Claim Missing Document
Check
Articles

PRODUCTION AND POTENCY OF LOCAL RAMBUTAN AT EAST JAVA AS A CANDIDATE PHYTOPHARMACA Lestari, Sri Rahayu; Djati, Muhammad Sasmito; Rudijanto, Ahmad; Fatchiyah, Fatchiyah
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 35, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya and Indonesian Agronomic Assossiation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rambutan is a tropical fruit that grow well in Indonesia and the peel is considered as waste. Many researchers’ showed that rambutan peel contains polyphenol that could be expected to avoid obesity.  The objective of this study was to explore the increasing production of local rambutan and to identify the promising phytochemical compounds on its peel as phytopharmaca candidate against obesity. Survey was conducted on the production of rambutan, potential plantation area, and marketing. Sample of rambutan peel collected from the sub-district Kanigoro, Blitar. Phytochemical compounds were analyzed using TLC, HPLC and FT-IR. Bioassay analysis used obesity rat models. The survey result showed a mean of rambutan production increased 2,6% in 2007-2012. Average production of rambutan 70-120 kg/tree. Vegetative multiplication usually done to maintenance of rambutan quality. The main compound of  Rambutan peel  extract (RPE) is flavonoids, tannins, ellagic acid and the major functional group of CH3, aliphatic CH3, and C=O. These compounds have a potential activity against obesity.  RPE 30 mg/kgBW dose was significantly inhibit the weight gain of obese rats and reducing the adipocyte size (p<0.05).Key words: potency, production, local rambutan, blitar, obesity
Potency of Purple Yam (Dioscorea alata L) as an Immunomodulatory Agent Makiyah, Sri Nabawiyati Nurul; Djati, Muhammad Sasmito
Berkala Kedokteran Vol 14, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v14i1.4589

Abstract

Abstract: Purple yam tuber (Dioscorea alata L.) is one of tubers that has not been used optimally. One of the nutrients contained in Dioscorea species is Saponin Steroid. This paper aims to examine the potential of Steroid Saponin in purple yam tuber (Dioscorea alata L.) as an immunomodulatory agent. The method is by reviewing from various literatures. This article found that Steroid Saponin in purple yam tuber (Dioscorea alata L.) had a potency as an immunomodulatory agent. Keywords: Purple yam tuber (Dioscorea alata L), Steroid Saponin, Immunomodulatory
Perkembangan sel T CD4 dan CD62L pada Organ Spleen Mencit yang diinfeksi Salmonella typhimurium setelah pemberian Ekstrak Ethanol Daun Polyscias obtusa dan Elephantopus scaber Asif, Nida; Djati, Muhammad Sasmito
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (946.814 KB)

Abstract

Polyscias obtusa dan Elephantopus scaber merupakan tanaman yang memiliki kemampuan Immunomodulator. Penelitian menggunakan dua tanaman obat ini secara bersama diharapkan dapat diketahui manfaat sinergis antara kedua tanaman obatini. Penelitian ini dilakukan menggunakan hewan coba mencit Balb/C Musmusculus yang diinfeksi dengan bakteri Salmonella typhi (dosis 108). Treatment diberikansecara oral dari ekstrak etanol daun Tapak liman dan Kedondong laut dengan perbandingan dosis antara kedua yaitu (0%:100%; dan50%:50%) dengan dosis awal Elephantopus scaber dan Polyscias obtuse sebesar 50mg/KgBB. Pembedahan dilakukan pada hari ke-14 dan ke-18 setelah dilakukan injeksi. Sel limfosit diisolasi dari organ spleen, dianalisa dengan flowcitometry dan dianalisa hasil dengan one way ANOVA menggunakan SPSS 16.0 dan dilanjutkan uji Tukey. Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa perlakuan pemberian ekstrak etanol daun Kedondong laut dan Tapak liman menurunkan jumlah relative sel TCD4+ secara signifikan yaitu sebesar 6,29% dibandingkan kontrol positif 18,9%, dan dibandingkan dengan pemberian ekstrak daun tapak liman saja tidak menurun secara signifikan yaitu sebesar 9.22% hal tersebut menunjukkan adanya efek imunosupresan dari Tapak liman dan Kedondong laut yang diberikan bersamaan. Jumlah relative sel T CD62L+ menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan pada perlakuan pemberian ekstrak etanol daun Kedondong laut dan Tapak liman yaitu sebesar 14,19% dibandingkan kontrol yaitu 5,35%, dan menurun pada perlakuan pemberian tapak liman saja, hal ini menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanoldaun Kedondong laut dan Tapak liman mempengaruhi proliferasi sel naive
Analisa Flow Cytometry pada Subpopulasi Sel T-Limfosit Bursa Fabricius Ayam Pedaging Pasca Infeksi Salmonella typhimurium dan Pemberian Pakan Tambahan Polyscias obtusa dewi, septi utami; Djati, Mochammad Sasmito
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 5 (2013)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.004 KB)

