Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

IDENTIFIKASI PERUBAHAN MORFOLOGI SEL Aeromonas hydrophila TERHADAP PAPARAN EKSTRAK DAUN MANGROVE Rizophora muconata Mikchaell Alfanov Pardamean Panjaitan; Eddy Suprayitno; Mr. Hardoko
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.806 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.6

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan morfologi sel A. hydrophilamenggunakan scanning electron microscopydan mengetahui senyawa antibakteri dari R. mucronata. Prosedur penelitian meliputi ekstraksi, uji aktivitas antibakteri, uji total fenol, SEM dan LC-MS. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas antibakteri pada ekstrak daun R.mucronatayang telah dimurnikan. Uji total fenol menunjukkan peningkatan total fenol dari ekstrak kasar sebesar 7,13 ± 0,04% menjadi 8,55 ± 0,03% dalam ekstrak fraksi metanol. Kerusakan sel A. hydrophilaakibat paparan ekstrak daun R. mucrontadiamati dengan uji SEM. Hasil uji menunjukkan bahwa ada kerusakan sel yang disebabkan oleh paparan ekstrak (pemanjangan ukuran sel, pembengkakan atau pengembungansel, dan pembentukan lubang pada permukaan dinding sel). Uji LC-MS mendeteksi chlorogenic acidterkandung dalam ekstrak R.mucronata, yang diketahui bersifat antibakteri.
KAJIAN KESEGARAN IKAN DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA MALANG Eddy Suprayitno
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 2 (2020): JFMR VOL 4. NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.02.13

Abstract

Ikan mengandung protein dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh. Produk perikanan tersebut merupakan produk yang memiliki sifat sangat mudah rusak/busuk. Hal ini terjadi karena adanya aktivitas enzim, mikroorganisme atau oksidasi oksigen. Penanganan bertujuan untuk menghambat proses penguraian jaringan tubuh (pembusukan) sehingga ikan dapat disimpan selama mungkin dalam keadaan baik. Oleh karena itu tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui tingkat kesegaran ikan di pasar tradisional dan modern di Kota Malang secara kualittaif dan kuantitatif. Adapun sampel yang digunakan yaitu ikan selar, ikan kuniran, ikan bandeng, ikan mujair dan ikan kembung. Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kesegaran ikan berdasarkan penelitian organoleptik. Sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui nilai pH ikan, hasil uji formalin dan nilai TMA untuk mengetahui tingkat kesegaran ikan. Pengujian tingkat kesegaran ikan baik di pasar tradisional maupun modern secara organoleptik masih dalam keadaan yang segar dengan ciri-ciri daging bau khas ikan, insang merah, tidak banyak lender, sisik menempel kuat, bola mata menonjol dan daging kenyal. Untuk nilai rata-rata pH ikan pada pasar tradisional dan modern yaitu sebesar 6,12. Untuk uji formalin terdapat 3 pasar dari 10 pasar yang ada di Kota Malang yang ikannya positif mengandung formalin  yaitu pasar Blimbing, Mergan dan Giant Dinoyo. Serta untuk uji TMA rerata nilai yang didapatkan yaitu 5,32 yang menunjukkan ikan dalam kondisi kurang segar.
KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK ABON IKAN TUNA (Thunnus sp.) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG Titik Dwi Sulistiyati; Jeny Ernawati Tambunan; Mr. Hardoko; Eddy Suprayitno; Bambang Budi Sasmito; Anies Chamidah; Mikchaell Alfanov Pardamean Panjaitan; Heder Djamaludin; Luh Ayu Hesa Frida Nanda Putri; Zulfia Rifka Ayu Kusuma
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 1 (2022): JFMR VOL 6 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.01.2

