Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pendidikan Seks Di SDN Kelapa Dua I Tangerang Banten “Her Body, Her Rules” Belet Lydia Ingrit; Eva Berthy Tallutondok; Magda Fiske Rumambi; Heman Pailak; Shinta Sihaloho
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v3i2.2583

Abstract

Pendidikan seksualitas seharusnya diberikan sejak dini. Anak usia 9-12 tahun sudah harus mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuhnya dan konsekuensi dari perubahan yang terjadi.  Berdasarkan hasil wawancara langsung ke dua guru di SDN Kelapa Dua I Tangerang, Banten, pihak pendidik mengatakan bahwa siswa kelas 5 dan kelas 6 sudah mulai ada ketertarikan dengan lawan jenis. Mereka mengatakan bahwa siswa belum memahami tentang perubahan-perubahan fisik yang dialaminya. Selain itu siswa yang berusia antara 11-12 tahun sudah mengalami menstruasi tapi siswa belum mengetahui tentang menstruasi dan perawatan kesehatan reproduksi. Pihak sekolah juga mengatakan bahwa pendidikan seks masih tabu untuk dibicarakan dengan orang tua sehingga berharap pendidikan seks dapat diajarkan di sekolah. Menurut informasi dari pihak sekolah untuk pendidikan seks sendiri tidak tercantum dalam kurikulum sekolah hanya merupakan bagian dari pelajaran ilmu pengetahuan alam. Oleh karena itu kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada siswa tentang pendidikan seks sejak dini dengan target sasaran siswa kelas 5 dan kelas 6 dengan topik Pendidikan Seks ”Her Body, Her Rules”. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunakan metode pretest, post test, pendidikan seks melalui video, role play, serta tanya jawab dengan total siswa yang hadir berjumlah 107 siswa. Hasil dari pretest dan posttest menunjukkan adanya kenaikan perubahan nilai dilihat dari pre test dan post test score sebesar 42.99 % . Diakhir kegiatan, siswa dapat kembali menyebutkan kembali informasi yang sudah diberikan oleh tim PkM. Selanjutnya diharapkan kegiatan PkM ini ini dapat berkesinambungan dengan mengambil topik baru yang terkait dengan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Kata kunci: Pendidikan seks, Perubahan fisik, Remaja  ABSTRACTSex education should be taught early. Children aged 9-12 years should know the changes that occur in their body and the consequences it brings. According to the teachers at SDN Kelapa Dua I Tangerang, Banten during direct interview, the teachers said that students in grade 5 and grade 6 had begun to have interest in the opposite sex.  They said that students do not fully understand the physical changes they experienced.  In addition, female students between the ages of 11-12 have experienced menstruation but they do not yet know about menstruation and reproductive health care. The school also said that sex education is still taboo to be discussed with parents so they hoped sex education can be taught in schools.  According to the school, the sex education itself is not listed in the school curriculum, it is only a part of natural science lessons.  There fore this Community Service (PkM) activity aims to provide sex education from early age to students target of grade 5 and grade 6 students on the topic of "Her Body, Her Rules".  This activity was carried out using the pretest, post test, sex education through video, role play, and question and answer with a total of 107 students present.  The results of the pretest and posttest showed an increase in changes in value seen from the pretest and post test score by 42.99%.  At the end of the activity, students can re-mention the information that has been given by the PkM team.  Furthermore, it is hoped that this PkM activity can be sustainable by taking on new topics related to health and child development. Keywords: Sex education, Physical change, Teenagers
Inovasi Media Komunikasi Reminiscence Optimalkan Fungsi Kognitif Lansia Sehat Eva Berthy Tallutondok; Sri Lanawati; Riama Marlyn Sihombing; Peggy Tahulending; Dalmirah Tjakrapawira; Dora Samaria; Suganthi J
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.821 KB)

