Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengaruh Ekstrak Etanol Propolis Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis pada Kultur Makrofag yang Diinfeksi Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC) Herawati, Iis; Husin, Usep A.; Sudigdoadi, Sunarjati
Majalah Kedokteran Bandung Vol 47, No 2 (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penanganan penyakit infeksi diperlukan suatu imunostimulator. Propolis adalah campuran resin yang dikumpulkan lebah dari tumbuh-tumbuhan, digunakan sebagai material isolasi sarang lebah, merupakan bahan yang berpotensi sebagai imunostimulator. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada, pada Januari–Maret 2013. Penelitian ini bertujuan menganalisis peningkatan aktivitas dan kapasitas fagositosis kultur makrofag yang diberi ekstrak etanol propolis terhadap Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC). Desain penelitian eskperimen. Ke dalam kultur makrofag yang diperoleh dari tiga orang subjek, masing-masing diberi ekstrak etanol propolis 6,25, 12,5, 25, 50, dan 100 µg/mL serta kontrol tanpa ekstrak etanol propolis. Inkubasi dilakukan satu hari. Kultur diinfeksikan EPEC selama 30 menit, diwarnai dengan Giemsa dan diamati dengan mikroskop. Persentase aktivitas fagositosis diperoleh dengan menghitung jumlah makrofag yang aktif dalam 100 makrofag. Nilai kapasitas fagositosis diperoleh dengan menghitung jumlah bakteri yang difagosit oleh 50 makrofag. Uji analysis of variance (ANOVA) menunjukkan perbedaan signifikan aktivitas maupun kapasitas fagositosis kultur makrofag yang diberi ekstrak etanol propolis dibanding dengan kontrol (p=0,000). Uji Tukey HSD pada aktivitas fagositosis menunjukkan hasil signifikan antara kontrol dan konsentrasi 6,25 µg/mL (p=0,008), sedangkan pada kapasitas fagositosis terlihat antara kontrol dan konsentrasi 12,5 µg/mL (p=0,001). Simpulan, ekstrak etanol propolis meningkatkan aktivitas dan kapasitas fagositosis kultur makrofag terhadap EPEC dengan konsentrasi minimum 12,5 µg/mL. [MKB. 2015;47(2):102–8]Kata kunci: Aktivitas fagositosis, Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC), kapasitas fagositosis, makrofag, propolis.    The Effect of Ethanolic Extract Propolis on Phagocytosis Activity and Capacity Macrophages Culture which Infected by Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC)AbstractThe use of immunostimulant for treatment infectious diseases is needed. Propolis is mixture of resin collected from plants by bees, used as an insulating material in beehives, which has potential as immunostimulant. The research was performed at Laboratory of research and integrated testing Gadjah Mada University in January−March 2013. This experimental research is amied to analyze the increase of phagocytosis activity and capacity on macrophages culture which added by propolis ethanolic extract againts Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC). The design research is experimental. Macrophage culture obtained from three subjects, individually culture supplemented with the propolis ethanolic extract 6.25, 12.5, 25, 50, and 100 µg/mL as well as control without the addition of propolis ethanolic extract. The cultures were incubated for one day. Macrophage cultures infected by EPEC for 30 minutes, stained by Giemsa and observed by microscope. Percentage of phagocytosis activity is determined by the number of active macrophages per 100 macrophages. Phagocytosis capacity value determined by counting the number of bacteria that phagocytized by 50 macrophages.  Analysis of variance (ANOVA) showed significantly different phagocytosis activity and capacity between macrophage cultures that added by propolis ethanolic extract and control (p=0.000). Tukey HSD analysis showed significantly different phagocytosis activity between control and subject with concentration 6.25 µg/mL (p=0.008) whereas on phagocytosis capacity appears between control and subject with concentration 12,5 µg/mL (p=0.001). In conclusion, propolis ethanolic extract is able to increase the phagocytosis activity and capacity of macrophages againts EPEC with minimum concentration 12.5µg/mL. [MKB. 2015;47(2):102–8] Key words: Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC), macrophage, phagocytosis activity, phagocytosiscapacity, propolis DOI: 10.15395/mkb.v47n2.460
Hubungan HbA1c dengan C-Reactive Protein Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Tipe II yang Tidak Terkontrol Khairinisa, Gina; Alamanda, CNC; Herawati, Iis; Ali, Chaidir
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i2.1122

