea untuk menghasilkan pertumbuhan kembali dan hasil terbaik pada tanaman Asystasia gangetica Subsp. Micrantha.
UTILISASI NITROGEN DAN KOMPOSISI TUBUH KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIBERI PAKAN HIJAUAN RUMPUT LAPANGAN DENGAN SUPLEMENTASI DEDAK PADI SITI, N. W.; WITARIADI, N. M.; MARDEWI, N. K.; CANDRASIH K., N. N.; MUDITA, I M.; RONI, N. G. K.; CAKRA, I G. L. O.; SUCI SUKMAWATI, N. M.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 16, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.246 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2013.v16.i01.p04

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui utilisasi nitrogen dan komposisi tubuh kambing peranakan etawah yang diberi pakan hijauan rumput lapangan dengan suplementasi dedak padi, telah dilaksanakan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah Rumput lapangan ad libitum sebagai perlakuan (A); perlakuan B= perlakuan A + 75 g dedak padi; perlakuan C = perlakuan A + 150 g dedak padi dan perlakuan D= perlakuan A + 225 g dedak padi. Pemberian rumput lapangan 2 kali sehari yaitu pagi pukul 7.00 Wita dan sore pukul 16.00 Wita, sedangkan dedak padi diberikan sekali pada pukul 7.00 Wita. Air minum yang diberikan berasal dari PDAM secara ad libitum. Variabel yang diamati adalah komposisi tubuh, konsentrasi urea darah, konsumsi nitrogen, retensi nitrogen dan utilisasi nitrogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi dedak padi dari 75-225 g/ekor/hari pada kambing PE yang diberi pakan hijauan rumput lapangan secara nyata (P<0,05) dapat meningkatkan konsumsi nitrogen, retensi nitrogen, utilisasi nitrogen dan tidak nyata (P>0,05) menurunkan urea darah. Namun suplementasi dedak padi 75 g/e/h belum berpengaruh terhadap air tubuh dan lemak tubuh, tetapi suplementasi dedak padi pada level 150-225 g/e/h dapat menurunkan air tubuh dan meningkatkan lemak tubuh. Suplementasi dedak padi dari 75-225 g/ekor/hari belum berpengaruh nyata terhadap penurunan protein tubuh. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suplementasi dedak padi dari 75-225 g/ekor/hari dapat meningkatkan utilisasi nitrogen pada kambing peranakan etawah yang diberi pakan hijauan rumput lapangan.
PEMANFAATAN AMPAS TAHU YANG DIFERMENTASI DENGAN INOKULAN PROBIOTIK DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER Witariadi, N. M.; Wibawa, A. A. P. P.; Wirawan, I. W.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 19 No 3 (2016): Vol 19, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.471 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2016.v19.i03.p06

Abstract

Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh penggunaan ampas tahu terfermentasi dengan inokulan probiotikterhadap performans broiler. Rancangan yang dipergunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empatperlakuan dan enam ulangan. Tiap ulangan berisi lima ekor broiler. Ransum disusun isoprotein (CP: 20%) danisoenergi (2900 kkal ME/kg). Perlakuan yaitu ayam yang diberi ransum basal tanpa penggunaan ampas tahusebagai kontrol (A); ransum dengan penggunaan 5% ampas tahu terfermentasi (B), ransum dengan penggunaan10% ampas tahu terfermentasi (C); dan ransum dengan penggunaan 15% ampas tahu terfermentasi (D). Ransum danair minum diberikan ad libitum. Variabel yang diamati, yaitu konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahanberat badan, dan feed conversion ratio (FCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 5% ampas tahuterfermentasi dalam ransum nyata (P<0,05) meningkatkan berat badan akhir, pertambahan berat badan, danefisiensi penggunaan ransum dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan 10-15% ampas tahu terfermentasi dalamransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan efisiensipenggunaan ransum dibandingkan dengan kontrol. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan5% ampas tahu terfermentasi oleh inokulan probiotik (Saccharomyces sp.) dapat meningkatkan performans ayambroiler umur 2-6 minggu, dan pada level 10-15% ampas tahu terfermentasi dalam ransum memberikan hasil yangsama dengan kontrol.
PENGARUH SUPLEMENTASI ENZIM PHYLAZIM DALAM RANSUM YANG MENGGUNAKAN 30 % DEDAK PADI TERHADAP PENAMPILAN BROILER CANDRAWATI, D. P. M. A.; WITARIADI, N. M.; BIDURA, I. G. N. G.; DEWANTARI, M.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 3 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.977 KB)

Abstract

RINGKASAN Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi enzim Phylazim dalam ransum berbasis dedak padi (ransum dengan 30 % dedak padi) terhadap penampilan broiler umur 2 ?V 6 minggu, telah dilaksanakan di Denpasar, Bali. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan, yaitu ransum basal dengan 15 % dedak padi sebagai kontrol (A), ransum dengan 30 % dedak padi (B), dan ransum dengan 30 % dedak padi dengan suplementasi 0,20 % enzim Phylazim (C). Setiap perlakuan terdiri atas enam ulangan dan tiap ulangan menggunakan empat ekor ayam broiler umur dua minggu dengan bobot badan rata-rata (473,94 ?b 13,70 g), sehingga terdapat 18 unit percobaan. Jadi, jumlah keseluruhan ayam yang digunakan sebanyak 72 ekor. Ransum disusun isokalori (ME : 2900 kkal/kg) dan isoprotein (CP : 20 %). Ransum dan air minum selama periode penelitian diberikan secara ad libitum. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi : konsumsi ransum dan air minum, berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan feed conversion ratio (FCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 30 % dedak padi dalam ransum ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum dan air minum, tetapi secara nyata (P<0,05) menurunkan berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum jika dibandingkan dengan kontrol. Penambahan 0,20 % enzim kompleks dalam ransum yang mengandung 30 % dedak padi ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum broiler jika dibandingkan dengan kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan 30 % dedak padi dalam ransum broiler ternyata menurunkan penampilan broiler jika dibandingkan dengan kontrol (ransum dengan 15 % dedak padi) dan dengan suplementasi 0,20 % enzim Phylazim dalam ransum yang menggunakan 30 % dedak padi memberikan hasil yang sama dengan kontrol (ransum dengan 15 % dedak padi).