Abstract

Tujuan penelitian  ini adalah mengetahui adanya aktivitas imunomodulator daun Polyscias obtusa pada organ bursa fabricius ayam  pedaging  yang terinfeksi bakteri Salmonella typhimurium, serta mengetahui dosis optimum penambahan daun Polyscias obtusa dalam mempengaruhi jumlah subpopulasi T-limfosit pada organ bursa fabricius ayam pedaging yang terinfeksi Salmonella typhimurium. Prosedur kerja yang dilakukan adalah konfirmasi isolat bakteri Salmonella typhimurium, pemberian daun Polyscias obtusa, infeksi bakteri Salmonella typhimurium, pembedahan, isolasi sel, analisis Flow Cytometri, analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian pakan alami dengan tambahan daun Polyscias obtusa dengan variasi dosis 0,08%, 0,16%, tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah relatif CD8+ dan B220+ pada Bursa fabricius. Sehingga, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pakan pabrik dan pakan alami dengan tambahan daun Polyscias obtusa.. Namun, pada dosis 0,26 % fase finisher terlihat peningkatan jumlah relatif sel CD4+ yang siginifikan dibandingkan fase starter. Dapat disimpulkan bahwa, dosis 0,26% merupakan dosis optimum dalam meningkatkan proses proliferasi jumlah sel CD4+ sebagai agen imunomodulator pada bursa fabricius ayam pedaging.   Kata kunci :  Ayam pedaging, bursa fabricius, flow cytometry,   Polyscias obtusa, Salmonella typhimurium typhymurium
Modulasi Sel T CD4+ dan CD8+ pada Spleen Ayam Arab Putih (Gallus turcicus) dengan Ransum yang Mengandung Daun Pepaya (Carica papaya L.) Febrianty, Herminah; Djati, Muhammad Sasmito
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.323 KB)

Abstract

ABSTRAK Usaha peternakan ayam arab (Gallus turcicus) saat ini telah berkembang pesat di Indonesia. Ayam ini memiliki berbagai macam keunggulan, salah satunya adalah produktivitas telur yang tinggi. Penggunaaan feed additive merupakan kebutuhan yang hampir tidak terpisahkan dalam pemeliharaan ayam yang umumnya berguna sebagai Antibiotic Growth Promote (AGP). Konsumsi ransum dengan feed additive sintetis dapat menyebabkan residu antibiotik di dalam hasil produksi seperti telur dan daging, karena proses ekskresi yang tidak sempurna. Daun pepaya (Carica papaya L.) yang memiliki senyawa flavonoid dan alkaloid untuk memodulasi aktivitas sistem imun. Tujuan percobaan ini untuk mengetahui pengaruh pemberian daun pepaya dalam ransum terhadap modulasi jumlah sel T CD4+ dan CD8+ pada spleen ayam arab putih. Metode penelitian diantaranya pembuatan ransum kontrol (0 %), dosis 1 (6 %) dan dosis 2 (12 %) dari daun pepaya, dengan bahan lain yaitu jagung, bekatul dan konsentrat. Pembedahan dilakukan setelah perlakuan selama 2 bulan. Sel limfosit diisolasi dari spleen dan diinkubasi dengan antibodi rat-anti-CD4+PE dan rat-anti-CD8+FITC dengan pengenceran PBS (1:100 μl), masing-masing sebanyak 50 μl, kemudian dilakukan running pada flowcytometer, selanjutnya dilakukan analisis jumlah relatif sel limfosit T CD4+ dan CD8+ menggunakan SPSS 16 for Windows dengan α=0,05. Hasil menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan tambahan daun pepaya secara signfikan dapat memodulasi jumlah relatif sel limfosit, terutama pada sel T CD4+. Perlakuan dengan kemampuan paling baik dalam meningkatkan jumlah relatif sel T CD4+ secara signifikan adalah ransum daun pepaya 6 % yakni sebesar 2,39 %, sedangkan perlakuan kontrol sebesar 0,58 % dan dosis 12 % sebesar 0,50 %. Sedangkan jumlah relatif CD8+ memiliki nilai yang tidak berbeda nyata dari semua perlakuan. Sehingga dapat dibuktikan bahwa daun pepaya mampu berperan sebagai imunomodulator dalam sistem imunitas ayam arab. Kata kunci : ayam  arab, CD4+, CD8+, daun  pepaya
Effect of Elephantopus scaber.L and Polyscias obtusa Leaf Extract for CD8+ and CD8+CD62L+ T Cell Modulation in Balb/c Mice Faizah, Nurul; Djati, Muhammad Sasmito
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.057 KB)