Abstract

Ikan tuna mengandung gizi yang tinggi yaitu protein 22,6 – 26 gram/100 gram dan lemak 0,2- 2,7 gram/100 gram dengan proporsi 50-60% bagian tubuh dapat dikonsumsi. Dengan kandungan gizi ini, ikan tuna berpotensi diolah menjadi berbagai produk olahan salah satunya adalah abon ikan. Abon ikan memiliki daya simpan (shelf-life) yang relatif lama, yaitu selama 50 hari pada suhu kamar. Namun, abon ikan masih memiliki kekurangan yakni rendahnya kadar serat. Alternatif sumber serat yang dapat ditambahkan adalah jantung pisang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf penambahan jantung pisang yaitu 20%, 25% dan 30% dengan 3 ulangan. Uji yang dilakukan adalah organoleptik untuk mengetahui tingkat kesuakaan panelis terhadap produk abon ikan. Uji organoleptik menggunakan 4 parameter yaitu penampakan, tektur, aroma dan rasa. Hasil perlakuan terbaik berdasarkan keempat parameter tersebut adalah konsentrasi penambahan jantung pisang sebanyak 25% dengan nilai kenampakan 4,067; aroma 3,956; tekstur 4,589; rasa 4,344 dan dengan penerimaan keseluruhan 4,389. Kata kunci: Abon ikan, Jantung pisang, Tuna
KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK ABON IKAN TUNA (Thunnus sp.) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG Sulistiyati, Titik Dwi; Tambunan, Jeny Ernawati; Hardoko, Mr.; Suprayitno, Eddy; Sasmito, Bambang Budi; Chamidah, Anies; Panjaitan, Mikchaell Alfanov Pardamean; Djamaludin, Heder; Putri, Luh Ayu Hesa Frida Nanda; Kusuma, Zulfia Rifka Ayu
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 6 No. 1 (2022): JFMR on April
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.01.2

Abstract

Ikan tuna mengandung gizi yang tinggi yaitu protein 22,6 – 26 gram/100 gram dan lemak 0,2- 2,7 gram/100 gram dengan proporsi 50-60% bagian tubuh dapat dikonsumsi. Dengan kandungan gizi ini, ikan tuna berpotensi diolah menjadi berbagai produk olahan salah satunya adalah abon ikan. Abon ikan memiliki daya simpan (shelf-life) yang relatif lama, yaitu selama 50 hari pada suhu kamar. Namun, abon ikan masih memiliki kekurangan yakni rendahnya kadar serat. Alternatif sumber serat yang dapat ditambahkan adalah jantung pisang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf penambahan jantung pisang yaitu 20%, 25% dan 30% dengan 3 ulangan. Uji yang dilakukan adalah organoleptik untuk mengetahui tingkat kesuakaan panelis terhadap produk abon ikan. Uji organoleptik menggunakan 4 parameter yaitu penampakan, tektur, aroma dan rasa. Hasil perlakuan terbaik berdasarkan keempat parameter tersebut adalah konsentrasi penambahan jantung pisang sebanyak 25% dengan nilai kenampakan 4,067; aroma 3,956; tekstur 4,589; rasa 4,344 dan dengan penerimaan keseluruhan 4,389. Kata kunci: Abon ikan, Jantung pisang, Tuna
KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAN FISIKO-KIMIA SE’I IKAN TUNA DENGAN PEWARNA ALAMI ANGKAK: ORGANOLEPTIC AND PHYSICO-CHEMICAL CHARACTERISTICS OF TUNA FISH WITH NATURAL DYEING ANGKAK Hardoko, Hardoko; Suprayitno, Eddy; Tambunan, Jenny E.; Lestari, Santi Dwi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR on August
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.7

