Ida Yuliana
Biomedic Departement, Histology Division, Faculty Of Medicine, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin, South Kalimantan

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

EFEK LAMA PENYIMPANAN WHOLE BLOOD AB+ TERHADAP KADAR KALIUM SERUM DI BANK DARAH RSUD ULIN BANJARMASIN Fairuz Zetalini; Miftahul Arifin; Ida Yuliana
Homeostasis Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Whole blood storage duration can cause alteration in various biochemical changes. This study was aimed to observe potassium changes in a stored whole blood. It was a quasi experimental study with time series design. It was a purposive sampling. The number of samples used were 2 bags of whole blood. Blood (350ml) was drawn from healthy donors and stored in 2-6oC temperature. Potassium serum level will be examined three times (triplo) at 0, 10, 20 days interval. Potassium serum level were examined using ISE method. The average of potassium serum level in day 0, 10, 20 were 2.37; 11.98; dan 13.72 mmol/L. The percentage increase of potassium serum level in day 0-10, 10-20, 0-20 were 405.5%; 14.52%; and 478.9% . It was concluded that there is a tendency to increase potassium levels after whole blood is stored for 20 days in Blood Bank Ulin Hospital Banjarmasin. Keywords: stored blood, whole blood, potassium serum. Abstrak: Penyimpanan whole blood yang lama dapat menyebabkan perubahan kadar biokimia darah di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek lama penyimpanan whole blood AB+ terhadap kadar kalium serum. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan time series design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah sampel yang digunakan adalah 2 kantong whole blood. Darah sebanyak 350 ml akan diambil dari pendonor kemudian disimpan pada suhu 2-6oC. Kadar kalium serum akan diukur sebanyak tiga kali (triplo) pada penyimpanan hari ke-0, 10, dan 20. Pemeriksaan kalium mengunakan metode ISE. Rerata kadar kalium serum pada hari 0, 10, dan 20 berturut-turut adalah 2,37; 11,98; dan 13,72 mmol/L. Persentase peningkatan kadar kalium serum hari 0-10, 10-20, dan 0-20 berturut-turut adalah 405,5%; 14,52%; dan 478,9%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan kadar kalium serum setelah whole blood AB+ disimpan di Bank Darah RSUD Ulin Banjarmasin selama 20 hari. Kata-kata kunci: penyimpanan, whole blood, kalium serum.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI TUMOR OTAK BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN PASIEN Gading Aurora Puspita Kencana; Ika Kustiyah Oktaviyanti; Ida Yuliana
Homeostasis Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract:  Brain tumors are dangerous disease that is often ignored by the society. Age and sex are factors that can affect the incidence of brain tumors. The purpose of this study was to determine the histopathological features of brain tumors reviewed by age and sex in patients at Ulin Hospital Banjarmasin. This is a cross sectional study with descriptive observational design. 233 samples were taken using the total sampling method from the period January 2014 - June 2018. The results of this study showed that the 40-49 years (30,9%) was the most age groups of the brain tumor patients, the sex of brain tumor patients was dominated by women (70,8%), and the most common histopathological type of brain tumor patients was meningioma (56,2%). After cross tabulation, it can be concluded that meningioma is the most histopathological features of brain tumor in women and in the age group 40-49 years. Keywords: brain tumor, age, sex, histopathology Abstrak:  Tumor otak merupakan penyakit berbahaya yang sering diabaikan oleh masyarakat. Usia dan jenis kelamin menjadi faktor yang dapat mempengaruhi insidensi tumor otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histopatologi tumor otak yang ditinjau terhadap usia dan jenis kelamin pada pasien di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan rancangan observasional deskriptif. Sebanyak 233 sampel diambil menggunakan metode total sampling dari periode Januari 2014-Juni 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok usia 40-49 tahun (30,9%) merupakan golongan usia pasien tumor otak terbanyak, jenis kelamin pasien tumor otak penelitian ini didominasi oleh perempuan (70,8%), dan jenis histopatologi yang paling banyak dimiliki pasien tumor otak adalah meningioma (56,2%). Setelah dilakukan tabulasi silang, dapat disimpulkan bahwa meningioma merupakan jenis histopatologi tumor otak terbanyak pada perempuan dan pada kelompok usia 40-49 tahun. Kata-kata kunci: tumor otak, usia, jenis kelamin, histopatologi
Perbedaan Skor Nasional dan Internasional dalam Mendiagnosis Pasien dengan Apendisitis Akut di RSUD Ulin Banjarmasin Ovimillia Anindia Tasya; Agung Ary Wibowo; Ida Yuliana; Winardi Budiwinata; Mashuri Mashuri
Homeostasis Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.002 KB)