Abstract

Medicinal herbal is highly recommended especially for pregnant women with bacterial infection to reduce the consumption of synthetic antibiotics that are harmful to their body and also fetus. E. scaber and P. obtusa are believed to increase the number of imunocompetent cells such as CD8+ and CD8+CD62L+ T cell cause both plants have biochemical compound such as saponin and flavonoid. These plants good for immune system, but optimum dose of mixture extracts from both leaves to increase the number of CD8+ and CD8+CD62L+ T cell in mice is doesnt know yet. This study to determine effect of E. scaber and P. obtusa leaf extract by compared the number of CD8+ and CD8+CD62L+ T cell between control mice and treated mice. E. scaber and P. obtusa leaf extract can not reduce relative number of CD8+ T cells compared with control mice after 14 days treatment and 18 days. Even it show little different number but it was not significantly different, whereas the number of CD8+ decreased in K2 control mice also not significantly different than other treatments. K1 group is always show the highest number of CD8+ T cell compared to other treatments. CD8+ was decreased by increasing the doses of P. obtusa leaf extract. Key word: E. scaber, CD8+ T cell, CD8+CD62L+ T cell, P. obtusa, Salmonella typhimurium.
Efektivitas Pemberian Ekstrak Ethanol Daun Polyscias obtusa dan Elephantopus scaber terhadap Modulasi Sel T CD4+ dan CD8+ pada Mencit Bunting BALB/c Roffico, Roffico; Djati, Muhammad Sasmito
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.591 KB)

Abstract

ABSTRAK Tanaman yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai obat dalam pengobatan tradisional adalah Kedondong Laut (Polyscias obtusa) dan Tapak Liman (Elephantopus scaber. L). Tanaman ini mengandung senyawa aktif yang dapat mempengaruhi mekanisme pertahanan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efek dari ekstrak ethanol daun Polyscias obtusa dan Elephantopus scaber. L terhadap ekspresi sel T CD4+ dan CD8+ pada mencit bunting BALB/c. Hasil menunjukkan bahwa jumlah relatif sel T CD4+ dan CD8+ tidak berbeda nyata (p> 0,05) dapat diketahui dari peningkatan dan penurunan yang terjadi pada setiap perlakuan dibandingkan dengan kontrol. Hal ini berarti, rata-rata jumlah relatif sel T tidak berbeda secara nyata untuk perlakuan yang diberikan pada mencit bunting BALB/c. Berdasarkan hasil output Tukey Test dan subset yang terbentuk terlihat bahwa jumlah relatif sel T tidak berbeda nyata untuk perlakuan yang diberikan pada mencit bunting BALB/c. Hasil juga menunjukkan jumlah relatif sel T memang berbeda secara nyata (p< 0,05) untuk waktu pembedahan. Namun, setelah dilakukan Tukey Test subset yang terbentuk menunjukkan bahwa jumlah relatif sel T tidak berbeda nyata (p> 0,05) terhadap waktu pembedahan. Kenaikan dan penurunan jumlah sel T CD4+ dan CD8+, kemungkinan karena aktivitas biologis senyawa yang terkandung dalam P. obtusa yaitu panaxidol dan stiqmasterol dalam E. scaber yang dapat bertindak sebagai imunosupresan dan imunomodulasi. Dosis optimum ekstrak ethanol daun P. obtusa dan E. scaber dalam peningkatan sel limfosit belum dapat ditentukan. Kata kunci: Elephantopus scaber, limfosit, Polyscias obtusa
Analisis Mobilisasi Sel T CD4+ dan CD8+ pada Timus Ayam Pedaging Pasca Infeksi Salmonella typhimurium dan Pemberian Simplisia Polyscias obtusa Djati, Muhammad Sasmito; Rifa’i, Muhaimin; Pinca, Swastika Pinca
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.586 KB)

