Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI GEJALA NYERI DADA KARDIAKISKEMIK PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG Ika Setyo Rini; Dini Widya Ayuningtyas; Retty Ratnawati
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1516.06 KB)

Abstract

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian dan kecacatan nomor satu pada laki-laki dan perempuan di negara maju. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterlambatan dalam penanganan. Salah satu faktor tersebut yaitu ketidaktepatan pasien dalam mempersepsikan gejala nyeri dada yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi gejala nyeri dada kardiak iskemik pada pasien infark miokard akut di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling sebanyak 60 pasien (53,97+10,75 tahun) selama 2 bulan di ruang Instalasi Rawat Inap I (IRNA I). Setelah dilakukan uji Chi-square, didapatkan hasil bahwa tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor demografi. Hubungan yang signifikan ditunjukkan dari faktor risiko dislipidemia (p<0,012) dan faktor risiko riwayat keluarga (p<0,009). Berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya didapatkan hubungan yang signifikan yaitu nyeri dada sebelumnya (p<0,007) dan penyakit infark miokard sebelumnya (0,000). Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi gejala nyeri dada kardiak iskemik pada pasien infark miokard akut ditentukan secara signifikan oleh faktor risiko dilipidemia, riwayat keluarga, nyeri dada sebelumnya dan infark miokard sebelumnya.Kata kunci: demografi, faktor risiko, riwayat penyakit sebelumnya, persepsi pasien
STUDI FENOMENOLOGI: KECEMASAN KELUARGA SELAMA MENDAMPINGI KLIEN PADA FASE END OF LIFE DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA, SAWAHAN, MALANG Yuldensia Avelina; Retty Ratnawati; Retno Lestari
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.616 KB)

Abstract

Respon emosional yang paling sering dialami keluarga  selama mendampingi klien pada fase end of life  adalah kecemasan,  namun kecemasan yang dialami keluarga tersebut  masih sering terabaikan oleh petugas kesehatan yang masih berfokus pada klien. Dimana dukungan dari petugas kesehatan sangat dibutuhkan oleh keluarga sebagai salah satu sumber kekuatan selama mendampingi klien. Kecemasan keluarga apabila tidak ditangani dapat menghambat keluarga selama mendampingi klien pada fase end of life. Tujuan dari penelitian ini adalah menggali makna dari pengalaman kecemasan keluarga selama mendampingi klien pada fase end of life. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada 6 anggota keluarga yang mengalami kecemasan selama mendampingi klien pada fase end of life di rumah sakit. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan IPA dari Smith. Penelitian ini menghasilkan 8 tema yaitu selalu berpikiran negatif sehingga hati tidak tenang, takut kehilangan orang yang dicintai, memastikan klien mendapatkan perawatan yang baik, menyemangati klien dengan berbagai cara, menampung pilihan lain selain pengobatan medis, disemangati oleh petugas kesehatan agar lebih tenang, adanya dukungan sikap empati dari anggota keluarga lainnya dan kompleksitas tanggung jawab keluarga dalam mendampingi dan membiayai pengobatan. Dapat disimpulkan bahwa kecemasan yang dialami keluarga selama mendampingi klien pada fase end of life merupakan perasaan cemas akan kehilangan orang yang dicintai. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan keluarga meskipun adanya hambatan. Dukungan dari pihak lain menjadi sumber kekuatan bagi keluargaKata kunci: end of life, kecemasan, keluarga
NURSES EXPERIENCE IN IMPLEMENTING A TRIAGE ON MASS VISITATION IN THE EMERGENCY DEPARTMENT OF NGANJUK DISTRICT HOSPITAL TYPE B Agus Khoirul Fuadi; Retty Ratnawati; Tony Suharsono
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.522 KB) | DOI: 10.21776/ub.jik.2018.006.01.2

Abstract

Nganjuk district hospital is the referral hospital in Nganjuk, so the consequences that must be accepted is the potential of a patient mass visitation. Mass visitation is a condition where there are lot of patients arrived at the same time, it can be caused by various causes or diseases that came from a single factor or more. These factors include the increase number of referral patient’s arrival, the increase number of patient's arrival at its own initiative, some disaster/accident/plague victims, where they came to the emergency department with different criticalness. There is one question that is very important, which is how one nurse in that is placed in an emergency department of a hospital could perform a triage to handle a number of patients that are coming together. Of course, these conditions will bring an interesting experience to be explored by researchers. This study is a qualitative research that used an interpretative phenomenological approach. A deep interview was involving 4 triage nurses. The data were collected and analyzed by using a thematic analysis approach. The transcript of the interview results was analyzed by using a qualitative analysis, such initial codes were made in each participant's statement and it was interpreted in the form of a theme. The study resulted in four themes, namely Changed Triage Mechanism, Triage System Inadequate-yet, The Expectation of Emergency Room Policy Changing, KIE Advance Strategies. Where finally, these themes are narrowed down to one major theme namely The Spirit of Change in the Middle of Inadequate Triage System in Mass visitation. These description indicates the dynamics of triage nurses in the emergency department of Nganjuk district hospital in the form of a spirit of change in the middle of inadequate triage system that is used to handle a mass visitation.The researchers recommend further research that is directed to influence a triage system on a mass visitation towards the waiting time and mortality number in the emergency department of Nganjuk district hospital. The researchers also suggest that Nganjuk district hospital should create a Standard Operating Procedure (SOP) for the triage system to handle a mass visitation. Keyword : Triage, mass visitation
STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DALAM MERAWAT PASIEN TERLANTAR PADA FASE END OF LIFE DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Maria Imaculata Ose; Retty Ratnawati; Retno Lestari
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.616 KB)

