Menstrual pain (dysmenorhoe) is a common problem experienced by young women and can interfere with their daily activities. Lack of knowledge about proper treatment, especially nonpharmacological methods such as acupressure, leads to high visits to health facilities to address this pain. Therefore, effective education is needed so that adolescents are able to apply acupressure techniques independently to reduce menstrual pain. The implementation of this service activity includes counseling on acupressure at SMPN 3 Tanjung Palas Utara, which is supported by the presentation of material through presentation media and practical demonstrations. Evaluation was carried out using pre-test and post-test questionnaires to measure the increase in participants' knowledge. The expected result is to increase the knowledge and application of acupressure independently by adolescents, so as to reduce the need for visits to health centers due to dysminorhoe. Through this activity, it is hoped that adolescents' knowledge about non-pharmacological menstrual pain management can develop, support their reproductive health, and reduce the burden on public health facilities. Abstrak Abstrak Nyeri haid (dismenorhoe) merupakan masalah umum yang dialami oleh remaja putri dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari mereka. Kurangnya pengetahuan tentang penanganan yang tepat, terutama metode nonfarmakologi seperti akupresur, menyebabkan tingginya kunjungan ke fasilitas kesehatan untuk mengatasi nyeri ini. Oleh karena itu, diperlukan edukasi yang efektif agar remaja mampu menerapkan teknik akupresur secara mandiri untuk mengurangi nyeri haid. Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini meliputi penyuluhan tentang akupresur di SMPN 3 Tanjung Palas Utara, yang didukung oleh penyajian materi melalui media presentasi dan demonstrasi praktek. Evaluasi dilakukan menggunakan kuisioner pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta. Hasil yang diharapkan adalah meningkatkan pengetahuan dan penerapan akupresur secara mandiri oleh remaja, sehingga dapat menurunkan kebutuhan kunjungan ke puskesmas akibat disminorhoe. Melalui kegiatan ini, diharapkan pengetahuan remaja tentang penanganan nyeri haid nonfarmakologis dapat berkembang, mendukung kesehatan reproduksi mereka, dan mengurangi beban fasilitas kesehatan masyarakat.