Abstract

Abstract: Appendicitis is a disease caused by a blockage in the appendix. In 2009 it was found that at least 596,132 people in Indonesia had acute appendicitis. The diagnosis of appendicitis can be seen based on clinical manifestations, physical examination, and supporting examinations. Scoring is the fastest tool for predicting the diagnosis of acute appendicitis. This study will show whether there are differences in Alvarado scores, modified Alvarado scores, and Kalesaran scores in diagnosing acute appendicitis patients. With an analytical observational study, 66 samples from purposive sampling were processed through a retrospective cross-sectional approach. The inclusion criteria determined were patients aged 18-65 years and patients with physical examination of fever, epigastric diffuse pain, anorexia, nausea and vomiting, lower right tenderness, loose tenderness, Rovsing Sign, Psoas Sign, cough sign, leukocytosis, and displacement neutrophils to the left. With the exclusion criteria of patients with other infections and patients with incomplete data in the morning report. 44% were patients aged 18-25, and 9% were 56-65 years. 63% experienced by men and 38% by women. The most common manifestation was tenderness in the right lower quadrant while the least was fever with a total of 24 people. Data analysis using logistic regression showed P > 0.05 with the conclusion that there was no significant difference between Alvarado, modified Alvarado, and Kalesaran scores in diagnosing acute appendicitis patients. Keywords: acute appendicitis, Alvarado score, modified Alvarado score, Kalesaran Abstrak: Apendisitis merupakan  penyakit yang disebabkan oleh sumbatan pada apendiks. Pada 2009 didapatkan setidaknya 596.132 orang di Indonesia mengalami apendisitis akut. Diagnosis apendisitis dapat dilihat berdasarkan  manifestasi klinis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Skoring menjadi alat paling cepat untuk memprediksi diagnosis apendisitis akut. Penelitian ini akan menunjukkan apakah terdapat perbedaan skor Alvarado, skor Alvarado termodifikasi, dan Skor Kalesaran dalam mendiagnosis pasien apendisitis akut. Dengan penelitian observasional analitik, 66 sampel dari purposive sampling diolah melalui pendekatan retrospective cross-sectional. Kriteria inklusi yang ditentukan adalah pasien dengan umur 18-65 tahun dan pasien dengan pemeriksaan fisik demam, nyeri baur epigaster, anoreksia, mual muntah, nyeri tekan kanan bawah, nyeri tekan lepas, Rovsing Sign, Psoas Sign, cough sign, leukositosis, serta perpindahan neutrofil ke kiri. Dengan kriteria eksklusi pasien yang mengalami infeksi lain serta pasien dengan data tidak lengkap pada morning report. 44% merupakan pasien dengan umur 18-25, dan 9% pada 56-65 tahun. 63% dialami oleh laki-laki dan 38% oleh perempuan.manifestasi paling banyak ditemukan adalah nyeri tekan pada kuadran kanan bawah sedangkan paling sedikit adalah demam dengan jumlah 24 orang. Analisis data menggunakan regresi logistik menunjukkan P > 0,05 dengan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor Alvarado, Alvarado termodifikasi, dan Kalesaran dalam mendiagnosis pasien apendisitis akut. Kata-kata kunci: apendisitis akut, skor Alvarado, skor Alvarado termodifikasi, Kalesaran
Efek Lama Penyimpanan Whole Blood AB+ terhadap Kadar Albumin Serum di Bank Darah RSUD Ulin Banjarmasin Levina Halim; Miftahul Arifin; Ida Yuliana
Homeostasis Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.052 KB)