Abstract

Se’i merupakan produk olahan daging asap khas NTT yang berbentuk irisan memanjang, beraroma asap cukup kuat, dan berwarna coklat sehingga terkadang kurang menarik konsumen. Dilain hal terdapat angkak sebagai pewarna alami yang aman dan sudah diterapkan berbagai produk pangan sehingga warna atau penampilan produk menjadi lebih menarik. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki performa se’i ikan tuna dengan mengaplikasikan pewarna alami  angkak. Metode penelitian yang digunakan metode eksperimen dengan perlakuan perendaman (marinasi) daging ikan tuna dalam larutan angkak dan bumbu selama 0, 6, 12, 24 jam, dan dilanjutkan dengan proses pengasapan sehingga dihasilkan se’i tuna-angkak.  Hasilnya menunjukkan bahwa se’i tuna memunyai skoring intensitas  warna merah sampai merah kecoklatan, skoring  intensitas aroma asap sedikit berasa dan beraroma asap, bertekstur agak empuk, dan berkadar air 38,67 – 55,33%. Se’i tuna-angkak yang paling disukai adalah hasil hasil marinasi selama 6 jam. Se’i tuna hasil marinasi 6 jam mempunyai nilai hedonik keseluruhan 6,6 (suka-sangat suka), nilai skoring intensitas  warna 4,4 (merah), aroma asap 3,5 (agak beraroma asap), skoring intensitas tekstur 4,2 (agak empuk), kadar air  38,67%, dan kadar peroksida 0,22 meq/Kg, serta nilai warna oHue 36,46 dengan L (lightnes) 68,47 (merah cerah).   Se'i is a processed smoked meat product typical of NTT which has the shape of long slices, has quite a strong smell of smoke, and is brown in color so that it is sometimes less attractive to consumers. On the other hand, Angkak is a natural dye that is safe and has been used in various food products so that the color or appearance of the product becomes more attractive. Therefore, a research was carried out with the aim of improving the performance of tuna se'i by applying the natural Angkak dye. The research method used was the experimental method by immersing (marinating) tuna meat in a solution of Angkak and seasonings for 0, 6, 12, 24 hours, and followed by the smoking process to produce se’i tuna Angkak. The results show that se'i tuna has a red to brownish red color intensity score, a smoke aroma intensity score with a slight taste and smell of smoke, a slightly soft texture, and a water content of 38.67 - 55.33%. The most preferred se'i tuna Angkak is the result of marination for 6 hours. Se'i tuna marinated for 6 hours has an overall hedonic value of 6.6 (likes to very much), color intensity scoring value is 4.4 (red), smoke aroma is 3.5 (slightly smells of smoke), texture intensity score is 4.2 (a bit soft), 38.67% water content, and 0.22 meq/Kg peroxide content, and oHue color value 36.46 with L (lightness) 68.47 (bright red).
PENGARUH PENAMBAHAN ANGKAK DAN SENDAWA TERHADAP KARAKTERISTIK MIKROBIOLOGI DAN FISIKOKIMIA SE’I TUNA: THE EFFECT OF ADDITIONAL ANGKAK AND SALTPETRE ON SE'I TUNA MICROBIOLOGICAL AND PHYSICOCHEMICAL CHARACTERISTICS Tambunan, Jeny Ernawati; Suprayitno, Eddy; Djamaludin, Heder; Hardoko, Hardoko; Dwi Sulistiyati, Titik; Chamidah, Anies; Yunita, Yunita; Dewi Sinta Wati
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 3 (2023): JFMR on November
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.03.3

