Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Disaster risk reduction of Mount Kelud eruption based on capacity building: A case study in Kasembon District, Malang Regency Rahmawati, Dwi; Rachmawati, Turniningtyas Ayu; Prayitno, Gunawan
Sustinere: Journal of Environment and Sustainability Vol 2 No 1 (2018): pp 1 - 64 (April 2018)
Publisher : Centre for Science and Technology, IAIN Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1647.709 KB) | DOI: 10.22515/sustinere.jes.v2i1.22

Abstract

The ability to respond and recover from disasters is highly dependent on the community’s capacity. This study assessed the community’s capacity level in Kasembon District, an area that was impacted by the Mount Kelud eruption in 2014. Capacity level assessment is done by identifying pentagon asset components, covering human capital, social capital, financial capital, natural capital and physical capital. Bayem is a village with the medium capacity in spite of the low ownership of natural capital, financial capital and physical capital as it has been supported by the active participation of the community within the village organization. Pondok Agung, Kasembon, Sukosari and Pait are four villages which are almost the same with Bayem, but the involvement of the community is not as active as in Bayem. Based on the results of the research, villages that are socially active, tend to have a higher capacity.
Kesesuaian Substansi Perda Rtrw Kabupaten di Provinsi Lampung Abdullah, Mira Setiawati; Surjono, Surjono; Rachmawati, Turniningtyas Ayu
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 4, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper begins with a mandate of law (UUPR 26/2007) on the approval of the technical substance by holding ministerial affairs in the field of spatial planning before the local draft regulation (raperda) on Spatial Planning (RTRW) set to local regulations (perda). The necessity was contained in the Ministry Law (Permen PU N0. 11/ 2009). This rule is a guideline in determining the substance of the agreement on draft of Regency Spatial Planning (RTRW-Kab/Kota) and Province Spatial Planning (RTRWP). Conformity substance intended for government regulation of National Spatial Planning (PP RTRWN), local regulation (perda) RTRWP and perda RTRW-Kab/Kota established in accordance with the technical rules of the field of spatial planning to realize an integrated spatial plans and complementary to the spatial hierarchy of planning. The purpose of this research is to measure the level of substance compliance of perda RTRW-Kab againts perda RTRWP Lampung, PP RTRWN and Permen PU No.11/2009. Overall, the analysis was performed by using the comparative method, comparing substance of perda RTRW-Kab with the substance contained in perda RTRWP Lampung, and PP RTRWN as well as to compare the content of perda RTRW-Kab fit in writing systematic of Permen PU No.11/2009 to find conformity-nonconformity. The analysis technique used is content analysis or study of the content. The study shows that the level of perda RTRW-Kab conformity in Lampung province average is very high at 92.1%. Conformity with the substance of perda RTRWP Lampung and PP RTRWN is 92%, and the content according Permen PU No.11/2009 is 93%..Keywords: Level of conformity, Substance, Regency Spatial Planning.
Faktor Penghambat Penyusunan RTRW Kabupaten Pasca Ditetapkannya UU 26/2007 Tentang Penataan Ruang Rini Afridayanti; Agus Dwi Wijaksono; Turniningtyas Ayu Rachmawati
The Indonesian Green Technology Journal Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.137 KB)

Abstract

Penyusunan RTRW Kabupaten merupakan amanah dari UU 26/2007 tentang Penataan Ruang. Dalam pasal 78 ayat (4) huruf (c) menyatakan bahwa semua peraturan daerah (perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten disusun atau disesuaikan paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diberlakukan. Dalam perkembangan penyusunan RTRW kabupaten pada tahun 2010 hanya terdapat 7 atau 1,75% RTRW kabupaten yang sudah diperdakan dan hingga tahun 2015 terdapat 329 atau 82,5% perda tentang RTRW kabupaten. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa amanah UU 26/2007 belum dapat dicapai hingga saat ini. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam menghambat penyusunan RTRW kabupaten. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis Regresi Linier Berganda. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel independen yaitu biaya penyusunan (X1), luas wilayah (X2), jumlah tenaga ahli (X3), sumber biaya (X4), jenis bantuan (X5), jarak ke ibukota provinsi (X6) dan jarak ke ibukota negara (X7) memberikan pengaruh paling besar dalam menghambat penyusunan RTRW (Y). Hasil analisa menunjukkan bahwa terdapat 85% kabupaten yang diperdakan lebih dari rentang waktu 3 tahun pasca UU 26/2007 ditetapkan. Variabel yang paling berpengaruh dalam menghambat proses penyusunan RTRW adalah variabel biaya sebesar 43,6% dan variabel luas wilayah sebesar 43,7% dengan nilai signifikan lebih kecil dari tarif  nyata 5% (0,05). Kata Kunci : Faktor penghambat, Kabupaten, Penyusunan RTRW , UU 26/2007.
Analisis Resiko Bencana Sebelum dan Setelah Letusan Gunung Kelud Tahun 2014 (Studi kasus di Kecamatan Ngantang, Malang) Sitti Febriyani Syiko; Turniningtyas Ayu Rachmawati; Arief Rachmansyah
Indonesian Journal of Environment and Sustainable Development Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Graduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1361.441 KB)