Abstract

Abstract: Whole blood is one type of blood transfusion with a complete component, which has plasma and all blood cells. AB+ blood type is the least in Indonesia, which is only 8.51%. One of the components of whole blood is albumin. This study aims to determine the effect of whole blood AB+ storage duration to serum albumin levels in Blood Bank Ulin Hospital Banjarmasin. This research is a quasi-experimental study by discussing time series design. The number of samples used were 2 whole blood AB+ obtained from healthy donors and stored at 2o-6oC. Serum albumin levels were measured on days 0, 10 and 20. The results of this research were obtained that average serum albumin levels on day 0= 3.34 g/dL, day 10= 3.16 g/dL, and day 20= 2.90 g/dL with the percentage decrease in serum albumin levels day 0-10= 5.4%, day 10-20= 8.2%, and day 0-20= 13.2%. Based on the result of this research, it can be concluded that there is a tendency decreased to serum albumin levels on whole blood AB+ stored in the Blood Bank of Ulin Hospital Banjarmasin for 20 days.  Keywords: whole blood, storage duration, serum albumin. Abstrak: Whole blood adalah salah satu jenis darah transfusi dengan komponen yang lengkap, yaitu memiliki plasma dan semua sel darah beserta komponennya. Golongan darah AB+ jumlahnya paling sedikit di Indonesia yaitu hanya sebesar 8,51%. Salah satu komponen penyusun whole blood adalah albumin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek lama penyimpanan whole blood AB+ terhadap kadar albumin serum di Bank Darah RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan pendekatan time series design. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 2 kantong whole blood AB+ yang diperoleh dari pendonor sehat dan dilakukan penyimpanan pada suhu 2o-6oC. Kadar albumin serum diukur pada hari ke-0, 10, dan 20. Hasil penelitian diperoleh rerata kadar albumin serum pada hari 0= 3,34 g/dL, hari 10= 3,16 g/dL, dan hari 20= 2,90 g/dL dengan persentase penurunan kadar albumin serum hari 0-10= 5,4%, hari 10-20= 8,2%, dan hari 0-20= 13,2%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat kecendrungan penurunan kadar albumin serum pada whole blood AB+ yang disimpan di Bank Darah RSUD Ulin Banjarmasin selama 20 hari. Kata-kata kunci: whole blood, lama penyimpanan, albumin serum.
Hubungan Persepsi Citra Tubuh dan Pengetahuan Gizi Seimbang dengan Status Gizi Lebih Siswa SMA di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Dalam Gregory Stevanus Gultom; Triawanti Triawanti; Ida Yuliana
Homeostasis Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.16 KB)