Abstract

Ikan tuna merupakan sumber pangan hewani yang banyak dibutuhkan manusia karena kandungan proteinnya yang tinggi. Umumnya, ikan kaya akan kandungan air dan protein yang tinggi, hal ini menjadikan ikan bersifat perishable sehingga rentan mengalami kemunduran mutu. Pengasapan merupakan salah satu cara untuk mengawetkan ikan. Se’i merupakan makanan khas Indonesia-yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) diolah dan diawetkan mirip seperti ikan asap. Sendawa atau saltpetre digunakan pada pembuatan se’i sebagai penghasil warna merah, memberikan rasa yang khas, mengurangi pengerutan pada daging selama proses pengasapan dan memperpanjang umur simpan se’i. Namun, warna merah yang dihasilkan saltpetre kurang memuaskan, sehingga perlu pengembangan warna merah pada se’i yaitu dengan pemanfaatan angkak sebagai penghasil warna alami. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor yaitu lama perendaman dalam larutan campuran angkak sendawa (0,3,6 jam) dan lama penyimpanan pada suhu ruang (0,3,6,9 hari) dengan menggunakan 3 kali ulangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Perlakuan terbaik adalah perendaman pada angkak sendawa selama 6 jam dengan karakteristik TPC sebesar 3.86 log CFU/g (7.24x103 CFU/g), angka kapang khamir sebesar 1.51 log CFU/g (3.24x101 CFU/g), dan TBA sebesar 0.22 mg malondialdehid/kg.   Tuna is an animal food source that is much needed by humans because of its high protein content. Generally, fish is rich in water and high protein content, this makes the fish perishable so it is susceptible to quality deterioration. Smoking is one way to preserve fish. Se'i is a typical Indonesian food originating from East Nusa Tenggara (NTT) which is processed and preserved similar to smoked fish. Saltpetre is used in making se'i to produce a red color, give it a distinctive taste, reduce shrinkage of the meat during the smoking process and extend the shelf life of se'i. However, the red color produced by saltpetre is less than satisfactory, so it is necessary to develop the red color in se'i, namely by using Angkak as a natural color producer. This research uses an experimental method using a Factorial Completely Randomized Design (CRD) with 2 factors, namely the length of soaking in a mixed solution of slaked rice (0.3.6 hours) and the length of storage at room temperature (0.3.6.9 days) with using 3 repetitions. The research data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). The best treatment is soaking in red rice for 6 hours with TPC characteristics of 3.86 log CFU/g (7.24x103 CFU/g), yeast mold numbers of 1.51 log CFU/g (3.24x101 CFU/g), and TBA of 0.22 mg malondialdehyde. /kg.
Profil Luas Glomerulus Ginjal Tikus Wistar Jantan (Rattus Novergicus) Hipertensi yang Diberi Hidrolisat Kolagen Kulit Ikan Gabus (Channa Striata): The Profile of the Glomerular Area in Male Wistar Rat Kidneys (Rattus Novergicus) with Hypertension Given Collagen Hydrolysate from Snakehead Fish Skin (Channa Striata) Tambunan, Jeny Ernawati; Suprayitno, Eddy; Djamaludin, Heder; Kayanti, Nadila Putri Dwi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 9 No. 1 (2025): JFMR on March
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2025.009.01.12

Abstract

Kulit ikan gabus (Channa striata) memiliki kandungan kolagen sekitar 13,60% yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk nutraceutical. Hidrolisat kolagen kulit ikan gabus (Channa striata) diketahui memiliki aktivitas antihipertensi dengan aktivitas penghambatan Angiotensin Converting Enzyme (ACE) sebesar 78%. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret hingga Mei 2024 di Laboratorium Advance Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, dan Laboratorium Uji Hewan Farmakologi Universitas Brawijaya. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan jumlah sampel hewan model sebanyak 24 ekor dengan 6 level kelompok perlakuan yakni Kelompok Normal (N); Kelompok Kontrol Positif (K+); Kelompok Kontrol Negatif (K-); Kelompok Perlakuan Dosis Hidrolisat Kolagen Kulit Ikan (P1, P2, P3). Penelitian ini terdiri atas 2 tahap yakni tahap 1 dan tahap 2. Tahap 1 berupa pembuatan dan karakterisasi hidrolisat kolagen kulit ikan gabus (Channa striata) sedangkan tahap 2 berupa analisis aktivitas antihipertensi hidrolisat kolagen kulit ikan gabus (Channa striata) melalui hewan model secara in vivo. Pemberian hidrolisat kolagen kulit ikan gabus (Channa striata) dapat mencegah terjadinya peningkatan luas glomerulus ginjal hewan model serta mencegah terjadinya disfungsi endotel dan injury pada sel endotel dan podosit yang dapat mencegah terjadinya sklerotik glomerulus.   Snakehead fish skin (Channa striata) contains about 13.60% collagen, which can be utilized as a raw material for nutraceutical products. Collagen hydrolysate from snakehead fish skin (Channa striata) has been shown to have antihypertensive activity, with an Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibition activity of 78%. The research was conducted from March to May 2024 at the Advance Laboratory of the Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, the Fishery Product Engineering Laboratory of the Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, and the Pharmacological Animal Testing Laboratory of Brawijaya University. The research method used a Completely Randomized Design (CRD) with 24 animal model samples divided into 6 treatment groups: Normal Group (N), Positive Control Group (K+), Negative Control Group (K-), and Treatment Groups with Collagen Hydrolysate from Fish Skin (P1, P2, P3). This study consists of two stages: Stage 1 involves the preparation and characterization of collagen hydrolysate from snakehead fish skin (Channa striata), while Stage 2 involves analyzing the antihypertensive activity of the collagen hydrolysate from snakehead fish skin (Channa striata) in vivo using an animal model. The administration of collagen hydrolysate from snakehead fish skin (Channa striata) can prevent an increase in the glomerular area of the animal model’s kidneys, as well as prevent endothelial dysfunction and injury in endothelial and podocyte cells, which could help prevent glomerulosclerosis.
Profil Kadar Nitric Oxide (NO) dan Patologis Jantung Tikus Wistar Jantan (Rattus Novergicus) Hipertensi dengan Pemberian Hidrolisat Kolagen Kulit Ikan Gabus (Channa Striata): Profile Of Nitric Oxide (NO) Levels and Heart Pathology in Hypertensive Male Wistar Rats (Rattus Novergicus) Administered Collagen Hydrolysate from Snakehead Fish (Channa Striata) Skin Suprayitno, Eddy; Tambunan, Jeny Ernawati; Djamaludin, Heder
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 9 No. 1 (2025): JFMR on March
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2025.009.01.9

