Claim Missing Document
Check
Articles

Guided imagery terhadap tingkat fatigue pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis Andoko Andoko; Ermawati Ermawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 13, No 4 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.761 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v13i4.1661

Abstract

The effects of guided imagery on fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysisBackground: Kidney and urinary tract diseases contribute 850,000 mortality rates placing them as the disease burden in the world. One of the general nursing problems suffered from chronic kidney disease patients who undergo hemodialysis is fatigue. The intervention that can be given to overcome the fatigue on the clients is a relaxation therapy strategy. A well-recommended therapy to relieve the fatigue is known as guided imagery.Purpose: Knowing the effect of guided imagery on fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis.Methods: A quantitative with a quasi experiment technique and nonequivalent control group design. The population of this study included 67 patients registered with chronic kidney disease undergoing hemodialysis at the hospital. The purposive sampling technique took 32 people. The samples were distributed into two groups; 16 people in each group. The analysis was a thorough T-Test.Result: Finding that the mean of the fatigue levels of experiment and control groups were different. The mean score before the intervention was 0.352, while the score after the intervention was 2.000 (p-value 0.025).Conclusion: There was the effect of guided imagery on fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis. Chronic kidney disease patients who undergo hemodialysis should independently and regularly do relaxation therapy because this therapy is easy to apply and proven effective to reduce fatigue.Keywords: Guided Imagery; Fatigue; Chronic Kidney Disease; HemodialysisPendahuluan: Penyakit ginjal dan saluran perkemihan berkontribusi menjadi beban penyakit di dunia dengan sekitar 850.000 kematian setiap tahun. Masalah keperawatan yang banyak dihadapi pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa umumnya adalah fatigue (kelemahan). Intervensi keperawatan untuk membantu klien dalam mengatasi masalah kelemahan diantaranya melalui strategi pemberian terapi relaksasi. Salah terapi relaksasi yang dipercaya dapat membantu mengatasi fatigue adalah guided imagery.Tujuan: Diketahuinya pengaruh guided imagery terhadap tingkat fatigue pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.Metode: Penelitian kuantitatif, desain quasi eksperiment dengan rancangan nonequivalent control group design. Populasi pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa yang berjumlah 67 orang, besar sampel yang diambil sebanyak 32 orang yang terbagi dalam 2 kelompok, masing-masing kelompok sebanyak 16 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis menggunakan uji t-test.Hasil: Didapatkan selisih rata-rata tingkat fatigue antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol sebelum perlakuan adalah 0,352 dan setelah perlakuan 2,000 (p-value 0,025).Simpulan: Ada pengaruh guided imagery terhadap tingkat fatigue pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Bagi pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa hendaknya dapat mempergunakan terapi relaksasi secara mandiri dan teratur karena selain mudah dilakukan, terapi ini telah terbukti efektif dalam menurunkan tingkat kelelahan.
PERBEDAAN LUAS GERAK SENDI PADA SENDI LUTUT PENDERITA OSTEOARTRITIS PRIMER SEBELUM DAN SETELAH PEMBERIAN LATIHAN GERAK SENDI AKTIF DAN PASIF DI RS URIP SUMOHARJO BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Andoko Andoko
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5326.215 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v5i1.862

Abstract

Fluor albus atau keputihan merupakan keluhan dari alat kandungan yang banyak ditemukan di poliklinik KIA, Kebidanan dan Kulit Kelamin. Frekuensi tertinggi fluor albus ditemukan pada wanita golongan reproduktif yaitu 83,5%.Di provinsi Lampung keluhan keputihan yang ditemukan berdasarkan catatan rekam medis RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2009 adalah 4,46%. Sebanyak 2% diantaranya adalah di RSCM pada usia remaja (11-15 Tahun). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan personal hygiene alat genetalia dengan da siswi kelas X dan kelas XI di SMK Pelita Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Desain penelitian kuantitatif. Populasi penelitian adalah semua siswi SMK Pelita Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran berjumlah 102 orang, dengan sampel 102 responden (total populasi). Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah uji chi square. Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki personal hygiene dalam kategori baik yaitu sebanyak 70 responden (68,6%), responden yang mengalami keputihan yaitu sebanyak 25 responden (24,5%). Ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian keputihan dengan (alpha 0,000 < 0,005) di dapatkan ( value 0,000). Saran kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pemberian informasi pada siswi tentang kesehatan reproduksi khususnya mengenai keputihan dan pencegahannya melalui penyuluhan secara langsung.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MIOPIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS MALAHAYATI Tia Mitrawati; Andoko Andoko; Dessy Hermawan
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.036 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v9i2.238