Abstract

Penggunaan antibiotik dalam pakan sebagai perlindungan bagi ternak dari penyakit memiliki dampak negatif yakni adanya kandungan residu sehingga diperlukan adanya bahan substitusi antibiotik. Simplisia daun kedondong laut (Polyscias obtusa) diduga mengandung senyawa flavonoid yang diduga dapat berperan sebagai agen imunomodulator dalam sistem imun seluler. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kandungan simplisia daun Polyscias obtusa dalam pakan ayam sebagai imunomodulator pada ayam yang telah diinfeksi bakteri Salmonella typhimurium, ditinjau dari profil ekspresi CD4+, CD8+ dan B220+ yang dianalisis melalui Flowcytometri. Tahapan penelitian meliputi uji konfirmasi bakteri S.typhimurium, persiapan kultur bakteri dan simplisia daun P. obtusa, infeksi bakteri secara oral 500 µl, pembuatan pakan konversi dengan perlakuan simplisia dosis 1 (0.08%), dosis 2 (0.16%) dan dosis 3 (0.26%), isolasi organ timus dan sel T-limfosit dan analisis flowcytometri. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa jumlah relatif CD4+, CD8+ dan B220+ mengalami peningkatan pada perlakuan pakan pabrik+infeksi bakteri Salmonella dan perlakuan penambahan simplisia dosis 2 (0.16%) dengan hasil yang berbeda nyata berdasarkan waktu pemberian pada jumlah relatif sel CD8+. Hal ini membuktikan bahwa simplisia daun P. obtusa memiliki kemampuan dalam memaksimalkan fungsi sistem imun.
PENGARUH POLIFENOL TEH HIJAU TERHADAP PRODUKSI TNF-A (TUMOUR NECROSIS FACTOR-A) PADA KULTUR SEL TROFOBLAS MANUSIA YANG DIPAPAR GLUKOSA TINGGI 33 Mm Aisah, Siti; Djati, Sasmito; Khotimah, Husnul
Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2010): April-September 2010
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.929 KB) | DOI: 10.22219/far.v1i1.425

Abstract

The purpose of this research was to study the effect of green tea polyphenol to TNF-á production on human trophoblast cell culture exposed by 33 mM glucose. Trophoblast culture isolated from human fetal placental tissue by sectio caessaria. Monolayer trophoblast cells that had been incubated for 3 days at 5% CO2; 37°C were divided into 2 groups: (1) normal glucose (5 mM) and (2) glucose 33 mM exposure, both divided into 2 sub groups: (a) without green tea polyphenol treatment, and (b) green tea polyphenol treatment 0,1; 0,2; and 0;4 mg/ml. Cells incubated for 3 days at 5% CO2; 37°C then analyzed cytotrophoblast cells characteristic. TNF-á level was measured by ELISA and analyzed with oneway ANOVA. Immunocytochemistry showed the number of cells that expressed TNF-á then analyzed descriptively. The results of this study showed that TNF-á level at 0,1; 0,2; and 0,4 mg/ml polyphenol were 2804,333 ñg/mL; 2513,222 ñg/ml; and 2739,889 ñg/ml respectively compared with 2739,889 ñg/mL normal glucose without polyphenol, and 2721,000 ñg/mL; 2612,111 ñg/mL; and 2566,555 ñg/mL compared with 2621,000 ñg/mL glucose 33 mM exposure without polyphenol. Number of cells that expressed TNF-á with 0,1; 0,2; and 0,4 mg/ml polyphenol treatment were 0%; 2%; and 5,5% compared with 0% normal glucose without polyphenol, and 82%; 0%; and 0% compared with 3% glucose 33 mM exposure without polyphenol. Green tea polyphenol exposure for 3 days at 0,1; 0,2; and 0,4 mg/ml didn’t significantly affect the decreasing of TNF-á production. Keywords: GDM, green tea, polyphenol, TNF-á, trophoblast
PENINGKATAN KUALITAS SPERMATOZOA PADA PROSES PEMISAHAN SPERMATOZOA DENGAN SENTRIFUGASI GRADIEN DENSITAS PERCOLL MELALUI PEMBERIAN FOSFOLIPID Rumende, Rooije R.H.; Kalim, Handono; Widodo, M Aris; Djati, Moch Sasmito
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 23, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.856 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2007.023.02.3