Abstract

Pasien terlantar dalam keadaan kritis yang memasuki fase End of Life  sering dirawat di IGD. Kondisi tanpa ada keluarga yang mendampingi dan lingkungan IGD yang sibuk dan bising menjadi hambatan juga tantangan dalam perawatan End of Life. Perawatan pasien terlantar dalam tahap End of Life membutuhkan penanganan yang bertujuan memberikan rasa nyaman, ketenangan, kedekatan dukungan  social. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam merawat pasien terlantar dalam fase End of Life di ruang IGD RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Desain penelitian dengan metode kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi interpretif,  yang melibatkan 7 perawat IGD. Data dikumpulkan melalui Indepth interview dan dianalisis dengan menggunakan analisa tematik Braun & Clark. Hasil penelitian  menghasilkan 7 tema yaitu 1. merasakan hati tersentuh pada pasien terlantar menjelang ajal    2. Tidak membedakan perlakuan pada pasien terlantar  dengan pasien lain yang menjelang ajal 3. Menghargai harkat dan martabat pasien  4. Memilih perawatan suportif sebagai tindakan terbaik  5. Terpaksa meninggalkan pasien tanpa pendampingan spritual 6. Mengalami konflik dalam menempatkan  pasien terlantar yang menjelang ajal  7. Mengharapkan situasi lingkungan kerja yang mendukung. Kesimpulan adalah perawat bersikap profesional, menghormati harkat dan martabat dalam memberikan perawatan tanpa membedakan perlakuan dengan pasien lain yang menjelang ajal. Perasaan hati yang tersentuh muncul saat merawat pasien terlantar yang menjelang ajal tanpa didampingi keluarga. Perawatan End of Life lebih berfokus pada perawatan suportif, sedangkan dukungan spiritual tidak dapat diberikan di IGD karena karakteristik lingkungan yang sibuk dan lebih memprioritaskan pasien kritis. Hal ini menimbulkan konflik dan dilema bagi perawat sehingga diperlukan adanya ruangan khusus dan tim kerohanian untuk menyiapkan kematian yang damai dan bermartabat.Kata Kunci: Pasien terlantar, End of Life, Perawatan Gawat Darurat. 
FENOMENOLOGI : PENGALAMAN CARING PERAWAT PADA PASIEN TRAUMA DENGAN KONDISI KRITIS (P1) DI IGD RSUD TARAKAN-KALIMANTAN UTARA Merry Januar Firstiana; Retty Ratnawati; Retno Lestari
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1538.51 KB)

Abstract

Kondisi pasien yang mengalami trauma berat secara umum berada dalam kondisi kritis dan memerlukan pertolongan segera. Sehingga caring menjadi tanggung jawab setiap perawat dalam melakukan tindakan keperawatan kepada pasien. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi makna caring perawat pada pasien trauma dengan kondisi kritis (P1) di IGD RSUD Tarakan – Kalimantan Utara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif yang menekankan pada interpretasi dan memahami makna. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) berdasarkan pertanyaan semi terstruktur yang bersifat terbuka (open ended question). Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa hermeunetik dari Diecklemann. Partisipan penelitian ini ada delapan orang perawat yang diambil melalui purposive sampling dan menghasilkan sembilan tema meliputi: niat menolong dari hati, komunikasi sebagai kunci kepercayaan, penjelasan berkaitan segala hal tentang pasien agar keluarga siap, dukungan spiritual kepada keluarga menurunkan kecemasan, peduli mendengar keluh kesah pasien dan keluarga, mengalami perubahan emosi, cepat merespon dan memilah kondisi pasien, upaya maksimal perawat melakukan tindakan yang terbaik, dan mementingkan kehadiran keluarga agar bisa memberikan semangat pasien. Pemahaman terhadap nilai caring yang diterapkan perawat pada pasien trauma dapat memberikan pengaruh besar terhadap kondisi selanjutnya. Oleh karena itu perawat harus dapat bersikap profesional dengan segala hal yang terjadi selama merawat pasien. Perawat harus memiliki niat kuat yang ditanamkan dalam dirinya untuk memberikan pertolongan sebagai upaya untuk menghasilkan perawatan yang terbaik dan berkualitas kepada pasien. Sehingga pihak rumah sakit harus memaksimalkan peran dan fungsi perawat IGD pada saat memberikan pelayanan kepada pasien.Kata kunci : fenomenologi, caring, perawat, trauma, kondisi kritis.  
STUDI FENOMENOLOGI : PENGALAMAN PERAWAT TERKAIT KETIDAKBERHASILAN RESUSITASI PADA NEONATAL DENGAN ASFIKSIA DI RUANG NEONATUS RSUD DR. R. SOEDJONO SELONG LOMBOK TIMUR Rita Rinjani Mekka; Retty Ratnawati; Septi Dewi Rachmawati
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.616 KB)