Abstract

Berdasarkan data hasil presurvey yang diperoleh di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Jend. A. Yani Metro dari bulan Januari sampai Juni tahun 2014 sebanyak 88 pasien yang menderita apendisitis dan yang dilakukan operasi sebanyak 82, sebanyak 60 mengalami komplikasi perporasi, 50 pasien yang tidak melakukan mobilisasi memerlukan waktu lebih dari 5 hari perawatan luka sampai buka jahitan. Sedangkan 32 pasien yang melakukan mobilisasi dini memerlukan 3 sampai 5 hari perawatan luka sampai buka jahitan dan tidak ada komplikasi. Beberapa alasan dari penderita yang tidak segera melakukan mobilisasi adalah karena rasa sakit pada luka operasi, takut kalau dibuat bergerak jahitan pada luka operasi lepas sehingga penyembuhan luka menjadi lama, dan tidak tahu kalau sebenarnya sudah diperbolehkan untuk mobilisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk Diketahui adanya hubungan antara mobilisasi dini dengan lamanya penyembuhan luka pasien pasca operasi appendiktomi di ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Jend. A. Yani Metro Tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif pra eksperimental dengan pendekatan one group pra-post tes design. Hasil penelitian ini dari 15 responden dengan tingkat mobilisasi dini  bergerak, memiliki lama penyembuhan lambat sebanyak 7 orang (87,5%), dan yang memiliki lama penyembuhan cepat sebanyak 1 orang (12,5%). Sedangkan dari 2 responden yang memiliki tingkat mobilisasi dini tidak bergerak, lamanya penyembuhan luka lambat 2 orang  (28,6%) orang, dan yang cepat penyembuhan luka sebanyak 5 orang (71,4%) Hasil penelitian menunjukan bahwa Hasil uji Chi Square dilaporkan bahwa nilai P value 0,020, artinya lebih kecil dari nilai alpha (0,020 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan secara statisik dengan derajat kepercayaan 95%, berhasil menolak Ho atau ada hubungan antara mobilisasi dini dengan lamanya penyembuhan luka pasien pasca operasi apendiktomi di ruang rawat bedah RSUD Ahmad Yani Metro Tahun 2014.       Sedangkan nilai CI 95%  = 17,500 (1,233-250,357), artinya responden yang memiliki tingkat mobilisasi dini bergerak berpeluang untuk memilki penyembuhan luka 17,500 kali lebih cepat dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat mobilisasi dini tidak bergerak
Kepatuhan mengikuti program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) dengan stabilitas gula darah pada penderita diabetes melitus Dimas Ning Pangesti; Andoko Andoko; Umi Romayati Keswara; Ibnu Samsul Bahri
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i2.1774