Abstract

Pelaksanaan diseminasi hasil penelitian dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan oleh setiap dosen. Diseminasi berupa penyampaian informasi delapan faktor reminiscence: mengurangi kebosanan, mempersiapkan kematian, menemukan makna hidup, pemecahan masalah, ngobrol dengan sahabat, mempertahankan kebersamaan, pulih dari ‘kepahitan’, dan menasehati orang muda. Inovasi berupa 12 gambar cetak ukuran postcard sebagai media komunikasi bagi lansia sehat, aktif, dan produktif untuk mencegah kepikunan di masa tua. Pada gilirannya diseminasi dapat menjadi upaya promotif dan preventif kesehatan sehingga menurunkan angka prevalensi dementia di Banten. Tujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan komunikasi reminiscence melalui media gambar, sehingga terjadi aktivasi otak untuk optimalkan fungsi kognitif lansia. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan konsep, sedangkan latihan untuk praktik komunikasi, serta tanya jawab untuk mengatasi kendala selama diseminasi. Populasi (n=20) adalah lansia sehat umur 57 – 87 tahun. Hasil diketahui peserta umur 57-64 tahun (20%) lebih sedikit dibandingkan umur 65-87 tahun, tetapi seluruh peserta antusias bertanya dan terlibat praktik komunikasi reminiscence sampai tuntas. Simpulan yaitu peserta merasakan manfaat langsung aktivasi otak untuk mengingat dan menceritakan pengalaman masa lalu serta memotivasi untuk terus praktik menggunakan photo album. Kendala dapat diatasi berkat dukungan Persekutuan Kaleb Karawaci, Gereja Yesus Kristus Karawaci dan Universitas Pelita Harapan.
Screening Pada Lansia Dan Pelatihan Kader Posbindu RW 07 Wilayah Binaan Puskesmas Bencongan Indah Karawaci Tangerang Juhdeliena Juhdeliena; Riama Marlyn Sihombing; Eva Berthy Tallutondok; Triulan Agustina; John Butar-Butar
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.097 KB)

Abstract

Usia yang semakin bertambah memungkinkan seseorang untuk mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Data Riset Kesehatan tahun 2013 menuliskan bahwa hipertensi, arthritis dan diabetes mellitus masuk ke dalam sepuluh besar penyakit tidak menular pada lanjut usia (lansia), dimana hipertensi menjadi peringkat pertama, diikuti oleh arthritis dan diabetes mellitus diperingkat kelima. Efek penyakit kronis pada kehidupan lansia bervariasi tetapi umumnya kondisi ini dapat menurunkan kesejahteraan dan mengancam kemandirian mereka. Pemerintah mengharapkan lansia dapat menjadi lansia yang aktif, produktif dan mandiri dengan membentuk beberapa program yang telah dilaksanakan di masyarakat. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut maka dosen dan mahasiswa fakultas keperawatan Universitas Pelita Harapan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat selama tiga hari. Hari pertama: dari 92 peserta yang mendaftar hanya 88 peserta (95,6%) yang mengikuti pemeriksaan kesehatan. Hari kedua: dari 30 target peserta hanya 9 kader (30%) yang mengikuti training of trainer. Hari ketiga: seluruh peserta yang mendaftar mengikuti pemeriksaan bone mass density sebanyak 76 peserta (100%). Hasil kegiatan didapatkan peserta berjenis kelamin perempuan (74%), usia 45 – 59 tahun (39%) dan >59 tahun (39%), indeks massa tubuh kategori overweight (44%), tekanan darah sistolik > 140 mmHg (43%), tekanan darah diastolik 80 – 89 mmHg (68%), kadar kolesterol total peserta berada pada kategori normal (67%), kadar glukosa sewaktu sebagian besar peserta normal < 200 mg/dL (80%), kadar asam urat laki-laki sebagian besar normal (57%), kadar asam urat pada peserta perempuan >5,7 mg/dL (58%), dan terdapat perbedaan signifikan rerata nilai pengetahuan osteoporosis sebelum dan sesudah penyuluhan (p value 0,001).
Screening Kesehatan Sistem Reproduksi Perempuan Menopause Di Satu Gereja, Di Tangerang Prisca Adipertiwi Tahapary; Eva Berthy Tallutondok; Fransiska Ompusunggu; Belet Lydia Ingrit; Dwi Yulianto Nugroho
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.107 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.326

