Demokratisasi menjadi fenomena penting dalam politik dunia sejak berakhirnya Perang Dingin. Pendapatyang berkembang mengatakan bahwa demokratisasi tidak hanya menjamin hak-hak sipil, tetapi juga menunjangkeamanan dan perdamaian internasional. Masalahnya, banyak negara di dunia yang masih mengadopsi sistemotoritarianisme yang tidak menjamin hak-hak sipil meskipun politik di negara-negara tersebut relatif tidak adagejolak. Walaupun demikian, sistem politik yang ideal adalah sistem politik yang stabil sekaligus terbuka. Artikelini meyoroti teori ‘Kurva J’ yang menawarkan penjelasan tentang dinamika politik suatu negara dan menyediakanrekomendasi kebijakan kepada negara besar untuk mendorong demokratisasi di negara otoriter. Strategi mendorongperubahan politik menuju demokrasi adalah dengan memperkuat pelembagaan politik. Pelembagaan politik sangatpenting agar terhindar dari jebakan ketidakstabilan selama menempuh proses demokratisasi. Artikel ini berpendapatbahwa teori ‘Kurva J’ sangat mendukung agenda politik luar negeri Amerika. Teori ‘Kurva J’ menyarankan supaya Amerika lebih mengedepankan cara-cara pelembagaan politik ketimbang intervensi militer dalam mengakhiri otoritarianisme. Keterlibatan Amerika dalam proses demokratisasi di Indonesia mencerminkan penerapan teori ‘Kurva J’.Kata kunci; teori ‘Kurva J’, otoritarianisme, demokratisasi, pelembagaan politik