Abstract

Abstrak Diabetes mellitus tipe 2 berkaitan dengan adanya kondisi inflamasi ringan vaskuler. Kadar tumor necrosis factor-α (TNF-α) yang meningkat berhubungan dengan sitokin dan resiko komplikasi dari diabetes melitus tipe 2. Kadar TNF-α, metabolit dari nitric oxide (NO) yang meningkat menandakan adanya disfungsi endotel pada diabetes Melitus tipe 2. Hal ini akan mengakibatkan kadar CRP pada penderita diabetes melitus tipe 2 juga meningkat. CRP merupakan indikator adanya inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan jaringan pada tubuh.Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif pada 30 orang pasien dengan kadar hemoglobin A1c (HbA1c) >6,5%. Alat yang digunakan adalah penganalisa Afinion 2 dengan metode imunoturbidimetri untuk melihat kadar CRP. Berdasarkan penelitian dilakukan menggunakan uji statistik yaitu dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan untuk nilai p = 0,026 dan r = 0,406. Uji Chi-square digunakan untuk melihat hubungan dari dua variabel, untuk melihat ada hubungan atau tidak dari penelitian yang dilakukan.  Didapatkan hasil p < 0,05 (0,026) maka artinya penelitian yang dilakukan terjadi hubungan kolerasi, dengan kekuatan hubungan nilai r =0,406 (moderat). Terdapat hubungan hemoglobin A1c (HbA1c) yang tinggi dengan peningkatan kadar CRP pada penderita diabetes melitus tipe 2 sebagai indikator adanya proses inflamasi yang terjadi akibat komplikasi kronik penyakit diabetes melitus.Disarankan penderita DM tipe 2 melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu kadar CRP kuantitatif sebagai penunjang diagnosis untuk pemeriksaan diabetes melitus tipe 2 bersama dengan pemeriksaan HbA1c. Kata Kunci : Diabetes Melitus  tipe 2, CRP, HbA1c
ANALISIS BIAYA PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN SUMBER DANA PIHAK KETIGA PADA PT. BANK MANDIRI Herawati, Iis; Marbun, Ronal
Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2022): Agustus : Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi (JEBAKU)
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jebaku.v2i2.271

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya promosi terhadap peningkatan sumber dana pihak ketiga pada PT. Bank Mandiri. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data Penelitian Pustaka (Library Research) dan Penelitian Lapang (Field research). Analisis data yang digunakan deskriptif dengan menjelaskan tentang kegiatan promosi kepada peningkatan dana pihak ketiga yang dilakukan pada PT. Bank Mandiri dan metode analisis kuantitatif untuk mencari besarnya hubungan antara promosi dengan peningkatan sumber dana pihak ketiga yang diperoleh dengan menggunakan analisis korelasi, dimana terlebih dahulu dicari persamaan garis linier sederhana. Hasil perhitungan antara biaya promosi yang dilakukan dengan peningkatan sumber dana pihak ketiga yang didapat menunjukkan adanya korelasi yang kuat, ini berarti promosi membawa pengaruh yang positif terhadap peningkatan sumber dana pihak ketiga yang didapat. Atau dapat dikatakan bahwa besarnya peningkatan sumber dana pihak ketiga dipengaruhi oleh faktor promosi dan dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan peningkatan sumber dana pihak ketiga (Y) bergantung sepenuhnya oleh biaya promosi yang dilakukan oleh perusahaan (X) dan terdapat hubungan yang positif.
WEBINAR PEMULASARAN JENAZAH COVID-19 DI LUAR FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Wasdili, Fini Ainun Qolbi; Mahargyani, Wikan -; Romlah, Sitti; Herawati, Iis; Novilla, Arina; Furqon, Ayi; Ningrum, Nining Ratna
DHARMAKARYA: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol 13, No 1 (2024): Maret, 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v13i1.40607