Abstract

Walaupun menopause adalah hal normal pada perempuan diatas umur 50 tahun, namun dijumpai data kecemasan menghadapi menopause pada perempuan di Tangerang Selatan. Dampaknya perempuan enggan memeriksakan kesehatan sistem reproduksi karena mempunyai persepsi tidak perlu periksa kesehatan jika tidak sakit. Fenomena tersebut juga dijumpai di salah satu gereja di Tangerang dimana setiap minggu diketahui ada perempuan sakit dan dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu perlu dilakukan screening kesehatan reproduksi pada perempuan menopause. Metode screening sistem reproduksi perempuan menopause (n=30) untuk mendeteksi peredaran darah jantung - otak, syaraf otak, kepadatan tulang, kadar gula dalam darah, organ reproduksi melalui alat Quantum Resonance Magnetic Analyzer dengan tiga kategori hasil risiko, hati-hati, dan aman. Hasil: diketahui usia ≥ 60 tahun (50%) dengan kategori ‘hati-hati’ diketahui masalah paling dominan yaitu gangguan peredaran darah di jantung - otak (96,67%), sedangkan pada kategori ‘risiko’ gangguan paling dominan yaitu ‘tingginya gula dalam darah (76.67%). Lalu hasil dilaporkan kepada dokter klinik gereja untuk memberikan rujukan ke rumah sakit. Kesimpulan: responden tersebut mempunyai kecenderungan mengalami masalah penurunan fungsi kognisi seperti cepat lupa disertai penyakit degeneratif pada lanjut usia: Diabetes Melitus, Dementia, dan Osteoporosis. Rekomendasi diperlukan literature review tentang dampak menopause terhadap kejadian penyakit degeneratif.
Pendidikan Kesehatan Pada Perempuan Menopause Tentang Screening Kesehatan Reproduksi Di Tangerang Fransiska Ompusunggu; Eva Berthy Tallutondok; Prisca Adipertiwi Tahapary; Belet Lydia Ingrit; Dwi Yulianto Nugroho
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.185 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.337

Abstract

Menopause merupakan proses berhentinya siklus menstruasi selama 12 bulan berturut-turut secara alamiah yang terjadi pada seorang perempuan. Walaupun kejadian alamiah, namun menopause dapat memengaruhi adaptasi fungsi tubuh sehingga perempuan harus mengetahui dampak menopause yang terjadi. Akan tetapi, kajian tentang menopause masih jarang dilakukan di masyarakat sehingga diperlukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pendidikan kesehatan dan screening kesehatan reproduksi pada perempuan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan perempuan tentang dampak menopause dan mau melakukan screening kesehatan reproduksi. Pelaksanaan pendidikan kesehatan ini dilakukan dengan pendekatan tanya jawab dengan partisipan usia 30-74 tahun dan belum pernah dilakukan operasi pengangkatan organ sistem reproduksi. Hasil diketahui responden sangat antusias pada diskusi awal (pre) melalui beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh peserta terkait pengalaman pribadi (11%) dan meningkat pengetahuan (22%) setelah diberikan edukasi dengan menjawab benar setiap pertanyaan selama proses edukasi. Artinya ada peningkatan pengetahuan responden dua kali lipat, tetapi tidak sejalan dengan perilaku responden melakukan screening kesehatan. Hal ini dibuktikan hanya ada (66.67%) saja yang mengikuti screening kesehatan reproduksi, sehingga disimpulkan bahwa pemberian edukasi dalam waktu singkat dan tidak berkesinambungan tidak efektif terhadap perubahan sikap dan perilaku responden untuk informasi baru.
Analisis studi empiris tentang efektivitas mindfulness-based stress reduction untuk burnout perawat di rumah sakit: Kajian literatur Sulistianingsih, Ike; Tallutondok, Eva Berthy
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1248