Abstract

Abstrak Sebagian besar wilayah Indonesia berada pada zona the ring of fire (cincin api) sebagai akibat dari pertemuan lempeng tektonik. Di Jawa Timur terdapat 19 gunungapi, salah satunya adalah Gunung Kelud.Gunung Kelud terletak di perbatasan antara Kabupaten Malang, Kediri dan Blitar. Letusan Gunung Kelud pada Februari 2014 menyebabkan Kecamatan Ngantang terkena dampak paling parah.Material vulkanik Gunung Kelud juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur seperti jaringan jalan, jaringan air bersih dan lahan pertanian.Dampak dari letusan tersebut tidak seperti letusan sebelumnya dikarenakan aliran lahar maupun material vulkanik yang dikeluarkan mengarah pada Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang yang sebelumnya tidak diperkirakan.Penilaian resiko bencana Gunung Kelud bertujuan untuk mengetahui sebaran resiko pada kawasan terdampak sebelum dan setelah letusan pada tahun 2014 di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.Metode analisis yang digunakan yaitu skoring pada aspek kerentanan dan overlay peta untuk menghasilkan peta resiko bencana. Teknik overlay dilakukan pada peta bahaya dan peta kerentanan dengan aplikasi GIS. Hasil analisis resiko bencana Gunung Kelud sebelum letusan 2014 menyimpulkan bahwa Kecamatan Ngantang memiliki resiko rendah hingga sedang.Namun, hasil analisis resiko bencana Gunung Kelud setelah letusan menunjukkan Kecamatan Ngantang yang sebelumnya beresiko rendah menjadi resiko tinggi.Kawasan yang mempunyai resiko tinggi setelah letusan yaitu Desa Pandansari, Desa Ngantru dan Desa Pagersari.   Kata kunci:letusan gunung api, kerentanan, resiko bencana
ANALISA RISIKO BENCANA KEBAKARAN KAWASAN SEGIEMPAT TUNJUNGAN SURABAYA Mia Ulfa Januandari; Turniningtyas Ayu Rachmawati; Heru Sufianto
Jurnal Pengembangan Kota Vol 5, No 2: Desember 2017
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.084 KB) | DOI: 10.14710/jpk.5.2.149-158

Abstract

Kebakaran adalah bencana yang umum terjadi di Kota Surabaya. Kawasan Segiempat Tunjungan Surabaya merupakan kawasan dengan kepadatan bangunan, penduduk dan aktivitas yang tinggi sehingga jika terjadi kebakaran akan menyebabkan potensi besarnya korban jiwa dan kerugian materi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat risiko kebakaran di Kawasan Segiempat Tunjungan Surabaya. Analisis yang digunakan merupakan analisis risiko bencana kebakaran dengan memperhitungkan variabel bahaya, kerentanan dan kapasitas. Hasil analisis risiko bencana kebakaran terdapat 21 RT (Rukun Tetangga) dengan tingkat risiko kebakaran tinggi, 9 RT dengan tingkat risiko kebakaran sedang dan 3 RT memiliki tingkat risiko kebakaran rendah.
Motivasi Petani Mempertahankan Lahan Pertanian di Wilayah Pinggiran Kota Malang (Studi Kasus Kawasan Perkotaan Karangploso Kabupaten Malang) Baiq Rindang Aprildahani; Abdul Wahid Hasyim; Turniningtyas Ayu Rachmawati
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan) Vol. 1 No. 3 (2017): Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangu
Publisher : P4W LPPM IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.786 KB) | DOI: 10.29244/jp2wd.2017.1.3.258-269

