Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pemanfaatan Mesin Peniris Minyak Untuk Meningkatkan Kualitas Keripik Kelompok Jaya Makmur Ratna Ika Putri; M. Rifa'i; Yulianto; Ari Murtono; Bambang Priyadi
Jurnal Pengabdian Polinema Kepada Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Pengabdian Polinema Kepada Masyarakat
Publisher : UPT Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/jppkm.v9i1.141

Abstract

Kelompok Jaya Makmur Desa Ploso Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar selaku mitra pengabdian kepada masyarakat Polinema, mengembangkan olahan keripik belut untuk meningkatkan penghasilan keluarga sejak tahun 2019. Proses pembuatan keripik belut dilakukan secara manual melalui beberapa tahapan yaitu pembersihan dan pencucian belut, pemipihan belut, pemberian bumbu dan penggorengan. Mitra belum menggunakan mesin peniris minyak atau mesin spinner sehingga pada proses pengolahan keripik setelah digoreng masih banyak sisa minyak pada keripik belut. Hal ini menyebabkan keripik belut tersebut tidak tahan lama. Lebih dari seminggu akan hilang kerenyahannya dan berbau tengik. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan mengenai pemanfaatan mesin peniris minyak untuk meningkatkan kualitas dan nilai jual produk. Metode yang digunakan yaitu inovasi teknologi tepat guna melalui pembuatan mesin peniris minyak, pelatihan dan pembinaan serta monitoring dan evaluasi kegiatan. Pelatihan dan pembinaan dilakukan melalui kegiatan sosialisasi pemanfaatan mesin peniris minyak dan praktek penggunaan dan perawatan sistem mesin peniris minyak. Setelah kegiatan PPM ini dilaksanakan secara keseluruhan, mitra mendapatkan mesin peniris minyak dan memiliki ketrampilan untuk menggunakan mesin peniris tersebut.
Gelombang listrik amplitudo tinggi dan variasi frekuensi ripple untuk untuk mempercepat pemuatan charger aki basah Ari Murtono; Edi Sulistio Budi; Herman Hariyadi
JURNAL ELTEK Vol 18 No 1 (2020): ELTEK Vol 18 No 1
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1135.892 KB) | DOI: 10.33795/eltek.v18i1.212

Abstract

Ripel pada tegangan dan arus DC dihindari pada kebanyakan beban-beban DC, karena dapat menambah energi yang tidak perlu. Baterai adalah beban DC, saat aki dalam kondisi diisi oleh charger. Pengisian muatan listrik pada aki memerlukan waktu sampai penuh. kami me-neliti sejauh mana pengaruh amplitudu ripel terhadap kecepatan pe-ngisian penuh pada aki pada frekwensi ripel 100 Hz. Tanda bahwa aki sudah bermuatan penuh, ketika arus beban (I2) sangat kecil atau bahkan mendekati nol. Pada ripel rendah, memerlukan waktu yang lebih panjang, menurut yang ada di penelitian ini pada detik ke 3000, arus I2 masih belum mencapai angka nol. Pada ripel sangat tinggi tinggi, pada detik ke ke 160 arus I2 sdh mencapai mencapai Nol de-ngan lembah negatip. Dapat disimpulkan bahwa riak sangat berpe-ngaruh untuk mengurangi waktu pengisian. Metode penelitian ini, mendesain: rangkaian konverter dc-dc, amplitudu ripple, rangkaian ekivalen baterai, mensimulasi dengan software PSIM, analisis, dan simpulan. Ripple on DC voltage and current is avoided at most DC loads, because it can add unnecessary energy. The battery is a DC load, when the battery is charged by the charger. Charging an electric charge on the battery takes time to full. we investigated the effect of ripel amplitude on the speed of full charge on the battery at 100 Hz ripple frequency. Sign that the battery is fully charged, when the load current (I2) is very small or even close to zero. At low ripel, requires a longer time, according to what is in this study at 3000 seconds, the current I2 still has not reached zero. At a very high ripel, at 160 seconds the current I2 reaches zero with the negative valley. It can be concluded that the ripple is very influential to reduce the charging time. This research method, design: dc-dc converter circuit, ripple amplitude, battery equivalent circuit, simulates with PSIM software, analysis, and conclusions.
Keterkaitan antara nilai-nilai efektif, rata-rata, dan ripple Ari Murtono
JURNAL ELTEK Vol 20 No 1 (2022): ELTEK Vol 20 No 1
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1374.793 KB) | DOI: 10.33795/eltek.v20i1.347