Abstract

Pandemi Covid 19 di Indonesia semakin meningkat, tenaga kesehatan, masyarakat dan pengurus Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) berperan dalam membantu pemulasaran jenazah. Prodi Teknologi Laboratorium Medis D-3 memfasilitasi pelaksanaan webinar pemulasaran jenazah Covid-19 untuk wilayah cimahi dan Kabupaten Bandung. Tahapan pelaksanaan terdiri dari identifikasi permasalahan pandemi Covid-19, menyusun dan mengkordinasikan kegiatan webinar, penyebaran informasi pendaftaran dan kegiatan, pelaksanaan kegiatan webinar, sesi diskusi, dan evaluasi. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemulasaran jenazah Covid-19 sebanyak 43% tidak mengetahui. Berdasarkan hasil kuesioner 96% menyatakan sangat bermanfaat dan penilaian keseluruhan kegiatan adalah 75% sangat sesuai. Di akhir acara perwakilan DKM diberikan Gown untuk membantu proses pemulasaran jenazah Covid-19.
Perbandingan Kadar Hemoglobin Menggunakan POCT (Point Care Of Testing) dengan Alat Hematology Analyzer Pada Pasien Normal dan Anemia Fauzi, Anggi; Novilla, Arina; Ningrum, Nining Ratna; Herawati, Iis
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v16i2.2329

Abstract

Di laboratorium pemeriksaan hemoglobin merupakan salah satu pemeriksaan skrining, penggunaan alat bervariasi salah satunya adalah menggunakan POCT. Alasan penggunaan alat ini karena lebih efisien dibanding hematology analyzer, seperti pengerjaannya lebih mudah karena POCT biasanya bersifat portabel, sehingga bisa digunakan di berbagai lokasi tanpa perlu membawa sampel ke laboratorium pusat sehingga POCT bisa dijadikan alternatif pada kondisi tertentu. Alat POCT biasanya lebih murah untuk dibeli awalnya karena ukurannya yang kecil dan teknologi yang lebih sederhana. Tujuan penelitian ini membandingkan kadar hemoglobin yang diukur memakai alat Point of Care Testing (POCT) dan Hematology Analyzer pada pasien dengan kondisi normal, anemia sedang, dan anemia berat. Metode yang digunakan adalah penelitian komparatif dengan desain cross sectional. Besaran sampel digunakan dalam penelitian ini adalah 40 pasien dibagi secara proporsional menjadi 20 pasien dengan kadar hemoglobin normal, 10 pasien dengan anemia sedang dan 10 pasien dengan anemia berat. Hasil penelitian rerata kadar hemoglobin kategori normal pada POCT adalah 14,37 mg/dL, sedangkan pada hematology analyzer adalah 13,95 mg/dL. Rerata kadar hemoglobin kategori anemia sedang pada POCT adalah 9,45 mg/dL, sedangkan pada hematology analyzer adalah 8,77 mg/dL. Rerata kadar hemoglobin kategori anemia berat pada POCT adalah 6,42 mg/dL, sedangkan pada hematology analyzer adalah 5,82 mg/dL. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hasil uji Independent t-test ketiga kategori didapat nilai p value >0,05 menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pengukuran kadar hemoglobin menggunakan POCT dengan hematology analyzer. Kata Kunci: Point of Care Testing, Hematology Analyzer, Anemia
Pendampingan Pembuatan Ovitrap Sebagai Upaya Pengendalian Demam Berdarah di RW 11 Kecamatan Leuwigajah, Kota Cimahi Herawati, Iis; Wasdili, Fini Ainun Qolbi; Rihibiha, Dwi Davidson; Permana, Ellsie Viendra
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 6 No 1 (2025): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v6i1.688