Abstract

Abstract: Obesity is an overweight condition as a result of an accumulation of body fat. Data from Riskesdas in 2018 showing the prevalence of overweight and obese population aged 16-18 years in South Kalimantan Province reached 8.9% for overweight and 3.2% for obese. Some factors that cause obesity in adolescents are the body image perception and balanced nutritional knowledge. The study aims to determine the association between body image perception and balanced nutrition knowledge with the over nutritional status of high school students in the Teluk Dalam community health centre work area. This study used an analytic observational method with a case-control approach. The sample of this study was students with over nutritional status (case group) and normal nutritional status (controlled group) based on data from the Teluk Dalam community health centre in Banjarmasin in the 2018 period using a random sampling technique. Data analysis used the chi-square test with 95% confident interval. The results of this study in the case group contained 44.4% having a positive body image, 55.6% negative body image, 58.3% lack of balanced nutritional knowledge, 8.3% with adequate balanced nutritional knowledge, and 33.3% with well-balanced nutritional knowledge. While in the control group we found 94.4% having a positive body image, 5.6% negative body image, 13.9% lacking balanced nutrition knowledge, 25% adequate balanced nutrition knowledge, and 61.1% well balanced nutrition knowledge. The results of the chi-square analysis showed that there were ann associations between the body image perception (p = 0,000 OR = 21.25) and balanced nutritional knowledge (p = 0,000) with the over nutritional status of high school students in the Teluk Dalam community health centre work area. Keywords: perception, body image, knowledge, balanced nutritional, nutritional status, adolescents Abstrak: Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh. Data Riskesdas tahun 2018, prevalensi gemuk dan obesitas penduduk dengan umur 16-18 tahun di Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 8,9% gemuk dan 3,2% obesitas. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas pada remaja yaitu persepsi citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan persepsi citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi lebih siswa SMA di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam. Metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Sampel penelitian adalah siswa dengan status gizi lebih (kelompok kasus) dan status gizi normal (kelompok kontrol) berdasarkan data Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin periode 2018. Pengambilan sampel dengan simple random sampling. Analisis data mengguanakan uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini pada kelompok kasus terdapat 44,4% memiliki citra tubuh positif, 55,6% citra tubuh negatif, 58,3% pengetahuan gizi seimbang kurang, 8,3% pengetahuan gizi seimbang cukup, dan 33,3% pengetahuan gizi seimbang baik. sedangkan kelompok kontrol terdapat 94,4% memiliki citra tubuh positif, 5,6% citra tubuh negatif, 13,9% pengetahuan gizi seimbang kurang, 25% pengetahuan gizi seimbang cukup, dan 61,1% pengetahuan gizi seimbang baik. Hasil analisis uji chi square menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi citra tubuh (p=0,000 OR=21,25) dan pengetahuan gizi seimbang (p=0,000) dengan status gizi lebih siswa SMA di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam. Kata-kata kunci: persepsi, citra tubuh, pengetahuan, gizi seimbang, status gizi, remaja
Identifikasi Staphylococcus aureus pada Air Galon Bermerek dan Isi Ulang di Banjarmasin Dea Afrila; Rahmiati Rahmiati; Husnul Khatimah; Ida Yuliana
Homeostasis Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.563 KB)

Abstract

Abstract: Refilled drinking water and bottled drinking water are the main choices of drinking water consumed by the community. Drinking water is labeled safe for consumption if it meets the physical, microbiological, chemical, and radioactive requirements. The requirements for suitable drinking water have been regulated by the Health Ministry of the Republic of Indonesia NO.492MENKES/PER/IV/2010 and Indonesian National Standard (SNI) 7388 of the year 2009. Consumed water should not contain Staphylococcus aureus because it can cause various diseases such as diarrhea, chron's disease, ulcerative colitis, and poisoning. The purpose of this study was to obtain a view of the presence of Staphylococcus aureus in refilled drinking water and bottled drinking water. This study is a descriptive study with a cross-sectional approach. The identification of bacteria was performed by isolating the sample on Mannitol Salt Agar (MSA) media. Bacteriological testing was tested out on thirty samples consisting of fifteen refillable drinking water and fifteen bottled drinking water. The results showed that five out of fifteen refilled drinking water samples were positive contaminated with Staphylococcus aureus and all samples of bottled drinking water were negative of Staphylococcus aureus contamination. Keywords: Staphylococcus aureus, refill gallon water, branded gallon, Banjarmasin Abstrak: Air minum isi ulang dan air minum bermerek menjadi pilihan utama yang dikonsumsi oleh masyarakat. Air minum aman dikonsumsi apabila telah memenuhi persyaratan secara fisika, mikrobiologi, kimia, radioaktif. Persyaratan air minum yang layak dikonsumsi telah diatur oleh Menteri Kesehatan RI NO.492MENKES/PER/IV/2010 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388 tahun 2009. Air yang dikonsumsi tidak boleh mengandung Staphylococcus aureus karena dapat mengakibatkan penyakit seperti diare, chorn’s disease, ulcerative colitic dan keracunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran keberadaan Staphylococcus aureus pada air galon isi ulang dan air galon bermerek. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. dengan pendekatan cross-sectional. Berdasarkan hasil pengujian identifikasi bakteri dengan cara mengisolasi sampel pada media Mannitol Salt Agar (MSA). Pengujian bakteriologis dilakukan terhadap tiga puluh sampel yang terdiri dari lima belas sampel air galon isi ulang dan lima belas sampel air galon bermerek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima dari lima belas sampel air galon isi ulang positif terkontaminasi Staphylococcus aureus dan lima belas sampel air galon bermerek negatif Staphylococcus aureus. Kata-kata kunci: Staphylococcus aureus,  air galon isi ulang, air galon bermerek, Banjarmasin
Hubungan Pekerjaan, Paritas, dan Keterampilan Perawatan Payudara dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Luh Putu Sukma Pratiwi Sutama; Syamsul Arifin; Ida Yuliana
Homeostasis Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.296 KB)