Abstract

Potensi dari aktivitas biologis pada kolagen dapat ditingkatkan salah satunya dengan cara hidrolisis enzimatis. Oleh karena itu, dilakukan pengujian hidrolisat kolegan kulit ikan gabus secara in vivo pada hewan model tikus wistar jantan dan selanjutnya dilakukan analisis kadar NO hewan model. Tujuan dari penelitian yaitu diharapkan dapat menganalisis adanya potensi dan pengaruh perbedaan level dosis pada hidrolisat kolagen kulit ikan gabus sebagai antihipertensi terhadap tekanan darah dan peningkatan kadar NO tikus wistar jantan hipertensi yang diinduksi NaCl dan Prednison. Metode penelitian ini menggunakan RAK dengan jumlah sampel 24 ekor dengan 6 level kelompok perlakuan, Kelompok Normal (N); Kelompok Kontrol Positif (K+); Kelompok Kontrol Negatif (K-); Kelompok Perlakuan Perbedaan Level Dosis Hidrolisat Kolagen kulit ikan gabus (P1,P2,P3). Penelitian terdiri dari dua tahap yakni tahap satu pembuatan dan identifikasi hidrolisat kolagen kulit ikan gabus, sedangkan tahap dua pengujian hidrolisat kolagen kulit ikan gabus melalui hewan model secara in vivo. Tahap 1 karakterisasi hidrolisat kolagen menggunakan enzim bromelin 1% diperoleh rendemen 12%, kadar protein 49,2mg/L, derajat hidrolisis 40,63%, berat molekul 15-180 kDa, dan memiliki 17 profil asam amino. Tahap 2, diperoleh hasil pengukuran tekanan darah hewan model meningkat menggunakan NaCl 2% + Prednison 1,5mg/kgBB dan menurun pada perlakuan berbeda tiap kelompok. Penelitian tahap 2 diperoleh kadar NO tertinggi oleh kelompok K+ 134,81 μmol/L, sedangkan kadar NO terendah oleh kelompok K- 38,67 μmol/L. Pemberian hidrolisat kolagen ikan gabus P3 (140 mg/200 g BB tikus) berpengaruh terhadap pengurangan kerusakan sel di area arteri pulmonalis jantung tikus wistar dan terjadinya dilatasi endotel jantung tikus wistar hingga sebesar 26 μm.   The potential biological activity of collagen can be enhanced through enzymatic hydrolysis. Therefore, this study conducted in vivo testing of snakehead fish (Channa striata) skin collagen hydrolysate on male Wistar rats and subsequently analyzed nitric oxide (NO) levels in the animal models. The aim of the study was to assess the potential and impact of different dosage levels of snakehead fish skin collagen hydrolysate as an antihypertensive agent on blood pressure and NO levels in hypertensive male Wistar rats induced with NaCl + Prednisone. The research used a completely randomized design (CRD) with 24 samples divided into six treatment groups: Normal Group (N), Positive Control Group (K+), Negative Control Group (K-), and Treatment Groups with different dosage levels of snakehead fish skin collagen hydrolysate (P1, P2, P3). The study consisted of two stages: stage 1 involved the production and identification of snakehead fish skin collagen hydrolysate, while stage 2 involved in vivo testing of the hydrolysate on animal models. In stage 1, the collagen hydrolysate was characterized using 1% bromelain enzyme, resulting in a yield of 12%, protein content of 49.2 mg/L, degree of hydrolysis 40.63%, a molecular weight range of 15–180 kDa, and profiles of 17 amino acid. In stage 2, blood pressure measurements showed an increase in the animal model induced with 2% NaCl + 1.5 mg/kg BW Prednisone, which decreased with different treatments in each group. The results of stage 2 showed that the highest NO level was found in the K+ group (134.81 μmol/L), while the lowest NO level was observed in the K- group (38.67 μmol/L). Administration of snakehead fish collagen hydrolysate P3 (140 mg/200 g BW rats) significantly reduced cellular damage in the pulmonary artery area of the heart and caused endothelial dilation in the heart of Wistar rats, reaching 26 μm.
KAJIAN KESEGARAN IKAN DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA MALANG Suprayitno, Eddy
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 4 No. 2 (2020): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.02.13