Abstract

Asfiksia masih menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian neonatal di RSUD Dr. R Soedjono Selong Lombok Timur. Ketidakberhasilan suatu tindakan resusitasi yang menyebabkan kematian neonatus melibatkan kondisi yang kompleks dan memberikan dampak secara psikologis yang merupakan stressor tersendiri bagi perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat terkait ketidakberhasilan resusitasi pada neonatal dengan asfiksia di ruang neonatus RSUD Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur. Desain penelitian yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif yang melibatkan 7 orang perawat ruang neonatus yang pernah mengalami ketidakberhasilan resusitasi pada neonatal asfiksia. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis berdasarkan pendekatan  analisa tematik Braun & Clarke. Penelitian menghasilkan 8 tema yaitu memahami kondisi kegawatanpada neonatus  yang membutuhkan tindakan resusitasi segera, melakukan resusitasi dengan kesadaran akan keterbatasan yang dimiliki, mengalami dilema dengan adanya kehadiran keluarga,  merasakan ketidaktentraman hati karena kegagalan resusitasi, berupaya meringankan beban pikiran, mengembalikan semua permasalahan kepada Tuhan, menerima kegagalan sebagai bagian dari pembelajaran, dan menginginkan peningkatan kualitas pelayanan pada kegawatan neonatus. Dapat disimpulkan bahwa perawat memahami kondisi kegawatan pada neonatus dengan asfiksia dan  melakukan tindakan resusitasi segera walaupun sadar akan keterbatasan kompetensi  dan peralatan yang dimiliki serta hambatan yang timbul dari kehadiran keluarga pasien. Ketidakberhasilan resusitasi menyebabkan stressor dan mepengaruhi psikologis perawat. Strategi perawat untuk mengatasi permasalah tersebut dengan mekanisme koping yang konstruktif  sehingga perawat dapat mengambil hikmah dibalik kegagalan. Dukungan dari manajemen terkait peningkatan sumber daya manusia, dan pemberian dukugan serta penyediaan fasilitas resusitasi yang memadai dibutuhkan guna mengurangi kejadian ketidakberhasilan resusitasi pada neonatal dengan asfiksia di masa yang akan datang.Kata Kunci: Pengalaman perawat, ketidakberhasilan resusitasi neonatal, asfiksia
PENGALAMAN ISTRI TENTARA (TNI-AD) YANG TINGGAL DI BATALYON SAAT SUAMI BERTUGAS DI DAERAH RAWAN KONFLIK Fransiska Erna Damayanti; Retty Ratnawati; Fransiska Imavike Fevriasanty
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.02 KB)

Abstract

Peran seorang istri Tentara Nasional Indonesia sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan suami dalam menjalankan tugas. Istri selalu siap mendukung suami meraka. Tekanan kehidupan militer secara tidak langsung dapat dapat menyebabkan terjadinya masalah mental atau psikologis pada keluarga tentara. Tujuan Penelitian ini menggali makna dari pengalaman istri tentara (TNI-AD) yang tinggal dibatalyon saat suami bertugas didaerah rawan konflik. Desain Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada 6 partisipan yaitu istri  tentara yang sesuai dengan kriteria penelitian. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan IPA (Interpretive Phenomenological Analysis). Penelitian ini menghasilkan 7 tema yaitu Gundah mendengar suami ditugaskan, memahami Penugasan suami, Merasa bangga namun khawatir saat suami bertugas, Menghadapi duka nestapa sebagai istri tentara, Kesulitan menggantikan peran ayah dalam merawat anak, Mendapat perlindungan keamanan dari Batalyon, dan  Beradaptasi pada kondisi sulit. Menyediakan fasilitas pemenuhan kebutuhan Psikologis atau kejiwaan,  yang dapat meningkatkan kesejahteraan batin dari para istri yang dengan memberikan pembekalan dan motivasi tentang bagaimana mengupayakan sehat jiwa Kata kunci: istri tentara,suami bertugas, daerah rawan konflik, pengorbanan
THE EXPERIENCE OF TEMS NURSES IN HANDLING TRAFFIC ACCIDENT VICTIMS IN RSUD DR. ISKAK TULUNGAGUNG Maria Wisnu Kanita; Retty Ratnawati; Retno Lestari
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.439 KB) | DOI: 10.21776/ub.jik.2018.006.01.7