Abstract

Compliance with the chronic disease management program with blood sugar stability in people with diabetes mellitusBackground: according to Basic Health Research (2013), the numbers of diabetes mellitus (DM) patients in Indonesia were +12,191,564. The DM prevalence in Lampung province was 0.7% or 38,923 case. Prevalence of DB in Metro was 1.2% or 1,564 cases (Office Health in Metro, 2018) and it belonged to first rank in Lampung province. Banjar sari public health center in Metro had a chronic disease management program (Prolanis) with 51 members. The observation result from 16 DM patients measured for their blood pressures showed that 5 patients (31.25%) had blood sugar level > normal and 11 patients (68.75%) had normal blood sugar level.Purpose: To find out the correlation of Compliance with the chronic disease management program with blood sugar stability in people with diabetes mellitusMethod: A quantitative research by using cross sectional approach. Population was 36 DM patients in chronic disease management program in Banjarsasri public health center in Metro. Data were collected with questionnaires and analyzed by using chi square test.Results: there were 19 respondents (52.8%) with not normal blood sugar level and 21 respondents (58.3%) were obedience to diet pattern. There was a correlation of diet obedience to sugar blood level of patients with diabetes mellitus in chronic disease management program (p-value 0.015; OR 8.0).Conclusion: there was a correlation of diet obedience to sugar blood level of patients with diabetes mellitus in chronic disease management program. The researcher suggests public health center to limit food intake according to suggested diet pattern.     Keywords: Compliance; Chronic disease management program; Blood sugar stability; Diabetes mellitusPendahuluan: Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), jumlah  penderita DM Di Indonesia yaitu +12.191.564 jiwa. Prevalensi penderita DM di Provinsi Lampung yaitu 0,7%  dengan jumlah penderita 38.923 jiwa.  Prevalensi diabetisi di Kota Metro adalah 1,2 % dengan jumlah kasus 1.564 jiwa menurut (Dinkes Metro 2018)  menempati peringkat 1 di Provinsi Lampung. Puskesmas Rawat Inap Banjarsari Metro memiliki program Prolanis dengan jumlah peserta 51 orang. Hasil pengamatan menunjukkan hanya sebanyak 16 penderita DM yang melakukan pengukuran kadar gula darah dengan hasil 5 orang (31,25%) kadar gula darah > normal dan 11 orang (68,75%) kadar gula darah dalam kategori normal.Tujuan: Diketahui hubungan Kepatuhan mengikuti program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) dengan stabilitas gula darah pada penderita diabetes mellitus.Metode: Penelitian kuantitatif, menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Penderita DM Peserta Prolanis di Puskesmas Rawat Inap Banjarsari Metro pada saat penelitian dilaksanakan sejumlah 36 orang.Sampel 36 responden. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan  menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square.Hasil:Pada penelitian menunjukandistribusi frekuensi responden yang memiliki kadar gula darah tidak normal sebanyak 19 responden (52.8%), responden yang  patuh terhadap diet sebanyak 21 (58.3%). Adahubungan kepatuhan terhadap diet dengan kadar gula darah pada Penderita DM Peserta Prolanis (p value 0,015 dan OR 8,0).Simpulan: Ada hubungan kepatuhan terhadap diet dengan kadar gula darah pada penderita DM peserta prolanis. Saran dalam penelitian ini diharapkan penderita DM dapat membatasi asupan makanan sesuai dengan diet yang dianjurkan. 
HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN PENINGKATAN TEKANAN INTRAOKULI PADA PASIEN GLAUKOMA DI RSUD.DR.H.ABUL MOELOEK TAHUN 2014 Riswantoro Riswantoro; Ririn Sri Handayani; Andoko Andoko
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4484.131 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v7i1.265

Abstract

Perawat berperan dalam pencegahan infeksi nosokomial, hal İni disebabkan perawat merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang berhubungan langsung dengan klien dan bahan infeksius diruang rawat, Perawat juga bertanggung jawab menjaga keselamatan klien dirumah sakit melalui pencegahan kecelakaan, cidera, trauma, dan penyebaran infeksi nosokomial (Simanjuntak, 2001), Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomİal di ruang bedah dan ICU Rumah Sakit umum Demang Sepulau Raya tahun 2012,Desain penelitian Observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total populasi yaitu şeluruh perawat diruang bedah dan ICU Rumah Sakit Umum Demang Sepulau Raya sebanyak 33 orang Analisis penelitian menggunakan Chi square. Hasil uji statistik univariat didapat responden perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial sebagian beşar dalam katagori aktif yaitu 24 orang (72,7%), pengetahuan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial sebagian beşar dalam kategori baik yaitu 26 orang (78,8%) sikap perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial sebagian beşar dalam kategori positif sebesar sebesar 21 orang (63,6%). Hasil uji statistik diperoleh Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial (p value 0,013), Ada hubungan sikap dengan perilaku perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial (p value 0,009). Diharapkan rumah sakit lebih dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama mutu perawat tentang infeksi nosokomial dengan cara memberikan pelatihan secara kognitif tentang pencegahan infeksi nosokomİal di rumah sakit khususnya di ruang bedah dan ICU.
PENYULUHAN BAHAYA DIARE PADA ANAK DI DESA SEKINCAU WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEKINCAU LAMPUNG BARAT Andoko Andoko; Eka Yudha Chrisanto; Rika Yulendasari; Samsul Mubarok
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 1 Nomor 1 April 2018
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v1i1.23

Abstract

ABSTRACT Diarrheal is still the leading cause of death in the world, about 5-10 million deaths/year. Morbidity and mortality rate caused by diarrhea still high. World Health Organization estimates 4 billion cases worldwide and 2.2 million are dead, and most children are under 5 years old. The purpose of the activity is to increase people knowledge about diarrhea in children, and using public health of Sekincau. The education was done at Saturday, December 16, 2017. Methods using education among mothers about diarrhea in the work area public  health center Sekincau West Lampung Barat. There was significant influence on mother's knowledge before and after education. Provision of education to people Keywords: Diarrhea, Children, Knowledge.
Pemberian Pisang Ambon Terhadap Klien Dengan Anemia Untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin Di Desa Batu Brak Kabupaten Lampung Barat Riska Wandini; Nizomi Satria Winata; Andoko andoko
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 2 April 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i2.2849