Abstract

Abstract: Exclusive breastfeeding to infants is one of WHO’s target that has not been achieved. Work, parity and skills are predisposing factors that influence human healthy behavior. The aim of this study was to determine the correlation of employment, parity and breast care skills with exclusive breastfeeding behaviour in the work area of the Pekapuran Raya Banjarmasin Health Center. This research used observational analytic methods with cross sectional approach. The sample size of 50 respondents selected by cluster proportional random sampling technique. The research’s instrument used was a questionnaire with a chi-square statistical test. Statistical test results for employment is p value = 0.005, parity with p value = 0.005, and breast care skills with p value = 0.012, so that it can be concluded that there is a correlation of employment, parity and breast care skills with exclusive breastfeeding behaviour in work area of Pekapuran Raya Banjarmasin Health Center.    Keyword: employment, parity, breast care skills, exclusive breastfeeding. Abstrak: Pemberian ASI eksklusif pada bayi merupakan salah satu target dari WHO yang masih belum tercapai. Pekerjaan, paritas dan keterampilan merupakan faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku kesehatan manusia. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pekerjaan, paritas dan keterampilan perawatan payudara dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Besar sampel 50 responden dengan teknik cluster proportional random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan uji statistik chi-square. Hasil uji statistik untuk pekerjaan nilai p=0,005, paritas nilai p=0,005, dan keterampilan perawatan payudara p=0,012, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan, paritas dan keterampilan perawatan payudara dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin. Kata-kata kunci:    pekerjaan, paritas, keterampilan perawatan payudara, ASI eksklusif.
Hubungan Persentase Stroma, Epitel, dan Lumen Prostat terhadap Kejadian Retensi Urine pada Benign Prostatic Hyperplasia Brian Hansen Efraim Sitompul; Hendra Sutapa; Ika Kustiyah Oktaviyanti; Eka Yudha Rahman; Ida Yuliana
Homeostasis Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.409 KB)