Abstract

Besaran listrik adalah nilai efektif, nilai rata-rata, nilai puncak, nilai lembah, frekwensi, dan periode. Dalam sehari hari yang sering terde-ngar adalah istilah AC dan DC, besaran yang banyak dijumpai nilai RMS dan efektif. Nilai RMS dan efektif bagi orang awam tidak me-mahami dan tidak berusaha memahami, bahkan mahasiswa pun ma-sih banyak tidak memahami dan tidak penting untuk dipahami. Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti meneliti selisih nilai kedua be-saran itu dan efeknya terhadap besaran lain. Kami menggunakan ana-lisis mathematika, hasil simulasi, kurva, analisis rangkaian. Akhirnya dapat menyimpulkan: 1. Jika nilai RMS sama dengan dengan nilai ra-ta-ratanya, maka besaran DC nyaris tanpa ripple. 2. Semua penyearah yang berasal dari jala-jala satu fasa sampai tiga fasa, frekwensi swit-chingnya sama dengan frekwensi jala-jala, sedang frekwensi ripple di luarannya bisa meningkat tergantung dari rangkaian dan jumlah fasa sumber daya nya. 3. Dengan mengubah rangkaian, dan atau memberi masukan lebih dari 1 yang berbeda fasa, maka akan meningkatkan frekwensi ripple dan frekwensi switching tetap semula. 4. Pada kon-verter DC-DC buck, dengan tegangan luaran yang tetap, maka diper-oleh: makin tinggi frekwensi ripple, dan atau makin tinggi dutycicle, dan atau indutansi makin besar, ripple luaran mengecil. Electricity quantities are effective value, average value, peak value, valley value, frequency, and period. In everyday life, the terms AC and DC are often heard, quantities that are often found in RMS values ​​and are effective. The value of RMS and it is effective for ordinary people do not understand and do not try to understand, even many students still do not understand and it is not important to understand. Therefore, in this study, researchers examined the difference in the values ​​of the two quantities and their effects on other quantities. We use mathematical analysis, simulation results, curves, circuit analysis. Finally, we can conclude: 1. If the RMS value is the same as the average value, then the DC magnitude is almost without ripple. 2. All rectifiers come from single-phase to three-phase grids, the switching frequency is the same as the grid frequency, while the ripple frequency outside can increase depending on the circuit and the number of phases of its power source. 3. By changing the circuit, and or giving more than 1 input that is different in phase, it will increase the ripple frequency and the switching frequency remains the same. 4. In a DC-DC buck converter, with a constant output voltage, we get: the higher the ripple frequency, and/or the higher the duty cycle, and/or the larger the inductance, the smaller the output ripple.
IMPLEMENTASI KONTROL PID UNTUK PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN PADA LEMARI PENGERING PAKAIAN Zulfikar Iannur Awwal; Ari Murtono; Supriatna Adhisuwignjo
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 9 (2024): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kohesi.v2i9.2509

Abstract

Negara Indonesia adalah negara yang beriklim tropis, hanya ada dua musim yaitu musim panas dan musim hujan. Pada saat musim panas, sumber energi terbesar untuk mengeringkan pakaian adalah sinar matahari. Keterbatasan dalam mengeringkan pakaian membuat mereka sedikit kesulitan pada saat hujan berkepanjangan. Dalam permasalahan tersebut maka dilakukanlah perancangan lemari pengering pakaian dengan kipas, heater, exhaust fan untuk pengontrolan suhu dan kelembaban yang digunakan di laundry rumahan. Pada perancangan sistem kontrol suhu digunakan pengendali PID Controller (Proporsional-Integral-Derifativ) yang akan mengontrol pemanas (heater) pada lemari pengering pakaian. Dalam sistem pengendali PID Controller dapat berfungsi efektif pada nilai Kp = 3.6 , Ki = 0.9, dan Kd = 3.6 dengan kontrol suhu ±40°C. Sinyal kontrol tersebut digunakan untuk pengaturan tegangan AC pada driver heater dengan prinsip kontrol sudut fasa. Implementasi kontrol PID pada lemari pengering pakaian membuat heater bekerja lebih efektif dibandingkan dengan sistem kontrol tanpa menggunakan PID Controller. Dengan Sistem tersebut membuat respond heater bekerja maksimal dengan hasil lemari pengering pakaian dapat mengeringkan pakaian dengan waktu sistem bekerja selama 30 menit, 60 menit, dan 90 menit sesuai dengan tingkat ketebalan pakaian yang dikeringkan.
KONTROL PH DAN LEVEL PADA PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS DARI LIMBAH NANAS BERBASIS MIKROKONTROLLER Ryandito Ciptawan Ramadhane; Ari Murtono; Mas Nurul Achmadiah
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 (2024): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kohesi.v3i1.2879