Abstract

Emergency Medical Services (EMS) in Indonesia has not been developed comprehensively. EMS service that has been running is in RSUD dr. Iskak Tulungagung named Tulungagung Emergency Medical Services (TEMS) with the most incident call are traffic accidents. Nurses experienced some obstacles when handling the traffic accident victims which made it cannot be done optimally. This study aims to explore the experience of nurses in conducting EMS on the handling of traffic accident victims in RSUD dr. Iskak Tulungagung. The research was using qualitative method with interpretive phenomenology approach by using data analysis process based on Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Nine themes were obtained from 9 participants: 1) Assuming the importance of providing the best treatment, 2) Encourage team cohesiveness to facilitate handling, 3) Feel the contradictions in the self when dealing with victims, 4) Feeling the emergence of spirit in self, 5) Serving with wholeheartedly embodied with the priority of the victim, 6) Experiencing poor acceptance from the community, 7) Experiencing the limited, 8) Craving accurate service by a competent team, and 9) Feeling increasing public trust who knowing TEMS. Establishing EMS from the beginning to the current process, based on the awareness of the nurse and the relevant parties regarding the appropriate and best handling of traffic accident victims to achieve patient safety. Regular evaluation is needed from all related parties and education for community for handling of traffic accident victims in EMS service so it can be given maximally by the nurse.
DIFFERENCES EFFECT OF PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION THERAPY AND SUPPORTIVE THERAPY ON PARENTS ANXIETY WITH CHILDREN HOSPITALIZATION AT RSUD.DR.R.SOEDJONO SELONG EAST LOMBOK Farida Maemunah Martiningsih; Retty Ratnawati; Asti Melani Astari
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.439 KB) | DOI: 10.21776/ub.jik.2018.006.01.5

Abstract

Hospitalization is an issue that is not expected by everyone, especially children, because they have to undergo some procedure of action and examination. This problem causes anxiety and stress for parents, one of which is marked by muscle tension. This problem can be overcome by nursing actions using Progressive Muscle Relaxation Therapy and Supportive Therapy. The study aims to distinguish the influence of Progressive Muscle Relaxation Therapy and Supportive Therapy in reducing the anxiety parents with children undergoing hospitalization. The research applied quantitative approach with Quasi experimental pre post test, the number of respondents 25 pairs of parent each group, using purposive sampling technique. The research location at RSUD.Dr.R.Soedjono Selong, East Lombok regency on August to October 2017. Based on the result of the study showed decrease of anxiety score the Progressive Muscle Relaxation Therapy was lower than Supportive Therapy, which was 6.30 < 10.44, and t value was 0.000. The used of Progressive Muscle Relaxation Therapy was significant which p value was 0.000. The conclusion of the study results There was a difference in effect between Progressive Muscle Relaxation Therapy and Supportive Therapy in lowering parental anxiety levels, with the results of Progressive Muscle Relaxation Therapy is better to lower parental anxiety than Suportive Therapy. Further research needs to be developed modification of Progressive Muscle Relaxation Therapy versus Supportive Therapy in other groups. 
Teh hijau meningkatkan jumlah sel epitel tuba fallopi dan endometrium tikus dipapar sipermetrin Lia Sawitri; Ririn Handayani; Eviana Norahmawati; Sri Winarsih; Retty Ratnawati
Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah Vol 14, No 2 (2018): Desember
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.517 KB) | DOI: 10.31101/jkk.750

Abstract

Sipermetrin adalah pestisida golongan insektisida, yang dapat mempengaruhi organ reproduksi hingga menyebabkan infertil. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh teh hijau terhadap jumlah sel epitel tuba fallopi dan endometrium tikus yang dipapar sipermetrin.  Ekstrak teh hijau merupakan hasil maserasi larutan etanol 96%. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan 25 ekor tikus betina dewasa. Hasil penelitian menunjukkan kelompok kontrol positif memiliki jumlah sel epitel yang paling sedikit, sedangkan kontrol negatif memiliki jumlah sel epitel yang paling banyak. Kelompok perlakuan menunjukkan bahwa P3 dengan dosis teh hijau paling tinggi menunjukan jumlah sel epitel yang paling banyak namun tidak berbeda signifikan dengan kontrol negatif.