Abstract

ABSTRAK Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis tidak cukup ditandai dengan gambaran sel darah merah yang hipokrom mikrositik, kadar besi serum dan saturasi (jenuh) transferrin, faktor makanan dan faktor penyakit. Pengobatan tradisional untuk anemia  yaitu dengan mengkomsumsi pisang ambon. Tujuan setelah penyuluhan dan demonstrasi, diharapkan dengan mengkomsumsi pisang ambon kadar hemoglobin klien meningkat. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan menggunakan leaflet dan memberikan terapi dengan mengkomsumsi pisang ambon. Terdapat peningkatan kadar hemoglobin klien setelah mengkonsumsi pisang ambon selam 7 hari. Dengan demikian, mengkomsumsi pisang ambon sangat efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada pasien anemia. Kata Kunci:Pisang Ambon, Anemia, Kadar Hb (hemoglobin)  ABSTRACT Iron deficiency anemia is anemia caused by a lack of iron in the body so that the need for iron for erythropoesis is not sufficiently characterized by microchytic hypochromic red blood cells, serum iron levels and transferrin saturation (saturated), dietary factors and disease factors. Traditional treatment for anemia is by consuming ambon bananas. The aim after counseling and demonstration, is expected to consume banana ambon increased client hemoglobin levels. The activities carried out in the form of counseling using leaflets and providing therapy by consuming ambon bananas. There is an increase in the client's hemoglobin level after consuming ambon bananas for 7 days. Thus, consuming ambon bananas is very effective in increasing hemoglobin levels in anemic patients. Keywords: Ambon banana, anemia, hemoglobin level (hemoglobin)
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PELAKSANAAN ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI RSJD PROVINSI LAMPUNG Teguh Pribadi; Djunizar Djamaludin; Andoko Andoko; M. Ricko Gunawan
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 2 Nomor 2 Oktober 2019
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v2i2.2076

Abstract

Gejala penyakit gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak dapat menilai dan melihat kenyataan pada diri. Masalah umum yang dialami pada penderita akan tidak mempunyai kepedulian dan perawatan diri, seperti kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari (ADL) khususnya perawatan kebersihan gigi dan mulut. Tujuan penyuluhan untuk memberikan pengetahuan pendidikan kesehatan tentang pelaksanaan ADL (Activity of Daily Living) pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung. Kegiatan ini dibantu mahasiswa ilmu keperawatan dari universitas Malahayati Bandar Lampung serta di fasilitasi oleh pihak rumah sakit jiwa dalam hal ini pihak Rumah Sakit Jiwa. Pembagian peran dan tugas telah ditetapkan mencakup penanggung jawab, moderator, notulen, observer, fasilitator dan dokumentasi. Hasil kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan pasien dalam merawat kebersihan dirinya. Saran pada pihak rumah sakit dan keluarga pasien  untuk segera membantu kebersihan diri pasien, setelah pasien dalam kondisi sudah dapat mengendalikan emosi dan perilakunya. Kata Kunci : Gangguan jiwa; Activity of Daily Living (ADL);  Gigi dan mulutABSTRACTSymptoms of mental illness cause sufferers inable to judge and look the reality in themselves. Common problems experienced by patients lack to care and self-care, such as activities of doing daily routine activity (ADL), especially in oral hygiene care. The purpose of counseling is to provide health education knowledge about the implementation of ADL (activity of daily living) for mental patients in Lampung Province Mental Hospital. This activity was assisted by nursing students from Malahayati  University and was facilitated by the Mental Hospital. The division of roles and tasks has been determined including the person in charge, moderator, note-taker, observer, facilitator and documentation. The results of this activity can increase the patient's knowledge in maintaining personal hygiene. Suggestions to the hospital and the patient's family to immediately help the patient's personal hygiene, after the patient able to control of his condition such as emotions and behavior.
HUBUNGAN ANTARA KADAR VITAMIN D DALAM DARAH DENGAN TEKANAN DARAH USIA LANJUT DI NATAR LAMPUNG SELATAN Dessy Hermawan; Andoko
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol. 6 No. 1 (2019): Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Hipertensi adalah penyakit yang sangat berbahaya, namun banyak yang tidak menyadari kalau dirinya menderita penyakit ini. Banyak penelitian yang melaporkan bahwa vitamin D berperan penting dalam pengaturan tekanan darah. Namun, masih banyak menimbulkan pertanyaan, khususnya untuk daerah tropisseperti di Indonesia.Jika benar vitamin D mampu menurunkan tekanan darah, seharusnya angka kejadian hipertensi di Indonesia rendah, namun kenyataannya justru makin meningkat. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari hubungan antara kadar vitamin D dalam darah dengan tekanan darah pada lansia.Metode: Penelitian ini adalah penelitian obeservasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang mempelajari hubungan antara kadar vitamin D dalam darah dengan kejadian hipertensi pada lansia. Subyek penelitian ini adalah semua lansia yang bersedia dan tinggal di panti werdha natar lampung selatan.Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar lansia mendeita hipertensi dan sebagian besar lansia mengalami kekurang vitamin D di dalam darahnya. Hasil penelitian juga mendapatkan ada hubungan yang signifikan antara kadar vitamin D dalam darah dengan kejadian hipetensi pada lansia (pValue 0,001). Simpulan: Adapun Saran dari penelitian ini adalah diharapkan para lansia untuk terus menjaga asupan vitamin D agar kadar vitamin D di dalam darahnya berada dalam batasan normal.
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Masa Kerja dengan Keterampilan Perawat Dalam Melakukan Komunikasi Terapeutik di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Fradini Wandira; Andoko Andoko; M. Ricko Gunawan
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 11 (2022): Volume 4 Nomor 11 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v4i11.7643