Abstract

Background: Burnout is a common problem experienced by hospital nurses due to high work pressure, characterized by emotional exhaustion, depersonalization, and decreased personal accomplishment. Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) is an approach proven effective in addressing work burnout. Purpose: To determine the effectiveness of mindfulness-based stress reduction on nurse burnout. Method: A literature review of 13 studies meeting all inclusion criteria and 791 studies were excluded from scientific articles published between 2020 and 2025, evaluating the effectiveness of MBSR in hospital nurses. The literature search was conducted through PubMed, ScienceDirect, ProQuest, and CINAHL, following PRISMA guidelines with search keywords tailored to Medical Subject Headings (MeSH): ("Mindfulness-Based Stress Reduction" OR "MBSR" OR "Mindfulness Intervention") AND ("Burnout" OR "Job Stress" OR "Occupational Stress") AND ("Nurse" OR "Nurses") AND ("Hospital"). Results: MBSR was consistently effective in reducing stress and burnout, as well as improving nurses' job satisfaction and quality of life. These findings suggest that MBSR is suitable for integration into nurse training as a strategy to improve psychological well-being. Conclusion: The MBSR intervention effectively reduced burnout in hospital nurses by reducing stress, anxiety, and emotional exhaustion, while improving quality of life, job satisfaction, and self-compassion. MBSR offers the advantage of flexible training, including the use of digital applications and simple methods suitable for dynamic work environments.   Keywords: Burnout; Effectiveness; Intervention; Mindfulness-Based Stress Reductio; Nurses.   Pendahuluan: Burnout merupakan masalah umum yang dialami oleh perawat di rumah sakit akibat tekanan kerja yang tinggi, ditandai dengan kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan pencapaian pribadi. Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) merupakan salah satu pendekatan yang terbukti efektif dalam mengatasi kelelahan kerja. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas mindfulness-based stress reduction terhadap burnout perawat. Metode: Tinjauan literatur terhadap 13 studi yang memenuhi semua kriteria inklusi dan 791 studi dikeluarkan dari artikel ilmiah yang diterbitkan antara tahun 2020–2025, yang mengevaluasi efektivitas MBSR pada perawat rumah sakit. Pencarian literatur dilakukan melalui PubMed, ScienceDirect, ProQuest, dan CINAHL, mengikuti pedoman PRISMA dengan kata kunci pencarian yang disesuaikan dengan Judul Subjek Medis (MeSH) yakni ("Mindfulness-Based Stress Reduction" OR "MBSR" OR "Mindfulness Intervention") AND ("Burnout" OR "Job Stress" OR "Occupational Stress") AND ("Nurse" OR "Nurses") AND ("Hospital"). Hasil: MBSR secara konsisten efektif dalam menurunkan stres atau burnout, serta meningkatkan kepuasan kerja dan kualitas hidup perawat. Temuan ini menunjukkan bahwa MBSR layak diintegrasikan dalam pelatihan perawat sebagai strategi untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis. Simpulan: Intervensi MBSR efektif menurunkan burnout pada perawat rumah sakit dengan mengurangi stres, kecemasan, dan kelelahan emosional serta meningkatkan kualitas hidup, kepuasan kerja, dan self-compassion. MBSR memiliki keunggulan berupa fleksibilitas pelatihan, termasuk penggunaan aplikasi digital dan metode sederhana yang sesuai dengan lingkungan kerja yang dinamis.   Kata Kunci: Burnout; Efektivitas; Intervensi; Mindfulness-Based Stress Reduction; Perawat.
Empowerment of Community Health Center Providers about Screening Multidimensional Frailty Tallutondok, Eva Berthy; Siswadi, Yakobus; Sitanggang, Yenni Ferawati; Octaria, Martha; Sihombing, Riama Marlyn; Iradewi, Iradewi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 11 (2025): Volume 8 No 11 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i11.22399

Abstract

ABSTRACT The increasing number of elderly people in Indonesia underscores the need for knowledge about the vulnerabilitiesand health issues affecting the elderly population. Furthermore, the lack of skills among carers and the healthcaresystem to provide adequate, preventive, and dignified care makes it essential to initiate action. The main goal is to disseminate the research results and introduce the multidimensional frailty assessment questionnaire to healthcare providers in Community Health Centres. The procedures commenced through collaboration with the Dinas Kesehatan Kota Bandung. The participatory action technique was employed to incorporate research findings into community service activity through joint planning. Two phases of the program: workshop and follow-up. Discussion, demonstration, and re-demonstration within peer groups were utilized for workshops, with site visits to obtain feedback from participants randomly. 12 Community Health Centres participated in this community service initiative. Six sites were designated for research, while six other sites are situated near Bandung Kulon. Each Community Health Centre was invited to send two representatives, including the principal and the individual responsible for geriatric polyclinics (n=24). This study utilized the Wilcoxon Signed-Rank Test and Interpretative Phenomenological Analysis. The results showed that the workshop effectively improved the knowledge and skills of most healthcare workers, with a p-value of 0.001 (<0.05). Furthermore, the follow-up phase involved exploring healthcare providers’ perspectives on the use of frailty screening for elderly patients at Community Health Centres, which yielded three main themes: Theme 1, Tools and Instruments Used in Screening; Theme 2, Challenges in the Screening Process; and Theme 3, Optimization and Adaptation of the Screening Process. This workshop demonstrated an improvement in critical thinking, problem-solving, and other cognitive skills among healthcare workers. Additionally, the perspectives of primary healthcare providers regarding the implementation of frailty screening for elderly patients at Community Health Centres emphasized the importance of multidimensional frailty assessment for elderly visitors to the centres. Keywords: Community Service Program, Knowledge, Practice, Workshop