Abstract

Ikan mengandung protein dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh. Produk perikanan tersebut merupakan produk yang memiliki sifat sangat mudah rusak/busuk. Hal ini terjadi karena adanya aktivitas enzim, mikroorganisme atau oksidasi oksigen. Penanganan bertujuan untuk menghambat proses penguraian jaringan tubuh (pembusukan) sehingga ikan dapat disimpan selama mungkin dalam keadaan baik. Oleh karena itu tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui tingkat kesegaran ikan di pasar tradisional dan modern di Kota Malang secara kualittaif dan kuantitatif. Adapun sampel yang digunakan yaitu ikan selar, ikan kuniran, ikan bandeng, ikan mujair dan ikan kembung. Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kesegaran ikan berdasarkan penelitian organoleptik. Sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui nilai pH ikan, hasil uji formalin dan nilai TMA untuk mengetahui tingkat kesegaran ikan. Pengujian tingkat kesegaran ikan baik di pasar tradisional maupun modern secara organoleptik masih dalam keadaan yang segar dengan ciri-ciri daging bau khas ikan, insang merah, tidak banyak lender, sisik menempel kuat, bola mata menonjol dan daging kenyal. Untuk nilai rata-rata pH ikan pada pasar tradisional dan modern yaitu sebesar 6,12. Untuk uji formalin terdapat 3 pasar dari 10 pasar yang ada di Kota Malang yang ikannya positif mengandung formalin  yaitu pasar Blimbing, Mergan dan Giant Dinoyo. Serta untuk uji TMA rerata nilai yang didapatkan yaitu 5,32 yang menunjukkan ikan dalam kondisi kurang segar.
IDENTIFIKASI PERUBAHAN MORFOLOGI SEL Aeromonas hydrophila TERHADAP PAPARAN EKSTRAK DAUN MANGROVE Rizophora muconata Panjaitan, Mikchaell Alfanov Pardamean; Suprayitno, Eddy; Hardoko, Mr.
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 4 No. 1 (2020): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.6

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan morfologi sel A. hydrophilamenggunakan scanning electron microscopydan mengetahui senyawa antibakteri dari R. mucronata. Prosedur penelitian meliputi ekstraksi, uji aktivitas antibakteri, uji total fenol, SEM dan LC-MS. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas antibakteri pada ekstrak daun R.mucronatayang telah dimurnikan. Uji total fenol menunjukkan peningkatan total fenol dari ekstrak kasar sebesar 7,13 ± 0,04% menjadi 8,55 ± 0,03% dalam ekstrak fraksi metanol. Kerusakan sel A. hydrophilaakibat paparan ekstrak daun R. mucrontadiamati dengan uji SEM. Hasil uji menunjukkan bahwa ada kerusakan sel yang disebabkan oleh paparan ekstrak (pemanjangan ukuran sel, pembengkakan atau pengembungansel, dan pembentukan lubang pada permukaan dinding sel). Uji LC-MS mendeteksi chlorogenic acidterkandung dalam ekstrak R.mucronata, yang diketahui bersifat antibakteri.