Abstract

The needs for space to support urban activities causes the expansion of urban regions in Malang. Urban activities started moving spread from the city center to suburban areas (urban sprawl). Kawasan Perkotaan Karangploso (KPK), Kabupaten Malang is one of the suburban areas. Urban sprawl is conversion of agricultural land in the suburbs. Find out about the character of farmers and set up positive mental are step that must be taken to preserve agricultural land. This study determines the influence of agricultural social, environmental, economic and policy on the farmer motivation to preserve agricultural land. The research uses statistical methods which is structural equation modeling (SEM) type of partial least square (PLS). Based on the analysis of PLS, the policy and social variables influence the farmer motivation to preserve agricultural land in KPK. Farmers motivation to preserve agricultural land will be high if policy and social variables in good condition. If the goal is increasing the farmer motivation to preserve agricultural land, the improvement of policy and social variables should be heed and priority, especially if there is constraint in terms of cost or time. Meanwhile, the economic and environmental variables can be calculates thereafte
COMMUNITY CAPACITY IN DEALING WITH DROUGHT IN INSANA BARAT DISTRICT, NORTH CENTRAL TIMOR, EAST NUSA TENGGARA Sanit, Maria Serlince; Rachmawati, Turniningtyas Ayu; Firdausiyah, Nailah
Journal of Environmental Engineering and Sustainable Technology Vol 9, No 02 (2022)
Publisher : Directorate of Research and Community Service (DRPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jeest.2022.009.02.3

Abstract

Insana Barat Subdistrict is an area in North Central Timor Regency which is vulnerable to the dry season every year and experiences a water deficit. To reduce the risk of drought, community preparedness needs to be improved through the provision of water to deal with drought. Several efforts have been made by the government and the community to cope with drought, including the construction of dams, distribution of clean water fiber, and the existence of cropping patterns in agriculture. This study aims to determine the capacity of the people of Insana Barat  District in dealing with drought. The role of the community becomes very important because in fact the community and local organizations are the key in disaster risk reduction initiatives. The method used in this research is quantitative with a survey in Insana Barat  District with 335 respondents spread over each village. Determination of respondents in this study was done randomly. The analysis technique used is scoring and capacity calculation using the asset pentagon on the variables of human assets, social assets, natural assets, physical assets and financial/financial assets. The results showed that the people in Usapinonot Village, Unini Village, Letneo Village, Banae Village, Nifunenas Village, Subun Tualele Village, Subun Bestobe Village belonged to low capacity, Subun Village, Lapeom Village, Atmen Village and South Letneo Village were classified as medium capacity. and Oabikasi Village is included in the high classification.
ADAPTASI POLA RUANG DAN PERUBAHAN IKLIM DI KOTA MALANG Subagiyo, Aris; Alim, Mifta Nurul; Rachmawati, Turniningtyas Ayu
PANGRIPTA Vol. 2 No. 1 (2019): Pangripta Jurnal Ilmiah Kajian Perencanaan Pembangunan
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Kota Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.696 KB) | DOI: 10.58411/d70dv493

Abstract

Perubahan iklim telah dirasakan di Kota Malang, ditandai dengan adanya peningkatan suhu dalam beberapa tahun terahir. Untuk menghadapi hal tersebut, strategi pemanfaatan ruang di perkotaan, baik untuk kawasan budidaya maupun kawasan lindung, perlu dilakukan secara kreatif. Dengan kata lain, perubahan iklim dapat diadaptasi dengan perencanaan tata ruang yang baik, sehingga penelitian adaptasi pola ruang Kota Malang dalam meminimalkan dampak perubahan iklim penting dilakukan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui implementasi pola ruang Kota Malang terkait adaptasi perubahan iklim. Analisis implementasi pola ruang Kota Malang terkait perubahan iklim menggunakan analisis kemampuan dan kesesuaian lahan serta analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rencana pola ruang Kota Malang yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan yang ada ialah ±3.236,32 ha atau sebesar ±29,4% dari luas Kota Malang sedangkan berdasarkan analisis isi diketahui bahwa terdapat beberapa variabel pola ruang yang tidak sesuai dengan literatur adaptasi perubahan iklim yaitu RTH, Hutan Kota, Sempadan Sungai, Sempadan SUTT, Sempadan rel, Pertanian, Permukiman Kumuh, serta kawasan rawan dan risiko bencana. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola ruang Kota Malang belum adaptif terhadap perubahan iklim.
Eksplorasi Motivasi dan Minat Berkunjung Kembali Pada Situs Dark Tourism Pulau Lusi di Kabuapten Sidoarjo Wulandari, Mega; Hasyim, Abdul Wahid; Rachmawati, Turniningtyas Ayu; Pramaningrum, Dea Saraswati
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal ALTASIA (Agustus)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v6i2.9199