Abstract

Abstract: Benign prostatic hyperplasia (BPH) is an enlargement of prostate gland caused by hyperplasia of prostate cells. There are several studies about BPH from histopathological aspect, but none has discussed about the relation with incidence of urinary retension which is a symptoms of worsening BPH. The purpose of this study is to analyze the relation of percentage of stroma, epithelium, and lumen to incidence of urinary retention in BPH at Ulin General Hospital Banjarmasin in 2018-2019. The studies collected 78 samples.The result showed 47 patients with urinary retention and 31 patients without urinary retention (LUTS). The mean percentages of stroma, epithelium, and lumen in the urinary retention group is 62.3 ± 10%, 18 ± 6%, and 19 ± 7% , while those in the LUTS group is 63,6 ± 13%, 14 ± 7%, and 22 ± 10%. Analysis result used unpaired t test showed no significant difference between percentage of stroma (p = 0.636), epithelium (p = 0.11), and lumen (p = 0.183) to incidence of urinary retention in BPH. This may be due to several factors in which the researcher did not pay attention to when taking samples. Keywords:  benign prostatic hyperplasia, percentage of epithelium, percentage of lumen, percentage of stroma, urinary retention Abstrak: Benign prostatic hyperplasia (BPH) merupakan penyakit pembesaran kelenjar prostat yang disebabkan oleh hiperplasia sel-sel prostat. Terdapat beberapa penelitian yang meneliti BPH dari aspek histopatologi berupa stroma, epitel, dan lumen, tetapi belum ada penelitian yang mengkaitkan histopatologi BPH dengan kejadian retensi urine yang merupakan gejala bertambah parahnya BPH. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persentase stroma, epitel, dan lumen dengan kejadian retensi urine pada BPH di RSUD Ulin Banjarmasin periode 2018-2019. Terdapat 78 sampel pada penelitian ini. Didapatkan sebanyak 47 pasien (60,25%) retensi urine dan 31 pasien (39,75%) non retensi urine/LUTS.  Rata-rata persentase stroma, epitel, dan lumen pada kelompok retensi urine adalah 62,3 ± 10%, 18 ± 6%, dan 19 ± 7%, sedangkan dari kelompok LUTS adalah  63,6 ± 13%, 14 ± 7%, dan 22 ± 10%. Hasil analisis menggunakan uji t tidak berpasangan menunjukkan tidak terdapat hubungan antara persentase stroma (p = 0,636), epitel (P = 0,11), dan lumen (P = 0,183) terhadap kejadian retensi urin pada BPH. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak diperhatikan peneliti saat mengambil sampel. Kata-kata kunci: benign prostatic hyperplasia, persentase epitel, persentase lumen, persentase stroma, retensi urine
Hubungan Pembesaran Diameter Apendiks dengan Sebukan Sel Radang pada Pasien Apendisitis Akut di RSUD Ulin Banjarmasin Muhammad Rizki Syabana; Agung Ary Wibowo; Ida Yuliana; Hery Poerwosusanta; Ika Kustiyah Oktaviyanti
Homeostasis Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.814 KB)