Abstract

The separation of X and Y spermatozoa can be conducted by using Percoll Gradient Density Centrifugation(SGDP) method. It is, easy, valid, cheap and applicable method for developing made-insemination. Although it  has often been applied in sexing the spermatozoa, it was reported  that the method had often caused damages on the spermatozoa membranes and resulted in decreasing of the spermatozoa quality. The damages of spermatozoa after SGDP  process were specifically caused by (I) the loss of seminalplasma, (II) the increase of free radicals, and (III) the collision or friction among the spermatozoa. Among the three causal factors above, the third or the physical factor is claimed to be the most important one. It was assumed that the first and the second factors can be overcome if the third one is avoided. The spermatozoa membranes consist of lipids, protein, carbohydrate, and some substances at a low rate. Thegeneral objectives of this research was to identify the influence of the phospholipids PC (Phosphatidylcholin)to spermatozoa in order to avoid the damages of the spermatozoa in the process of SGDP.
Co-Authors Achfas Zacoeb Agatha Maria Dian Kusumawati Ahmad Imron Rozuli Ahmad Rudijanto Ahmad Shobrun Jamil Ahmad Soni Ahmad Soni Ahmed Hasan Abkar Amin Setyo Leksono Aminullah, Lela - Anak Agung Gede Sugianthara Andi Rizki A, Pradana Andi Rizki Adi Pradana Andi Rizki Adi Pradana Andi Rizki Adi Pradana, Andi Rizki Anis Artiyani Annisa, Yuslinda Aris Soewondo Asfi, Nida Asyhari, Firda Nuri Aya shofiyah Aya Shofiyah Azerlyn, Defiona Rensia Naomi Bagyo Yanuwiadi Chomsa Dintasari Umi Baszary Dewi Liesnoor Setyowati Dewi Mustikaningtyas Dinia Rizqi Dwijayanti Dliyauddin, Moh Edi Widjajanto Edi Widjajanto Eko Ganis Sukoharsono Eko Puji Astuti El Baroroh, Alif Rosyidah Erin Kurnianingtyas Erly Nur Aisyah Faiza Tawati Fatchiyah Fatchiyah Gato Gato Grahadi, Rahmat Hafil Kusuma, Kavana Handono Kalim Hendra Susanto Henny Johanna Kambey Herminah Febrianty Herminah Febrianty, Herminah Hindun Habibu HUSNUL KHOTIMAH Ida Idewa Agung Willy Pramana Ika Christina, Yuyun Indriati Dwi Rahayu Izzah, Fathiyah Nurul Jamhari Jamhari Jannah, Nur Kamila, Fairuz Sarah Khodijah, Riska Amalia Kliwon Hidayat Kusuma, Kavana Hafil Kuswati Kuswati Lulut Dwi Nurmamulyosari Lulut Dwi Nurmamulyosari M Aris Widodo Mansur Ibrahim Marlita Marlita, Marlita Miasih, Dewi Sekar Minang, Bony Zulkarnaen Mohammad Rasjad Indra Muhaimin Rifa'i Muhaimin Rifa'i Muhaimin Rifa'i Muhaimin Rifa'i Muhaimin Rifa'i Muhaimin Rifa'i Muhaimin Rifa'i Muhaimin Rifa'i Muhaimin Rifa’i Muhaimin Rifai Muhaimin Rifa’i Muhaimin Rifa’i Muhaimin Rifa’i Muhammad Basyaruddin Muhammad Basyarudin Muhammad Halim Natsir Mutya Farsely Nabilah A Jatiatmaja Nabilah, Sarah Nahdah Nafisah, Wirdatun Nashi Widodo Nelwan, Ester Jeini Nida Asif Noer Hasanah Nur Hidayat Nur Jannah Nurul Faizah NURUL FAIZAH Oktavia Fitri Santika Petrus Sadsoeitoeboen Prima, Alex Putri, Nenis Try Melani Rachmawati , Hidajah Retno Anggraini Retty Ratnawati Rifa'i, Muhaimin Rifa'i, Muhaimin Rifa'i, Muhaimin - Rifa`i, Muhaimin Rifa’i, Muhaimin Rini Dwi Wahyuni Ririn Rochmawati Riska Annisa Rizki Amalia Rizqi Dwijayanti, Dinia Rochmatika, Lailiyavina Roffico Roffico Rohmah, Ilmiana Nurur Rony Irawanto Rooije R.H. Rumende Rosyadah, Nuraini Satuman Satuman septi utami dewi Shofiyah, Aya Siti Aisah SITI AISAH SN Nurul Makiyah soehartojo Hardjopranjoto Soemarno Soemarno Soemarno Soni, Ahmad Sri Andarini Sri Rahayu Sri Rahayu SRI RAHAYU Sri Rahayu Lestari Sri Wahjuningsih Sri Widyarti Sunaryono Sunaryono, Sunaryono Susanti, Winda Karina Susilo Sutiman B. Sumitro Sutiman Bambang Sumitro Swastika Pinca Pinca Swastika Pinca Pinca Syabril Ulum, Akhdiyat Syamsul Arifin Tri Eko Susilorini Turniningtyas Ayu Rachmawati Warsito Warsito Widodo Widodo Widya Ayu Prasdini Widyananda, Muhammad Hermawan Wike andre Septian Yayu Fuadah Yayu Tsamrotul Fuadah, Yayu Tsamrotul Yenny Risjani Yuli Prayitno Yuyun Ika Christina Zulfatim, Heni Sukma