Abstract

Biogas merupakan salah satu bentuk energi alternatif yang mudah didapatkan, dikarenakan kebutuhan energi yang semakin meningkat memiliki dampak terhadap berberapa jenis-jenis energi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Dalam proses pembentukan biogas, parameter harus dijaga agar mikroorganisme dapat bekerja dengan maksimal. Berberapa parameter tersebut adalah pH dan level. Berdasarkan permasalahan tersebut, alat pada plant ini dirancang untuk mengontrol pH dan level pada drum reaktor dengan metode fuzzy. Komponen yang dipakai meliputi sensor ultrasonik tipe HC-SR04, sensor pH tipe E201 – C BNC dan aktuator pompa DC tipe 4212A. Kedua sensor akan mengirim data ke Arduino yang mana data tersebut akan diolah menggunakan metode fuzzy, hasil output dari fuzzy tersebut berupa besar kecil nya debit cairan untuk mengaktifkan pompa. Level saat pembentukan biogas dapat dikontrol dengan baik, dengan range pH 5 – 7 dan level 30 – 40cm. dapat disimpulkan bahwa pengimplementasian plant ini memiliki hasil akhir positif pada hasil akhir pembentukan biogas.
SISTEM KENDALI SUHU SUSU PADA PEMBUATAN YOGHURT Dietyo Yefan Ramadhani; Ari Murtono; Imam Saukani
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 1 (2024): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kohesi.v4i1.4625

Abstract

ABSTRAK Yoghurt merupakan produk pengolahan susu yang mengalami fermentasi dengan bantuan bakteri asam laktat yang mengubah glukosa susu (laktosa) menjadi asam laktat. Dalam proses pembuatan yoghurt, pasteurisasi merupakan salah satu proses yang memegang pernanan penting untuk menurunkan populasi mikroba untuk memberikan kondisi yang baik bagi perkembangbiakan serta mengurangi airnya agar diperoleh yoghurt yang lebih padat. Namun penanganan suhu pasteurisasi yang tidak tepat dapat mengakibatkan loss nutrition, yaitu hilangnya nutrisi-nutrisi penting yang terkandung dalam susu. Pasteurisasi pada susu memerlukan suhu 85ºC, suhu yang stabil sangat berpengaruh untuk karakteristik yang dihasilkan. Jika suhu pemanasan melebihi rentang suhu yang diinginkan maka mengakibatkan nutrisi penting susu dalam pembuatan yogurt akan hilang seperti vitamin dan mineral. Pada pengujian sistem kontrol PI untuk pengaturan suhu pada 85°C didapat nilai Kp= 16.69, Ki= 0.08, dan Kd= 0 dengan efisiensi sistem kontrol sebesar 96%.
SISTEM OTOMASI PADA ENVIRONTMENT KOLAM LOBSTER AIR TAWAR BERBASIS MIKROKONTROLLER Putra, Binar Cahya Vega; Ari Murtono; Mas Nurul Achmadiah
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 3 (2024): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kohesi.v4i3.4901

Abstract

Abstrak Lobster air tawar merupakan komoditas budidaya air tawar dengan harga jual yang tinggi, dan banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Lobster sendiri memiliki perawatan yang cukup sulit terutama dalam pengontrolan suhu dan kadar oksigen. Suhu ideal untuk budidaya lobster kisaran di angka 26-30 derajat celcius, dan kadar oksigen tidak boleh kurang dari 3 mg/L. Dari permasalahan tersebut, dibuatlah sebuah system untuk mengontrol dan monitoring suhu dan kadar oksigen pada kolam lobster air tawar berbasis mikrokontroler ESP32. Maka dari itu, system tersebut memiliki fitur untuk mengontrol dan memonitoring suhu serta kadar oksigen pada kolam lobster air tawar, agar memudahkan masyarakat dalam pembudidayaan. Pengujian dilakukan selama 5 hari dengan implementasi alat pada media budidaya, dari hasil pengujian selama 5 hari, didapatkan suhu terendah pada media budidaya berada pada titik 26 derajat celcius, dan suhu maksimal media berada pada titik 27.3 dengan rata rata suhu berada pada titik 28.9 serta rata rata tingkat DO berada pada 7.2 yang mana kedua parameter tersebut membuktikan bahwa sistem yang telah dirancang efektif untuk mengontrol paramter penting pada budidaya lobster tawar yaitu suhu dan DO. Kemudian semua data terkait parameter bisa di pantau secara langsung menggunakan web. Kata kunci: Monitoring; Suhu; Kadar Oksigen; ESP32, Lobster Airt Tawar
Inovasi Mesin Spiner Peniris Minyak Untuk Optimalisasi Produksi Usaha Dua Puteri/Kaikai Fitri; Arief Rahman Hidayat; Dinda Ayu Permatasari; Anindya Dwi Risdhayanti; Ari Murtono; Herwandi; Fauziah Sholikhatun Nisa
urn:multiple://2988-7828multiple.v2i128
Publisher : Institute of Educational, Research, and Community Service