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan virus dengue (arbovirus) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. DBD merupakan salah satu penyakit yang dapat memicu terjadinya kejadian luar biasa (KLB) bahkan wabah dan menyebabkan kematian. Kota Cimahi termasuk salah satu wilayah endemis DBD di Jawa Barat. Salah satu cara pengendalian nyamuk Aedes aegypti yang terbukti efektif adalah penggunaan perangkap telur (ovitrap). Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan di Balai RW 11, Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi. Pemilihan lokasi ini mempertimbangkan bahwa Kelurahan Leuwigajah merupakan salah satu wilayah kasus DBD paling tinggi. Kegiatan dilakukan dari bulan Juli-Agustus 2024. Sasaran kegiatan ini adalah kader posyandu, ibu-ibu PKK, dan masyarakat setempat. Peserta yang mengikuti kegiatan berjumlah 30 orang. Kegiatan dilakukan dengan tahapan berturut-turut koordinasi dan izin pelaksanaan kegiatan kepada Ketua RW 11 Komplek Aneka Bakti Kelurahan Leuwigajah, pembuatan model ovitrap, pengisian pre-test sebelum kegiatan untuk mengukur pengetahuan, sosialisasi materi terkait DBD dan metode pengendalian DBD, pendampingan pembuatan ovitrap, dan evaluasi kegiatan. Berdasarkan hasil evaluasi, terjadi peningkatan pengetahuan pada peserta yang mengikuti pelatihan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan warga dalam mengurangi kejadian DBD di RW 11 Kelurahan Leuwigajah. Kegiatan pembelajaran serupa juga perlu terus dilaksanakan oleh petugas kesehatan kepada kader dengan konsisten.
Hubungan HbA1c dengan C-Reactive Protein Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Tipe II yang Tidak Terkontrol Khairinisa, Gina; Alamanda, CNC; Herawati, Iis; Ali, Chaidir
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i2.1122

Abstract

Abstrak Diabetes mellitus tipe 2 berkaitan dengan adanya kondisi inflamasi ringan vaskuler. Kadar tumor necrosis factor-α (TNF-α) yang meningkat berhubungan dengan sitokin dan resiko komplikasi dari diabetes melitus tipe 2. Kadar TNF-α, metabolit dari nitric oxide (NO) yang meningkat menandakan adanya disfungsi endotel pada diabetes Melitus tipe 2. Hal ini akan mengakibatkan kadar CRP pada penderita diabetes melitus tipe 2 juga meningkat. CRP merupakan indikator adanya inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan jaringan pada tubuh.Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif pada 30 orang pasien dengan kadar hemoglobin A1c (HbA1c) >6,5%. Alat yang digunakan adalah penganalisa Afinion 2 dengan metode imunoturbidimetri untuk melihat kadar CRP. Berdasarkan penelitian dilakukan menggunakan uji statistik yaitu dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan untuk nilai p = 0,026 dan r = 0,406. Uji Chi-square digunakan untuk melihat hubungan dari dua variabel, untuk melihat ada hubungan atau tidak dari penelitian yang dilakukan.  Didapatkan hasil p < 0,05 (0,026) maka artinya penelitian yang dilakukan terjadi hubungan kolerasi, dengan kekuatan hubungan nilai r =0,406 (moderat). Terdapat hubungan hemoglobin A1c (HbA1c) yang tinggi dengan peningkatan kadar CRP pada penderita diabetes melitus tipe 2 sebagai indikator adanya proses inflamasi yang terjadi akibat komplikasi kronik penyakit diabetes melitus.Disarankan penderita DM tipe 2 melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu kadar CRP kuantitatif sebagai penunjang diagnosis untuk pemeriksaan diabetes melitus tipe 2 bersama dengan pemeriksaan HbA1c. Kata Kunci : Diabetes Melitus  tipe 2, CRP, HbA1c
Perbandingan Kadar Hemoglobin Menggunakan POCT (Point Care Of Testing) dengan Alat Hematology Analyzer Pada Pasien Normal dan Anemia Fauzi, Anggi; Novilla, Arina; Ningrum, Nining Ratna; Herawati, Iis
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v16i2.2329