Abstract

Pulau Lusi terbentuk dari hasil endapan sedimen lumpur akibat Bencana Lusi di Kabupaten Sidoarjo tahun 2006. Wisatawan mengunjungi Pulau Lusi awalnya untuk mengenang kejadian dan melihat dampak dari Bencana Lusi. Sejalan perkembangan waktu Pulau Lusi dikembangkan menjadi salah satu ikon wisata Kabupaten Sidoarjo dengan kunjungan lebih dari 100.000 wisatawan hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis konstruk motivasi (motif pribadi, pengalaman, fisik, dan emosional) serta konstruk minat berkunjung kembali dalam mengunjungi situs dark tourism Pulau Lusi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh 143 responden. Teknik analisis yang digunakan untuk menjawab rumusan permasalahan adalah analisis PLS-SEM. Hasil penelitian menunjukkan motif emosional memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan wisatawan untuk mengunjungi Pulau Lusi. Wisatawan memiliki minat untuk berkunjung kembali yang relatif tinggi dengan nilai indikator tertinggi satisfaction ke destinasi wisata Pulau Lusi di Kabupaten Sidoarjo. Penelitian masa depan diharapkan dapat menggali atribut pariwisata lainnya, seperti persepsi wisatawan untuk memberikan pemahaman lebih komprehensif terkait potensi situs wisata Pulau Lusi.
CaCO3-Reformulated Interlocking Bricks: Physical Characterization and Their Antibacterial and Anti-Inflammatory Potential for Healthy Housing Djati, Muhammad Sasmito; Rachmawati, Turniningtyas Ayu; Anggraini, Retno; Zacoeb, Achfas; Rifa`i, Muhaimin; Minang, Bony Zulkarnaen; Kusuma, Kavana Hafil; Prima, Alex; Christina, Yuyun Ika
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol. 13 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2025.013.01.01

Abstract

Calcium carbonate (CaCO3) has many benefits for medicine, manufacturing, and nanotechnology due to its antibacterial and anti-inflammatory properties. Interlocking bricks (i-bricks) are widely used in sustainable housing for efficient air circulation and reducing humidity inside the house. If CaCO3 is mixed with interlocking brick, it can inhibit bacterial growth, leading to a healthier indoor environment. Therefore, this study aimed to investigate the physical characterization and antibacterial activity of CaCO3-reformulated i-brick, and its anti-inflammatory potential in mice infected with Salmonella typhimurium. The physical characterization of CaCO3-reformulated i-brick (F1-F10 formulas), including its density, compression, and absorption, was analyzed. The inhibitory activity of CaCO3-reformulated i-brick on S. typhimurium growth was determined using a linear regression equation between culture age and cell density values. BALB/c male mice were randomly divided into four groups (n=4): healthy mice (N), S. typhimurium-infected mice (S), S. typhimurium-infected mice treated with F6 formula (F6) and F7 formula (F7) for 7 days. After 7 days of treatment, lymphocytes were isolated to determine the relative number of TGF-beta, interleukin (IL)-10, and TNF-alpha using flow cytometry analysis. The results showed that formulas 6 and 7 of CaCO3-reformulated i-bricks exhibited optimal physical properties, including density, compression, and water absorption. These formulas also inhibited the growth of S. typhimurium. Furthermore, formulas 6 and 7 possessed anti-inflammatory effects in S. typhimurium-infected mice indicated by the high increase in IL-10 and TGF-beta production and low levels of TNF-alpha. In conclusion, CaCO3 brick formulation can inhibit the growth of S. typhimurium and exert an anti-inflammatory effect. Further investigation is needed to reveal the effect of CaCO3-reformulated i-bricks on another inflammatory marker to further elucidate its anti-inflammatory mechanism.