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pengeringan minyak merupakan tahapan penting dalam pembuatan kerupuk, karena memengaruhi kualitas, daya tahan, dan keamanan produk. Pengeringan minyak secara manual yang masih banyak digunakan oleh UMKM sering kali kurang efisien dan tidak terstandar. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan mesin spinner peniris minyak yang mampu meningkatkan efisiensi dan kualitas proses pengeringan minyak pada kerupuk. Penelitian ini menggunakan metode perancangan dan pengujian alat yang memanfaatkan motor DC 12 V, sensor optocoupler, dan rotary encoder sebagai komponen utama. Sensor optocoupler dengan rotary encoder berfungsi sebagai sensor kecepatan untuk memberikan umpan balik guna mengukur dan menjaga kestabilan kecepatan motor. Kontrol kecepatan motor diterapkan untuk memastikan kecepatan tetap stabil selama proses penirisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin spinner peniris minyak ini mampu bekerja secara stabil dengan kecepatan yang terkontrol, sehingga proses pengeringan minyak menjadi lebih efisien, cepat, dan konsisten. Penggunaan mesin ini juga meningkatkan kebersihan, menjadikan kerupuk lebih sehat, dan memperpanjang masa simpan produk. Mesin spinner ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing UMKM di sektor pengolahan pangan.
IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID PADA KECEPATAN MOTOR PENGADUK MESIN PRODUKSI KITOSAN Rizki Akbar Prayogo P , Akbar; Ari Murtono; Imam Saukani
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 7 No. 1 (2025): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kohesi.v6i12.10932

Abstract

Indonesia is a country that has a larger water area than land, so its fishery products are abundant. One of the more potential products is crab. Some studies mention that the shell of the crab contains chitin which can be converted into chitosan through a deacetylation reaction. This chitosan is useful as a food preservative, supplement, anti-microbial, water purifier, anti-oxidant and fat absorber. Currently, the previous work is less effective if done in a conventional way for chitosan production which requires constant temperature stability and stirring speed. Because the viscosity quality standard in the stirring production process affects the speed that can produce an even mixing process until the resulting chitosan color becomes white or yellowish powder. Where the color of the white or yellowish powder itself is a quality parameter of chitosan. In this problem, the author tries to implement a PID control system in the chitosan stirring process. This machine uses a DC gearbox motor as the main drive and utilizes Arduino PWM to adjust the motor speed, so that the machine can be adjusted according to the user's wishes. The power window motor is used to drive the stirrer, which can be adjusted to the desired chitosan viscosity. In use, the user can enter input on the keypad. In the manufacture of this machine, the thing to be achieved can adjust the motor speed of 100 Rpm when stirring the chitosan so that the viscosity and color of the chitosan reach the desired quality standards, namely with a viscosity of 200-700cps and white or yellowish powder color parameters.
Optimasi Daya Generator Tidal Wave Turbine, Wind Turbine, dan Photovoltaic di Pantai Selatan Maharani, Wahyu Alfinda; Ari Murtono; Tundung Subali Patma
Jurnal Elektronika dan Otomasi Industri Vol. 11 No. 2 (2024): Vol. 11 No.2 (2024) : Jurnal Elkolind Vol.11, No. 2, 2024 (Juli 2024)
Publisher : Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/elkolind.v11i2.5171

Abstract

Pembangkit listrik pesisir Indonesia masih menggunakan minyak bumi. Salah satu sumber energi alternatif yang menghasilkan listrik adalah photovoltaic. Faktor yang mempengaruhi photovoltaic menghasilkan tegangan listrik adalah intensitas cahaya matahari dan temperatur. Agar tegangan listrik lebih maksimal, penelitian ini menggunakan sistem hybrid antara photovoltaic, wave turbine, dan wind turbine. Cara kerja wind turbine adalah memanfaatkan angin untuk memutar turbin dan menggerakkan generator. Sedangkan cara kerja tidal wave turbine adalah memanfaatkan arus laut untuk memutar turbin vertical axis supaya menggerakkan generator dan mengkonversinya menjadi energi listrik dengan menyimpan tegangan ke baterai aki. Tegangan photovoltaic dapat berubah sesuai intensitas sinar matahari, tegangan turbin arus laut dapat berubah sesuai arus laut, dan tegangan turbin angin dapat berubah sesuai kondisi angin. Ketika tegangan photovoltaic, turbin arus laut, dan turbin angin dibawah 12 Volt, tegangan akan dinaikkan menggunakan rangkaian boost converter. Buck converter aktif ketika tegangan mencapai lebih dari 14 Volt dan akan diturunkan hingga 13,5 Volt.