Abstract

Di laboratorium pemeriksaan hemoglobin merupakan salah satu pemeriksaan skrining, penggunaan alat bervariasi salah satunya adalah menggunakan POCT. Alasan penggunaan alat ini karena lebih efisien dibanding hematology analyzer, seperti pengerjaannya lebih mudah karena POCT biasanya bersifat portabel, sehingga bisa digunakan di berbagai lokasi tanpa perlu membawa sampel ke laboratorium pusat sehingga POCT bisa dijadikan alternatif pada kondisi tertentu. Alat POCT biasanya lebih murah untuk dibeli awalnya karena ukurannya yang kecil dan teknologi yang lebih sederhana. Tujuan penelitian ini membandingkan kadar hemoglobin yang diukur memakai alat Point of Care Testing (POCT) dan Hematology Analyzer pada pasien dengan kondisi normal, anemia sedang, dan anemia berat. Metode yang digunakan adalah penelitian komparatif dengan desain cross sectional. Besaran sampel digunakan dalam penelitian ini adalah 40 pasien dibagi secara proporsional menjadi 20 pasien dengan kadar hemoglobin normal, 10 pasien dengan anemia sedang dan 10 pasien dengan anemia berat. Hasil penelitian rerata kadar hemoglobin kategori normal pada POCT adalah 14,37 mg/dL, sedangkan pada hematology analyzer adalah 13,95 mg/dL. Rerata kadar hemoglobin kategori anemia sedang pada POCT adalah 9,45 mg/dL, sedangkan pada hematology analyzer adalah 8,77 mg/dL. Rerata kadar hemoglobin kategori anemia berat pada POCT adalah 6,42 mg/dL, sedangkan pada hematology analyzer adalah 5,82 mg/dL. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hasil uji Independent t-test ketiga kategori didapat nilai p value >0,05 menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pengukuran kadar hemoglobin menggunakan POCT dengan hematology analyzer. Kata Kunci: Point of Care Testing, Hematology Analyzer, Anemia
Hubungan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) terhadap Status Kesehatan Penderita Hipertensi di Klinik AMC Jakarta Utara Herawati, Iis
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 11 (2025): Volume 5 Nomor 11 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i11.19684

Abstract

ABSTRACT Hypertension is a chronic disease that can cause serious complications if not managed properly. The Chronic Disease Management Program (Prolanis) organized by BPJS Health aims to help people with hypertension control their blood pressure to improve quality of life and prevent complications. However, not many studies have evaluated the effectiveness of Prolanis on the health status of hypertensive patients at the primary health facility level such as the AMC Clinic in North Jakarta. This study aims to analyze the relationship between participation in the Prolanis program and the health status of hypertensive patients at the AMC Clinic in North Jakarta. This study used a cross-sectional design with consecutive sampling technique. The sample consisted of 174 hypertensive patients registered at AMC Clinic North Jakarta. Data were collected through questionnaires regarding participation in Prolanis and the health status of respondents. Data analysis used the Chi-Square test to determine the relationship between participation in Prolanis and the health status of hypertensive patients. The results showed that out of 174 respondents, 64.4% participated in the Prolanis program, while 35.6% did not. Respondents who participated in Prolanis had more good health status (43.1%) compared to those who did not (13.2%). Statistical analysis showed a significant relationship between participation in Prolanis and the health status of hypertensive patients (p-value = 0.002). Participation in the Prolanis program is significantly associated with the health status of patients with hypertension. This program is effective in helping manage hypertension, so it is necessary to increase public participation and awareness of the importance of Prolanis in maintaining the health of hypertensive patients. Keywords: Hypertension, Chronic Disease Management Program (Prolanis), Health Status, BPJS Health.  ABSTRAK Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak dikelola dengan baik. Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan bertujuan untuk membantu penderita hipertensi dalam mengendalikan tekanan darah mereka guna meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi. Namun, belum banyak penelitian yang mengevaluasi efektivitas Prolanis terhadap status kesehatan penderita hipertensi di tingkat fasilitas kesehatan primer seperti Klinik AMC Jakarta Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara keikutsertaan dalam program Prolanis dengan status kesehatan penderita hipertensi di Klinik AMC Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Sampel terdiri dari 174 penderita hipertensi yang terdaftar di Klinik AMC Jakarta Utara. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner mengenai keikutsertaan dalam Prolanis dan status kesehatan responden. Analisis data menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara partisipasi dalam Prolanis dengan status kesehatan penderita hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 174 responden, 64,4% mengikuti program Prolanis, sedangkan 35,6% tidak mengikuti. Responden yang mengikuti Prolanis lebih banyak memiliki status kesehatan yang baik (43,1%) dibandingkan dengan yang tidak mengikuti (13,2%). Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara keikutsertaan dalam Prolanis dengan status kesehatan penderita hipertensi (p-value = 0,002). Keikutsertaan dalam program Prolanis berhubungan secara signifikan dengan status kesehatan penderita hipertensi. Program ini efektif dalam membantu pengelolaan hipertensi, sehingga perlu ditingkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya Prolanis dalam menjaga kesehatan penderita hipertensi. Kata Kunci: Hipertensi, Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), Status Kesehatan, BPJS  Kesehatan.