Abstract

Abstract: Acute appendicitis is one of the most common abdominal surgical emergencies. Appendicitis can affect both men and women, but it is 1.3-1.6 times more common in men aged 10 to 30 years. According to data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2009 to 2010 there was an increase from 596,132 people (3.36%) to 621,435 people (3.53%). In Indonesia in 2009 and 2010 appendicitis was the second non-communicable disease. Data from the South Kalimantan Provincial Health Office in 2016 there were 101 people. patients with appendicitis and in 2017 it decreased to 78 people. Data at the Banjarmasin Ulin Regional General Hospital in 2018 there were 63 patients and in 2019 there were 85 people with appendicitis. Histopathology is used as the gold standard for diagnostics. With histopathological examination we can spread acute or chronic infiltration of cells and also be sure whether to diagnose whether the appendix has perforated or not. delayed diagnosis and perforation of the appendix; unnecessary appendectomy. To avoid this possibility, several examinations can be carried out, one of which is radiological examination in the form of Ultrasonography (USG) with several criteria that need to be seen, one of which is the diameter of the appendix with an enlargement of >6 mm. The result of normality of p-value of inflammatory cells was 0.000 and for normality the p-value of the appendix diameter was 0.015. The correlation analysis using the Saphiro Wilk test showed P> 0.05 in appendicitis patients at Ulin Hospital Banjarmasin. Keywords: appendicitis acute, appendix wall, inflamatory cell Abstrak: Apendisitis akut merupakan salah satu keadaan darurat bedah abdomen yang paling umum terjadi. Apendisitis dapat mengenai laki- laki dan perempuan, namun 1,3-1,6 kali lebih sering mengenai laki-laki usia 10 hingga 30 tahun. Menurut data oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia di tahun 2009 hingga 2010 mengalami peningkatan dari 596.132 orang (3.36%) menjadi 621.435 orang (3.53%). Di Indonesia pada tahun 2009 dan 2010 apendisitis menempati penyakit tidak menular tertinggi kedua. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2016 terdapat 101 orang. Penderita apendisitis dan pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 78 orang. Data di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin tahun 2018 terdapat 63 pasien dan pada tahun 2019 terdapat 85 orang penderita apendisitis. Histopatologi digunakan sebagai standar baku emas untuk diagnostik. Dengan pemeriksaan histopatologi kita bisa melihat penyebaran sebukan sel radang akut maupun kronis dan juga bisa lebih pasti mendiagnosis apakah apendiksnya sudah perforasi ataupun tidak. keterlambatan diagnosis dan perforasi apendiks; operasi apendektomi yang tidak perlu. Untuk menghindari dua kemungkinan tersebut bisa dilakukan beberapa pemeriksaan yang salah satunya yaitu pemeriksaan radiologi berupa Ultrasonography (USG) dengan beberapa kriteria yang perlu dilihat salah satunya adalah perbesaran diameter apendiks >6 mm. Hasil normalitas nilai p sel radang adalah 0,000 dan untuk normalitas nilai p diameter apendiks sebesar 0,015. Analisis data korelasi menggunakan uji Saphiro Wilk menunjukkan P > 0,05 pada pasien apendisitis RSUD Ulin Banjarmasin. Kata-kata kunci: apendisitis akut, diameter apendiks, sel radang
Hubungan Riwayat Merokok dan Tempat Tinggal dengan Gambaran Sitopatologi Kanker Paru Nurrafi Aliya Khasanah; Ika Kustiyah Oktaviyanti; Ida Yuliana
Homeostasis Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.264 KB)

Abstract

Abstract: Lung cancer ranks third for mortality and new cases every year. Lung cancer is often associated with smoking. In addition, living quarters contaminated by carcinogens trigger lung cancer. The purpose of the study was to find out about the cytopathology description of lung cancer based on smoking history and residence in lung cancer patients at the Anatomical Pathology Laboratory of Ulin Hospital, Banjarmasin. This study is an observational analytic study with a retrospective approach. Samples were taken by purposive sampling technique. Data analysis using the Mann-Whitney test. The results showed that the majority were adenocarcinoma (74.5%), smokers (47.05%) and did not live in the mining area (66.67%). The conclusion is that there is a significant correlation between smoking history and lung cancer cytopathology (p=0.040) and there is no significant correlation between residence and cytopathology of lung cancer (p=0.938). Keywords: lung cancer, cytopathological, smoking, residence. Abstrak: Kanker paru menempati urutan ketiga untuk angka kematian dan kasus baru di setiap tahunnya. Kanker paru sering dikaitkan dengan merokok. Selain itu, tempat tinggal yang tercemar oleh karsinogen memicu terjadinya kanker paru. Tujuan penelitian untuk mengetahui tentang gambaran sitopatologi kanker paru berdasarkan riwayat merokok dan tempat tinggal pada pasien kanker paru di  Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan retrospective. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan yang terbanyak adalah adenokarsinoma (74,5%), perokok (47,05%) dan tidak tinggal di wilayah pertambangan (66,67%). Kesimpulannya adalah terdapat hubungan bermakna antara riwayat merokok dengan gambaran sitopatologi kanker paru (p=0,040) dan tidak terdapat hubungan bermakna antara tempat tinggal dengan gambaran sitopatologi kanker paru (p=0,938). Kata-kata kunci:  kanker paru, sitopatologi, merokok, tempat tinggal.