Abstract

ABSTRACT Nurse education data obtained from the results of the pre-survey on November 6, 2021, obtained health workers who served in the Emergency Room (IGD) as many as 21 respondents, with the division of 4 midwives, and 17 nurses who were divided into 15 nurses with D3 nurse education, 1 nurse education nurse, and 1 education nurse S.Kep. Pertamina Bintang Amin Husada Hospital, there were 6 patients and 3 of them said the communication services performed by nurses when interacting were not communicative when performing nursing actions, less friendly and less attentive between nurses and patients. To find out the relationship between education level and tenure with nurses' skills in performing therapeutic communication in the Emergency Room (IGD) Pertamina Bintang Amin Husada Hospital. This type of research uses quantitative, analytical survey research design with a cross sectional approach. The population and sample were nurses in the emergency room of Pertamina Bintang Amin Husada Hospital with 17 respondents, the sampling technique used purposive sampling. Data analysis using univariate and bivariate using person chi square. Most of the highest level of nursing education is Diploma in Nursing as many as 9 respondents (52.9%). The most working period was less than 5 years as many as 12 respondents (70.6%). Most therapeutic communication skills with good category as many as 6 respondents (35.3%). There is a relationship between years of service and skills of nurses in conducting therapeutic communication in the Emergency Room (IGD) Pertamina Bintang Amin Husada Hospital in 2022 with a p-value = (0.018 < 0.05). And there is a relationship between the level of education and the skills of nurses in conducting therapeutic communication in the emergency room (IGD) Pertamina Bintang Amin Husada Hospital in 2022 with a p-value = (0.010 < 0.05). Keywords: Education Level, Working Period, Therapeutic Communication ABSTRAK Data pendidikan perawat yang didapat dari hasil prasurvey pada tanggal 06 November 2021, didapat tenaga kesehatan yang bertugas di ruang Instansi Gawat Darurat (IGD) sebanyak 21 responden, dengan pembagian 4 bidan, dan 17 perawat yang dibagi menjadi 15 perawat pendidikan D3 perawat, 1 perawat pendidikan Ners, dan 1 perawat pendidikan S.Kep. Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada, terdapat 6 pasien dan 3 diantaranya mengatakan pelayanan komunikasi yang dilakukan perawat saat berinteraksi tidak komunikatif saat melakukan tindakan keperawatan, kurang ramah dan kurang perhatian antara perawat dan pasien. Diketahui hubungan tingkat pendidikam dan masa kerja dengan keterampilan perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada. Jenis penelitian menggunakan kuantitatif, rancangan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel adalah perawat di Ruang IGD Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada sebanyak 17 respondne, teknik sampling menggunakan purposive sampling. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat menggunakan person chi square. Sebagian besar tingkat pendidikan perawat terbanyak adalah Diploma Keperawatan sebanyak 9 responden (52,9%). Masa kerja terbanyak kurang dari 5 tahun sebanyak 12 responden (70,6%). Keterampilan komunikasi terapeutik baik sebanyak 6 responden (35,3%).  Terdapat hubungan masa kerja dengan keterampilan perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik di Ruang Instalasi Gawat Darurat(IGD) Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada Tahun 2022 dengan nilai p-value = (0,018 < 0,05). Dan terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan keterampilan perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik di ruang instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada Tahun 2022 dengan nilai p-value = (0,010 < 0,05). Kata Kunci   : Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Komunikasi Terapeutik